Games gratis untuk windows

ERP Hendrik Hutabarat - Pertani UP Kabanjahe

http://dwn.so/v/DS2CD45419

ERP-Hendrik Hutabarat-Pertani Up Kabanjahe

Bintang kecil sedang menari

Bintang kecil sedang menari

Mivo TV

TV Channel

wisata keluarga ke Parapat

Komputerisasi Akuntansi Dengan Microsoft Dynamics Ax 2009 Erp

Daftar Isi Komputerisasi Akuntansi Dengan Microsoft Dynamics Ax 2009 Erp

Selasa, 19 Juni 2012

Selasa, 22 November 2011

BUDIDAYA IKAN GURAMI Saya ingin membagi pengalaman dalam beternak ikan Gurami. Karena saya mulai dari nol besar, tiba-tiba harus menghadapi kenyataan bahwa ada suatu bidang usaha yang berbeda dengan bidang usaha sebelumnya. Betapa tidak, hampir 20 tahun saya bekerja di sebuah perusahaan jasa tiba-tiba saya harus bergelut dan melayani mahluk bernama ikan Gurami. Padahal yang lulusan sekolah spesial ikan-pun banyak yang menyimpang kearah jalan yang “tidak sesat”. Lokasi saya beternak ada di daerah Citayam, Bogor, tempat dimana para petani beternak ikan mulai dari Gurami, Lele, Mas, Tawes, Patin, Nila dan segala macam ikan. Petani-petani sederhana sampai kaya raya ini patut diberi acungan jempol sebagai Universitas Perjuangan Hidup. Cuma waktu itu krisis moneter melanda para penduduk. Banyak peternak yang bangkrut lalu pindah haluan. Celah ini saya manfaatkan sehingga saya bisa memilih peternak yang masih bertahan, dan biasanya yang teruji kualitas kepakarannya. Segi positif lainnya, gurame adalah vegetarian, sehingga makanan utamanya sejenis daul keladi, di jabar- namanya “sente” banyak tersedia, kami tinggal meminta ijin pemiliknya untuk ikut membersihkan halaman kebunnya. Namun sayang, ketika saya mencari informasi di Website, ternyata minim sekali informasi yang saya dapatkan. Saya mencoba mencari dengan search engine dengan mengombinasikan kata “gourami” menjadi “gurami”. Salah-salah saya malahan dapat software Gourami yang tidak ada hubungannya dengan ikan Gurami. Lalu saya mulai baca buku-buka dalam bahasa Indonesia, waw buku pertama menarik, tetapi ketika mulai baca buku yang lain, mulai bingung sebab satu sama lain kadang-kadang berbeda. Tapi perbedaan itulah kekuatan. Ikutan bahasa para politisi kita. Secara kebetulan ada kolam seluas 400 meter persegi yang sudah “ditinggalkan” oleh pengelolanya terdahulu. Alasannya harga ikan yang jatuh, banyak penyakit menyerang, di jarah orang jahat, tertipu dan banyak lain alasan yang membuat saya berfikir dua tiga kali untuk terjun ke area per guramian. Saya harus cari alasan yang tidak ada hubungannya dengan perikanan. Di rumah sangat sederhana tempat kami menginap, Saya dapatkan, seorang bapak muda dengan dengan isteri berumur 16 tahun dan anak bayinya, seorang ibu dengan cucunya yang semuanya semula bergantung hidup dari kolam ini. Tekad saya semakin kuat, saya akan terjun ke dunia perikanan. Lagian, kalau kontrak dengan maha kuasa sudah dijalani 47 tahun tetapi kontrak dengan perusahaan tingal bisa dihitung dengan kedua jari. Mulailah tabungan di ATM di dodol, dengan rasa was-was, kalau ini gagal juga habislah awak, tapi mudah-mudahan tidak dedel duwel. Kolam sudah tersedia ada, air lumayan banyak, tinggal cari benih ikan dari petani setempat. Ah kebetulan kami berkenalan dengan seorang pemuda bernama Abel, yang belakangan ini mepet terus kepada kami. Abel tinggal dengan neneknya yang juga rumah kami berdekatan. Abel inilah yang mengatakan bahwa janganlah karena panen sekali gagal lalu stop jadi petani. Orang naik sepeda juga bisa jatoh, katanya. Menyiapkan KOLAM IKAN, saya bingung setengah mampus (maafkan bahasa saya ikutan para ABG), kolam is kolam, end of story. Isi air yang banyak, masukkan ikan, sama halnya seperti memasukkan ikan di akuarium atau bak mandi kita sehari-hari. Buku saya baca lagi, learning by doing kata orang Inggris. Kolam harus dekat rumah, maksudnya mudah pengawasannya. Terutama sekali itu lho, ngintipin ikan gurame berahi, dengan harapan kita mendapatkan banyak telur yang kemudian menetas menjadi “gonada”- baby gourami. Oooo itu…. Oh masih banyak lagi, selain manusia jahil, banyak musuh ikan yang lain, binatang sejenis lingsang, burung blekok, burung elang, ular, bahkan kodok budug-pun menjadi musuh sang Gurami. Kalau anda menonton filem discover, anda bilang “oh itu hukum alam, mereka musti memangsa binatang lainnya, agar mereka hidup”. tapi dalam perikanan its totally different things!. Anda tidak akan membiarkan terjadi, biarlah hukum alam terjadi, tapi jangan disini, di balongku, di tebatku. Mula-mula kolam dipaculi dan dibentuk pematang-pematang yang berbentuk trapesium. Bentuk trapesium sudah diterima masyarakat luas, maksudnyamassa air biasanya lebih menekan dibagian bawah daripada bagian atas. Apalagi dibagian bawah sering longsor, dilubangi oleh belut, lele, kepiting nakal dan bandelnya minta ampuun. Kemiringan kaki trapesium biasanya 45 derajat, kata Zulkifli Jangkaru, tapi pak Slamet Soeseno bilang lain lagi. Bagian luar boleh tegak lurus, bagian dalam agak landai 1: 1,5 atau 1:1,75 Kolam-kolam kita nantinya akan diisi air sampai 60 cm. Jadi dengan pematang, bibir tegalan maka paling tidak 80-90 cm dianggap cukup ideal. Setelah tanah di cangkuli, biasanya dibiarkan kering sampai retak-retak, biar kalau ada hama pengganggu ikut mati kepanasan. Tapi Kalau ternyata masih ada yang staminanya kuat, dibantu dengan pemberian “cengkaling” sejenis kapur beracun, yang disebarkan disudut dan penjuru kolam. Biasanya belut, udang, kepiting pada kepanasan dan keluar untuk ditangkap para petani dan dibantai seperti layaknya dukun santet. Kolam kemudian didiisi air, dibiarkan semalaman agar racu-racun “cengkaling” nya luntur kehebatannya lantaran mengendap. Kemudian air dibuang dan kolam dikeringkan sekali lagi. Maka kolam siap dipergunakan. Air umumnya berlimpah, tetapi mengingat sistem pengairan kita dasarnya dalah gotong royong, maka kerja sama dengan penduduk setempat yang sesama petani harus terjaga. Kapan pembagian air, kapan kita harus menahan diri. Semua tidak tertulis dibuku, tetapi dijalankan secara turun temurun. Peternak harus mau “siskamlong”, sistem keamanan pengairan balong, modalnya lampu senter dan sebungkus rokok serta komunikasi. Kalau air sudah masuk, harus di saring agar supaya ikan gabus, lele, kepiting, kodok budug, udang bisa masuk kedalam kolam kita. Biasanya dipipa pralon para petani memasang saringan (sosok) yang terbuat dari anyaman bambu. Air ditunggu sampai tingginya 60 cm, baru sisanya dialirkan ketempat lain atau ke parit pembuangan. Secara teori, ikan gurami menyukai air dengan kadar keasaman 6,5 sampai 7.0 dan suhu air 24-28 derajat Celcius. Di habitatnya, gurami hidup di rawa-rawa, ini bisa dilihat bahwa gerakan Gurami umumnya vertikal. Anggun dan hanya menimbulkan suara haluuuus sekali, kecuali kalau dia terkejut. MAKANAN IKAN GURAMI Seperti dikatakan bahwa Gurami adalah mahluk Vegetarian, atau kata anak saya Herbivor. Keuntungannya segala macam daun-daunan yang lembut strukturnya bisa di “empan” kan kepada gurami dewasa. Petani-petani jabar, selalu menjemur daun-daun yang akan diberikan kepada peliharannya terlebih dahulu sehingga layu, dengan demikian getah yang beracun bisa dinetralisir. • Daun talas/keladi atau sente (jabar) yang tua, biasanya seberapapun makanan ini diberikan, akan ditarik-tarik oleh gurami sampai tinggal tulang-tulangnya. Dianjurkan menanam sendiri talas ini di tegalan kolam, dihalaman rumah, karena gurame tidak bisa hidup tanpa keladi, sampai menjadi tua-tua keladi. • Daun ketela Singkong • Daun Pepaya Kurang dianjurkan diberikan untuk biang Gurame karena merusak kantung telur. • Daun Kangkung • Daun ubi jalar juga tidak dianjurkan untuk diberikan kepada biang gurame. • Ketimun • Tauge, bisa tauge kacang hijau, tauge kacang merah dan tauge dari bibit padi muda. • Labu • Talas • Dadap • Pellets Beberapa peternak membuat sendiri pellet yang terdiri Katul, tepung ikan, bungkil kedelai, protein Tepung Daging dan tambahan 10 tablet anti biotik untuk per 100 kg pelet. • Jagung rebus. Sangat baik untuk mempercepat kematangan “gonade” sehingga memperpendek waktu pemijahan. Jumlah jagung rebus yang diberikan 3-5% berat badan induk. Menurut Heru Susanto, telur yang matang pada usia 45-60 hari bisa diperpendek menjadi 25-30 hari. Cara pemberiannya dengan menempatkan jagung pada anyaman bambu 0,5 x 0,5 meter, lalu ditenggelamkan sekitar 15 cm dengan jarak 0,5 m dari pinggir kolam. Pilih tempat yang terlindung dan tempat ikan berkumpul. Sekalipun kita beranggapan bahwa gurame adalah mahluk vegetarian, tetapi mereka tidak menolak anak semut (kroto), dedak, ampas tahu, bungkil kacang. Bahkan beberapa petani memasang lampu teplok dipinggiran kolam jika dilihatnya banyak serangka beterbangan. Serangga-serangga ini tertarik kepada cahaya lampu, dan ketika mereka mendekat lalu jatuh, maka gurame dengan suka cita melahapnya. Membiarkan telur menetas secara alami biasanya tidak membawa hasil yang menggembirakan. Campur tangan petani sangat diperlukan. Memetik Sarang. Mengambil telur dari sarangnya harus dilakukan secara perlahan-lahan. Bawa ember berisi air , lalu dekatilah sarang seperti orang mau menangkap burung, sebab sarang selalu dijaga oleh orang tuanya, sehingga diperlukan keahlian khusus. Cara membawa sarang harus dengan tutup sarang berada diatas. Membersihkan telur. Telur harus dipisahkan dari kotorannya. telur yang baik berwarna kuning mengkilat, sedangkan yang busuk berwarna putih susu dan keruh. Ambil hanya telur yang baik. Penetasan di petakan kolam Kolam yang dipakai biasanya yang berukuran kecil atau lebih sering dinamakan “anak kolam” atau petakan kolam. Kolam petakan terlebih dahulu harus disterilkan dengan cara mengeringkan dasr kolam, pemberian kapur sebanyak 100-200 gram per meter persegi, pemberian pupuk kandang 150-200 gr per meter persegi, pemberian pupuk urea 15-20 gr per meter persegi sehingga terciptta suasana kolam yang bersih, namun subur akan mikroorganisme yang dibutuhkan ikan kelak. Alirkan air kedalam kolam setinggi 35 cm dan biarkan sekitar 7-10 hari untuk memberikan kesempatan makanan alamiah pythoplankton berkembang biak dan menetralkan racun akibat pemupukan dan pengapuran. Setelah telur dimasukkan kedalam kolam diberi tenda untuk melindungi telur dari sengatan terik matahari, dalam jangka waktu 20-30 hari akan muncul larva gurami. Cara ini memiliki kelemahan seperti sulit mengontrol adanya jamur parasit, kondisi air yang berubah-ubah, ancaman hama pengganggu terhadap larva yang masih lemah. Penetasan dalam wadah Cara ini sekalipun memerlukan perhatian terus menerus namun hasilnya lebih memuaskan karena selain lebih aman dari hama penyakit pengawasannya lebih mudah, sehat dan kaya oksigen serta lebih banyak kemungkinan telur menetas. Siapkan gentong, jamban dari tanah liat sebanyak dua buah, satu sarang memerlukan dua gentong. Lalu isi dengan air jernih sekitar separuh lebih sedikit. Letakkan gentong terapung diatas kolam penetasan, beri atap agar supaya tidak terkena air hujan yang bisa menggagalkan telur. Usahakan agar mendapat matahari pagi Pindahkan sarang yang berisi telur kedalam gentong. lalu uraikan ijuk dan telur akan jatuh kedalam gentong. Letakkan daun tebu diatas permukaan air dalam gentong. Air dalam pasu diganti setiap dua kali sehari. Caranya, masukkan saringan halus kedalam air. Air yang terkumpul di dalam saringan dikeluarkan melalui selang. Usahakan pergantian secara bertahap sehingga tidak terjadi goncangan pada telur dan tidak terjadi perubahan suhu mendadak. Minyak yang mengapung dalam gentong sebaiknya dibuang Lama penetasan adalah 2 minggu, telur yang tidak menetas (busuk) dibuang karena akan mencemarkan air. Selesai menetas biarkan anak gurami selama 10 hari dan jangan diberi makan. Setelah 10 hari diberi dedak campuran kuning telur. PERSYARATAN KOLAM Membuat sebuah kolam sebetulnya membuat pematang atau tegalan. Bentuk pematang yang disukai dewasa ini adalah trapesium yang melebar di bagian bawahnya. Pematang retak atau bocor harus segera ditambal dengan tanah liat. Belut atau kepiting suka membuat lubang di pematang sehingga harus ditutup secepatnya. Pada saat bertelur nanti, gurami cenderung mengorek lunag berukuran 30 cm sedalam 30 cm sehingga hal-hal seperti ini harus diantisipasi oleh peternak. Idealnya bagian atas pematang dibuat selebar 1 meter, bagian bawahnya 1,5 meter dengan ketinggian 1 meter. Tegalan ini nantinya ditanami rumput untuk mencegah kelongsoran dan tanaman keladi, tanaman singkong yang bisa dimanfaatkan sebagai catu makanan gurami. SALURAN MASUK AIR Parit-parit air dibuat harus lebih tinggi daripada kolam. Bila air dibendung dengan bendungan sementara yang terdiri dari tumpukan bata, batu, papan dan bambu, maka permukaan air akan naik sehingga bisa mengairi kolam. Untuk menahan parit agar tidak longsor, sisi parit di tahan dengan anyaman bambu. SALURAN PEMBUANGAN AIR atau drainase Saluran pembuangan atau drainase sangat vital, biasanya saluran ini harus lebih besar sehingga kalau terpaksanya harus mengeringkan lebih dari satu kolam secara bersamaan, lubang saluran tidak kewalahan sampai sampai meluap. Tentu saja saluran ini dibuat lebih rendah daripada kolam. PINTU AIR MASUK Dipilih yang terbuat dari bahan pralon 4″ yang dilengkali dengan elbo (knee) di kedua ujungnya. Kalau elbo ini diarahkan keatas bisa berubah fungsi sebagai pintu penutup. Sebuah saringan yang terbuat dari anyaman bambu kelak dipasang pada elbo sehingga berfungsi menyaring sampah, menyaring ikan gabus, sepat, ikan sapu-sapu yang tidak diinginkan memasuki kawasan kolam. Saluran air selain dibuat lebih tinggi dari 0,75 m, juga menjorok kedalam kolam sehingga terjadi efek grojogan, yang akhirnya merupakan suply oksigen PINTU AIR KELUAR Pintu ini harus dibuat agar supaya ikan kita tidak terbawa keluar. KEMALIR Sebuah parit kecil didalam kolam, tujuannya ketika kolam dikeringkan, ikan bisa digiring mengumpul kesuatu tempat yang lebih miring sehingga mudah ditangkap. Menurut Heru Susanto, ukuran yang ideal adalah lebar 40 cm, kedalaman 20 cm. KOBAKAN Sama dengan kemalir, hanya dibuat lebih lebar misalnya panjang 1 meter lebah 2 meter. Tujuannya ya untuk menangkap ikan. PELATARAN Pelataran adalah kata lain dari dasar kolam secara keseluruhan. Pelataran dibuat miring ke arah saluran pembuangan. Lumpur dalam kolam harus kaya akan unsur hara yang sangat dibutuhkan ikan. Untuk mendapatkan harga yang baik, umumnya gurami dijual dalam keadaan hidup-hidup dan dagingnya tidak berbau lumpur. Bau lumpur dalam tubuh Gurami diduga akibat senyawa geosmin akibat pekerjaan bakteri dan plankton. Dalam kolam yang tidak mengalir, akan terjadi penumpukan bahan organik secara terus menerus. Usia plankton sangat singkat, dan ketika mati menimbulkan bau busuk pada kolam dan pada ikan. MENCEGAH BAU LUMPUR Mengurangi intensitas matahari Jenis plankton akan tumbuh cepat bila terkena sinar matahari. Jika separuh kolam diberi naungan, maka populasi plankton dapat ditekan. Pemupukan yang seimbang Pemberian pupuk N dan P dengan perbandingan 4:1 akan menghambat pertumbuhan alga biru. Dosis pemberian adalah 7-14 mg setiap meter kubik air dapat dilakukan setiap minggu Pemberian pakan dalam jumlah yang tepat Usahakan pakan ikan jangan sampai tersisa sebab akan menjadi penyebab peningkatan mikro organisme Penyaringan air kolam Penebaran ikan pemakan plankton Ikan mola, nilem dan sepat memiliki kemampuan memangsa plankton yang baik. Hanya penebaran ikan pemangsa plangkton harus diperhatikan agr supaya tidak terjadi perebutan pakan. Pengendalian secara Kimiawi. Dengan pemberian planktonsida kuprisulfan dan kuprisandoz. MENGHILANGKAN BAU LUMPUR IKAN GURAMI Pemberaan Selama 3-5 hari ikan disuruh berpuasa dalam air tawar yang mengalir. Hasil penelitian, gurami yang berbobot setengah kiloan setelah diberakan dalam air tawar selama 7 hari ternyata telah terbebas dari bau lumpur dan dagingnya menjadi lebih kenyal. Pengolahan hasil Cara memasak gurami dengan menambahkan bumbu masak tradisional seperti kunyit, bawang merah, daun salam, dan serai dapat mengurangi bau lumpur dalam gurami. Ikan Gurami (giant Gourami), diberi nama di jawa sebagai Gurameh, Brami, di Sumatera sebagai Kalui, dan di Kalimantan sebagai ikan Kali. Ikan gurami (Osphronemus gourami) mempunyai bentuk gepeng (compressed), yang muda bersikap agresif, tetapi sifat ini akan berkurang sejalan dengan umur gurami. Ikan gurami muda berdahi yang normal dan rata, semakin dewasa dahi ini makin tebal dan kelihatan menonjol. Pada ikan muda ada 8 buah garis tegak, yang akan hilang setelah ikan mulai menginjak dewasa. Petani mengenal dua jenis gurami, yaitu Gurami Soang (angsa) ikan ini yang bisa mencapai panjang 65 centimeter dengan berat 8 kilogram. Jenis yang lainGurami Jepang hanya mampu tumbuh 3,5 kilogram dengan panjang maksimal 45 centimeter. Strain (bakat) yang berbeda inilah yang harus diperhatikan (sayangnya sukar menengarainya) jika ingin beternak Gurami. Gurame bule dan belang juga tidak jarang dijumpai. Bagi yang suka rumit-rumit, dalam kepengurusan partai kerajaan dunia hewan, ikan ini diklasifikasikan sbb: Klas: Pisces Sub klas: Teleostei Ordo: Labyrinthici Sub ordo: Anabantoidae Famili: Anabantidae Genus: Osphronemus Species: Osphronemus gouramy (Lacapede) Budidaya Lele di pekarangan Pekarangan rumah luas dan Anda suka budidaya ikan? Ada baiknya Anda melirik budidaya lele ini. Budidaya lele ini ternyata tak melulu 'jorok' karena sudah bisa dikembangkan sistem budidaya yang lebih murah, bersih dan menjanjikan dengan suplemen organik sehingga bisa maksimal hasilnya. Bisnis budidaya ikan lele ini pun tampaknya akan selalu menguntungkan. Hal ini karena semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan ikan sebagai sumber protein yang tinggi dengan harga yang terjangkau. Ikan menjadi alternatif mengingat harga daging yang makin hari makin mahal. Ikan lele sendiri memiliki nilai gizi yang mumpuni disamping dagingnya yang gurih. Lele mengandung protein yang tinggi dan zat penguat tulang (kalsium) yang baik untuk makanan anak balita. Selain itu lele juga mengandung mineral lain yang penting pula untuk kesehatan tubuh. Dengan fakta-fakta itu, maka pada akhirnya ikan lele dapat dijadikan peluang usaha yang menarik. Mengingat selama ini budidaya ikan lele selalu terkesan 'jorok', kini budidaya ikan air tawar tersebut sudah berkembang menjadi lebih murah, bersih, dan menjanjikan. "Sekarang untuk budidaya ikan lele, kita sudah ada suplemen organik yang dapat membantu budidaya lele lebih maksimal. Karena suplemen organik ini memiliki fungsi sebagai penjaga kualitas air, menignkatkan percepatan pembesaran bibit lele jika dicampur dengan pakannya, dan mengurangi tingkat mortalitas dari bibit lele," jelas Deden A.S, sebagai salah seorang pembudidaya lele yang ditemui detikFinance, Minggu (21/11/2010). Deden, yang memulai budidaya lele ini sejak tahun 2006, diawali hanya iseng-iseng di pekarangan rumahnya dengan membuat kolam dari terpal sebesar 3x3x1 meter yang diisi air setinggi 7O cm. Dengan pola budidaya intensif, kolam tersebut dapat menampung jumlah tanam bibit ikan lele sebanyak kurang lebih 1800-2000 yang masing-masing bibit tersebut berukuran 10-12 cm. "Setelah membuat kolam dan menaruh bibit lele tadi, kemudian memberi pakan dan suplemen organik dengan waktu teratur, selama 45 hari saya bisa memanen lele tersebut dengan jumlah berat sebesar 200 Kg - 250 Kg untuk jumlah maksimalnya," ujar Deden. Bagi anda yang tertarik mencoba membudidayakan ikan lele ini, Deden memberi asumsi perhitungan yang sederhana. Dimulai dengan membuat kolam dari terpal dengan ukuran 3x3x1 meter yang tentunya memerlukan biaya yang tidak begitu mahal ketimbang membuat kolam dari semen atau kolam gali. "Masalah perhitungan harga pembuatan kolam dari terpal, tentu semua orang akan tahu berapa biaya yang dibutuhkan. Karena terpal sendiri permeternya murah," jelas Deden. Kemudian, Deden memberikan asumsi biaya pembelian bibit lele dengan harga Rp 300 per ekor. Jika untuk kolam 3x3x1 meter dapat menampung bibit kurang lebih 2000 ekor, maka kita hanya perlu mengeluarkan kocek sebesar Rp 600.000 (Rp 300 x 2000 ekor). Mengingat lama pembesaran membutuhkan waktu selama 45 hari, maka kebutuhan pakan yang dibutuhkan adalah sejumlah 90 Kg (2 Kg perhari). Nantinya, Biaya yang dibutuhkan adalah sebesar Rp 660.000, dengan harga pakannya perkarung adalah Rp 220.000 seberat 30 Kg. Adapun, pembelian kebutuhan suplemen organik adalah Rp 180.000 untuk 4 botol selama 45 hari pembesaran bibit. Empat botol tersebut akan difungsikan untuk pemaksimalan kualitas air dan bibit lele. Pada akhirnya, total biaya yang dibutuhkan adalah kurang lebih Rp 1440000. Berikut adalah ringkasan dari modal yang dibutuhkan perkolamnya adalah: Harga Bibit Lele : Rp 300 x 2000 ekor = Rp 600.000 Harga Pakan : Rp 220.000 x 3 karung = Rp 660.000 Harga Suplemen Organik: Rp 45000 x 4 botol = Rp 180.000 Total Biaya Produksi: Rp 1.440.000 Melalui asumsi modal tersebut dari Deden, maka keuntungan yang bisa didapat dari satu buah kolam dengan target panen 2.000 bibit adalah 200 Kg - 250 Kg. Deden menjelaskan, bahwa harga eceran yang bisa diraih adalah senilai Rp 15.000 perkilonya. Sedangkan untuk harga yang dijual ke pasar, dapat diraih sebesar Rp 12000 perkilonya. Sehingga, lanjut deden, jika diambil dari asumsi harga terendahnya, maka keuntungan yang bisa diambil adalah Rp 960.000 untuk satu kolam. Jumlah tersebut diambil dari penjualan lele sebanyak 200 Kg x Rp 12.000 yang berjumlah Rp 2400.000 dikurangi biaya produksi yang berjumlah Rp 1.440.000. "Jika panen yang kita hasilkan maksimal, kita dapat mencapai berat sejumlah 250 Kg. Keuntungan yang bisa diambil dari selisih total penjualan dan biaya produksi adalah sebesar Rp 1.560.000 perkolamnya," tegas Deden. Dari penjualan lele tadi saja, jelas Deden, itu sudah merupakan peluang usaha yang menarik di samping aktivitas kesibukan sehari-hari. Karena biaya yang dibutuhkan tidak membutuhkan nilai investasi yang tinggi. "Dari sisi waktu tidak begitu lama, malah simple dan sederhana. Yang penting disiplin saja dalam jadwal pemberian pakan dan suplemen organiknya.'' kata Deden. Berbicara mengenai peluang yang lebih luas lagi. Hasil dari lele tersebut, dapat dijadikan berbagai macam peluang usaha lainnya yang lebih menarik tentunya. Selain yang sudah kita ketahui, lele dapat dijadikan menu makanan pecel lele. Namun di sisi lain, hasil dari olahan daging ikan lele dapat dijadikan berbagai macam hasil. Misalnya, daging lele dapat dijadikan nugget lele, abon lele, lele asap, bakso lele, dan bahkan dapat dijadikan filet lele. Mengingat kebutuhan filet lele untuk ekspor sangat tinggi. "Atau mungkin kita dapat mengembangkan dari hasil ikan lele tersebut menjadi olahan-olahan penganan menurut ide dan kreativitas kita yang memiliki nilai jual tinggi," ucap Deden. Untuk informasi lebih lanjut mengenai budidaya intensif ikan lele, anda dapat menghubungi Departemen Perikanan, atau para pelaku usaha ikan lele seperti Deden A.S ini. Sumber : http://www.detikfinance.com/ Budi Daya Ikan Lele di Kolam Peluang Usaha Budi Daya Ikan Lele Peluang usaha budi daya ikan lele merupakan salah satu peluang usaha yang cukup diperhitungkan saat ini. Apabila kita perhatikan banyak terdapat penjual pecel lele yang memerlukan pasokan ikan lele setiap harinya, hal inilah yang membuat permintaan ikan tersebut menjadi semakin tinggi di pasaran dan membuka potensi peluang bisnis yang cukup menjanjikan. Ternak ikan lele relatif lebih mudah apabila dibandingkan dengan ikan air tawar lainnya seperti ikan mas atau mujair karena lebih tahan terhadap penyakit maupun kondisi lingkungan. Berikut ini adalah gambaran secara umum tentang cara budidaya ikan lele *Pembenihan Lele. Adalah budidaya lele untuk menghasilkan benih sampai berukuran tertentu dengan cara mengawinkan induk jantan dan betina pada kolam-kolam khusus pemijahan. Pembenihan lele mempunyai prospek yang bagus dengan tingginya konsumsi lele serta banyaknya usaha pembesaran lele. * Sistem Budidaya Terdapat 3 sistem pembenihan yang dikenal, yaitu : 1. Sistem Massal. Dilakukan dengan menempatkan lele jantan dan betina dalam satu kolam dengan perbandingan tertentu. Pada sistem ini induk jantan secara leluasa mencari pasangannya untuk diajak kawin dalam sarang pemijahan, sehingga sangat tergantung pada keaktifan induk jantan mencari pasangannya. 2. Sistem Pasangan. Dilakukan dengan menempatkan induk jantan dan betina pada satu kolam khusus. Keberhasilannya ditentukan oleh ketepatan menentukan pasangan yang cocok antara kedua induk. 3. Pembenihan Sistem Suntik (Hyphofisasi). Dilakukan dengan merangsang lele untuk memijah atau terjadi ovulasi dengan suntikan ekstrak kelenjar Hyphofise, yang terdapat di sebelah bawah otak besar. Untuk keperluan ini harus ada ikan sebagai donor kelenjar Hyphofise yang juga harus dari jenis lele. *Tahap Proses Budidaya A. Pembuatan Kolam. Ada dua macam/tipe kolam, yaitu bak dan kubangan (kolam galian). Pemilihan tipe kolam tersebut sebaiknya disesuaikan dengan lahan yang tersedia. Secara teknis baik pada tipe bak maupun tipe galian, pembenihan lele harus mempunyai : Kolam tandon. Mendapatkan masukan air langsung dari luar/sumber air. Berfungsi untuk pengendapan lumpur, persediaan air, dan penumbuhan plankton. Kolam tandon ini merupakan sumber air untuk kolam yang lain. Kolam pemeliharaan induk. Induk jantan dan bertina selama masa pematangan telur dipelihara pada kolam tersendiri yang sekaligus sebagai tempat pematangan sel telur dan sel sperma. Kolam Pemijahan. Tempat perkawinan induk jantan dan betina. Pada kolam ini harus tersedia sarang pemijahan dari ijuk, batu bata, bambu dan lain-lain sebagai tempat hubungan induk jantan dan betina. Kolam Pendederan. Berfungsi untuk membesarkan anakan yang telah menetas dan telah berumur 3-4 hari. Pemindahan dilakukan pada umur tersebut karena anakan mulai memerlukan pakan, yang sebelumnya masih menggunakan cadangan kuning telur induk dalam saluran pencernaannya. B. Pemilihan Induk Induk jantan mempunyai tanda : - tulang kepala berbentuk pipih - warna lebih gelap - gerakannya lebih lincah - perut ramping tidak terlihat lebih besar daripada punggung - alat kelaminnya berbentuk runcing. Induk betina bertanda : - tulang kepala berbentuk cembung - warna badan lebih cerah - gerakan lamban - perut mengembang lebih besar daripada punggung alat kelamin berbentuk bulat. C. Persiapan Lahan. Proses pengolahan lahan (pada kolam tanah) meliputi : - Pengeringan. Untuk membersihkan kolam dan mematikan berbagai bibit penyakit. - Pengapuran. Dilakukan dengan kapur Dolomit atau Zeolit dosis 60 gr/m2 untuk mengembalikan keasaman tanah dan mematikan bibit penyakit yang tidak mati oleh pengeringan. - Perlakuan TON (Tambak Organik Nusantara). untuk menetralkan berbagai racun dan gas berbahaya hasil pembusukan bahan organik sisa budidaya sebelumnya dengan dosis 5 botol TON/ha atau 25 gr (2 sendok makan)/100m2. Penambahan pupuk kandang juga dapat dilakukan untuk menambah kesuburan lahan. - Pemasukan Air. Dilakukan secara bertahap, mula-mula setinggi 30 cm dan dibiarkan selama 3-4 hari untuk menumbuhkan plankton sebagai pakan alami lele. Pada tipe kolam berupa bak, persiapan kolam yang dapat dilakukan adalah : - Pembersihan bak dari kotoran/sisa pembenihan sebelumnya. - Penjemuran bak agar kering dan bibit penyakit mati. Pemasukan air fapat langsung penuh dan segera diberi perlakuan TON dengan dosis sama D. Pemijahan. Pemijahan adalah proses pertemuan induk jantan dan betina untuk mengeluarkan sel telur dan sel sperma. Tanda induk jantan siap kawin yaitu alat kelamin berwarna merah. Induk betina tandanya sel telur berwarna kuning (jika belum matang berwarna hijau). Sel telur yang telah dibuahi menempel pada sarang dan dalam waktu 24 jam akan menetas menjadi anakan lele. E. Pemindahan. Cara pemindahan : - kurangi air di sarang pemijahan sampai tinggi air 10-20 cm. - siapkan tempat penampungan dengan baskom atau ember yang diisi dengan air di sarang. - samakan suhu pada kedua kolam - pindahkan benih dari sarang ke wadah penampungan dengan cawan atau piring. - pindahkan benih dari penampungan ke kolam pendederan dengan hati-hati pada malam hari, karena masih rentan terhadap tingginya suhu air. F. Pendederan. Adalah pembesaran hingga berukuran siap jual, yaitu 5 – 7 cm, 7 – 9 cm dan 9 – 12 cm dengan harga berbeda. Kolam pendederan permukaannya diberi pelindung berupa enceng gondok atau penutup dari plastik untuk menghindari naiknya suhu air yang menyebabkan lele mudah stress. Pemberian pakan mulai dilakukan sejak anakan lele dipindahkan ke kolam pendederan ini. Pakan Lele Pakan anakan lele berupa : - pakan alami berupa plankton, jentik-jentik, kutu air dan cacing kecil (paling baik) dikonsumsi pada umur di bawah 3 – 4 hari. - Pakan buatan untuk umur diatas 3 – 4 hari. Kandungan nutrisi harus tinggi, terutama kadar proteinnya. - Untuk menambah nutrisi pakan, setiap pemberian pakan buatan dicampur dengan POC NASA dengan dosis 1 – 2 cc/kg pakan (dicampur air secukupnya), untuk meningkatkan pertumbuhan dan ketahanan tubuh karena mengandung berbagai unsur mineral penting, protein dan vitamin dalam jumlah yang optimal. * Kualitas Air Ukuran kualitas air dapat dinilai secara fisik : - air harus bersih - berwarna hijau cerah - kecerahan/transparansi sedang (30 – 40 cm). Ukuran kualitas air secara kimia : - bebas senyawa beracun seperti amoniak - mempunyai suhu optimal (22 – 26 0C). Untuk menjaga kualitas air agar selalu dalam keadaan yang optimal, pemberian pupuk TON sangat diperlukan. TON yang mengandung unsur-unsur mineral penting, lemak, protein, karbohidrat dan asam humat mampu menumbuhkan dan menyuburkan pakan alami yang berupa plankton dan jenis cacing-cacingan, menetralkan senyawa beracun dan menciptakan ekosistem kolam yang seimbang. Perlakuan TON dilakukan pada saat oleh lahan dengan cara dilarutkan dan di siramkan pada permukaan tanah kolam serta pada waktu pemasukan air baru atau sekurang-kurangnya setiap 10 hari sekali. Dosis pemakaian TON adalah 25 g/100m2. Kesehatan Lele Pada dasarnya, anakan lele yang dipelihara tidak akan sakit jika mempunyai ketahanan tubuh yang tinggi. Anakan lele menjadi sakit lebih banyak disebabkan oleh kondisi lingkungan (air) yang jelek. Kondisi air yang jelek sangat mendorong tumbuhnya berbagai bibit penyakit baik yang berupa protozoa, jamur, bakteri dan lain-lain. Maka dalam menejemen kesehatan pembenihan lele, yang lebih penting dilakukan adalah penjagaan kondisi air dan pemberian nutrisi yang tinggi. Dalam kedua hal itulah, peranan TON dan POC NASA sangat besar. Namun apabila anakan lele terlanjur terserang penyakit, dianjurkan untuk melakukan pengobatan yang sesuai. Penyakit-penyakit yang disebabkan oleh infeksi protozoa, bakteri dan jamur dapat diobati dengan formalin, larutan PK (Kalium Permanganat) atau garam dapur. Penggunaan obat tersebut haruslah hati-hati dan dosis yang digunakan juga harus sesuai. MEMBUAT PAKAN LELE Pemeliharaan lele ada 3 bagian, yaitu : 1. Produsen Burayak, yakni anak ikan berukuran dibawah 1 cm. Pada bagian ini peternak akan melakukan pemijahan induk secara buatan, menetaskan telur didalam aquarium, kemudian membersarkan anak ikan dalam bak-bak pembesaran sampai mencapai ukuran sekitar 1 cm. 2. Produsen Kebul, yakni anak ikan berkuran antara 1 – 3 cm. Burayak ini selanjutnya akan dibesarkan dalam bak-bak berukuran lebih besar sampai mencapai ukuran kebul, yaitu antara 1 sampai 3 cm. 3. Produsen Putihan, yakni pembesaran lele sampai ukuran 7,5 sampai 10 cm. Hingga pembesaran lele konsumsi bias dipersingkat hanya dalam waktu 1 sampai 3 bulan saja. Yang dimaksud dengan bak pembesaran, bukanllah bak permanen dari batu bata, dan semen atau beton. Bak tersebut hanyalah berupa batu bata yang ditata membujur sebagai dinding setinggi 50 cm, hingga berbentuk segi empat hingga berukuran sesuai dengan jumlah benih yang akan dibesarkan. Kadang-kadang dinding bak tersebut hanya berupa papan yang diperkuat kaso. Sebagai dasar bak dihamparkan pasir yang kemudian dipadatkan dan diratakan. Bak darurat itu lalu dilapis dengan plastic. Air yang digunakan hanyalah air sumur biasa, air dari sungai atau dari tali air. Peralatan yang sangat penting adalah pompa sedot yang dihubungkan dengan filter. Air yang ada dalam kolam tersebut harus bersirkulasi dengan bantuan pompa, masuk kedalam filter untuk menyaring kotoran lalu dikembalikan kedalam bak. Tekhnologi ini sudah biasa dipergunakan oleh penangkar benih ikan dalam menangani akuarium. Juga digunakan dalam kolam taman di perumahan. Praktis, investasi bak demikian sangat murah. Nilai paling tinggi hanyalah pada plastic dan pompa. Satu petak bak ukuran 3 x 5 cm misalnya, hanya akan menghabiskan biaya sekitar Rp. 100.000,- apabila kita membangun 5 petakan, pompa berikut filternya sekitar Rp. 500.000,- yang bisa digunakan untuk sirkulasi 5 petak kolam tersebut. Hingga investasi tiap petaknya hanya sekitar Rp. 200.000,- Komponen biaya paling tinggi dalam industri peternakan dan perikanan adalah Pakan. Apabila peternak menggunakan pakan buatan dari took nilainya bias mencapai 70 % dari seluruh komponen biaya. Saat ini harga pakan buatan sudah sekitar Rp. 5000,- per kg. Oleh karena itu, para peternak lele biasanya memilih menggunakan pakan ramuan sendiri hingga marjin yang diperoleh bias lebih besar dibanding dengan penggunaan pakan buatan pabrik. Biasanya para peternak akan meramu pakan yang terdiri dari dedak halus (bekatul) 20 %, ampas tahu 20 %, menir atau jagung giling 20 %, ayam broiler mati yang dibeli borongan di peternakan ayam atau ikan runcah yang dibeli di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) sebanyak 35 %, tepung tapioka (kanji) 5 % dan vitamin C serta B Complex. Ayam broiler atau ikan tadi dibersihkan dan hanya diambil dagingnya. Tulang, jeroan serta kulit dibuang. Selanjutnya bahan bahan itu digiling menggunakan gilingan daging manual. Hasilnya berupa adonan yang liat. Adonan berbentuk lempengan seperti pempek Palembang lalu dikukus sampai benar-benar masak. Tanda kemasakan adalah apabila ditusuk, sudah tidak ada bagian yang bewarna keputih-putihan. Pakan ramuan sendiri inilah yang dijadikan menu sehari-hari lele tersebut. Baik yang masih berupa burayak, kebul, putihan maupun lele konsumsi. Bedanya, pada pakan burayak, komposisi protein hewaninya siperbesar menjadi 50 % dengan ditambah kuning telur. Telur-telur inipun merupakan telur afkir yang kondisinya masih bagus, yang dibeli di pengusaha penetasan telurayam maupun itik. Dedak halus, ampas tahu dan menir atau jagungnya dikurangi hingga masing-masing tinggal 15 %. Pakan berupa “kue kukus “ tersebut bias tahan disimpan di kulkas sampai dengan 1 minggu, hingga produksi pakan yang sangat merepotkan ini bias dilakukan selang 1 minggu sekali, 3 hari sekali atau sesuai dengan kesempatan dan kebutuhan. Cara pemberian pakan cukup dengan ditaruh dalam tampah, nyiru atau nampan kayu dan dimasukkan kedalam bak atau kolam. Tampah, nyiru atau kotak kayu ini dibuat tiga susun. Tampah paling bawah berukuran paling besar, yang ditengah ukuran tanggung dan diatas paling kecil. Tiga tampah ini diikat dengan kawat dengan jarak sekitar 15 cm, dan diberi gantungan untuk mengikatkannya ditiang pancang, hingga hingga tampah paling atas hanya dimasukkan kedalam air sebatas 10 sampai dengan 20 cm. Pakan hanya ditaruh pada tampah bagian atas. Tetapi karena lele itu akan makan secara berebutan, maka pakan akan berhamburan dan jatuh pada tampah kedua. Disinipun pakan diperebutkan dan kembali berhamburan. Tetapai karena pakan ditampah kedua hanya merupakan ceceran dari tampah diatasnya, maka yang jatuh di tampah ketiga pun volumenya terbatas. Dengan cara tersebut, pakan yang jatuh dan masuk kedalam kolam bias diminimalkan. Burayak, kebul, putihan atau lele dikolam pembesaran itu akan langsung berebutan setiap kali pakan disajikan. Porsi pemberiannya harus pas. Cara untuk mengukur kebutuhan pakan adalah dengan menaruh pakan sedikit demi sedikit. Kalau pakan yang ditaruh habis, berarti perlu ditaruh sedikit lagi. Demikian seterusnya sampai anak lele atau lele konsumsi di kolam pembesaran itu tidak mau makan lagi. Setelah lele kenyang maka tempat pakan itu diangkat agar pakan yang tersisa tidak mencemari kolam. Pemberian pakan harus dilakukan sesering mungkin. Dalam sehari, pemberian pakan bias berlangsung empat sampai lima kali. Keterlambatan pemberian pakan, atau pemberian pakan dengan frekuensi hanya dua sampai tiga kali, akan mengakibatkan sebagian lele mengalami keterlambatan pertumbuhan sementara sebagian lain akan tumbuh dengan sangat pesat. Akibatnya akan terjadi kanibalisme lele yang kuntet (kerdil) menjadi mangsa lele yang pertumbuhannya sangat pesat. Individu lele yang sering melakukan kanibal, akan tumbuh lebih pesat lagi hingga potensial untuk memangsa teman-temannya lebih banyak lagi. Harga dedak halus saat ini Rp. 1.600,- per kg (kondisi kering). Harga ampas tahu sekitar Rp. 300,- (basah). Harga ayam mati Rp. 2.000,- per ekor bobot 1,5 kg kotor atau 0,75 kg daging. Menir atau jagung giling Rp. 3.000,- per kg. Tepung tapioka Rp. 4.000,- per kg. Vitamin-vitamin senilai Rp. 100,- per kg ramuan. Dengan komposisi dedak halus, ampas tahu dan menir 20 %, ayam 35 % dan tepung tapioka 5 %, maka nilai pakan dengan bobot 10 kg adalah Rp. 21.800,- atau Rp. 2.180,- kg basah. Biaya produksi (tenaga kerja+bahan bakar) sekitar Rp. 400,- per kg. Hingga total nilai pakan menjadi Rp. 2.680,- kg bobot basah atau bobot kering Rp. 4.000,-. Dengan asumsi harga pakan pabrik Rp. 5.000,- kg BUDIDAYA IKAN NILA GIFT (Oreochromis niloticus bleeker) 1. PENDAHULUAN Ikan Nila GIFT (Oreochromis niloticus bleeker) merupakan jenis ikan air tawar yang mudah dikembangbiakan dan toleransinya yang tinggi terhadap perubahan lingkungan maupun kemudahan pemeliharaannya. Rasanya cukup gurih dan d i gemari masvarakat Indonesia. Jenis Ikan Nila diantaranya Citralada, tralada, lokal dan Nila GIFT yang masuk ke Indonesia pada tahun 1984 dan 1996 dari ICLARAM Philipina melalui Balai Penelitian Perikanan Air Tawar (Balitkanwar). Teknik pembesaran Ikan Nila terapannya sangat mudah dilakukan sekali, baik dilakukan. skala rumah tangga atau skala besar (perusahaan). Tempatnya pun dapat dilaksanakan pada kolam tanah, kolam tembok dan Keramba jaring Apung (KJA). Untuk pemasarannya sangat luas baik dalam negeri maupun luar negeri (ekspor) seperti masyarakat Jepang dan Singapura, terutama ukuran yang berat badannya di atas 500 gram. Bagi konsumsi dalam negeri akan banyak menunjang usaha perbaikan gizi keluarga. Dilihat dari prospeknya, baik dalam maupun luar negeri sangat menjanjikan, sehingga perlu langkah yang pasti untuk meningkatkan produksi agar kebutuhan dalam negeri maupun luar negeri dapat terpenuhi. PEMBESARAN IKAN NILA GIFT Teknik pembesaran Ikan Nila GIFT terapannya ada. 3 (tiga) macam, yaitu : A. Monoculture (Pemeliharaan Tunggal). Luas lahan kolam pembesaran bervariasi, tergantung lahan yang tersedia. Dapat berupa kolam tanah, kolam. berdinding tembok, Kolam Air Deras (KAD) dan Keramba Jaring, Apung (KJA). Air yang digunakan untuk pemeliharaan harus bebas polusi baik yang berasal dari limbah industri, pertanian maupun Limbah rumah tinggal. Debit air 1- 5 It/ detik untuk luas selahan 100 m2. B. Polyculture (Pemeliharaan Campuran dengan Ikan lain). Pemeliharaan Ikan Nila dapat juga dilakukan secara polyculture (campuran) dengan jenis ikan lain, syaratnya ikan yang dimasukkan tidak merupakan pesaing (kompetitor) atau pemangsa (predator) bagi ikan Nila. jenis serta prosentase masing-masing ikan dapat dilihat pada tabel di bawah ini : C. Terpadu Longyam(BalongAyam) dan Unggas lainnya. Untuk meningkatkan produksi, pemeliharaan Ikan Nila dapat dilakukan bersama dengan pemeliharaan unggas. Berdasarkan dari pengalaman yang sudah banyak dilakukan, pemeliharaan Ikan Nila yang menguntungkan bila dipadukan dengan ayam petelur. PERSIAPAN KOLAM Persiapan Kolam pemeliharaan Ikan Nila meliputi : a. Pengeringan kolam; b. Perbaikan pematang, saluran pemasukkan dan pengeluaran; c. Pengapuran dengan ukuran 25-1000 gram/m2; d. Pemupukan dengan pupuk kandang 500 gram/ M2, urea 15 gram/ m2 dan TSP gram/ m2.; e. Pengisian air kolam; f. Dapat dilakukan penyemprotan dengan pestisida; g. Untuk mencegah h.ewan/ ikan lain masuk, maka dapat dipasang saringan pada pintu masuk air; h. Masukkan air sampai kedalaman 80 - 150 cm, kemudian tutup pintu pemasukkan dan pengeluarannya, biarkan air tergenang; i. Penebaran Ikan Nila dilakukan setelah 5 - 7 hari pengisian air kolam. 4. PENEBARAN BENIN IKAN NILA Ukuran benih Ikan Nila yang disebarkan berukuran 8 - 12 cm atau ukuran berat 30 gram/ ekor dengan padat tebar 5 - 10 ekor/ m2 serta lama pemeliharaan, 6 bulan hingga ukuran berat Ikan Nila mencapai 400 - 600 gram/ekor. Atau juga, untuk padat penebaran benih Ikan Nila dapat dilihat di bawah ini : PEMBERIAN MAKANAN Komposisi makanan yang diberikan untuk Ikan Nila selain makanan alami dapat diberikan makanan tambahan. yang diusahakan secara intensif, yaitu berupa dedak, ampas kelapa, pellet atau sisa-sisa makanan dapur. • Pada dasarnya pemberian pakan terdiri dari: • Protein 20-30%; • Lemak 70% (maksimal.); • Karbohidrat 63 - 73%. • Pakanyaberupa hijau-hijauan diantaranya adalah : • Kaliandra; • Kalikina atau kecubung; • Kipat, • Kihujan. PENYAKIT Penyakit Ikan Nila yang, paling serius adalah yang disebabkan oleh lingkungan dan keadaan yang tidak menyenangkan, seperti terlalu padat, kekurangan makanan, penanganan yang kurang baik dsb. Penanggulangan yang paling baik dan efektif dengan cara memberikan kondisi yang lebih baik pada kolam ikan tersebut. Sekali kolam ikan terlanda penyakit yang, serius biasanya terlambat untuk melakukan tindakan apapun. Penyembuhan dengan memberikan antibiotic atau fungisida ke seluruh kolam memerlukan biaya yang cukup mahal. Oleh karma itu melakukan pencegahan akan lebih murah dibandingkan dengan melakukan pengobatan, yaitu dengan jalan lain melakukan pengeringan pada kolam dan melakukan penyiapan dari permulaan. PEMANENAN Setelah masa pemeliharaan 4 - 6 bulan, Ikan Nila dapat dipanen. Pada saat panen total ukuran ikan bervariasi di atas 50 gram/ ekor. Sistem pemanenan dapat juga dilakukan secara bertahap, dimana hanya dipilih ukuran konsumsi (pasar). Pada tahap pertama dengan menggunakan jaring dan setiap bulan berikutnya secara bertahap. Teknik memanen yang paling mudah dan murah dengan cara mengeringkan kolam secara total atau sebagian. Bila ikan dipanen secara keseluruhan, maka kolam dikeringkan sama sekali. Akan tetapi apabila akan memanen sekaligus maka hanya sebagian air yang dibuang. Selama panen air segar perlu dialirkan ke dalam kolam untuk mencegah agar ikan tidak banyak yang mati. Ikan akan berkumpul di bak-bak (kubangan) penangkapan atau dalam saluran, kemudian diserok/ditangkap. Setelah panen selesai, kolam pemeliharaan dikeringkan dan dilakukan persiapan kembali untuk pemeliharaan berikutnya. sumber : Dinas Perikanan Provinsi Jabar, 2008 BUDIDAYA IKAN NILA (1) ( Oreochromis niloticus ) SEJARAH SINGKAT Ikan nila merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan bentuk tubuh memanjang dan pipih kesamping dan warna putih kehitaman. Ikan nila berasal dari Sungal Nil dan danau-danau sekitarnya. Sekarang ikan ini telah tersebar ke negara-negara di lima benua yang beriklim tropis dan subtropis. Sedangkan di wilayah yang beriklim dingin, ikan nila tidak dapat hidup baik Ikan nila disukai oleh berbagai bangsa karena dagingnya enak dan tebal seperti daging ikan kakap merah. Bibit ikan didatangkan ke Indonesia secara resmi oleh Balai Penelitian Perikanan Air Tawar pada tahun 1969. Setelah melalui masa penelitian dan adaptasi, barulah ikan ini disebarluaskan kepada petani di seluruh Indonesia. Nila adalah nama khas Indonesia yang diberikan oleh Pemerintah melalui Direktur Jenderal Perikanan. Di Indonesia ikan nila telah dibudidayakan di seluruh propinsi. JENIS Klasifikasi ikan nila adalah sebagai berikut: Kelas : Osteichthyes Sub-kelas : Acanthoptherigii Crdo : Percomorphi Sub-ordo : Percoidea Famili : Cichlidae Genus : Spesies : Oreochromis niloticus. Terdapat 3 jenis nila yang dikenal, yaitu: nila biasa, nila merah (nirah) dan nila albino. P E R S Y A R A T A N L O K A S I a) Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung, tidak berporos. Jenis tanah tersebut dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor sehingga dapat dibuat pematang/dinding kolam. b) Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-5% untuk memudahkan pengairan kolam secara gravitasi. c) Ikan nila cocok dipelihara di dataran rendah sampai agak tinggi (500 m dpl). d) Kualitas air untuk pemeliharaan ikan nila harus bersih, tidak terlalu keruh dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik. Kekeruhan air yang disebabkan oleh pelumpuran akan memperlambat pertumbuhan ikan. Lain halnya bila kekeruhan air disebabkan oleh adanya plankton. Air yang kaya plankton dapat berwarna hijau kekuningan dan hijau kecokelatan karena banyak mengandung Diatomae. Sedangkan plankton/alga biru kurang baik untuk pertumbuhan ikan. Tingkat kecerahan air karena plankton harus dikendalikan yang dapat diukur dengan alat yang disebut piring secchi (secchi disc). Untuk di kolam dan tambak, angka kecerahan yang baik antara 20-35 cm. e) Debit air untuk kolam air tenang 8-15 liter/detik/ha. Kondisi perairan tenang dan bersih, karena ikan nila tidak dapat berkembang biak dengan baik di air arus deras. f) Nilai keasaman air (pH) tempat hidup ikan nila berkisar antara 6-8,5. Sedangkan keasaman air (pH) yang optimal adalah antara 7-8. g) Suhu air yang optimal berkisar antara 25-30 derajat C. h) Kadar garam air yang disukai antara 0-35 per mil. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA 1) Kolam Sarana berupa kolam yang perlu disediakan dalam usaha budidaya ikan nila tergantung dari sistim pemeliharaannya (sistim 1 kolam, 2 kolam dlsb). Adapun jenis kolam yang umum dipergunakan dalam budidaya ikan nila antara lain: a) Kolam pemeliharaan induk/kolam pemijahan Kolam ini berfungsi sebagai kolam pemijahan, kolam sebaiknya berupa kolam tanah yang luasnya 50-100 meter persegi dan kepadatan kolam induk hanya 2 ekor/m 2 . Adapun syarat kolam pemijahan adalah suhu air berkisar antara 20-22 derajat C; kedalaman air 40-60 cm; dasar kolam sebaiknya berpasir. b) Kolam pemeliharaan benih/kolam pendederan Luas kolam tidak lebih dari 50-100 meter persegi. Kedalaman air kolam antara 30-50 cm. Kepadatan sebaiknya 5-50 ekor/meter persegi. Lama pemeliharaan di dalam kolam pendederan/ipukan antara 3-4 minggu, pada saat benih ikan berukuran 3-5 cm. c) Kolam pembesaran Kolam pembesaran berfungsi sebagai tempat untuk memelihara dan membesarkan benih selepas dari kolam pendederan. Adakalanya dalam pemeliharaan ini diperlukan beberapa kolam pembesaran, yaitu: 1. Kolam pembesaran tahap I berfungsi untuk memelihara benih ikan selepas dari kolam pendederan. Kolam ini sebaiknya berjumlah antara 2-4 buah dengan luas maksimum 250-500 meter persegi/kolam. Pembesaran tahap I ini tidak dianjurkan memakai kolam semen, sebab benih ukuran ini memerlukan ruang yang luas. Setelah benih menjadi gelondongan kecil maka benih memasuki pembesaran tahap kedua atau langsung dijual kepada pera petani. 2. Kolam pembesaran tahap II berfungsi untuk memelihara benih gelondongan besar. Kolam dapat berupa kolam tanah atau sawah. Keramba apung juga dapat digunakan dengan mata jaring 1,25–1,5 cm. Jumlah penebaran pembesaran tahap II sebaiknya tidak lebih dari 10 ekor/meter persegi. 3. Pembesaran tahap III berfungsi untuk membesarkan benih. Diperlukan kolam tanah antara 80-100 cm dengan luas 500-2.000 meter persegi. d) Kolam/tempat pemberokan Pembesaran ikan nila dapat pula dilakukan di jaring apung, berupa Hapa berukuran 1 x 2 m sampai 2 x 3 m dengan kedalaman 75-100 cm. Ukuran hapa dapat disesuaikan dengan kedalaman kolam. Selain itu sawah yang sedang diberokan dapat dipergunakan pula untuk pemijahan dan pemeliharaan benih ikan nila. Sebelum digunakan petak sawah diperdalam dahulu agar dapat menampung air sedalam 50-60 cm, dibuat parit selebar 1- 1,5 m dengan kedalaman 60-75 cm. Peralatan Alat-alat yang biasa digunakan dalam usaha pembenihan ikan nila diantaranya adalah: jala, waring (anco), hapa (kotak dari jaring/kelambu untuk menampung sementara induk maupun benih), seser, ember-ember, baskom berbagai ukuran, timbangan skala kecil (gram) dan besar (kg), cangkul, arit, pisau serta piring secchi (secchi disc) untuk mengukur kadar kekeruhan. Sedangkan peralatan lain yang digunakan untuk memanen/menangkap ikan nila antara lain adalah warring/scoopnet yang halus, ayakan panglembangan diameter 100 cm, ayakan penandean diameter 5 cm, tempat menyimpan ikan, keramba kemplung, keramba kupyak, fish bus (untuk mengangkut ikan jarak dekat), kekaban (untuk tempat penempelan telur yang bersifat melekat), hapa dari kain tricote (untuk penetasan telur secara terkontrol) atau kadang-kadang untuk penangkapan benih, ayakan penyabetan dari alumunium/bambu, oblok/delok (untuk pengangkut benih), sirib (untuk menangkap benih ukuran 10 cm keatas), anco/hanco (untuk menangkap ikan), lambit dari jaring nilon (untuk menangkap ikan konsumsi), scoopnet (untuk menangkap benih ikan yang berumur satu minggu keatas), seser (gunanya= scoopnet, tetapi ukurannya lebih besar), jaring berbentuk segiempat (untuk menangkap induk ikan atau ikan konsumsi). 3) Persiapan Media Yang dimaksud dengan persiapan adalah melakukan penyiapan media untuk pemeliharaan ikan, terutama mengenai pengeringan, pemupukan dlsb. Dalam menyiapkan media pemeliharaan ini, yang perlu dilakukan adalah pengeringan kolam selama beberapa hari, lalu dilakukan pengapuran untuk memberantas hama dan ikan-ikan liar sebanyak 25-200 gram/meter persegi, diberi pemupukan berupa pupuk buatan, yaitu urea dan TSP masing-masing dengan dosis 50-700 gram/meter persegi, bisa juga ditambahkan pupuk buatan yang berupa urea dan TSP masing-masing dengan dosis 15 gram dan 10 gram/meter persegi. Pembibitan 1) Pemilihan Bibit dan Induk Ciri-ciri induk bibit nila yang unggul adalah sebagai berikut: a) Mampu memproduksi benih dalam jumlah yang besar dengan kwalitas yang tinggi. b) Pertumbuhannya sangat cepat. c) Sangat responsif terhadap makanan buatan yang diberikan. d) Resisten terhadap serangan hama, parasit dan penyakit. e) Dapat hidup dan tumbuh baik pada lingkungan perairan yang relatif buruk. f) Ukuran induk yang baik untuk dipijahkan yaitu 120-180 gram lebih per ekor dan berumur sekitar 4-5 bulan. Adapun ciri-ciri untuk membedakan induk jantan dan induk betina adalah sebagai berikut: a) Betina 1. Terdapat 3 buah lubang pada urogenetial yaitu: dubur, lubang pengeluaran telur dan lubang urine. 2. Ujung sirip berwarna kemerah-merahan pucat tidak jelas. 3. Warna perut lebih putih. 4. Warna dagu putih. 5. Jika perut distriping tidak mengeluarkan cairan. b) Jantan 1. Pada alat urogenetial terdapat 2 buah lubang yaitu: anus dan lubang sperma merangkap lubang urine. 2. Ujung sirip berwarna kemerah-merahan terang dan jelas. 3. Warna perut lebih gelap/kehitam-hitaman. 4. Warna dagu kehitam-hitaman dan kemerah-merahan. 5. Jika perut distriping mengeluarkan cairan. Ikan nila sangat mudah kawin silang dan bertelur secara liar. Akibatnya, kepadatan kolam meningkat. Disamping itu, ikan nila yang sedang beranak lambat pertumbuhan sehingga diperlukan waktu yang lebih lama agar dicapai ukuran untuk dikonsumsi yang diharapkan. Untuk mengatasi kekurangan ikan nila di atas, maka dikembang metode kultur tunggal kelamin (monoseks). Dalam metode ini benih jantan saja yang dipelihara karena ikan nila jantan yang tumbuh lebih cepat dan ikan nila betina. Ada empat cara untuk memproduksi benih ikan nila jantan yaitu: a) Secara manual (dipilih) b) Sistem hibridisasi antarjenis tertentu c) Merangsang perubahan seks dengan hormon d) Teknik penggunaan hormon seks jantan ada dua cara. 1. Perendaman 2. Perlakuan hormon melalui pakan 2) Pembenihan dan Pemeliharaan Benih Pada usaha pembenihan, kegiatan yang dilakukan adalah : a) Memelihara dan memijahkan induk ikan untuk menghasilkan burayak (anak ikan). b) Memelihara burayak (mendeder) untuk menghasilkan benih ikan yang lebih besar. Usaha pembenihan biasanya menghasilkan benih yang berbeda-beda ukurannya. Hal ini berkaitan dengan lamanya pemeliharaan benih. Benih ikan nila yang baru lepas dan mulut induknya disebut "benih kebul". Benih yang berumur 2-3 minggu setelah menetas disebut benih kecil, yang disebut juga putihan (Jawa Barat). Ukurannya 3-5 cm. Selanjutnya benih kecil dipelihara di kolam lain atau di sawah. Setelah dipelihara selama 3-1 akan dihasilkan benih berukuran 6 cm dengan berat 8-10 gram/ekor. Benih ini disebut gelondongan kecil. Benih nila merah. Berumur 2-3 minggu, ukurannya ± 5 cm. Gelondongan kecil dipelihara di tempat lain lagi selama 1-1,5 bulan. Pada umur ini panjang benih telah mencapai 10-12 cm dengan berat 15-20 gram. Benih ini disebut gelondongan besar. Pemeliharaan Pembesaran Dua minggu sebelum dan dipergunakan kolam harus dipersiapkan. Dasar kolam dikeringkan, dijemur beberapa hari, dibersihkan dari rerumputan dan dicangkul sambil diratakan. Tanggul dan pintu air diperbaiki jangan sampai teriadi kebocoran. Saluran air diperbaiki agar jalan air lancar. Dipasang saringan pada pintu pemasukan maupun pengeluaran air. Tanah dasar dikapur untuk memperbaiki pH tanah dan memberantas hamanya. Untuk midipergunakan kapur tohor sebanyak 100-300 kg/ha (bila dipakai kapur panas, Ca 0). Kalau dipakai kapur pertanian dosisnya 500-1.000 kg/ha. Pupuk kandang ditabur dan diaduk dengan tanah dasar kolam. Dapat juga pupuk kandang dionggokkan di depan pintu air pemasukan agar bila diairi dapat tersebar merata. Dosis pupuk kandang 1-2 ton/ha. Setelah semuanya siap,kolam diairi. Mula-mula sedalam 5-10 cm dan dibiarkan 2-3 hari agar teriadi mineralisasi tanah dasar kolam.Lalu tambahkan air lagi sampai kedalaman 80-100 cm. Kini kolam siap untuk ditebari induk ikan. 1) Pemupukan Pemupukan dengan jenis pupuk organik, anorganik (Urea dan TSP), serta kapur. Cara pemupukan dan dosis yang diterapkan sesuai dengan standar yang ditentukan oleh dinas perikanan daerah setempat, sesuai dengan tingkat kesuburan di tiap daerah. Beberapa hari sebelum penebaran benih ikan, kolam harus dipersiapkan dahulu. Pematang dan pintu air kolam diperbaiki, kemudian dasar kolam dicangkul dan diratakan. Setelah itu, dasar kolam ditaburi kapur sebanyak 100-150 kg/ha. Pengapuran berfungsi untuk menaikkan nilai pH kolam menjadi 7,0-8,0 dan juga dapat mencegah serangan penyakit. Selanjutnya kolam diberi pupuk organik sebanyak 300-1.000 kg/ha. Pupuk Urea dan TSP juga diberikan sebanyak 50 kg/ha. Urea dan TSP diberikan dengan dicampur terlebih dahulu dan ditebarkan merata di dasar kolam. Selesai pemupukan kalam diairi sedalam 10 cm dan dibiarkan 3-4 hari agar terjadi reaksi antara berbagai macam pupuk dan kapur dengan tanah. Han kelima air kolam ditambah sampai menjadi sedalam 50 cm. Setelah sehari semalam, air kolam tersebut ditebari benih ikan. Pada saat itu fitoplankton mulai tumbuh yang ditandai dengan perubahan warna air kolam menjadi kuning kehijauan. Di dasar kolam juga mulai banyak terdapat renik yang berupa kutu air, jentik-jentik serangga, cacing, anak-anak siput dan sebagainya. Selama pemeliharaan ikan, air kolam diatur sedalam 75-100 cm. Pemupukan susulan harus dilakukan 2 minggu sekali, yaitu pada saat makanan alami sudah mulai habis. Pupuk susulan ini menggunakan pupuk organik sebanyak 500 kglha. Pupuk itu dibagi menjadi empat dan masing-masing dimasukkan ke dalam keranjang bambu. Kemudian keranjang diletakkan di dasar kolam, dua bush di kin dan dua buah di sisi kanan aliran air masuk. Sedangkan yang dua keranjang lagi diletakkan di sudut-sudut kolam. Urea dan TSP masing-masing sebanyak 30 kg/ha diletakkan di dalam kantong plastik yang diberi lubang-lubang kecil agar pupuk sedikit demi sedikit. Kantong pupuk tersebut digantungkan sebatang bambu yang dipancangkan di dasar kolam. Posisi ng terendam tetapi tidak sampai ke dasar kolam. Selain pukan ulang. ikan nila juga harus tetap diberi dedak dan katul. pemupukan di atas dapat dilakukan untuk kolam air tawar, payau atau sawah yang diberakan. 2) Pemberian Pakan Pemupukan kolam telah merangsang tumbuhnya fitoplankton, zooplankton, maupun binatang yang hidup di dasar, seperti cacing, siput, jentik-jentik nyamuk dan chironomus (cuk). Semua itu dapat menjadi makanan ikan nila. Namun, induk ikan nila juga masih perlu pakan tambahan berupa pelet yang mengandung protein 30-40% dengan kandungan lemak tidak lebih dan 3%. Pembentukan telur pada ikan memerlukan bahan protein yang cukup di dalam pakannya. Perlu pula ditambahkan vitamin E dan C yang berasal dan taoge dan daun-daunan/sayuran yang duris-iris. Boleh juga diberi makan tumbuhan air seperti ganggeng (Hydrilla). Banyaknya pelet sebagai pakan induk kira-kira 3% berat biomassa per han. Agar diketahui berat bio massa maka diambil sampel 10 ekor ikan, ditimbang, dan dirata-ratakan beratnya. Berat rata-rata yang diperoleh dikalikan dengan jumlah seluruh ikan di dalam kolam. Misal, berat rata-rata ikan 220 gram, jumlah ikan 90 ekor maka berat biomassa 220 x 90 = 19.800 g. Jumlah ransum per han 3% x 19.800 gram =594 gram. Ransum ini diberikan 2-3 kali sehari. Bahan pakan yang banyak mengandung lemak seperti bungkil kacang dan bungkil kelapa tidak baik untuk induk ikan. Apalagi kalau han tersebut sudah berbau tengik. Dedak halus dan bekatul boleh diberikan sebagai pakan. Bahan pakan seperti itu juga berfungsi untuk menambah kesuburan kolam. 3) Pemeliharaan Kolam/Tambak Sistem dan intensitas pemeliharaan ikan nila tergantung pada tempat pemeliharaan dan input yang tersedia.Target produksi harus disesuaikan dengan permintaan pasar. Biasanya konsumen menghendaki jumlah dan ukuran ikan yang berbeda-beda. Intensitas usaha dibagi dalam tiga tingkat, yaitu a) Sistem ekstenslf (teknologi sederhana) - Sistem ekstensif merupakan sistem pemeliharaan ikan yang belum berkembang. Input produksinya sangat sederhana. Biasanya dilakukan di kolam air tawar. Dapat pula dilakukan di sawah. Pengairan tergantung kepada musim hujan. Kolam yang digunakan biasanya kolam pekarangan yang sempit. Hasil ikannya hanya untuk konsumsi keluarga sendiri. Sistem pemeliharaannya secara polikultur. Sistem ini telah dipopulerkan di wilayah desa miskin. - Pemupukan tidak diterapkan secara khusus. Ikan diberi pakan berupa bahan makanan yang terbuang, seperti sisa-sisa dapur limbah pertanian (dedak, bungkil kelapa dll.). - Perkiraan pemanenan tidak tentu. Ikan yang sudah agak besar dapat dipanen sewaktu-waktu. Hasil pemeliharaan sistem ekstensif sebenar cukup lumayan, karena pemanenannya bertahap. Untuk kolam herukuran 2 x 1 x 1 m ditebarkan benih ikan nila sebanyak 20 ruang berukuran 30 ekor. Setelah 2 bulan diambil 10 ekor, dipelihara 3 bulan kemudian beranak, demikian seterus. Total produksi sistem ini dapat mencapai 1.000 kg/ha/tahun 2 bln. Penggantian air kolam menggunakan air sumur. Penggantian dilakukan seminggu sekali. b) Sistem semi-Intensif (teknologi madya) - Pemeliharaan semi-intensif dapat dilakukan di kolam, di tambak, di sawah, dan di jaring apung. Pemeliharaan ini biasanya digunakan untuk pendederan. Dalam sistem ini sudah dilakukan pemupukan dan pemberian pakan tambahan yang teratur. - Prasarana berupa saluran irigasi cukup baik sehingga kolam dapat berproduksi 2-3 kali per tahun. Selain itu, penggantian air juga dapat dilakukan secara rutin. Pemeliharaan ikan di sawah hanya membutuhkan waktu 2-2,5 bulan karena bersamaan dengan tanaman padi atau sebagai penyelang. OIeh karena itu, hasil ikan dan sawah ukurannya tak lebih dari 50 gr. Itu pun kalau benih yang dipelihara sudah berupa benih gelondongan besar. - Budi daya ikan nila secara semi-intensif di kolam dapat dilakukan secara monokultur maupun secara polikultur. Pada monokultur sebaiknya dipakai sistem tunggal kelamin. Hal mi karena nila jantan lebih cepat tumbuh dan ikan nila betina. - Sistem semi-intensif juga dapat dilakukan secara terpadu (intergrated), artinya kolam ikan dikelola bersama dengan usaha tani lain maupun dengan industri rumah tangga. Misal usaha ternak kambing, itik dan sebagainya. Kandang dibuat di atas kolam agar kotoran ternak menjadi pupuk untuk kolam. - Usaha tani kangkung, genjer dan sayuran lainnya juga dapat dipelihara bersama ikan nila. Limbah sayuran menjadi pupuk dan pakan tambahan bagi ikan. Sedangkan lumpur yang kotor dan kolam ikan dapat menjadi pupuk bagi kebun sayuran. - Usaha huler/penggilingan padi mempunyai hasil sampingan berupa dedak dan katul. Oleh karena itu, sebaiknya dibangun kolam ikan di dekat penggilingan tersebut. - Hasil penelitian Balai Penelitian Perikanan sistem integrated dapat menghasilkan ikan sampai 5 ton atau lebih per 1 ha/tahun. c) Sistem intensif (teknologi maju) - Sistem pemeliharaan intensif adalah sistem pemeliharaan ikan paling modern. Produksi ikan tinggi sampai sangat tinggi disesuaikan dengan kebutuhan pasar. - Pemeliharaan dapat dilakukan di kolam atau tambak air payau dan pengairan yang baik. Pergantian air dapat dilakukan sesering mungkin sesuai dengan tingkat kepadatan ikan. Volume air yang diganti setiap hari sebanyak 20% atau bahkan lebih. - Pada usaha intensif, benih ikan nita yang dipelihara harus tunggal dan jantan saja. Pakan yang diberikan juga harus bermutu. - Ransum hariannya 3% dan berat biomassa ikan per hari. Makanan sebaiknya berupa pelet yang berkadar protein 25-26%, lemak 6-8%. Pemberian pakan sebaiknya dilakukan oleh teknisinya sendiri dapat diamati nafsu makan ikan-ikan itu. Pakan yang diberikan knya habis dalam waktu 5 menit. Jika pakan tidak habis dalam waktu 5 menit berarti ikan mendapat gangguan. Gangguan itu berupa serangan penyakit, perubahan kualitas air, udara panas, terlalu sering diberi pakan. HAMA DAN PENYAKIT 1. Hama a) Bebeasan (Notonecta) Berbahaya bagi benih karena sengatannya. Pengendalian: menuangkan minyak tanah ke permukaan air 500 cc/100 meter persegi. b) Ucrit (Larva cybister) Menjepit badan ikan dengan taringnya hingga robek. Pengendalian: sulit diberantas; hindari bahan organik menumpuk di sekitar kolam. c) Kodok Makan telur telur ikan. Pengendalian: sering membuang telur yang mengapung; menagkap dan membuang hidup-hidup. d) Ular Menyerang benih dan ikan kecil. Pengendalian: lakukan penangkapan; pemagaran kolam. e) Lingsang Memakan ikan pada malam hari. Pengendalian:pasang jebakan berumpun. f) Burung Memakan benih yang berwarna menyala seperti merah, kuning. Pengendalian: diberi penghalang bambu agar supaya sulit menerkam; diberi rumbai-rumbai atau tali penghalang. 2. Penyakit a) Penyakit pada kulit Gejala: pada bagian tertentu berwarna merah, berubah warna dan tubuh berlendir. Pengendalian: (1) direndam dalam larutan PK (kalium permanganat) selama 30-60 menit dengan dosis 2 gram/10 liter air, pengobatan dilakukan berulang 3 hari kemudian. (2) direndam dalam Negovon (kalium permanganat) selama 3 menit dengan dosis 2-3,5 %. b) Penyakit pada insang Gejala: tutup insang bengkak, Lembar insang pucat/keputihan. Pengendalian: sama dengan di atas. c) Penyakit pada organ dalam Gejala: perut ikan bengkak, sisik berdiri, ikan tidak gesit. Pengendalian sama dengan di atas. Secara umum hal-hal yang dilakukan untuk dapat mencegah timbulnya penyakit dan hama pada budidaya ikan nila: a) Pengeringan dasar kolam secara teratur setiap selesai panen. b) Pemeliharaan ikan yang benar-benar bebas penyakit. c) Hindari penebaran ikan secara berlebihan melebihi kapasitas. d) Sistem pemasukan air yang ideal adalah paralel, tiap kolam diberi satu pintu pemasukan air. e) Pemberian pakan cukup, baik kualitas maupun kuantitasnya. f) Penanganan saat panen atau pemindahan benih hendaknya dilakukan secara hati-hati dan benar. g) Binatang seperti burung, siput, ikan seribu (lebistus reticulatus peters) sebagai pembawa penyakit jangan dibiarkan masuk ke areal perkolaman. PANEN Pemanenan ikan nila dapat dilakukan dengan cara: panen total dan panen sebagian. a) Panen total Panen total dilakukan dengan cara mengeringkan kolam, hingga ketinggian air tinggal 10 cm. Petak pemanenan/petak penangkapan dibuat seluas 1 m persegi di depan pintu pengeluaran (monnik), sehingga memudahkan dalam penangkapan ikan. Pemanenan dilakukan pagi hari saat keadaan tidak panas dengan menggunakan waring atau scoopnet yang halus. Lakukan pemanenan secepatnya dan hati-hati untuk menghindari lukanya ikan. b) Panen sebagian atau panen selektif Panen selektif dilakukan tanpa pengeringan kolam, ikan yang akan dipanen dipilih dengan ukuran tertentu. Pemanenan dilakukan dengan menggunakan waring yang di atasnya telah ditaburi umpan (dedak). Ikan yang tidak terpilih (biasanya terluka akibat jaring), sebelum dikembalikan ke kolam sebaiknya dipisahkan dan diberi obat dengan larutan malachite green 0,5-1,0 ppm selama 1 jam. Penanganan pascapanen ikan nila dapat dilakukan dengan cara penanganan ikan hidup maupun ikan segar. a) Penanganan ikan hidup Adakalanya ikan konsumsi ini akan lebih mahal harganya bila dijual dalam keadaan hidup. Hal yang perlu diperhatikan agar ikan tersebut sampai ke konsumen dalam keadaan hidup, segar dan sehat antara lain: 1. Dalam pengangkutan gunakan air yang bersuhu rendah sekitar 20 derajat C. 2. Waktu pengangkutan hendaknya pada pagi hari atau sore hari. 3. Jumlah kepadatan ikan dalam alat pengangkutan tidak terlalu padat. b) Penanganan ikan segar Ikan segar mas merupakan produk yang cepat turun kualitasnya. Hal yang perlu diperhatikan untuk mempertahankan kesegaran antara lain: 1. Penangkapan harus dilakukan hati-hati agar ikan-ikan tidak luka. 2. Sebelum dikemas, ikan harus dicuci agar bersih dan lendir. 3. Wadah pengangkut harus bersih dan tertutup. Untuk pengangkutan jarak dekat (2 jam perjalanan), dapat digunakan keranjang yang dilapisi dengan daun pisang/plastik. Untuk pengangkutan jarak jauh digunakan kotak dan seng atau fiberglass. Kapasitas kotak maksimum 50 kg dengan tinggi kotak maksimum 50 cm. 3. Ikan diletakkan di dalam wadah yang diberi es dengan suhu 6-7 derajat C. Gunakan es berupa potongan kecil-kecil (es curai) dengan perbandingan jumlah es dan ikan=1:1. Dasar kotak dilapisi es setebal 4-5 cm. Kemudian ikan disusun di atas lapisan es ini setebal 5-10 cm, lalu disusul lapisan es lagi dan seterusnya. Antara ikan dengan dinding kotak diberi es, demikian juga antara ikan dengan penutup kotak. c) Sedangkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pananganan benih adalah sebagai berikut: 1) Benih ikan harus dipilih yang sehat yaitu bebas dari penyakit, parasit dan tidak cacat. Setelah itu, benih ikan baru dimasukkan ke dalam kantong plastik (sistem tertutup) atau keramba (sistem terbuka). 2) Air yang dipakai media pengangkutan harus bersih, sehat, bebas hama dan penyakit serta bahan organik lainya. Sebagai contoh dapat digunakan air sumur yang telah diaerasi semalam. 3) Sebelum diangkut benih ikan harus diberok dahulu selama beberapa hari. Gunakan tempat pemberokan berupa bak yang berisi air bersih dan dengan aerasi yang baik. Bak pemberokan dapat dibuat dengan ukuran 1 m x 1 m atau 2 m x 0,5 m. Dengan ukuran tersebut, bak pemberokan dapat menampung benih ikan mas sejumlah 5000–6000 ekor dengan ukuran 3-5 cm. Jumlah benih dalam pemberokan harus disesuaikan dengan ukuran benihnya. 4) Berdasarkan lama/jarak pengiriman, sistem pengangkutan benih terbagi menjadi dua bagian, yaitu: 1. Sistem terbuka Dilakukan untuk mengangkut benih dalam jarak dekat atau tidak memerlukan waktu yang lama. Alat pengangkut berupa keramba. Setiap keramba dapat diisi air bersih 15 liter dan dapat untuk mengangkut sekitar 5000 ekor benih ukuran 3-5 cm. 2. Sistem tertutup Dilakukan untuk pengangkutan benih jarak jauh yang memerlukan waktu lebih dari 4-5 jam, menggunakan kantong plastik. Volume media pengangkutan terdiri dari air bersih 5 liter yang diberi buffer Na2(hpo)4.1H2O sebanyak 9 gram. Cara pengemasan benih ikan yang diangkut dengan kantong plastik: (1) masukkan air bersih ke dalam kantong plastik kemudian benih; (2) hilangkan udara dengan menekan kantong plastik ke permukaan air; (3) alirkan oksigen dari tabung dialirkan ke kantong plastik sebanyak 2/3 volume keseluruhan rongga (air:oksigen=1:2); (4) kantong plastik lalu diikat. (5) kantong plastic dimasukkan ke dalam dos dengan posisi membujur atau ditidurkan. Dos yang berukuran panjang 0,50 m, lebar 0,35 m, dan tinggi 0,50 m dapat diisi 2 buah kantong plastik. Beberapa hal yang perlu diperhatikan setelah benih sampai di tempat tujuan adalah sebagai berikut: - Siapkan larutan tetrasiklin 25 ppm dalam waskom (1 kapsul tertasiklin dalam 10 liter air bersih). - Buka kantong plastik, tambahkan air bersih yang berasal dari kolam setempat sedikit demi sedikit agar perubahan suhu air dalam kantong plastik terjadi perlahan-lahan. - Pindahkan benih ikan ke waskom yang berisi larutan tetrasiklin selama 1-2 menit. - Masukan benih ikan ke dalam bak pemberokan. Dalam bak pemberokan benih ikan diberi pakan secukupnya. Selain itu, dilakukan pengobatan dengan tetrasiklin 25 ppm selama 3 hari berturut-turut. Selain tetrsikli dapat juga digunakan obat lain seperti KMNO4 sebanyak 20 ppm atau formalin sebanyak 4% selama 3-5 menit. - Setelah 1 minggu dikarantina, tebar benih ikan di kolam budidaya. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA 1.Analisa Usaha Budidaya Perkiraan analisis usaha budidaya ikan nila selama 1 bulan pada tahun 1999 di daerah Jawa Barat adalah sebagai berikut: a) Biaya produksi 1. Sewa kolam Rp. 120.000,- 2. Benih ikan nila 4000 ekor, @ Rp.200,- Rp. 800.000,- 3. Pakan - Dedak 8 karung @ Rp.800,- Rp. 6.400,- 4. Obat dan pupuk - Kotoran ayam 4 karung, @ Rp.7.000,- Rp. 28.000,- - Urea dan TSP 10 kg, @ Rp.1.800,- Rp. 18.000,- - Kapur 30 kg, @ Rp. 1.200,- Rp. 36.000,- 5. Peralatan Rp. 100.000,- 6. Tenaga kerja 1 orang @ Rp. 7500,- Rp. 225.000,- 7. Biaya tak terduga 10% Rp. 133.340,- Jumlah biaya produksi Rp.1.466.740,- b) Pendapatan benih ikan 85%,4000 ekor @ Rp.700,- Rp.2.380.000,- c) Keuntungan Rp. 913.260,- d) Parameter kelayakan usaha B/C ratio 1,62 2.Gambaran Peluang Agribisnis Dengan adanya luas perairan umum di Indonesia yang terdiri dari sungai, rawa, danau alam dan buatan seluas hampir mendekati 13 juta ha merupakan potensi alam yang sangat baik bagi pengembangan usaha perikanan di Indonesia. Disamping itu banyak potensi pendukung lainnya yang dilaksanakan oleh pemerintah dan swasta dalam hal permodalan, program penelitian dalam hal pembenihan, penanganan penyakit dan hama dan penanganan pasca panen, penanganan budidaya serta adanya kemudahan dalam hal periizinan import. Walaupun permintaan di tingkal pasaran lokal akan ikan nila dan ikan air tawar lainnya selalu mengalami pasang surut, namun dilihat dari jumlah hasil penjualan secara rata-rata selalu mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Apabila pasaran lokal ikan nila mengalami kelesuan, maka akan sangat berpengaruh terhadap harga jual baik di tingkat petani maupun di tingkat grosir di pasar ikan. Selain itu penjualan benih ikan nila boleh dikatakan hampir tak ada masalah, prospeknya cukup baik. Selain adanya potensi pendukung dan faktor permintaan komoditi perikanan untuk pasaran lokal, maka sector perikanan merupakan salah satu peluang usaha bisnis yang cerah. Budidaya Ikan Nila (2) Ikan Nila adalah ikan dengan pertumbuhan paling cepat dibandingkan ikan lain. Ikan nilan dapat tumbuh sampai 1 kg per ekornya dengan rasa dagingnya yang luar biasa enak. Ikan nila merupakan ikan favorit bagi para peternak ikan karena nilai jualnya yang tinggi sekaligus pertumbuhannya yang pesat menyebabkan waktu panen yang lebih pendek. Ikan nila juga mudah sekali pembudidayaannya, bahkan ikan ini dapat dibudidayakan dengan berbagai macam cara menggunakan kolam, jarring apung , atau karamba, di sawah, bahkan di kolam yang berair payau ikan ini mampu tumbuh dan berkembang. cara budidaya ikan nila Sejarah Ikan Nila Ikan ini pertama kali dibawa dari Taiwan ke Bogor yakni di Balai Penelitian Perikanan Air Tawar pada tahun 1969. setelah diteliti ikan nila desebarkan ke berbagai daerah perikanan dan diberi nama sesuai dengan nama latinnya yakni Nilotica. Dimana nama ini menunjukkan daerah asal ikan ini yakni sungai Nil di Benua Afrika. Awalnya ikan ini mendiami hulu sungai Nil di Uganda dan mereka selama bertahun – tahun habitatnya semakin berkembang dan bermigrasi ke arah selatan ke hilir sungai melewati danau Raft dan Tanganyika sampai ke Mesir.Ikan ini dengan bantuan dari manusia sekarang sudah tersebar sampai ke lima benua. Meskipun habitatnya yang disukai adalah daerah tropis dan hangat. Habitat ikan Nila Ikan nila memiliki kemampuan menyesuaikan diri yang baik dengan lingkungan sekitarnya. Ikan memiliki toleransi yang tinggi terhadap lingkungan hidupnya. Sehingga ia bisa dipelihara di dataran rendah yang berair payau maupun dataran yang tinggi dengan suhu yang rendah. Ia mampu hidup pada suhu 14 – 38 derajat celcius. Dengan suhu terbaik adalah 25 – 30 derajat. Hal yang paling berpengaruh dengan pertumbuhannya adalah salinitas atau kadar garam jumlah 0 – 29 % sebagai kadar maksimal untuk tumbuh dengan baik. Meski ia bisa hidup di kadar garam sampai 35% namun ia sudah tidak dapat tumbuh berkembang dengan baik. Perkembangbiakan Ikan nila dapat mencapai saat dewasa pada umur 4 – 5 bulan dan ia akan mencapai pertumbuhan maksimal untuk melahirkan sampai berumur 1,5 – 2 tahun. Pada saat ia berumur lebih dari 1 tahun kira – kira beratnya mencapai 800g dan saat ini ia bisa mengeluarkan 1200 – 1500 larva setiap kali ia memijah. Dan dapat berlangsung selama 6 – 7 kali dalam setahun. Sebelum memijah ikan nila jantan selalu membuat sarang di dasar perairan dan daerahnya akan ia jaga dan merupakan daerah teritorialnya sendiri. Ikan Nila jantan menjadi agresif saat musim ini Kebiasaan makan ikan Nila Ikan nila termasuk dalam ikan pemakan segala atau Omnivora. Ikan ini dapat berkembang biak dengan aneka makanan baik hewani maupun nabati. Ikan nila saat ia masih benih, pakannya adalah plankton dan lumut sedangkan jika ia sudah dewasa ia mampu diberi makanan tambahan seperti pelet dan berbagai makanan lain yaitu daun talas. Hal yang harus anda ketahui untuk memelihara ikan nila adalah : pertumbuhan dari ikan ini sangat bergantung dari pengaruh fisika dan kimia serta interaksinya. Pada saat curah hujan yang tinggi misalnya pertumbuhan berbagai tanaman air akan berkurang sehingga mengganggu pertumbuhan air dan secara tidak langsung mengganggu pertumbuhan ikan nila. Ikan nila juga akan lebih cepar tumbuhnya jika dipelihara di kolam yang dangkal airnya, karena di kolam dangkal pertumbuhan tanaman dan ganggang lebih cepat dibandingkan di kolam yang dalam. Ada yang lain yaitu kolam yang pada saat pembuatannya menggunakan pupuk organic atau pupuk kandang juga akan membuat pertumbuhan tanaman air lebih baik dan ikan nila juga akan lebih pesat pertumbuhannya. Ikan nila jantan juga memiliki keunggulan dibandingkan dengan yang betina. Ikan jantan memiliki pertumbuhan 40% lebih cepat dibandingkan dengan yang betina. Terlebih jika dipelihara dalam kolam yang dibedakan. Atau monosex Prospek pasar Jika anda tertarik untuk memelihara ikan nila sebagai species pilihan maka memang betul sekali pilihan anda. Minat pasar untuk ikan nila masih sangat lebar, mulai dari nila yang stadium bibit sampai ikan nila yang di kategorikan sebagai ikan konsumsi semua pasar tersebut masih sangat memungkinkan dimasuki. Karena termasuk ikan konsumsi dengan harga yang cukup terjangkau pasar. Jenis ikan nila yang menjadi target pasar dalam negri adalah jenis ikan nila lokal dimana anda bisa mensuply ikan anda ke berbai kolam pemancingan dan juga aneka rumah makan, sementara untuk pangsa ekspor anda sebaiknya memilih ikan nila merah dan ikan nila gift, yang tentu saja harganya pasti akan lebih mahal dibandingkan ikan nila biasa. Kualitas daging dan ukuran tubuh menjadi tuntutan bagi para peternak untuk mengekspor produknya. Persyaratan yang harus dipenuhi adalah berat tubuh minimal 500g per ekornya dengan kualitas no 1. Ikan Nila Adalah Salah Satu Ikan Favorit Pemancing Ikan Nila memiliki nama latin Oreochomis Niloticus, ikan ini merupakan favorit baru untuk pemancingan di kolam air tawar. Meski memiliki daging kulit yang tidak terlalu tebal, ikan ini tetap menjadi pilihan pemancing. Terutama di kolam atau waduk dan bendungan dengan pola hidup yang sangat toleran dengan alam, ikan ini mampu berkembang biak di habitat alam yang cukup extreme, dengan keadaan air yang payau dan setengah asin sampai di perairan yang berada di pegunungan yang suhunya dingin. Ikan nila termasuk ikan omnivore yaitu pemakan segala, Untuk menarik ikan nila para pemancing dapat menggunakan umpan alami seperti cacing, laron atau umpan tumbuh – tumbuhan yaitu lumut. Lumut yang baik adalah lumut yang masih segar dan kalau anda susah mencari, dapat membelinya di penjual lumut di pinggir jalan. Pekerjaan ini cukup baru sebenarnya, mengingat dulu lumut tentu saja dapat dengan mudah anda cari di sawah – sawah dan pematang dengan tanpa bayar. Ikan nila memiliki beberapa varietas, yang banyak di kembang biakkan adalah Nila lokal, Nila gift, Nila nifi atau nila merah. Pada saat di budidayakan, nila dapat diberi makanan pengganti seperti pelet. Nila yang dipelihara di kolam biasanya ditujukan untuk konsumsi dan untuk melayani pesanan kolam – kolam pancingyang sekarang banyak menjamur. Untuk pemancingan jenis ikan nila yang merupakan hasil pembenihan di kolam, biasanya pemancing menggunakanumpan buatan juga sebagai selingan selain lumut sebagai umpan utama. HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN SEBELUM MENJALANKAN BUDI DAYA IKAN NILA Sebelum menjalankan usaha budidaya ikan nila, sebaiknya mempelajari semua hal untung dan rugi. Anda harus melihat situasi dan kondisi di tempat rencana usaha yang akan dijalankan; lokasi, transportasi, kolam, sumber air, suhu air panas atau dingin, pakan tersedia cukup disekitar anda. Misalnya usaha nila anda mungkin kurang berhasil jika suhu kolam anda dibawah 20 derajat Celsius ikan anda akan tumbuh namun sangat lambat dan tentu ini akan merugikan dari segi produksi. Suhu dingin tentu tidak cocok untuk nila. Air juga merupakan sarana yang penting dalam pemeliharaan ikan nila. Apakah sumber air dekat sungai ? Dan apakah sungainya bersih dan airnya tersedia meski pada musim kemarau ? Jika itu tersedia cuckup, jalankan usaha nila anda. Tapi bagaimana dengan kolam yang sumber airnya mata air ? Ini juga bisa namun kendalanya air tidak cepat berganti, akan selalu keruh jika sumber airnya kecil dan ikan dikolamnya banyak. Bagaimana dengan air hujan ? Mengharapkan air hujan untuk usaha nila tidaklah cocok. Danau merupakan alternative yang baik atau waduk. Pada danau alami resikonya sering juga terjadi bencana alam. Resikonya ikan akan mati jika suhu air dan kandungan belerangnya tinggi sewaktu-waktu dan ini terjadi hanya dalam semalam dan ikan-ikan semuanya mati. Bencana terjadi 1-3 tahun sekali. Namun ini jarang terjadi pada danau buatan atau waduk. Budi daya ikan di danau atau waduk tentunya menggunakan system jaring apung. Produksi lebih produktif, lebih mudah penanganan pemberian pakan dan panen. Keuntungan dari system ini adalah hasil panen lebih merata, karena pembesaran biasanya dari bibit yang sama dan pertumbuhan ikan cenderung sama antara nila jantan dan nila betina.Sistem jaring apung tidak memungkinkan nila betina untuk bereproduksi karena tidak ada tempat atau sarang untuk membuahi telur dari ikan betina sehingga telurnya akan hanyut keluar jarring atau menjadi makanan ikan nila yang lain. Tidak seperti pemeliharaan dengan kolam umumnya dari tanah atau beton. Pemeliharaan system kolam biasanya akan menghasilkan ikan nila yang ukurannya berbeda-beda. Ada yang besar, sedang, kecil. Cara ini kurang menguntungkan dan bahkan akan merugi. Dari segi jumlah, ikan memang bertambah namun jumlah akan dipasarkan akan berkurang sampai 40 %. Sebuah gambaran lebih baik, jika anda memelihara 100 ekor dalam jaring apung mungkin anda akan panen kembali 100 ekor dalam 90 hari kemudian. Dengan bobot per ekor yang sama, dan anda dapat menjual semuanya sekali gus. Maka anda akan melihat langsung untung ruginya. Namun dalam kolam biasa, tanah, 100 ekor anda lepas, 90 hari kemudian jumlahnya sudah ribuan termasuk nila sedang dan kecil. Namun ukuran besar yang harus masuk ke pasar hanya ikan jantan. Dan ikan betina belum cukup besar untuk dijual. Perkiraan kasar jika benih yang ditebar bukan dari jenis monoculture maka selisih jantan dan betina akan 50:50 (50 jantan dan 50 betina), sehingga yang dapat anda jual hanya 50 ekor. Sudah pasti disinilah kerugian kebanyakan para petani. Biaya pakan yang mahal tidak dapat menutupi produksi penjualan. Mereka berpikir mereka untung karena ikan bertambah. Ya…. Memang ikan bertambah tapi tak menambah penjualan segera untuk menutupi biaya produksi. Ikan jantan bertumbuh 40 % lebih cepat dari betina, jika betina sampai bereproduksi (beranak). Saat betina menghasilkan telur dan larva saat itu ikan nila betina tidak bertumbuh karena tidak makan pada saat bereproduksi. Nila betina menjaga larva dalam mulutnya sampai larva sudah cukup besar untuk dibiarkan oleh induknya. Jelas bahwa budidaya ikan nila dengan system jaring atau jarring apung lebih menguntungkan dibandingkan dengan pemeliharaan tradisional kolam. Bagaimana cara membesarkan ikan di kolam agar bisa mendapatkan untung ? Besarkan nila dikolam air deras sehingga nila betina terganggu untuk berproduksi anak ikan nila. Atau, panen nila sebelum usia dewasa, sebelum nila menghasilkan telur. Resikonya ukuran nila belum bisa dipasarkan karena ukurannya terlalu kecil, 100-125 gram per ekor. Atau panen nila setelah bertelur dengan ukuran yang cukup besar dan anak ikan masih berukuran 3 cm. Jenis nila GIFT dewasa mulai pada bobot 100-125 gram per ekor. Setelah bertelur, sebulan kemudian bisa mencapai 200 gram. 200 gram per ekor sudah layak dikonsumsi. Jadi, apa yang perlu anda lakukan untuk membudidaya ikan nila agar terhindar dari kerugian ? . Ada beberapa hal, yaitu : 1. Pembesaran pada air deras, supaya ikan nila betina terganggu untuk berproduksi. 2. Pembesaran monoculture (satu jenis kelamin saja, biasanya jantan semua). 3. Pembesaran system jarring. 4. Panen sebelum nila betina bereproduksi, atau setelah bereproduksi anak ikan nila. Masalah kelebihan populasi ikan dalam kolam membuat pasokan makanan berkurang. lebih dari 75% berat ikan rata-rata dibawah 100 gram perekor. Hal ini menjadi masalah dalam penjualan jika permintaan pasar di atas 150 gram perekor. Metode yang dapat digunakan ada beberapa cara yaitu dengan mengendalikan reproduksi ikan nilla melalui tehnik-tehnik mengontrol reproduksi induk betina. Reproduksi alami spesies ikan nila terjadi dalam salah satu dari dua cara. Spesies Oreochromis aureus, O. mossambicus dan O. niloticus disebut mouth-brooders(telur dalam mulut). Betina mengeram dan menetaskan telur-telur dalam mulutnya setelah mereka diletakkan dan dibuahi oleh nila jantan mereka. Spesies T. rendalli dan T. zilli disebut substrat petelur, karena telur diletakkan dan menetas di bawah substrat dalam sarang yang digali oleh jantan dan betina. Induk memelihara telur dan larva, tetapi tidak melindungi mereka di mulut mereka. keturunan yang banyak dan tentu menguntungkan untuk di budidayakan. Namun, sifat ini juga menimbulkan masalah. Tingkat kelangsungan hidup berbeda, membutuhkan tingkat keahlian dan manajemen dan menghasilkan berbagai tingkat keberhasilan besar dalam memproduksi nila atau tilapia. Beberapa dapat dikombinasikan untuk efisiensi dalam penggunaan sumberdaya. Tujuh metode berikut digunakan untuk mengontrol reproduksi ikan nila. Gambar 4 adalah sebuah diagram alur yang menunjukkan di mana metode ini cocok dengan sistem produksi yang berbeda. 1. Pemanenan berkala nila larva dan ikan kecil dengan jaring untuk mengurangi persaingan makanan. - Efektif dalam kolam kecil. - Tenaga kerja intensif - Memerlukan sedikit keterampilan. 2. Pemisahan jenis kelamin setelah masa pertumbuhan awal (budidaya monosex) - Jantan tumbuh lebih cepat daripada betina. - Sulit untuk kolam besar karena sejumlah besar ikan yang dibutuhkan dan prosesnya lambat. - Kesalahan yang dibuat pada pemisahan sexing adalah sekitar 90%. - Memerlukan tenaga kerja terlatih. 3. Stocking hibrida (kawin silang) anak ikan "semua jantan". - Jantan tumbuh lebih cepat daripada betina. - Membutuhkan persediaan bibit induk murni. - Memerlukan fasilitas penetasan khusus dan tenaga terampil. - Fingerlings hibrida mahal untuk diproduksi. 4. Budidaya terapung yang digantung di atas kolam. - Jatuhnya telur ikan melalui jaring mencegah populasi anak ikan yang terlalu banyak dan berdesak-desakan dalam jaring. - Budidaya kolam system apung biayanya mahal. - Memerlukan makanan kualitas tinggi dan pemeliharaan intensif. 5. Budidaya nila dengan kepadatan yang sangat tinggi di kolam. - Berkerumun dalam jumlah banyak mengurangi dorongan untuk bereproduksi. - Diperlukan pemberian pakan dengan ransum berkualitas tinggi diperlukan secara intensif. - Pasokan air yang baik harus tersedia. - Memerlukan listrik, gas atau diesel perangkat aerasi. - Memerlukan keterampilan manajemen. 6. Menyediakan dalam kolam ikan liar sebagai anak ikan atau ikan dewasa di kolam ikan nila. - Mengendalikan reproduksi berlebihan. - Menghasilkan dua macam ikan. - Nila besar harus ditebar awalnya atau mereka akan dimakan. - Seringkali sulit untuk mendapatkan jumlah yang memadai pemangsa fingerlings 7. Berikan pakan berhormon nila larva mulai dari umur dibawah 10 hari sampai umur 21 hari. Dengan pemberian hormon jantan dapat menghasilkan "semua laki-laki" fingerlings. - Hormon sulit untuk didapatkan. - Penetasan fasilitas dan tenaga terampil yang diperlukan. Ada banyak jenis nila, tetapi hanya sedikit yang dibudidayakan secara luas di seluruh dunia saat ini. Daftar berikut kelompok luas spesies nila yang mengeram telur dalam mulut induk betina –(mouth substrat brooders) dan petelur. Induk Mengeram Telur dalam Mulutnya (mouth brooders) 1) Oreochromis aureus biologi dan budidaya. a. Reproduksi: 1. Betina mengeram telur di mulutnya. 2. Suhu optimum 23-28 derajat Celcius. 3. Bertelur 3 kali atau lebih per tahun dengan jumlah 1.500-4.300 telur yang dihasilkan per tahun. 4. Telur menetas dalam 3 sampai 5 hari dan betina penjaga anak-anaknya selama 8-10 hari setelah menetas. b. Makanan: 1. Anak ikan memakan zooplankton. 2. Ikan dewasa memakan zooplankton dan fitoplankton, dan memakan rumput dan organisme. Juga makan makanan yang diproduksi (pellet). c. Budidaya: 1. Lebih menyukai suhu 25 sampai 30 derajat Celcius. 2. Suhu rendah toleransi 8-9 derajat Celcius. 3. Tumbuh baik sampai salinities dari 16-20 bagian per seribu. 2) Mujair biologi dan budidaya. a. Reproduksi: 1. Betina mengeram telur di mulutnya. 2. Suhu optimum 23-28 derajat Celcius. 3. Dapat berkembang biak 6-12 kali per tahun dengan 2.000 hingga 10.000 telur yang dihasilkan per tahun. 4. Telur menetas dalam 2 sampai 5 hari dan menjaga larva selama 8-10 hari. b. Makanan: 1. Anak ikan makan zooplankton. 2. Ikan dewasa makan zooplankton, fitoplankton dan makanan yang diproduksi (pellet). c. Budaya: 1. Suhu optimum 25-30 derajat Celcius. 2. Temperatur rendah toleransi adalah 10-12 derajat Celcius. 3. Berkembangbiak dan tumbuh dengan baik di air payau. 3) Oreochromis niloticus biologi dan budidaya. a. Reproduksi: 1. Betina mengeram telur di mulutnya. 2. Suhu optimum 25-29 derajat Celcius. 3. Rata-rata tiga kali berkembangbiak per tahun dengan sekitar 750-6.000 telur yang dihasilkan per tahun. 4. Telur menetas dalam 3 sampai 5 hari dan betina menjaga larva selama 8 sampai 10 hari setelah menetas. b. Makanan: 1. Anak ikan makan zooplankton. 2. Ikan dewasa makan fitoplankton, zooplankton, serangga dan organisme di dasar kolam. Juga makan makanan yang diproduksi. c. Budaya: 1. Suhu optimum 25-30 derajat Celcius. 2. Toleransi suhu yang lebih rendah adalah 11 derajat Celcius. 3. Tumbuh dengan baik di air hingga 20 bagian per seribu salinitas. 1) Tilapia rendalli biologi dan budidaya. a. Reproduksi: 1. Jantan dan betina menggali sarang dan menetaskan telur dan menjaga larva atau anak ikan dalam mulutnya. 2. Suhu optimum 25-30 derajat Celcius. 3. Pemijahan bisa terjadi pada interval 7-minggu dengan 12.000 hingga 20.000 telur yang dihasilkan per tahun. 4. Telur menetas dalam 5 hari. b. Makanan: 1. Anak ikan makan zooplankton. 2. Ikan dewasa makan rumput laut, serangga, alga dan pakan yang diproduksi. c. Budidaya: 1. Suhu optimum 28 derajat Celcius. 2. Temperatur rendah toleransi adalah 12-13 derajat Celcius. 3. Dapat mentolerir air payau. 2) Tilapia zillii biologi dan budaya. a. Reproduksi: 1. Induk jantan dan betina menggali sarang dan menjaga telur dan anak ikan. 2. Suhu optimum 22-26 derajat Celcius. 3. Enam kali berkembangbiak per tahun mungkin dengan sekitar 6000 hingga 42.000 telur yang dihasilkan per tahun. 4. Telur menetas dalam 3 sampai 5 hari. b. Makanan: 1. Anak ikan makan zooplankton. 2. Ikan dewasa makan fitoplankton, daun, batang, tumbuh-tumbuhan air yang berakar dan pakan yang diproduksi. c. Budidaya: 1. Suhu optimum 28 derajat. 2. Toleransi suhu yang lebih rendah adalah 8-9 derajat Celcius. 3. Tumbuh baik di air laut kekuatan penuh. Keuntungan Dan Kerugian Pembesaran Ikan Dengan Kolam Terbuka Dan Jaring Apung Masing-masing cara pemeliharaan dan pembesaran khusunya ikan nila memiliki keuntungan dan kerugian. Beberapa pemikiran disini dapat dipertimbangkan sesuai dengan kebutuhan dan potensi yang ada di masing tempat budidaya ikan nila. Keuntungan memelihara nila pada kolam terbuka; 1. Mudah dipelihara,dilepas begitu saja tanpa membagi jenjang dan tingkatan ikan. 2. Tidak membutuhkan makanan tambahan untuk induk betina dan anak ikan atau bibit ikan 3. Pembibitan ikan terjadi dengan alami tanpa penanganan khusus induk jantan dan betina sehingga terjadi perkawinan massal dan bibit ikan yang bervariasi dalam jumlah yang banyak. 4. Pemberian pakan ikan tidak perlu membagi ukuran dan tingkatan ikan, semua disama-ratakan bentuk pakan yang diberikan pada ikan. 5. Biaya pemeliharaan kolam lebih murah dibanding dengan system lain. Kerugian memelihara nila pada kolam terbuka; 1. Ukuran bibit ikan atau anak ikan yang tidak sama. 2. Pemberian pakan yang tidak tertarget sehingga hanya ikan besar yang banyak makan dan ikan kecil tidak kebagian. 3. Pemberian pakan yang tidak sesuai mengakibatkan pemborosan pakan atau sebaliknya yang berdampak pada pertumbuhan ikan yang lambat. 4. Jumlah bibit ikan dalam meter persegi lebih sedikit dibanding dengan system lain. 5. Penangkapan saat panen harus menurunkan volume air atau mengunakan jaring. Metode Jaring Apung (Hapa) Jaring apung atau net (semacam kelambu nyamuk) biasa digunakan didalam pembesaran ikan didanau atau waduk dan rawa. Jaring yang terbuat dari nylon ini cukup kuat dan tidak mudah sobek. Pembesaran nila di jaring apung umumnya mengunakan jaring berukuran 3*3*1 M3 hingga 9*9*2 M3. Pembuatan jaring apung adalah dengan mengikatkan jaring pada empat sudut tiang bamboo atau kayu. Dengan mengatur kedalam jaring sampai 0.5-1.5 meter dan sebagian jaring harus berada diatas permukaan air setinggi 30 Cm. gunakan pemberat pada paling bawah jaring yang terendam pada empat sudut. Keuntungan pemeliharaan nila metode jaring apung; 1. Produksi ikan lebih tinggi dalam setiap meter persegi 2. Anak ikan atau bibit ikan lebih seragam. 3. Pembibitan ikan lebih mudah ditanggani baik induknya pada saat perkawinan, penetasan dan pemisahan bibit ikan. 4. Mudah dalam penangkapan saat akan panen. 5. Pembesaran ikan berjenjang dan teratur dalam waktu panen. Kerugian pemeliharaan nila metode jaring apung; 1. pengelolaan lebih rumit dan pengawasan yang lebih sering dilakukan. 2. Pemberian pakan yang harus teratur untuk setiap jaring yang berbeda jenis dan ukuran ikan. 3. Jaring bisa rusak bila cuaca buruk dating 4. Pemeliharaan lewat jaring mudah di ambil oleh pencuri. 5. Biaya pembuatan sistim jaring lebih mahal dari cara lain. Tentu dengan mengenal untung dan rugi dalam membudidaya ikan akan lebih mudah menjalankan usaha. pemeliharaan nila cara terbuka dan cara apung menjadi pilihan yang kedua-duanya memberi keuntungan, membutuhkan ketelatenan dalam pengusahakan stok bibit nila dan pakan ikan nila menjadi prioritas utama dalam usaha nila . Dalam mengatasi hal lain yang akan mungkin muncul, baca artikel berkait. Rencana Pembuatan Kolam Ikan Pembesaran Pembuatan kolam nila dapat dibuat dengan bermacam-macam ukuran tergantung dari minat dan lokasi tempat pembuatan. Minat maksudnya, anda dapat membuat dengan model apapun yang anda suka; model segi empat, model melingkar, model memanjang ataupun model segitiga. Lokasi; jika anda beternak nila dipekarangan rumah mungkin kolam anda tidak akan luas kecuali halaman anda memang besar dan airnya banyak. Model dan lokasi dimana saja tidak masalah yang penting ketersediaan air memadai. Sebelum anda membuat kolam sebaiknya anda merencanakan berapa banyak ikan yang ingin anda pelihara dengan demikian anda dapat menghitung berapa banyak ikan yang dapat menampung dalam satu kolam dengan. Misalnya anda ingin beternak nila sebanyak 10.000 ekor. Berapakah luas kolam yang harus anda bangun untuk menampung ikan sebanyak itu, dan berapa buah kolam seharunya yang harus disiapkan? Kolam berukuran 10mx10m dengan kedalaman 70cm jadi luas isi 100 m2. dan ikan yang di tebar sebanyak 50.000 ekor dengan panjang ikan 4-5cm. kolam yang digunakan adalah kolam beton. Pemberian pakan 3 kali sehari. Pakan ikan timbul atau apung. Ketika ikan semakin besar dan mencapai berat 90gramekor atau panjang 12-15cm jumlah ikan dikurangi setengah dan dibesarkan dalam kolam terpisah dengan luas kolam yang sama namun air dalam kolam dinaikan 1 meter-1.5 meter. Sumber air yang digunakan adalah air pompa. Dan setiap kolam terdapat dua pancuran. Air pancuran menghadap menyamping sehingga air dalam kolam berputar dan pintu keluar air dibuat tepat di tengah kolam. Jumlah ikan dalam kolam beton dan kolam ikan tanah tidaklah sama. Jika luas kolam tanah luas 10x10 ditebar ikan sebanyak 50.000 ekor mungkin akan beresiko tinggi karena jumlah itu tertalu padat. Umumya kolam tanah akan selalu keruh jika jumlah ikan berdesak-desakan dalam kolam, air keruh menghambat pertumbuhan ikan dan lebih sering menjadi sumber penyakit ikan. Untuk kolam tanah 1x1m dapat menampung ikan 150-250 ekor ikan berukuran panjang 3-5 cm atau ikan sebesar duajari. Jika ikan mencapai berat 90-100 gram / ekor maka jumlah ikan dalam kolam itu harus dikurangi sampai kira-kira 50%. 1x1m kolam dapat menampung 100-150 ekor. Jumlah ini sama juga dalam penerapan ikan dalam jaring apung. Jika anda ingin membesarkan ikan lebih dari 250 gram/ekor maka anda juga harus menggurangi jumlah ikan dalam kolam itu sampai 50 %. Pada beternak ikan nila sistem apung. pendederan dan pembesaran dapat dilakukan pada jaring sehingga ikan tidak menyentuh tanah dan kualitas air tetap terjaga. Cara Membuat Kolam Apung Dalam Kolam Besar. Ikan nila hidup baik dikolam dangkal antara 30-50 cm. Namun akan lebih baik jika nila dipelihara pada kolam yang lebih dalam antara 75-150 cm, hal ini memungkinkan ikan hidup lebih leluasa dan ikan dapat bertumbuh menjadi besar. Untuk kolam dangkal sebaiknya digunakan untuk pendederan. Pendederan tidak memerlukan kolam yang dalam agar pemberian pakan tidak mubasir. Kolam dangkal memudahkan pemberian pakan dan pemantauan pertumbuhan larva menjadi anak ikan. Dan memudahkan untuk memindahkan anak ikan. Jika kolam terlalu dalam akan tidak efesien dalam pemindahan anak ikan. Pendederan apung adalah cara yang lebih mudah untuk mengontrol pertumbuhan larva. Alat-alat yang diperlukan dalam pendederan apung antara lain: jaring 3x3x3 meter persegi (kelambu), mata jaring 1-1.5 mm, tiang dari besi atau kayu, tali. Pembuatan Kolam Jumlah Ikan Tebar Dalam Kolam_files/kolam jaring apung 1.5 meter. pembuatan kolam ikan sistem jaring di kolam besar cara membuatnya. Tancapkan tiang besi atau kayu di empat sudut sama panjang dan lebar. Ikat setiap ujung jaring yang kuat pada empat ujung jaring ke tiang-tiang itu. Tiang besi ditancapkan ketanah sampai tiang itu cukup kuat menahan beban goyangan. Jika pembuatan kolam pendederan ini pada kolam biasa sebaiknya kolam ini dalam keadaan kering agar proses pembuatan kolam jaring untuk pendederan ini mudah diranjang. Berilah lima pemberat pada empat sudut dasar jaring dan satu dibagian tengah. Dengan pemberian pemberat jaring tidak akan mengambang ke permukaan air. Bagian jaring yang tidak tenggelam antara 30-50 cm berada di permukaan air, menjaga tidak keluarnya larva atau masuknya ikan besar kedalam jaring. Budidaya Ikan Nila (3) Budidaya Ikan Nila sudah banyak dilakukan oleh para petani di negeri ini, walaupun demikian peluang usaha Budidaya Ikan Nila masih terbuka lebar. Saat ini kecenderungan masyarakat dunia mulai mengurangi konsumsi daging hewan seperti sapi karena beberapa alasan seperti penyakit anthrax dan mulai beralih mengkonsumsi ikan sebagai sumber protein. Salah satu sumber protein asal hewan air yang paling diminati pasar dunia adalah fillet (potongan daging tanpa tulang) ikan nila. Sehingga permintaan pasar dunia terhadap jenis fillet tersebut semakin meningkat. Negara yang menjadi pemasok fillet nila terbesar dunia adalah Cina, Indonesia, Thailand, Taiwan, dan Filipina. Meski demikian pasokan Fillet Ikan Nila dari negara-negara tersebut masih belum mencukupi. Sehingga Peluang Usaha Budidaya Ikan Nila untuk mencukupi pasar tersebut masih terbuka luas. Ikan Nila merupakan jenis ikan yang sudah sangat terkenal di kalangan masyarakat. Rasa daging ikan yang enak membuat banyak orang menyukainya. Bagi para petani memelihara ikan nila banyak dipilih karenamudah dalam membudidayakan dan mudah dalam pemasarannya. Selain itu minat pasar untuk ikan nila masih sangat lebar, mulai dari nila yang ukuran bibit sampai ikan nila yang di kategorikan sebagai ikan konsumsi semua pasar tersebut masih mungkin dimasuki. Karena termasuk ikan konsumsi, ikan nila memiliki harga yang cukup terjangkau pasar. Ikan Nila dapat dipasarkan melalui pasar dalam negeri danpasar luar negeri. Pasar dalam negeri biasanya dari jenis ikan nila lokal yang bisa disuplai ke berbgai kolam pemancingan, rumah makan, dan pedagang ikan. Sementara untuk pangsa ekspor biasanya dipilih ikan nila merah dan ikan nila gift, yang tentu saja harganya pasti akan lebih mahal dibandingkan ikan nila biasa. Tak heran bila banyak petani memilih Budidaya Ikan Nila sebagai lahan usahanya. Anda tertarik? Berikut beberapa penjelasannya. JENIS IKAN NILA Ada beberapa jenis ikan Nila yang memliki pertumbuhan yang sangat cepat antara lain Nila Jica dan Nila Gift. Ikan Nila Jica merupakan hasil rekayasa genetik yang dilakukan sejak tahun 2002. Pengembangan Jenis ikan Nila ini dibantu oleh JICA (Japan for International Cooperation Agency, yang merupakan lembaga donor Pemerintah Jepang), kemudian jenis Ikan nila ini dinamakan nila jica. Jenis nila ini didapat dari hasil pengembangan lembaga riset Kagoshima Fisheries Research Station di Jepang. Kemudian, oleh BBAT Jambi, ikan ini dikembangkan lagi, hingga akhirnya muncul varietas baru. Jenis Ikan Nila lain yang memiliki pertumbuhan cepat adalah Nila Gift (Genetic improvement of farmed tilapias), yang merupakan hasil pengembangan International Center for Living Aquatic Resources Management (ICLARM) Filipina. Ikan Nila Gift sangat digemari pasar dunia, selain itu pertumbuhan Ikan Nila Gift juga tergolong paling cepat, bahkan tiga kali lebih cepat dibanding ikan mujair. Nila Gift bahkan dinobatkan menjadi Ikan abad 21, pada Konferensi Perikanan Sedunia di Bangkok (Thailand) tahun 1996. PILIHAN BUDIDAYA IKAN NILA Peluang Usaha Budidaya Ikan Nila dapat memungkinkan dalam berbagai bentuk usaha yang bisa dipilih sesuai dengan minat dan kondisi yang memungkinkan,diantaranya:  Usaha Pembenihan Ikan Nila.  -Usaha Pembesaran Ikan Nila.  Usaha Pemasaran atau Distribusi Ikan Nila. Kebutuhan benih Ikan Nila seiring dengan kebutuhan ikan nila konsumsi, semakin besar kebutuhan konsumsi ikan Nila maka kebutuhan akan bibit nila semakin meningkat dengan demikian peluang usaha terbuka dalam hal pembibitan ikan nila. Metode pembibitan juga relatif lebih mudah, karena Ikan Nila dapat berkembang biak secara alami dengan sangat mudah. Hanya yang diperlukan adalah lahan yang cukup luas. Ikan Nila akan berkembang dengan sangat cepat pada areal sawah yang dangkal dan cukup luas dengan suhu air yang cukup hangat. Model pembenihan ikan nila bisa dilakukan dengan sistem mina padi. Usaha pembesaran Ikan Nila dapat dilakukan pada semua tempat seperti kolam, tambak, karamba, jalapung bahkan pada air payau sekalipun. Resiko kematian usaha pembesaran relatif lebih kecil jika dibandingkan dengan pembibitan, ikan nila relatif bisa bertahan hidup dalam kondidi air yang tidak begitu bagus. Usaha pembesaran ikan nila ditujukan untuk memenuhi permintaan konsumsi, yang bisa dipanen dalam masa 4 bulan sejak benih ikan Nila ditabur. LINGKUNGAN HIDUP IKAN NILA Ikan nila memiliki kemampuan menyesuaikan diri yang baik dengan lingkungan sekitarnya. Ikan memiliki toleransi yang tinggi terhadap lingkungan hidupnya. Sehingga ia bisa dipelihara di dataran rendah yang berair payau maupun dataran yang tinggi dengan suhu yang rendah. Ia mampu hidup pada suhu 14 – 38 derajat celcius. Dengan suhu terbaik adalah 25 – 30 derajat. Hal yang paling berpengaruh dengan pertumbuhannya adalah salinitas atau kadar garam jumlah 0 – 29 % sebagai kadar maksimal untuk tumbuh dengan baik. Meski ia bisa hidup di kadar garam sampai 35% namun ia sudah tidak dapat tumbuh berkembang dengan baik. PERKEMBANGBIAKAN IKAN NILA Ikan nila dapat mencapai saat dewasa pada umur 4 – 5 bulan dan ia akan mencapai pertumbuhan maksimal untuk melahirkan sampai berumur 1,5 – 2 tahun. Pada saat ia berumur lebih dari 1 tahun kira – kira beratnya mencapai 800g dan saat ini ia bisa mengeluarkan 1200 – 1500 larva setiap kali ia memijah. Dan dapat berlangsung selama 6 – 7 kali dalam setahun. Sebelum memijah ikan nila jantan selalu membuat sarang di dasar perairan dan daerahnya akan ia jaga dan merupakan daerah teritorialnya sendiri. Ikan Nila jantan menjadi agresif saat musim ini. MAKANAN IKAN NILA Ikan nila termasuk dalam ikan pemakan segala atau Omnivora. Ikan ini dapat berkembang biak dengan aneka makanan baik hewani maupun nabati. Ikan nila saat ia masih benih, pakannya adalah plankton dan lumut sedangkan jika ia sudah dewasa ia mampu diberi makanan tambahan seperti pelet dan berbagai makanan lain yaitu daun talas. Selain itu Ikan Nila dapat diberi makanan limbah rumah tangga. Pemberian makanan dengan limbah rumah tangga dapat menghemat biaya perawatan dan pemeliharaan. (Galeriukm) BUDIDAYA IKAN MAS 1. SEJARAH SINGKAT Ikan mas merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, berbadan memanjang pipih kesamping dan lunak. Ikan mas sudah dipelihara sejak tahun 475 sebelum masehi di Cina. Di Indonesia ikan mas mulai dipelihara sekitar tahun 1920. Ikan mas yang terdapat di Indonesia merupakan merupakan ikan mas yang dibawa dari Cina, Eropa, Taiwan dan Jepang. Ikan mas Punten dan Majalaya merupakan hasil seleksi di Indonesia. Sampai saat ini sudah terdapat 10 ikan mas yang dapat diidentifikasi berdasarkan karakteristik morfologisnya. Budidaya ikan mas telah berkembang pesat di kolam biasa, di sawah, waduk, sungai air deras, bahkan ada yang dipelihara dalam keramba di perairan umum. Adapun sentra produksi ikan mas adalah: Ciamis, Sukabumi, Tasikmalaya, Bogor, Garut, Bandung, Cianjur, Purwakarta JENIS Dalam ilmu taksonomi hewan, klasifikasi ikan mas adalah sebagai berikut: Kelas : Osteichthyes Anak kelas : Actinopterygii Bangsa : Cypriniformes Suku : Cyprinidae Marga : Cyprinus Jenis : Cyprinus carpio L. Saat ini ikan mas mempunyai banyak ras atau stain. Perbedaan sifat dan cirri dari ras disebabkan oleh adanya interaksi antara genotipe dan lingkungan kolam, musim dan cara pemeliharaan yang terlihat dari penampilan bentuk fisik, bentuk tubuh dan warnanya. Adapun ciri-ciri dari beberapa strain ikan mas adalah sebagai berikut: 1) Ikan mas punten: sisik berwarna hijau gelap; potongan badan paling pendek; bagian punggung tinggi melebar; mata agak menonjol; gerakannya gesit; perbandingan antara panjang badan dan tinggi badan antara 2,3:1. 2) Ikan mas majalaya: sisik berwarna hijau keabu-abuan dengan tepi sisik lebih gelap; punggung tinggi; badannya relatif pendek; gerakannya lamban, bila diberi makanan suka berenang di permukaan air; perbandingan panjang badan dengan tinggi badan antara 3,2:1. 3) Ikan mas si nyonya: sisik berwarna kuning muda; badan relatif panjang; mata pada ikan muda tidak menonjol, sedangkan ikan dewasa bermata sipit; gerakannya lamban, lebih suka berada di permukaan air; perbandingan panjang badan dengan tinggi badan antara 3,6:1. 4) Ikan mas taiwan: sisik berwarna hijau kekuning-kuningan; badan relative panjang; penampang punggung membulat; mata agak menonjol; gerakan lebih gesit dan aktif; perbandingan panjang badan dengan tinggi badan antara 3,5:1. 5) Ikan mas koi: bentuk badan bulat panjang dan bersisisk penuh; warna sisik bermacam-macam seperti putih, kuning, merah menyala, atau kombinasi dari warna-warna tersebut. Beberapa ras koi adalah long tail Indonesian carp, long tail platinm nishikigoi, platinum nishikigoi, long tail shusui nishikigoi, shusi nishikigoi, kohaku hishikigoi, lonh tail hishikigoi, taishusanshoku nshikigoi dan long tail taishusanshoku nishikigoi. Dari sekian banyak strain ikan mas, di Jawa Barat ikan mas punten kurang berkembang karena diduga orang Jawa Barat lebih menyukai ikan mas yang berbadan relatif panjang. Ikan mas majalaya termasuk jenis unggul yang banyak dibudidayakan. Manfaat dari ikan mas adalah 1) Sebagai sumber penyediaan protein hewani. 2) Sebagai ikan hias. P E R S Y AR A T AN L O K AS I 1) Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung, tidak berporos. Jenis tanah tersebut dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor sehingga dapat dibuat pematang/dinding kolam. 2) Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-5% untuk memudahkan pengairan kolam secara gravitasi. 3) Ikan mas dapat tumbuh normal, jika lokasi pemeliharaan berada pada ketinggian antara 150-1000 m dpl. 4) Kualitas air untuk pemeliharaan ikan mas harus bersih, tidak terlalu keruh dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik. 5) Ikan mas dapat berkembang pesat di kolam, sawah, kakaban, dan sungai air deras. Kolam dengan sistem pengairannya yang mengalir sangat baik bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik ikan mas. Debit air untuk kolam air tenang 8-15 liter/detik/ha, sedangkan untuk pembesaran di kolam air deras debitnya 100 liter/menit/m 3 .6) Keasaman air (pH) yang baik adalah antara 7-8. 7) Suhu air yang baik berkisar antara 20-25 derajat C. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA 1) Kolam Lokasi kolam dicari yang dekat dengan sumber air dan bebas banjir. Kolam dibangun di lahan yang landai dengan kemiringan 2–5% sehingga memudahkan pengairan kolam secara gravitasi. a. Kolam pemeliharaan induk Luas kolam tergantung jumlah induk dan intensitas pengelolaannya. Sebagai contoh untuk 100 kg induk memerlukan kolam seluas 500 meter persegi bila hanya mengandalkan pakan alami dan dedak. Sedangkan bila diberi pakan pelet, maka untuk 100 kg induk memerlukan luas 150-200 meter persegi saja. Bentuk kolam sebaiknya persegi panjang dengan dinding bisa ditembok atau kolam tanah dengan dilapisi anyaman bamboo bagian dalamnya. Pintu pemasukan air bisa dengan paralon dan dipasang sarinya, sedangkan untuk pengeluaran air sebaiknya berbentuk monik. b. Kolam pemijahan Tempat pemijahan dapat berupa kolam tanah atau bak tembok. Ukuran/luas kolam pemijahan tergantung jumlah induk yang dipijahkan dengan bentuk kolam empat persegi panjang. Sebagai patokan bahwa untuk 1 ekor induk dengan berat 3 kg memerlukan luas kolam sekitar 18 m 2 dengan 18 buah ijuk/kakaban. Dasar kolam dibuat miring kearah pembuangan, untuk menjamin agar dasar kolam dapat dikeringkan. Pintu pemasukan bisa dengan pralon dan pengeluarannya bisa juga memakai pralon (kalau ukuran kolam kecil) atau pintu monik. Bentuk kolam penetasan pada dasarnya sama dengan kolam pemijahan dan seringkali juga untuk penetasan menggunakan kolam pemijahan. Pada kolam penetasan diusahakan agar air yang masuk dapat menyebar ke daerah yang ada telurnya. c. Kolam pendederan Bentuk kolam pendederan yang baik adalah segi empat. Untuk kegiatan pendederan ini biasanya ada beberapa kolam yaitu pendederan pertama dengan luas 25-500 m2 dan pendederan lanjutan 500-1000 m2 per petak. Pemasukan air bisa dengan pralon dan pengeluaran/ pembuangan dengan pintu berbentuk monik. Dasar kolam dibuatkan kemalir (saluran dasar) dan di dekat pintu pengeluaran dibuat kubangan. Fungsi kemalir adalah tempat berkumpulnya benih saat panen dan kubangan untuk memudahkan penangkapan benih. dasar kolam dibuat miring ke arah pembuangan. Petak tambahan air yang mempunyai kekeruhan tinggi (air sungai) maka perlu dibuat bak pengendapan dan bak penyaringan. Peralatan Alat-alat yang biasa digunakan dalam usaha pembenihan ikan mas diantaranya adalah: jala, waring (anco), hapa (kotak dari jaring/kelambu untuk menampung sementara induk maupun benih), seser, ember-ember, baskom berbagai ukuran, timbangan skala kecil (gram) dan besar (kg), cangkul, arit, pisau serta piring secchi (secchi disc) untuk mengukur kadar kekeruhan. Sedangkan peralatan lain yang digunakan untuk memanen/menangkap ikan mas antara lain adalah warring/scoopnet yang halus, ayakan panglembangan diameter 100 cm, ayakan penandean diameter 5 cm, tempat menyimpan ikan, keramba kemplung, keramba kupyak, fish bus (untuk mengangkut ikan jarak dekat), kekaban (untuk tempat penempelan telur yang bersifat melekat), hapa dari kain tricote (untuk penetasan telur secara terkontrol) atau kadang-kadang untuk penangkapan benih, ayakan penyabetan dari alumunium/bambu, oblok/delok (untuk pengangkut benih), sirib (untuk menangkap benih ukuran 10 cm keatas), anco/hanco (untuk menangkap ikan), lambit dari jaring nilon (untuk menangkap ikan konsumsi), scoopnet (untuk menangkap benih ikan yang berumur satu minggu keatas), seser (gunanya= scoopnet, tetapi ukurannya lebih besar), jaring berbentuk segiempat (untuk menangkap induk ikan atau ikan konsumsi). 3) Persiapan Media Yang dimaksud dengan persiapan adalah melakukan penyiapan media untuk pemeliharaan ikan, terutama mengenai pengeringan, pemupukan dlsb. Dalam menyiapkan media pemeliharaan ini, yang perlu dilakukan adalah pengeringan kolam selama beberapa hari, lalu dilakukan pengapuran untuk memberantas hama dan ikan-ikan liar sebanyak 25-200 gram/meter persegi, diberi pemupukan berupa pupuk buatan, yaitu urea dan TSP masing-masing dengan dosis 50-700 gram/meter persegi, bisa juga ditambahkan pupuk buatan yang berupa urea dan TSP masing-masing dengan dosis 15 gram dan 10 gram/meter persegi. Pembibitan 1) Pemilihan Bibit dan Induk Usaha pembenihan ikan mas dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu secara tradisional, semi intensif dan secara intensif. Dengan semakin meningkatnya teknologi budidaya ikan, khususnya teknologi pembenihan maka telah dilaksanakan penggunaan induk-induk yang berkualitas baik. Keberhasilan usaha pembenihan tidak lagi banyak bergantung pada kondisi alam namun manusia telah banyak menemukan kemajuan diantaranya pemijahan dengan hipofisisasi, peningkatan derajat pembuahan telur dengan teknik pembunuhan buatan, penetasan telur secara terkontrol, pengendalian kuantitas dan kualitas air, teknik kultur makanan alami dan pemurnian kualitas induk ikan. Untuk peningkatan produksi benih perlu dilakukan penyeleksian terhadap induk ikan mas. Adapun ciri-ciri induk jantan dan induk betina unggul yang sudah matang untuk dipijah adalah sebagai berikut: a. Betina: umur antara 1,5-2 tahun dengan berat berkisar 2 kg/ekor; Jantan: umur minimum 8 bulan dengan berat berkisar 0,5 kg/ekor. b. Bentuk tubuh secar akeseluruhan mulai dari mulut sampai ujung sirip ekor mulus, sehat, sirip tidak cacat. c. Tutup insan normal tidak tebal dan bila dibuka tidak terdapat bercak putih; panjang kepala minimal 1/3 dari panjang badan; lensa mata tampak jernih. d. Sisik tersusun rapih, cerah tidak kusam. e. Pangkal ekor kuat dan normal dengan panjang panmgkal ekor harus lebih panjang dibandingkan lebar/tebal ekor. Sedangkan ciri-ciri untuk membedakan induk jantan dan induk betina adalah sebagai berikut: a) Betina - Badan bagian perut besar, buncit dan lembek. - Gerakan lambat, pada malam hari biasanya loncat-loncat. - Jika perut distriping mengeluarkan cairan berwarna kuning. b) Jantan - Badan tampak langsing. - Gerakan lincah dan gesit. - Jika perut distriping mengeluarkan cairan sperma berwarna putih. 2) Sistim Pembenihan/Pemijahan Saat ini dikenal dua macam sistim pemijahan pada budidaya ikan mas, yaitu: a. Sistim pemijahan tradisional Dikenal beberapa cara melakukan pemijahan secara tradisional, yaitu: - Cara sunda: (1) luas kolam pemijahan 25-30 meter persegi, dasar kolam sedikit berlumpur, kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari; (2) disediakan injuk untuk menepelkan telur; (3) setelah proses pemijahan selesai, ijuk dipindah ke kolam penetasan. - Cara cimindi: (1) luas kolam pemijahan 25-30 meter persegi, dasar kolam sedikit berlumpur, kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari; kolam pemijahan merupakan kolam penetasan; (2) disediakan injuk untuk menepelkan telur, ijuk dijepit bambu dan diletakkan dipojok kolam dan dibatasi pematang antara dari tanah; (3) setelah proses pemijahan selesai induk dipindahkan ke kolam lain; (4) tujuh hari setelah pemijahan ijuk ini dibuka kemudian sekitar 2-3 minggu setelah itu dapat dipanen benih-benih ikan. - Cara rancapaku: (1) luas kolam pemijahan 25-30 meter persegi, dasar kolam sedikit berlumpur, kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari; kolam pemijahan merupakan kolam penetasan, batas pematang antara terbuat dari batu; (2) disediakan rumput kering untuk menepelkan telur, rumput disebar merata di seluruh permukaan air kolam dan dibatasi pematang antara dari tanah; (3) setelah proses pemijahan selesai induk tetap di kolam pemijahan.; (4) setelah benih ikan kuat maka akan berpindah tempat melalui sela bebatuan, setelah 3 minggu maka benih dapat dipanen. - Cara sumatera: (1) luas kolam pemijahan 5 meter persegi, dasar kolam sedikit berlumpur, kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari; kolam pemijahan merupakan kolam penetasan; (2) disediakan injuk untuk menepelkan telur, ijuk ditebar di permukaan air; (3) setelah proses pemijahan selesai induk dipindahkan ke kolam lain; (4) setelah benih berumur 5 hari lalu pindahkan ke kolam pendederan. - Cara dubish: (1) luas kolam pemijahan 25-50 meter persegi, dibuat parit keliling dengan lebar 60 cm dalam 35 cm, kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari; kolam pemijahan merupakan kolam penetasan; (2) sebagai media penempel telur digunakan tanaman hidup seperti Cynodon dactylon setinggi 40 cm; (3) setelah proses pemijahan selesai induk dipindahkan ke kolam lain; (4) setelah benih berumur 5 hari lalu pindahkan ke kolam pendederan. - Cara hofer: (1) sama seperti cara dubish hanya tidak ada parit dan tanaman Cynodon dactylon dipasang di depan pintu pemasukan air. b. Sistim kawin suntik Pada sisitim ini induk baik jantan maupun betina yang matang bertelur dirangsang untuk memijah setelah penyuntikan ekstrak kelenjar hyphofise ke dalam tubuh ikan. Kelenjar hyphofise diperoleh dari kepala ikan donor (berada dilekukan tulang tengkorak di bawah otak besar). Setelah suntikan dilakukan dua kali, dalam tempo 6 jam induk akan terangsang melakukan pemijahan. Sistim ini memerlukan biaya yang tinggi, sarana yang lengkap dan perawatan yang intensif. 3) Pembenihan/Pemijahan Hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pemijahan ikan mas: a. Dasar kolam tidak berlumpur, tidak bercadas. b. Air tidak terlalu keruh; kadar oksigen dalam air cukup; debit air cukup; dan suhu berkisar 25 derajat C. c. Diperlukan bahan penempel telur seperti ijuk atau tanaman air. d. Jumlah induk yang disebar tergantung dari luas kolam, sebagai patokan seekor induk berat 1 kg memerlukan kolam seluas 5 meter persegi. e. Pemberian makanan dengan kandungan protein 25%. Untuk pellet diberikan secara teratur 2 kali sehari (pagi dan sore hari) dengan takaran 2-4% dari jumlah berat induk ikan. 4) Pemeliharaan Bibit/Pendederan Pendederan atau pemeliharaan anak ikan mas dilakukan setelah telur-telur hasil pemijahan menetas. Kegiatan ini dilakukan pada kolam pendederan (luas 200-500 meter persegi) yang sudah siap menerima anak ikan dimana kolam tersebut dikeringkan terlebih dahulu serta dibersihkan dari ikan-ikan liar. Kolam diberi kapur dan dipupuk sesuai ketentuan. Begitu pula dengan pemberian pakan untuk bibit diseuaikan dengan ketentuan. Pendederan ikan mas dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu: a. Tahap I: umur benih yang disebar sekitar 5-7 hari(ukuran1-1,5 cm); jumlah benih yang disebar=100-200 ekor/meter persegi; lama pemeliharaan 1 bulan; ukuran benih menjadi 2-3 cm. b. Tahap II: umur benih setelah tahap I selesai; jumlah benih yang disebar=50-75 ekor/meter persegi; lama pemeliharaan 1 bulan; ukuran benih menjadi 3-5 cm. c. Tahap III: umur benih setelah tahap II selesai; jumlah benih yang disebar=25-50 ekor/meter persegi; lama pemeliharaan 1 bulan; ukuran benih menjadi 5-8 cm; perlu penambahan makanan berupa dedak halus 3-5% dari jumlah bobot benih. d. Tahap IV: umur benih setelah tahap III selesai; jumlah benih yang disebar=3-5 ekor/meter persegi; lama pemeliharaan 1 bulan; ukuran benih menjadi 8-12 cm; perlu penambahan makanan berupa dedak halus 3-5% dari jumlah bobot benih. 5) Perlakuan dan Perawatan Bibit Apabila benih belum mencapai ukuran 100 gram, maka benih diberi pakan pelet 2 mm sebanyak 3 kali bobot total benih yang diberikan 4 kali sehari selama 3 minggu. Pemeliharaan Pembesaran Pemeliharaan pembesaran dapat dilakukan secara polikultur maupun monokultur. a) Polikultur 1. ikan mas 50%, ikan tawes 20%, dan mujair 30%, atau 2. ikan mas 50%, ikan gurame 20% dan ikan mujair 30%. b) Monokultur Pemeliharaan sistem ini merupakan pemeliharaan terbaik dibandingkan dengan polikultur dan pada sistem ini dilakukan pemisahan antara induk jantan dan betina. 1) Pemupukan Pemupukan dengan kotoran kandang (ayam) sebanyak 250-500 gram/m2, TSP 10 gram/m2 , Urea 10 gram/m2 , kapur 25-100 gram/m2 . Setelah itu kolam diisi air 39\0-40 cm. Biarkan 5-7 hari. Dua hari setelah pengisian air, kolam disemprot dengan insektisida organophosphat seperti Sumithion 60 EC, Basudin 60 EC dengan dosis 2-4 ppm. Tujuannya untuk memberantas serangga dan udang-udangan yang memangsa rotifera. Setelah 7 hari kemudian, air ditinggikan sekitar 60 cm. Padat penebaran ikan tergantung pemeliharaannya. Jika hanya mengandalkan pakan alami dan dedak, maka padat penebaran adalah 100-200 ekor/m2, sedangkan bila diberi pakan pellet, maka penebaran adalah 300-400 ekor/m2 (benih lepas hapa). Penebaran dilakukan pada pagi/sore hari saat suhu rendah. 2) Pemberian Pakan Dalam pembenihan secara intensif biasanya diutamakan pemberian pakan buatan. Pakan yang berkualitas baik mengandung zat-zat makanan yang cukup, yaitu protein yang mengandung asam amino esensial, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral. Perawatan larva dalam hapa sekitar 4-5 hari. Setelah larva tidak menempel pada kakaban (3-4 hari kemudian) kakaban diangkat dan dibersihkan. Pemberian pakan untuk larva, 1 butir kuning telur rebus untuk 100.000 ekor/hari. Caranya kuning telur dibuat suspensi (1/4 liter air untuk 1 butir), kuning telur diremas dalam kain kemudian diberikan pada benih, perawatan 5-7 hari. 3) Pemeliharaan Kolam/Tambak Dalam hal pemeliharaan ikan mas yang tidak boleh terabaikan adalah menjaga kondisi perairan agar kualitas air cukup stabil dan bersih serta tidak tercemari/teracuni oleh zat beracun. HAMA DAN PENYAKIT 1. Hama 1) Bebeasan (Notonecta) Berbahaya bagi benih karena sengatannya. Pengendalian: menuangkan minyak tanah ke permukaan air 500 cc/100 meter persegi. 2) Ucrit (Larva cybister) Menjepit badan ikan dengan taringnya hingga robek. Pengendalian: sulit diberantas; hindari bahan organik menumpuk di sekitar kolam. 3) Kodok Makan telur telur ikan. Pengendalian: sering membuang telur yang mengapung; menagkap dan membuang hidup-hidup. 4) Ular Menyerang benih dan ikan kecil. Pengendalian: lakukan penangkapan; pemagaran kolam. 5) Lingsang Memakan ikan pada malam hari. Pengendalian:pasang jebakan berumpun. 6) Burung Memakan benih yang berwarna menyala seperti merah, kuning. Pengendalian: diberi penghalang bambu agar supaya sulit menerkam; diberi rumbai-rumbai atau tali penghalang. 7) Ikan gabus Memangsa ikan kecil. Pengendalian:pintu masukan air diberi saringan atau dibuat bak filter. 8) Belut dan kepiting Pengendalian: lakukan penangkapan. 2. Penyakit 1) Bintik merah (White spot) Gejala: pada bagian tubuh (kepala, insang, sirip) tampak bintik-bintik putih, pada infeksi berat terlihat jelas lapisan putih, menggosok-gosokkan badannya pada benda yang ada disekitarnya dan berenang sangat lemah serta sering muncul di permukaan air. Pengendalian: direndam dalam larutan Methylene blue 1% (1 gram dalam 100 cc air) larutan ini diambil 2-4 cc dicampur 4 liter air selama 24 jam dan Direndam dalam garam dapur NaCl selama 10 menit, dosis 1-3 gram/100 cc air. 2) Bengkak insang dan badan ( Myxosporesis) Gejala: tutup insang selalu terbuka oleh bintik kemerahan, bagian punggung terjadi pendarahan. Pengendalian; pengeringan kolam secara total, ditabur kapur tohon 200 gram/m2 , biarkan selama 1-2 minggu. 3) Cacing insang, sirip, kulit (Dactypogyrus dan girodactylogyrus) Gejala: ikan tampak kurus, sisik kusam, sirip ekor kadang-kadang rontok, ikan menggosok-gosokkan badannya pada benda keras disekitarnya, terjadi pendarahan dan menebal pada insang. Pengendalian: (1) direndan dalam larutan formalin 250 gram/m3 selama 15 menit dan direndam dalam Methylene blue 3 gram/m3 selama 24 jam; (2) hindari penebaran ikan yang berlebihan. 4) Kutu ikan (argulosis) Gejala: benih dan induk menjadi kurus, karena dihisap darahnya. Bagian kulit, sirip dan insang terlihat jelas adanya bercak merah (hemorrtage). Pengendalian: (1) ikan yang terinfeksi direndan dalam garam dapur 20 gram/liter air selama 15 menit dan direndam larutan PK 10 ppm (10 ml/m3) selama 30 menit; (2) dengan pengeringan kolam hingga retak-retak. 5) Jamur (Saprolegniasis) Menyerang bagian kepala, tutup insang, sirip dan bagian yang lainnya. Gejala: tubuh yang diserang tampak seperti kapas. Telur yang terserang jamur, terlihat benang halus seperti kapas. Pengendalian: direndam dalam larutan Malactile green oxalat (MGO) dosis 3 gram/m3 selama 30 menit; telur yang terserang direndam dengan MGO 2-3 gram/m3 selama 1 jam. 6) Gatal (Trichodiniasis) Menyerang benih ikan. Gejala: gerakan lamban; suka menggosok-gosokan badan pada sisi kolam/aquarium. Pengendalian: rendam selam 15 menit dalam larutan formalin 150-200 ppm. 7) Bakteri psedomonas flurescens Penyakit yang sangat ganas. Gejala: pendarahan dan bobok pada kulit; sirip ekor terkikis. Pengendalian: pemberian pakan yang dicampur oxytetracycline 25-30 mg/kg ikan atau sulafamerazine 200mg/kg ikan selama 7 hari berturut-turut. 8) Bakteri aeromonas punctata Penyakit yang sangat ganas. Gejala: warna badan suram, tidak cerah; kulit kesat dan melepuh; cara bernafas mengap-mengap; kantong empedu gembung; pendarahan dalam organ hati dan ginjal. Pengendalian: penyuntikan chloramphenicol 10-15 mg/kg ikan atau streptomycin 80-100 mg/kg ikan; pakan dicampur terramicine 50 mg/kg ikan selama 7 hari berturut-turut. Secara umum hal-hal yang dilakukan untuk dapat mencegah timbulnya penyakit dan hama pada budidaya ikan mas: 1) Pengeringan dasar kolam secara teratur setiap selesai panen. 2) Pemeliharaan ikan yang benar-benar bebas penyakit. 3) Hindari penebaran ikan secara berlebihan melebihi kapasitas. 4) Sistem pemasukan air yang ideal adalah paralel, tiap kolam diberi satu pintu pemasukan air. 5) Pemberian pakan cukup, baik kualitas maupun kuantitasnya. 6) Penanganan saat panen atau pemindahan benih hendaknya dilakukan secara hati-hati dan benar. 7) Binatang seperti burung, siput, ikan seribu (lebistus reticulatus peters) sebagai pembawa penyakit jangan dibiarkan masuk ke areal perkolaman. PANEN 1. Pemanenan Benih Sebelum dilakukan pemanenan benih ikan, terlebih dahulu dipersiapkan alatalat tangkap dan sarana perlengkapannya. Beberapa alat tangkap dan sarana yang disiapkan diantaranya keramba, ember biasa, ember lebar, seser halus sebagai alat tangkap benih, jaring atau hapa sebagai penyimpanan benih sementara, saringan yang digunakan untuk mengeluarkan air dari kolam agar benih ikan tidak terbawa arus, dan bak-bak penampungan yang berisi air bersih untuk penyimpanan benih hasil panen. Panen benih ikan dimulai pagi-pagi, yaitu antara jam 04.00–05.00 pagi dan sebaiknya berakhir tidak lebih dari jam 09.00 pagi. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari terik matahari yang dapat mengganggu benih ikan kesehatan tersebut. Pemanenan dilakukan mula-mula dengan menyurutkan air kolam pendederan sekitar pkul 04.00 atau 05.00 pagi secara perlahan-lahan agar ikan tidak stres akibat tekanan air yang berubah secara mendadak. Setelah air surut benih mulai ditangkap dengan seser halus atau jaring dan ditampung dalam ember atau keramba. Benih dapat dipanen setelah dipelihara selama 21 hari. Panenan yang dapat diperoleh dapat mencapai 70-80% dengan ukuran benih antara 8-12 cm. 2. Cara Perhitungan Benih Untuk mengetahui benih ikan hasil panenan yang disimpan dalam bak penyimpanan maka sebelum dijual, terlebih dahulu dihitung jumlahnya. Cara menghitung benih umumnya dengan memakai takaran, yaitu dengan menggunakan sendok untuk larva dan kebul, cawan untuk menghitung putihan, dan dihitung per ekor untuk benih ukuran glondongan. Penghitungan benih biasanya dengan cara: a) Penghitungan dengan sendok. b) Penghitungan dengan mangkok. 3. Pembersihan Pada umumnya, dasar kolam pendederan sudah dirancang miring dan ada saluran di tengah kolam, selain itu pada dasar kolam tersebut ada bagian yang lebih dalam dengan ukuran 1-2 meter persegi sehingga ketika air menyurut, maka benih ikan akan mengumpul di bagian kolam yang dalam tersebut. Benih ikan lalu ditangkap sampai habis dan tidak ada yang ketinggalan dalam kolam. Benih ikan tersebut semuanya disimpan dalam bak-bak penampungan yang telah disiapkan. 4. Pemanenan Hasil Pembesaran Untuk menangkap/memanen ikan hasil pembesaran umumnya dilakukan panen total. Umur ikan mas yang dipanen berkisar antara 3-4 bulan dengan berat berkisar antara 400-600 gram/ekor. Panen total dilakukan dengan cara mengeringkan kolam, hingga ketinggian air tinggal 10-20 cm. Petak pemanenan/petak penangkapan dibuat seluas 2 meter persegi di depan pintu pengeluaran (monnik), sehingga memudahkan dalam penangkapan ikan. Pemanenan dilakukan pagi hari saat keadaan tidak panas dengan menggunakan waring atau scoopnet yang halus. Lakukan pemanenan secepatnya dan hati-hati untuk menghindari lukanya ikan. PASCAPANEN Penanganan pasca panen ikan mas dapat dilakukan dengan cara penanganan ikan hidup maupun ikan segar. 1) Penanganan ikan hidup Adakalanya ikan konsumsi ini akan lebih mahal harganya bila dijual dalam keadaan hidup. Hal yang perlu diperhatikan agar ikan tersebut sampai ke konsumen dalam keadaan hidup, segar dan sehat antara lain: a. Dalam pengangkutan gunakan air yang bersuhu rendah sekitar 20 derajat C. b. Waktu pengangkutan hendaknya pada pagi hari atau sore hari. c. Jumlah kepadatan ikan dalam alat pengangkutan tidak terlalu padat. 2) Penanganan ikan segar Ikan segar mas merupakan produk yang cepat turun kualitasnya. Hal yang perlu diperhatikan untuk mempertahankan kesegaran antara lain: a. Penangkapan harus dilakukan hati-hati agar ikan-ikan tidak luka. b. Sebelum dikemas, ikan harus dicuci agar bersih dan lendir. c. Wadah pengangkut harus bersih dan tertutup. Untuk pengangkutan jarak dekat (2 jam perjalanan), dapat digunakan keranjang yang dilapisi dengan daun pisang/plastik. Untuk pengangkutan jarak jauh digunakan kotak dan seng atau fiberglass. Kapasitas kotak maksimum 50 kg dengan tinggi kotak maksimum 50 cm. d. Ikan diletakkan di dalam wadah yang diberi es dengan suhu 6-7 derajat C. Gunakan es berupa potongan kecil-kecil (es curai) dengan perbandingan jumlah es dan ikan=1:1. Dasar kotak dilapisi es setebal 4-5 cm. Kemudian ikan disusun di atas lapisan es ini setebal 5-10 cm, lalu disusul lapisan es lagi dan seterusnya. Antara ikan dengan dinding kotak diberi es, demikian juga antara ikan dengan penutup kotak. 3) Sedangkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pananganan benih adalah sebagai berikut: a. Benih ikan harus dipilih yang sehat yaitu bebas dari penyakit, parasit dan tidak cacat. Setelah itu, benih ikan baru dimasukkan ke dalam kantong plastik (sistem tertutup) atau keramba (sistem terbuka). b. Air yang dipakai media pengangkutan harus bersih, sehat, bebas hama dan penyakit serta bahan organik lainya. Sebagai contoh dapat digunakan air sumur yang telah diaerasi semalam. c. Sebelum diangkut benih ikan harus diberok dahulu selama beberapa hari. Gunakan tempat pemberokan berupa bak yang berisi air bersih dan dengan aerasi yang baik. Bak pemberokan dapat dibuat dengan ukuran 1 m x 1 m atau 2 m x 0,5 m. Dengan ukuran tersebut, bak pemberokan dapat menampung benih ikan mas sejumlah 5000–6000 ekor dengan ukuran 3-5 cm. Jumlah benih dalam pemberokan harus disesuaikan dengan ukuran benihnya. d. Berdasarkan lama/jarak pengiriman, sistem pengangkutan benih terbagi menjadi dua bagian, yaitu: - Sistem terbuka Dilakukan untuk mengangkut benih dalam jarak dekat atau tidak memerlukan waktu yang lama. Alat pengangkut berupa keramba. Setiap keramba dapat diisi air bersih 15 liter dan dapat untuk mengangkut sekitar 5000 ekor benih ukuran 3-5 cm. - Sistem tertutup Dilakukan untuk pengangkutan benih jarak jauh yang memerlukan waktu lebih dari 4-5 jam, menggunakan kantong plastik. Volume media pengangkutan terdiri dari air bersih 5 liter yang diberi buffer Na2(hpo)4.H2O sebanyak 9 gram. Cara pengemasan benih ikan yang diangkut dengan kantong plastik: (1) masukkan air bersih ke dalam kantong plastik kemudian benih; (2) hilangkan udara dengan menekan kantong plastik ke permukaan air; (3) alirkan oksigen dari tabung dialirkan ke kantong plastik sebanyak 2/3 volume keseluruhan rongga (air:oksigen=1:2); (4) kantong plastik lalu diikat. (5) kantong plastic dimasukkan ke dalam dos dengan posisi membujur atau ditidurkan. Dos yang berukuran panjang 0,50 m, lebar 0,35 m, dan tinggi 0,50 m dapat diisi 2 buah kantong plastik. Beberapa hal yang perlu diperhatikan setelah benih sampai di tempat tujuan adalah sebagai berikut: - Siapkan larutan tetrasiklin 25 ppm dalam waskom (1 kapsul tertasiklin dalam 10 liter air bersih). - Buka kantong plastik, tambahkan air bersih yang berasal dari kolam setempat sedikit demi sedikit agar perubahan suhu air dalam kantong plastik terjadi perlahan-lahan. - Pindahkan benih ikan ke waskom yang berisi larutan tetrasiklin selama 1-2 menit. - Masukan benih ikan ke dalam bak pemberokan. Dalam bak pemberokan benih ikan diberi pakan secukupnya. Selain itu, dilakukan pengobatan dengan tetrasiklin 25 ppm selama 3 hari berturut-turut. Selain tetrsikli dapat juga digunakan obat lain seperti KMNO4 sebanyak 20 ppm atau formalin sebanyak 4% selama 3-5 menit. - Setelah 1 minggu dikarantina, tebar benih ikan di kolam budidaya. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA 1.Analisis Usaha Budidaya Analisis budidaya ikan mas koki dengan luas lahan 70 m2 (kapasitas 1000 ekor) selama 7 bulan pada tahun 1999 di daerah Jawa Barat. 1) Biaya produksi a. Sewa dan pembuatan kolam Rp. 1.500.000,- b. Benih ikan 1.000 ekor, @ Rp.100,- Rp. 100.000,- c. Pakan - Cacing rambut 150 kg @ Rp. 1.500,- Rp. 225.000,- - Pelet udang 10 kg @ Rp. 9.500,- Rp. 95.000,- - Tepung jagung 50 kg @ Rp. 1.500,- Rp. 75.000,- - Ganti air 7 bulan x 4 x2 @ Rp. 5.000,- Rp. 140.000,- - Tenaga kerja 28 minggu @ Rp.10.000,- Rp. 280.000,- - Obat-obatan Rp. 10.000,- d. Peralatan Rp. 50.000,- e. Lain-lain Rp. 150.000,- Jumlah biaya produksi Rp. 2.625.000,- 2) Pendapatan a. Panen I (2 bulan) 400 ekor @ Rp.1.000,- Rp. 400.000,- b. Panen II (4 bulan) 250 ekor @ Rp. 3.000,- Rp. 750.000,- c. Panen III ( 2 bulan) 250 ekor @ Rp. 10.000,- Rp. 2.500.000,- Jumlah pendapatan Rp. 3.650.000,- 3) Keuntungan dalam 7 bulan Rp. 1.025.000,- a. Keuntungan per bulan Rp. 146.425,- 4) Parameter kelayakan usaha B/C ratio 1,39 2.Gambaran Peluang Agribisnis Dengan adanya luas perairan umum di Indonesia yang terdiri dari sungai, rawa, danau alam dan buatan seluas hampir mendekati 13 juta ha merupakan potensi alam yang sangat baik bagi pengembangan usaha perikanan di Indonesia. Disamping itu banyak potensi pendukung lainnya yang dilaksanakan oleh pemerintah dan swasta dalam hal permodalan, program penelitian dalam hal pembenihan, penanganan penyakit dan hama dan penanganan pasca panen, penanganan budidaya serta adanya kemudahan dalam hal periizinan import. Walaupun permintaan di tingkal pasaran lokal akan ikan mas dan ikan air tawar lainnya selalu mengalami pasang surut, namun dilihat dari jumlah hasil penjualan secara rata-rata selalu mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Apabila pasaran lokal ikan mas mengalami kelesuan, maka akan sangat berpengaruh terhadap harga jual baik di tingkat petani maupun di tingkat grosir di pasar ikan. Selain itu penjualan benih ikan mas boleh dikatakan hampir tak ada masalah, prospeknya cukup baik. Selain adanya potensi pendukung dan faktor permintaan komoditi perikanan untuk pasaran lokal, maka sector perikanan merupakan salah satu peluang usaha bisnis yang cerah. BUDI DAYA IKAN MAS (2) Budidaya Ikan Mas memiliki prospek ekonomi yang cukup menjanjikan karena ikan mas memiliki cita rasa yang cukup tinggi, sehingga banyak disukai oleh konsumen. Daging ikan mas yang putih dan lunak memungkinkan untuk dicerna oleh semua umur. Di beberapa rumah makan dengan mudah dijumpai masakan dengan bahan ikan mas karena memang cukup populer. Selain itu ikan mas juga dikenal memiliki tingkat pertumbuhan yang cepat sehingga sangat baik untuk dibudidayakan. Dalam masa pemeliharaan 4 sampai 5 bulan ikan mas bisa mencapai bobot 500-1000 gr/ekor. Selain itu Ikan Mas sudah cukup poluler di tengah masyarakat sehingga mudah dalam memasarkannya. Ikan mas (Cyorinus carpio, L.) merupakan spesies ikan air tawar yang termasuk dalam famili Cyprinidae, sub ordo Cyprinoidea, Ordo Ostariophysi sub kelas Teleostrei. Ikan Mas sudah lama dibudidayakandan terdomestikasi dengan baik di dunia. Diantara jenis ikan air tawar ikan mas merupakan ikan yang paling populerdi masyarakat. Selain dikenal dengan nama ikan mas, ikan ini dikenal dengan nama dengan namaIkan Karper ataupun ikan tombro. Kini telah banyak dikenal ras persilangan ikan mas antara lain Ikan mas merah, Si Nyonya, Taiwan, Majalaya, kaca, Kumpai dan lain-lain. PERSYARATAN BUDIDAYA IKAN MAS Di alam aslinya ikan mas hidup di perairan sungai, danau maupun genangan air lainnya yang berada pada ketinggian 150-600m dpl, dengan suhu air berkisar 20 derajat sampai 25 derajat celcius. Ikan mas termasuk hewan Omnnivora atau pemakan segala sehingga di alam makanan Ikan mas berupa daun-daunan, lumut, serangga, cacing dan lain sebagainya. Pada model budidaya ikan mas lingkungan pemeliharaan dibuat menyerupai alam aslinya. Model budi daya ikan mas bisa dipelihara dalam Kantong Jaring Apung, Kolam air deras, kolam tanah, kolam beton dan lain-lain tergantung ketersediaan lokasi. Makanan dalam budi daya ikan mas juga bermacam-macam mulai dari pemberian pakan alami sampai pemberian pelet buatan pabrik. Yang perlu diperhatikan adalah kualitas air pada media untuk budi daya ikan mas seperti PH air yang harus berada pada kisaran 7-8, kandungan oksigen terlarut yang cukup dan bebas dari kandungan zat kimia berbahaya. MODEL BUDIDAYA IKAN MAS Peluang usaha budidaya ikan mas dapat dipilih sesuai kondisi dan keinginan. ada beberapa peluang usaha dalam budi dayaikan mas ini yaitu pembibitan dan pembesaran ikan mas untuk keperluan konsumsi. 1. USAHA PEMBIBITAN IKAN MAS Pembibitan ikan mas memiliki prospek yang cukup cerah, karena perputaran modal yang cukup cepat. Penyediaan bibit ikan mas dimulai dari burayak ikan mas baru saja menetas, burayak usia sekitar satu bulan, burayak usia dua bulan. Pada setiap usia ikan mas memiliki potensi ekonomi. PERSIAPAN INDUK IKAN MAS Induk ikan mas yang akan dipijahkan dipelihara di kolam khusus secara terpisah antara jantan dan betina. Pakan yang diberikan berupa pellet dengan kandungan protein 25%. Dosis pemberian pakan Ikan mas sebanyak 3% per bobot biomas per hari. Pakan tersebut diberikan 3 kali/hari. Ikan Mas betina yang diseleksi sudah dapat dipijahkan setelah berumur 1,5 – 2 tahun dengan bobot >2 kg. Sedangkan induk jantan berumur 8 bulan dengan bobot > 0,5 kg. Untuk membedakan jantan dan betina dapat dilakukan dengan jalan mengurut perut kearah ekor. Jika keluar cairan putih dari lubang kelamin, maka ikan mas tersebut jantan. Ciri-ciri ikan mas betina yang siap pijah atau matang gonad adalah: - Pergerakan ikan lamban - Pada malam hari sering meloncat-loncat - Perut membesar/buncit ke arah belakang dan jika diraba terasa lunak - Lubang anus agak membengkak/menonjol dan berwarna kemerahan Sedangkan ciri-ciri untuk ikan mas jantan gerakan lincah dan mengeluarkan cairan berwarna putih (sperma) dari lubang kelamin bila dipijit. PEMIJAHAN IKAN MAS Dalam proses pemijahan ikan mas , ikan dirangsang dengan cara membuat lingkungan perairan menyerupai keadaan lingkungan perairan umum dimana ikan ini memijah secara alami atau dengan rangsangan hormon.Langkah-langkah yang dilakukan dalam pemijahan ikan mas adalah : - Mencuci dan mengeringkan wadah pemijahan (bak/kolam) - Mengisi wadah pemijahan dengan air setinggi 75-100 cm - Memasang hapa untuk mempermudah panen larva di bak atau di kolam dengan ukuran 4 x 3 x 1 meter. Hapa dilengkapi dengan pemberat agar tidak mengambang. - Memasang kakaban di tempat pemihajan (dalam hapa). Kakaban dapat berupa ijuk yangdijepit bambu/papan dengan ukuran 1,5 x 0,4 m. - Memasukkan induk Ikan Mas jantan dan betina siap pijah. Jumlah induk Ikan Mas betina yang dipijahkan tergantung pada kebutuhan benih dan luas kolam yang akan digunakan dalam pendederan. Satu Induk Ikan Mas betina dipasangkan dengan 2 atau tiga ikan mas jantan atau bahkan lebih tergantung bobot indukan betina. - Mengangkat induk yang memijah dan memindahkannnya ke kolam pemeliharaan induk . Setelah telur berusia kurang lebih 4 hari maka telur ikan mas akan menetas menjadi larva , beberapa saat setelah menetas larva masih mendapatkan suplai makanan cadangan dari telur, setelah itu perlu diberi makanan tambahan berupa pelet untuk larva, kutu air atau kuning telur rebus. Setelah kurang lebih lima hari larva ikan mas siap ditebar di kolam pembenihan. PENDEDERAN IKAN MAS Setelah larva cukup kuat saatnya untuk melakukan pendederan ikan mas, bisasanya dilakukan pada kolam lumpur atau sawah meski bisa juga dilakukan pada kolam semen. Persiapan kolam tanah adalah dengan meratakan tanah dasarnya, tebarkan 10 – 15 karung kotoran ayam, isi air setinggi kurang lebih 40 cm dan rendam selama 5 hari tanpa aliran air. Hal ini dimaksudkan agar plankton dan sumber makanan alami ikan mas tumbuh di kolam pendederan. Untuk ukuran kolam lumpur 100 m2 tebar 100.000 ekor larva pada pagi hari, berikan makanan tambahan berupa tepung pelet atau pelet yang telah direndam. Pada usia telah mencapai 3 minggu bibit ikan mas siap dipanen, untuk dijual atau dipelihara kembali pada kolam berbeda. Hal yang sama dilakukan untuk membesarkan benih ikan mas pada ukuran yang lebih besar, hanya saja kepadatan ikan perlu dikurangi. 2. USAHA PEMBESARAN IKAN MAS Usaha pembesaran ikan mas merupakan upaya memenuhi kebutuhan permintaan ikan mas konsumsi, ikan mas konsumsi bisa bervariasi mulai ukuran 300 gram sampai 1 kg. Usaha pembesaran ini bisa dilakukan di Kolam Lumpur, Keramba Jaring apung atau Kolam Air Deras. PEMBESARAN IKAN MAS DI KERAMBA JARING APUNG Pembesaran Ikan Mas dapat dilakukan dalam keramba Jaring Apung yang biasa dipasang di perairan umum. Pemilihan lokasi penempatan jaring dalam suatu perairan akan sangat menunjang berhasilnya proses produksi. Beberapa karakteristik perairan yang tepat antara lain : Air bergerak dengan arus terbesar, tetapi bukan arus kuat, Penempatan jaring dapat dipasang sejajar dengan arah angin, Badan air cukup besar dan luas sehingga dapat menjamin stabilitas kualitas air, Kedalaman air minimal dapat mencapai jarak antara dasar jaring dengan dasar perairan 1,0 meter, Kualitas air mendukung pertumbuhan seperti suhu perairan 270C sampai 300C, oksigen terlarut tidak kurang dari 4,0 mg/l, dan kecerahan tidak kurang dari 80 cm. Satu unit Keramba Jaring Apung minimal terdiri dari kantong jaring dan kerangka jaring. Dimensi unit jaring berbentuk persegi empat dengan ukuran kantong jaring 7 x 7 x 3 M3 atau 6 x 6 x 3 M3. Satu unit Keramba Jaring Apung terdiri empat set kantong dan satu set terdiri dari dua lapis kantong Bagian badan kantong jaring yang masuk kedalam air 2,0 sampai 2,5 meter. Kerangka jaring terbuat dapat dibuat dari besi atau bambu dan pelampung berupa steerofoam atau drum. Bahan kantong jaring berasal dari benang Polietilena. Frekuensi pemberian pakan minimal dua kali per hari. Sedangkan cara pemberian pakan agar efektif disarankan menggunakan Feeding Frame yang dapat dibuat dari waring dengan mesh size 2,0 mm berbentuk persegi empat seluas 1,0 smpai 2,0 m2. Alat ini di pasang di dalam badan air kantong jaring pada kedalaman 30 sampai 50 cm dari permukaan air. Dengan penebaran bibit seberat 300 kg dalam waktu 3 bulan akan menghasilkan ikan mas konsumsi 1.5 sampai 2 ton. USAHA PEMBESARAN IKAN MAS DI KOLAM AIR DERAS Pemeliharaan ikan mas di kolam air deras harus mempertimbangkan beberapa hal antara lain lokasi dekat dengan sumber air (sungai, irigasi, dan lain-lain.) dengan topografi yang memungkinkan air kolam dapat dikeringkan dengan cara gravitasi, kualitas air yang digunakan berkualitas baik dan tidak tercemar (kandungan oksigen terlarut 6-8 ppm) dan dengan debit air minimal 100 liter permenit. Bentuk kolam air deras bermacam macam tergantung kondisi lahan, bisa segitiga, bulat maupun oval. Ukurannya bervariasi disesuaikan dengan kondisi lahan dan kemampuan pembiayaan. Umumnya KAD berukuran 10-100 m 2 dengan kedalaman rata-rata 1,0 – 1,5 meter. Dinding kolam tidak terkikis oleh aliran air dan aktivitas ikan . Oleh karena itu harus berkontruksi tembok atau lapis papan. Dasar kolam harus memungkinkan tidak daerah mati aliran (tempat dimana kotoran mengendap). Oleh karena itu kemiringan kolam harus sesuai (sekitar 2 – 5 %).Padat tebar ikan ukuran 75 -150 gram/ ekor sebanyak 10 – 15 kg /m3 air kolam . Dosis pakan yang diberikan sebanyak 4% bobot biomass /hari. Frekuensi pemberiannya 3 kali/hari. USAHA PEMBESARAN IKAN MAS DI KOLAM LUMPUR Jika tidak memungkinkan dibesarkan pada Jaring apung atau air deras ikan mas bisa dibesarkan di kolam tanah. Kolam ukuran 1.000 m2, diolah,dan ditebarkan kotoran ayam kemudian diisi air setinggi 60 cm dan rendam selama kurang lebih 5 hari. Benih ikan mas seberat 100 kg dimasukkan ke dalam kolam, beri pakan 3 sampai persen dari berat benih ikan mas setiap hari, Panen dapat dilakukan panen setelah 3 bulan. Dengan model pemeliharaan seperti ini kolam dapat menghasilkan ikan konsumsi sebanyak 400 – 500 kg. Budidaya Ikan Mujair Peluang Usaha-Oke.com Ikan mujair adalah ikan untuk konsumsi yang hidup di air tawar. Cirinya badan berbentuk pipih hitam, abu-abu, atau coklat. Ikan ini dinamakan Mujair sebab orang pertama yang menemukan ikan ini adalah Bapak Mujair di muara sungai serang Blitar Jawa Timur pada tahun 1939. Ikan Mujair sendiri aslinya berasal dari perairan Afrika. Ikan Mujair pertumbuhannya sangat cepat, tentu ini sangat bagus untuk usaha budidaya ikan mujair. Namun setelah dewasa percepatan pertumbuhannya berkurang. Ikan Mujair panjangnya dapat mencapai 40 cm. Ikan Mujair bermanfaat sebagai penyediaan protein hewani. Jika anda minim lahan dan minim modal, anda bisa mencoba budidaya ikan Mujair dengan kolam terpal. Cara membuat kolam terpal silhkan di lihat di sini. Jika menggunakan kolam tanah, anda perlu memperhatikan factor lokasi. Lokasi yang bagus untuk kolam ikan mujair adalah sebagai berikut : 1. Tanah yang bagus untuk membuat kolam ikan adalah tanah liat dan tidak berporos. Kenapa ? sebab tanah jenis ini dapat menampung air yang besar dan tidak bocor. 2. Untuk memudahkan pengairan kolam secara grafitasi buat kemiringan antara 3 – 5 %. 3. Ikan mujair dapat tumbuh normal, jika lokasi pemeliharaan berada pada ketinggian antara 150- 1000 m dpl. 4. Air harus bersih, artinya tidak tercemar limbah atau racun dan tidak keruh. 5. Perkambangan ikan mujair sangat baik jika aira kolam dapat terus mengalir. Ini perlu di buatkan saluran keluar masuk air. 6. Suhu air yang baik berkisar antara 20-25 derajat C. Persiapan Media Dalam menyiapkan media pemeliharaan ini, yang perlu dilakukan adalah pengeringan kolam selama beberapa hari, lalu dilakukan pengapuran untuk memberantas hama dan ikan-ikan liar sebanyak 25-200 gram/meter persegi, diberi pemupukan berupa pupuk buatan, yaitu urea dan TSP masing- masing dengan dosis 50-700 gram/meter persegi, bisa juga ditambahkan pupuk buatan yang berupa urea dan TSP masing-masing dengan dosis 15 gram dan 10 gram/meter persegi. Pemupukan Bukan hanya tanaman saja yang perlu pemupukan, busisaya ikan mujair juga perlu pemupukan. Pemupukan kolam bertujuan untuk meningkatkan dan produktivitas kolam, yaitu dengan cara merangsang pertumbuhan makanan alami sebanyak-banyaknya. Pupuk yang biasa digunakan adalah pupuk kandang atau pupuk hijau dengan dosis 50–700 gram/m² Pakan Untuk Pembesaran Apabila tingkat produkivitas dan kesuburan kolam sudah semakin berkurang, maka bisa diberikan makanan tambahan dengan komposisi sebagai berikut: tepung ikan 25%, tepung kopra 10% dan dedak halus sebesar 65%. Komposisi ransum ini digunakan dalam usaha budidaya ikan munjair secara komersial. Dapat juga diberi makanan yang berupa pellet yang berkadar protein 20-30% dengan dosis 2-3% dari berat populasi per hari, diberikan sebanyak dua kali per hari yaitu pada pagi dan sore hari. Disamping itu juga kondisi pakan dalam perairan tersebut sesuai dengan dosis atau ketentuan yang ada. Yaitu selain pakan dari media dasar juga perlu diberi makanan tambahan berupa hancuran pellet atau remah dengan dosis 10% dari berat populasi per hari. Pemberiannya 2-3 kali/hari. Sebenarnya pakan muajir sangat mudah. Sisa sayur di dapur, sisa makanan, daun daunan dll. Hama • Bebeasan(Notonecta) Berbahaya bagi benih karena sengatannya. Pengendalian: menuangkan minyak tanah ke permukaan air 500 cc/100 meter persegi. • Ucrit (Larva cybister) Menjepit badan ikan dengan taringnya hingga robek. Pengendalian: sulit diberantas; hindari bahan organik menumpuk di sekitar kolam. • Kodok Makan telur telur ikan. Pengendalian: sering membuang telur yang mengapung; menagkap dan membuang hidup-hidup. • Ular Menyerang benih dan ikan kecil. Pengendalian: lakukan penangkapan; pemagaran kolam. • Lingsang Memakan ikan pada malam hari. Pengendalian:pasang jebakan berumpun. • Burung Memakan benih yang berwarna menyala seperti merah, kuning. Pengendalian: diberi penghalang bambu agar supaya sulit menerkam; diberi rumbai-rumbai atau tali penghalang. Penyakit Secara umum hal-hal yang dilakukan untuk dapat mencegah timbulnya penyakit dan hama pada budidaya ikan mujair: 1. Pengeringan dasar kolam secara teratur setiap selesai panen. 2. Pemeliharaan ikan yang benar-benar bebas penyakit. 3. Hindari penebaran ikan secara berlebihan melebihi kapasitas. 4. Sistem pemasukan air yang ideal adalah paralel, tiap kolam diberi satu pintu pemasukan air. 5. Pemberian pakan cukup, baik kualitas maupun kuantitasnya. 6. Penanganan saat panen atau pemindahan benih hendaknya dilakukan secara hati-hati dan benar. 7. Binatang seperti burung, siput, ikan seribu (lebistus reticulatus peters) sebagai pembawa penyakit jangan dibiarkan masuk ke areal perkolaman. Gambaran Peluang Agribisnis Dengan adanya luas perairan umum di Indonesia yang terdiri dari sungai, rawa, danau alam dan buatan seluas hampir mendekati 13 juta ha merupakan potensi alam yang sangat baik bagi pengembangan usaha perikanan di Indonesia. Disamping itu banyak potensi pendukung lainnya yang dilaksanakan oleh pemerintah dan swasta dalam hal permodalan, program penelitian dalam hal pembenihan, penanganan penyakit dan hama dan penanganan pasca panen, penanganan budidaya serta adanya kemudahan dalam hal periizinan import. Walaupun permintaan di tingkal pasaran lokal akan ikan mujair dan ikan air tawar lainnya selalu mengalami pasang surut, namun dilihat dari jumlah hasil penjualan secara rata-rata selalu mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Apabila pasaran lokal ikan mujair mengalami kelesuan, maka akan sangat berpengaruh terhadap harga jual baik di tingkat petani maupun di tingkat grosir di pasar ikan. Selain itu penjualan benih ikan mujair boleh dikatakan hampir tak ada masalah, prospeknya cukup baik. Selain adanya potensi pendukung dan faktor permintaan komoditi perikanan untuk pasaran lokal, maka sektor perikanan merupakan salah satu peluang usaha bisnis yang cerah. Nah bagaimana, anda berminat ? Silahkan dicoba. Teknik Memacu Pertumbuhan Ikan Nila By galeriukm -- Category: Agrobisnis Budidaya ikan nila telah banyak dilakukan sebagai kegiatan sampingan maupun dikelola sebagai sebuah usaha yang mendatangkan profit. Sesungguhnya ikan nila bisa dijadikan alternatif bisnis dalam skala bisnis usaha kecil ataupun usaha sampingan dengan pengelolaan yang lebih baik dan intensif. Dengan menerapkan teknologi dan inovasi baru dalam budidaya ikan nila, sukses bisnis bisa diraih. Kunci keberhasilan budidaya ikan nila sebagai bisnis adalah memacu pertumbuhan ikan nila agar lebih cepat besar dengan bobot yang maksimal. Ada berbagai macam cara yang bisa dilakukan untuk memacu pertumbuhan ikan nila dan ikan budidaya lainnya. Pada tulisan terdahulu telah dibahas mengenai penambahan probiotik yang mampu meningkatkan pertumbuhan ikan. Cara lain yang cukup sederhana untuk memacu pertumbuhan ikan nila adalah dengan cara memotong bagian ekor nila. Logikanya sederhana saja, bagian ekor ikan nila merupakan titik tumpu pergerakan ikan nila, dengan memotong bagian ekor secara tegak lurus akan mengurangi pergerakan ikan nila. Degan berkurangnya pergerakan ikan nila membuat asupan makanan tidak diubah menjadi energi tetapi diubah menjadi daging ikan nila. Sehingga dalam masa pemeliharaan yang sama diperoleh bobot ikan nila yang lebih besar. Penelitian Teknologi Memacu pertumbuhan ikan nila dengan pemotongan ekor ikan nila ini telah dilakukan oleh Margaretha Solang, dosen Universitas Negeri Gorontalo di Danau Limboto, Kota Gorontalo. Langkah penelitian ini dilakukan bersama para Mahasiswanya, dengan memotong ekor benih ikan nila usia satu bulan.Hasil pemotongan ekor ikan nila ini nampak dalam masa 1-1.5 bulan setelah pemotongan. Hasilnya bobot ikan nila bisa meningkat dua kali lipat. Dalam masa panen biasanya per kilogram berisi 6 ekor, sedangkan dengan teknologi pemotongan ini per kilogran berisi 3 ekor ikan nila. Sampel yang diambil dalam penelitian tersebut adalah dengan pemeliharaan ikan nila pada jaring apung berukuran 6×6 meter. Dengan teknologi pemotongan ekor ikan nila, terbukti mampu meningkatkan pendapatan petani di kawasan danau Limboto. Budidaya ikan nila yang semula sudah kembali bergairah berkat inovasi Ibu Margaretha. Teknologi yang sederhana dalam memacu mertumbuhan ikan nila ini mungkin sudah dikenal di beberapa tempat lain, namun belum banyak diterapkan secara umum. Dengan sedikit inovasi dalam bisnis budidaya ikan menghasilkan sukses besar. Selamat mencoba.(Galeriukm). Tips Hemat Pakan Dalam Budidaya Ikan By galeriukm -- Category: Budidaya Ikan Pakan ikan buatan pabrik memang praktis dan cukup baik untuk pertumbuhan ikan, namun harga pelet ikan yang cukup tinggi cukup memberatkan para petani ikan. Harga Pelet ikan saat ini berkisar pada harga 7 ribu rupiah per kilogram, sedangkan hargaikan Nila, Lele dan Bawal dari petani biasanya dibeli seharga 9500 rupiah, di beberapa daerah mungkin bisa sampai 12000 rupiah per kilogram .Kondisi ini jelas tidak menguntungkan bagi petani ikan, belum lagi permasalahan penyakit ikan, sewa lahan dan lain-lain. Berbagai teknologi untuk memacu pertumbuhan ikan memang telah dilakukan misalnya penambahan probiotik atau pemotongan sirip ekor pada ikan nila. Namun harga pakan yang terlalu tinggi jelas menjadi kendala tersendiri. Ada banyak cara dilakukan untukmenekan pengeluaran pakan ikan diantaranya membuat pelet sendiri, cara lain dengan adalah memanfaatkan makanan sisa dan roti kadaluarsa. Makanan sisa merupakan sisa limbah rumah makan,rumah tangga yang tidak habis dimakan manusia. Pemanfaatan limbah tersebut sangat menguntungkan bagi pembudidaya. Sekarung sisa makanan cukup untuk memberi makan satu kolam berisi lima kuintal bibit bawal ukuran 10 ekor per kg dan nila ukuran 40 ekor per kg selama dua tiga hari, tergantung kondisi fisik pakan. Memang, Cahyanta memang selalu menerapkan teknik polikultur, menebar bawal dengan nila sebagai sampingan. Di sebagian wilayah Kabupaten Sleman, Yogyakarta, seperti Kecamatan Godean dan Cangkringan yang banyak terdapat kolam air mengalir, pemberian pakan berupa lorotan dan roti kadaluarsa untuk ikan semacam bawal dan nila mulai marak pada beberapa tahun terakhir. Lorotan adalah sisa makanan restoran atau warung makan. Harga nasi lorotan saat ini Rp500 per kg. Para pembudidaya tersebut memperoleh lorotan sekaligus roti bekas dari pengepul. Campuran lorotan dan roti kadaluarsa dijual Rp50.000 per karung isi 50 kg. Fase pembesaran bawal dan nila membutuhkan waktu 2,5—3 bulan. Jika pembesaran sampai tiga bulan, hitung punya hitung, biaya pakan dengan lorotan hanya Rp2,25 juta, sedangkan yang menggunakan pellet mencapai Rp9 juta. Hanya saja syarat mutlak penggunaan campuran lorotan ini adalah kolam dengan air mengalir. Jika air tidak mengalir ikan bisa mati semua. Ini disebabkan karena adanya lapisan minyak yang timbul dari lorotan. Bila air kolam mengalir, lapisan minyak ini akan hilang dari permukaan air. Apabila air menggenang, minyak bisa saja menyangkut di insang sehingga ikan mati. Pemberian pakan dilakukan dua kali sehari, pukul 09.00—10.00 dan 14.00—15.00. Pemberian pakan saat cuaca relatif panas ini bertujuan agar si ikan aktif bergerak karena suhu airnya telah hangat. Keaktifan gerak ini menyebabkan nafsu makan akan meningkat. Karena itu kolam sebaiknya tidak terhalang dari sinar matahari.(galeriukm). Mempercepat Pertumbuhan Ikan Budi Daya Dengan Probiotik By galeriukm -- Category: Budidaya Ikan Pertumbuhan Ikan Budi Daya yang cepat tidak hanya membuat hati senang tetapi juga menekan pengeluaran untuk pakan,mempercepat masa panen dan ikan bisa dipanen dalam ukuran yang seimbang. Banyak pengalaman petani budi daya ikan harus melakukan panen secara bertahap karena ukuran ikan saat ditebar sama tetapi mengalami pertumbuhan yang berbeda-beda. Karena itu beberapa rekayasa dan upaya dilakukan untukmempercepat pertumbuhan ikan dan ukuran yang seragam dengan demikian efisiensi produksi budi daya ikan menjadi cukup baik. Beberapa petani ikan menempuh cara dengan memberikan makanan berprotein tinggi dan memberikan makanan alami seperti keong, bekicot dan lain-lain. Akan tetapi pemberian pakan alami terkendala karena tidak praktis. Pada beberapa budi daya ikan seperti budi daya ikan guramih, Ikan Lele, Ikan Nila, Ikan mas dan lain sebagainya, pemberian probiotik telah dirasakan manfatnya dalam mempercepat pertumbuhan dalam budidaya ikan. Probiotik merupakan mikroorganisme hidup yang sangat bermanfaat bagi makhluk hidup. Mikroorganisme yang terkandung pada Probiotik mampu membantu pencernakan makanan pada tuhuh hewan dan manusia sehingga makanan yang mengandung probiotik akan mampu dicerna dan diserap tubuh dengan baik. Selain itu probiotik mampu meningkatkan kekebalan tubuh dari serangan penyakit. Pada Budi Daya Ikan probiotik diberikan sebagai campuran makanan dan ada yang ditaburkan pada kolam pemeliharaan. Untuk Probiotik yang dicampur pakan, bisa dicampurkan dengan pakan buatan pabrik (pelet) maupun pakan alami seperti daun-daunan. Penebaran probiotik pada kolam akan membantu tumbuhnya plankton-plankton dan mikroorganisme lainnya dalam air kolam sebagai makanan alami ikan. Probiotik jenis ini akan menggemburkan dasar kolam sekaligus memelihara kualitas air seperti Nature atau Super Plankton. Probiotik ini cukup diguyurkan ke air kolam pada pagi hari setiap dua minggu sekali supaya air selalu sehat, tidak blooming dan penuh dengan plankton sebagai pakan alami. Pengalaman dari Himawas Atasasih, pemilik HMPS di Jl Sutijap 23 Wates, Kulonprogo, Para petani Ikan Guramih Kulonprogo sudah terbiasa memakai probiotik dicampur pakan. Misalnya, probiotik RajaGrameh, RajaLele, MasterFish, SPF atau Nature yang mudah diperoleh di toko pakan ternak atau toko pertanian. Dengan campuran probiotik dan pelet membuat metabolisme dan pencernaan ikan sempurna. Sebagian besar, 90% pakan yang masuk ke tubuh akan menjadi daging ikan. Pengalaman Pak Jumadi, petani gurami dari Desa Ceme, Srigading, Sanden, Bantul membenarkan pemberian probiotik sangat membantu pertumbuhan ikan. Saat melihat di kolamnya banyak gurami stres dan mengambang bahkan beberapa mati, dia secepatnya mengguyurkan sebotol probiotik Nature campur segenggam gula pasir ke kolam. Keesokan harinya air kembali hijau jernih dan semua guraminya sehat kembali. Pengalaman para petani ikan Gurami di Desa Jambidan, Bantul Yogyakarta telah meninggalkan cara konvensional budi daya guramih dan beralih ke cara modern dengan memanfaatkan probiotik. Budi Daya ikan dengan cara konvensional 30 kg pelet hanya menjadi 22 kg daging ikan, dengan sistem Guba (Gugus Simba) bisa menjadi 28-30 kg atau konversinya 1:1. Artinya, ikan lebih berbobot karena penambahan probiotik akan menjadikan 90% pakan menjadi daging dan hanya 10% yang dibuang sebagai amoniak. Menurut Wiwied Usman, Sekjen PerMina sekaligus pembudi daya Ikan Gurami, Kelebihan lain penerapan sistem Guba, pertumbuhan lebih cepat sehingga waktu pemeliharaan lebih pendek. Bila dengan sistem konvensional untuk mencapai berat 1 kg butuh waktu dua tahun, dengan sistem Guba hanya butuh waktu satu tahun. Pengalaman mereka untuk mencapai 8-9 ons dari ukuran silet cukup dalam waktu 9 bulan dengan kombinasi pakan daun sekali sehari. Cara konvensional tanpa penambahan probiotik pada pakan, setahun baru mencapai berat 6-7 ons. Pakar gurami dari Jurusan Perikanan UGM Ir Gandung Hardaningsih menguraikan, dari berbagai riset, probiotik memang terbukti bagus untuk pemeliharaan air kolam dan pemacu pertumbuhan ikan. Karena ada introduksi mikroba positif maka kolam menjadi lebih sehat dan ikan juga lebih kuat terhadap stres dan penyakit. Yang pasti, pertumbuhan ikan bisa sangat pesat karena probiotik juga merangsang nafsu makan. “Saya kira probiotik akan menjadi andalan para petani ikan di masa depan karena manfaatnya sangat besar pada pertumbuhan ikan sehingga cukup berarti dengan keuntungan yang didapat,’’ tandasnya. Probiotik ibarat benteng pertahanan diri, sebaiknya diberikan sejak dini. Begitu bibit mau masuk kolam, tiga hari sebelumnya air kolam harus diguyur probiotik Nature atau SPF lebih dahulu agar kondisi air cepat matang dan tumbuh banyak plankton. Selanjutnya, pemberian probiotik untuk pemeliharaan air cukup dua minggu sekali atau ketika kondisi air menurun kualitasnya. PERBANDINGAN HASIL BUDI DAYA IKAN GURAMI DENGAN CARA KONVENSIONAL DAN PENAMBAHAN PROBIOTIK Biaya 1.000 ekor bibit gurami ukuran silet/korek dengan harga Rp 1.000,-/ekor , membutuhkan pakan 30 sak (harga Rp 210.000). Total modal sekitar Rp 7,5 juta. Cara konvensional akan menghasilkan ikan sekitar 7 kuintal. Dengan harga panen Rp 20.000 /kg pendapatan petani sekitar Rp 14 juta. Keuntungan sekitar Rp 6 jutaan. Sistem Guba memberikan terobosan pada berat ikan. Dengan penambahan probiotik seperti RajaGrameh, RajaLele, Nutrisi Simba, ditambah SPF yang dicampurkan pada pakan maka hasil panen bisa mencapai 9 kuintal. Berarti pendapatan petani mencapai Rp 18 juta. Jadi, ada selisih 2 kuintal, senilai Rp 4 juta, jauh lebih untung dibanding cara biasa. Biaya tambahan untuk membeli probiotikpun tidaklah mahal, dua tutup RajaGrameh ditambah 1 tutup SPF untuk mencampur 5 kg pakan pelet, terbukti hasilnya luar biasa. Padahal untuk 30 sak pakan hanya dibutuhkan biaya tambahan untuk pembelian probiotik Rp 400 ribu saja. Yakni, untuk pemacu tumbuh Rp 200 ribu, untuk penambah bobot Rp 100 ribu, dan untuk pengobatan Rp 100 ribu. Jadi, penambahan biaya Rp 400 ribu, tambahan keuntungannya Rp 4 juta. Penggunaan probiotik Dalam memaksimalkan pemeliharaan dan menjaga pertumbuhan ikan NILA, Guramih, Lele dan ikan Mas, sebaiknya digunakan probiotik, probiotik sangat bagus untuk pemeliharaan air kolam dan pemacu pertumbuhan ikan disamping merangsang nafsu makan. Sebaiknya probiotik diberikan sejak dini, tiga hari sebelum bibit masuk air kolam diguyur terlebih dahulu dengan probiotik agar kondisi air cepat matang dan tumbuh banyak plankton. Ada 2 jenis probiotik yang dapat dimanfaatkan oleh para peternak ikan untuk mendongkrak hasil kolamnya, antara lain : a. Probiotik untuk menggemburkan dasar kolam sekaligus memelihara kualitas air seperti Nature (bisa dicampur gula) atau super plankton. Probiotik ini cukup diguyurkan ke air kolam pada pagi hari setiap dua minggu sekali atau ketika kondisi air menurun kualitasnya, supaya air selalu sehat, tidak blooming dan penuh dengan plankton sebagai pakan alami. b. Probiotik untuk memacu pertumbuhan ikan sendiri sekaligus membentengi dari kemungkinan terserang penyakit dan stress. Probiotik ini harus dicampurkan ke pakan pelet atau pun daun-daunan seperti nutrisi Simba, Raja Grameh dan SPF BUDIDAYA BELUT Jenis – jenis belut adalah : 1. Belut rawa (Synbranchus bangalensis Mc cless) 2. Belut sawah (Monopterus albus Zuieuw) 3. Belut sungai/laut (Macrotema caligans Cant) Manfaat dari konsumsi belut selain sumber protein hewani juga sebagai obat penambah darah. PERSYARATAN LOKASI 1. Secara klimatologi ikan belut tidak membutuhkan kondisi iklim dan geografis yang spesifik. Ketinggian tempat budidaya ikan belut dapat berada di dataran rendah sampai dataran tinggi, begitu pula dengan kelembaban dan curah hujan tidak ada batasan yang spesifik. 2. Kualitas air untuk pemeliharaan belut harus bersih, tidak terlalu keruh dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun dan minyak/limbah pabrik. Kondisi tanah dasar kolam tidak beracun. 3. Suhu udara/temperature optimal untuk pertumbuhan belut yaitu berkisar 25-31 derajat Celsius. 4. Pada prinsipnya kondisi perairan adalah air yang harus bersih dan kaya akan oksigen terutama untuk benih/bibit yang masih kecil yaitu ukuran 1-2 cm. Sedangkan untuk perkembangan selanjutnya belut dewasa tidak memilih kualitas air dan dapat hidup di air yang keruh. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA Penyiapan Sarana dan Peralatan. 1. Perlu diketahui jenis kolam budidaya ikan belut harus dibedakan antara lain: kolam induk/kolam pemijahan, kolam pendederan (untuk benih belut berukuran 1-2 cm) , kolam belut remaja (untuk ukuran 3-5 cm) dan kolam belut konsumsi yang terbagi menjadi 2 tahapan, yaitu ukuran 5-8 cm sampai menjadi ukuran 15-20 cm sampai menjadi ukuran 30-40 cm. 2. Bangunan jenis-jenis kolam belut secara umum relatif sama hanya dibedakan oleh ukuran, kapasitas dan daya tamping belut itu sendiri. 3. Ukuran kolam induk kapasitas 6 ekor/m². Untuk kolam pendederan (ukuran belut 1-2 cm) daya tampungnya 500 ekor/m². Untuk kolam belut remaja (ukuran 2-5 cm) saya tampungnya 250 ekor /m². Dan untuk belut konsumsi tahap pertama (ukuran 5-8 cm) daya tampungnya 100 ekor/m² serta kolam belut konsumsi tahap kedua (ukuran 15-20 cm) daya tampungnya 50 ekor/m², hingga panjang belut pemanenan kelak berukuran 30-50 cm. 4. Pembuatan kolam belut dengan bahan bak dinding tembok/disemen dan dasar bsk tidak perlu diplester. 5. Peralatan lainnya berupa medi a dasar kolam, sumber air yang selalu ada, alat penangkapan yang diperlukan berupa ember plastic dan peralatan lainnya. 6. Media dasar kolam terdiri dari bahan-bahan organic seperti pupuk kandang, sekam padi dan jerami padi. Caranya kolam yang masih kosong untuk lapisan sekam padi setebal 10 cm, diatasnya ditimbun dengan pupuk kandang setebal 10 cm, lalu diatasnya lagi ditimbun dengan ikatan-ikatan merang atau jerami kering. Setelah tumpukan-tumpukan bahan organic selesai dibuat (tebal seluruhnya sekitar 30 cm), barulah air dialirkan kedalam kolam secara perlahan-lahan sampai setinggi 50 cm (bahan organic dan air). Dengan demikian media dasar kolam sudah selesai, tinggal media tersebut dibiarkan beberapa saat agar sampai menjadi lumpur sawah. Setelah itu belut-belut diluncurkan kedalam kolam. PENYIAPAN BIBIT BELUT 1. Menyiapkan bibit. a. Anak belut yang sudah siap dipelihara secara intensif adalah yang berukuran 5-8 cm. Dipelihara selama 4 bulan dalam 2 tahapan dengan masing-masing tahapannya selama 2 bulan. b. Bibit bisa diperoleh dari bak/kolam pembibitan atau dari sarang-sarang bibit yang ada dialam. c. Pemilihan bibit bisa diperoleh dari kolam peternakan atau pemijahan. Biasanya belut yang dipijahkan adalah belut betina berukuran 730 cm dan belut jantan berukuran 740 cm. d. Pemijahan dilakukan di kolam pemijahan dengan kapasitas satu ekor pejantan dengan dua ekor betina untuk kolam seluas 1 m². Waktu pemijahan kira-kira berlangsung 10 hari barulah telur-telur belut menetas, dan setelah menetas umur 5-8 hari dengan ukuran anak belut berkisar 1,5-2,5 cm. Dalam ukuran ini belut segera diambil untuk ditempatkan di kolam pendederan calon benih/calon bibit. Anak belut dengan ukuran sedemikian tersebut diatas segera ditempatkan di kolam pendederan calon bibit selama satu bulan sampai anak belut tersebut berukuran 5-8 cm. Dengan ukuran ini anak belut sudah bisa dipelihara dalam kolam belut untuk konsumsi selama dua bulan atau empat bulan. 2. Perlakuan dan Perawatan Bibit. Dari hasil pemijahan anak belut ditampung di kolam pendederan calon benih selama 1 bulan. Dalam hal ini benih diperlakukan dengan secermat mungkin agar tidak banyak yang hilang. Dengan perairan yang bersih dan lebih baik lagi apabila dia air yang mengalir. PEMELIHARAAN PEMBESARAN 1. Pemupukan. Jerami yang sudah lapuk diperlukan untuk membentuk pelumpuran yang subur dan pupuk kandang yang diperlukan sebagai salah satu bahan organic utama. 2. Pemberian pakan. Bila diperlukan bias diberi makanan tambahan berupa cacaing, kecoa, ulat besar (belatung) yang diberikan setiap 10 hari sekali. 3. Pemberian vaksinasi. 4. Pemeliharaan kolam dan tambak. Yang perlu diperhatikan pada pemeliharaan belut adalah menjaga kolam agar tidak ada gangguan dari luar dan dalam kolam tidak beracun. HAMA Hama pada belut adalah binatang tingkat tinggi yang langsung mengganggu kehidupan belut. Di alam bebas dan di kolam terbuka, hama yang sering menyerang belut antara lain : berang-berang, ular, katak, burung, serangga, musang air dan ikan gabus. Kalau dipekarangan, terutama yang ada diperkotaan, hama yang sering menyerang belut hanya katak dan kucing. PENYAKIT Penyakit yang umum menyerang adalah penyakit yang disebabkan oleh orgasme tingkat rendah seperti virus, bakteri, jamur dan protozoa yang berukuran kecil. PANEN Pemanenan belut berupa 2 jenis, yaitu : 1. Berupa benih/bibit yang dijual untuk diternak/dibudidayakan. 2. Berupa hasil akhir pemeliharaan belut yang siap dijual untuk konsumsi yang besarnya dan panjangnya sesuai dengan permintaan pasar/konsumen. Cara penangkapan belut sama seperti menangkap ikan lainnya dengan peralatan antara lain : bubu/posong, jaring/jala bermata lembut, dengan pancing/kail dan pengeringan air kolam sehingga belut tinggal diambil saja. PASCA PANEN Pada pemeliharaan belut secara komersial dan dalam jumlah yang besar, penanganan pasca panen perlu mendapat perhatian yang serius. Hal ini agar belut dapat diterima oleh konsumen dalam kualitas yang baik, sehingga mempunyai jaringan pemasaran yang luas. ANALISIS USAHA BUDIDAYA BELUT Perkiraan analisis budidaya belut selama 3 bulan adalah sebagai berikut : 1. Biaya Produksi a. Pembuatan kolam tanah panjang x lebar x tinggi adalah 2x3x1, 4 hok @ Rp. 15.000,- = Rp. 45.000,-- b. Bibit 300 ekor x @ Rp. 750,- = Rp. 225.000,-- c. Makanan tambahan (daging kelinci 3 ekor) @ Rp. 15.000,- = Rp. 45.000,-- d. Lain-lain Rp. 30.000,-- e. Jumlah biaya produksi Rp. 345.000,-- 2. Pendapatan 300 ekor= 300 kg x @ Rp. 2.500,-=Rp. 750.000,-- 3. Keuntungan Rp. 405.000,-- 4. Perameter kelayakan usaha 2.28 KAMUS BEBERAPA ISTILAH air payau - Campuran air tawar dan air laut. pupuk - Suatu zat yang ditambahkan ke air untuk meningkatkan produksi makanan ikan alami organisme. Anak ikan – Ikan baru menetas yang beratnya kurang dari 1 g atau ukuran kurang dari 2,5 cm, panjang total. Grow-out pond / fasilitas - Sebuah kolam atau sarana lain yang digunakan untuk pembesaran ikan sampai ukuran yang dipasarkan. terintegrasi akuakultur - Sistem akuakultur yang terintegrasi dengan ternak dan / atau produksi tanaman. Misalnya, dengan menggunakan pupuk kandang hewan untuk memupuk kolam ikan untuk meningkatkan produksi dan air dari kolam untuk mengairi taman. hormon jantanisasi - Suatu zat yang, ketika diberi makan untuk nila larva, mendorong jaringan terdiferensiasi untuk berkembang menjadi organ reproduksi jantan manual sexing - Memeriksa ikan untuk menentukan seks. diproduksi makanan - Secara komersial untuk makanan olahan ikan atau ternak. campuran budidaya seks - Budidaya jantan dan betina tumbuh-dalam kolam yang sama. Monosex Culture - budidaya dari semua jantan untuk pasarkan. Mouth-brooder - Ikan yang menetaskan telurnya dalam mulutnya. partial harveting - Periodik pemanenan sebagian ikan dari fasilitas budaya selama siklus budidaya. fitoplankton – Tumbuhan dalam air-plankton. plankton - Berbagai, kebanyakan mikroskopik, perairan organisme (tumbuhan dan hewan) yang berfungsi sebagai makanan bagi hewan air yang lebih besar dan ikan. polikultur - Budaya simultan dua atau lebih spesies air dengan kebiasaan makanan yang berbeda. predacious fish (ikan buas) - Sebuah spesies ikan yang memakan ikan sebagai makanan lain spawning (pemijahan) – Proses perkawinan dan memproduksi telur dan larva. substrat spawner - Ikan yang bertelur pada beberapa bentuk substrat atau permukaan di mana mereka akan menetas. zooplankton - Renik binatang kecil dalam air-plankton KOLAM IKAN GURAMI Penggunaan kolam dengan kedalaman dua meter atau lebih merupakan teknik budidaya yang relatif baru bagi para pembudidaya ikan. Pembudidaya biasa menggunakan kolam dengan kedalaman berkisar antara 1,0 – 1,2 m. Adopsi teknik budidaya ini dapat memberikan dampak yang positif bagi para pembudidaya, mengingat penambahan rata-rata kedalaman kolam sekitar 80 – 100 cm dapat meningkatkan efisiensi penggunaan lahan hingga 400% (dalam pemanfaatan luas) atau 150% (dalam pemanfaatan volume). Secara finansial, pendalaman kolam hanya memerlukan biaya sekitar Rp 30.000/m3 sedangkan biaya perawatan/perbaikan kolam tidak mengalami perubahan. Tabel Proses Produksi Pembesaran Gurame Deskripsi Satuan Luas kolam M2 300 300 Kedalaman kolam M 1 2 Penanaman Kepadatan Ekor/m2 3 – 5 9 – 11 Ukuran Ekor/kg 250 – 350 250 – 350 Jumlah EkorKg 900300 2700900 Pemeliharaan Pakan buatan % bobot tubuh/hariKg total 1 – 3350 – 400 1 – 31100 – 1200 Pakan alami % bobot tubuh/hari 1 – 2atau secukupnya 1 – 2atau secukupnya Pemanenan Ukuran Ekor/kg 600 – 750 600 – 750 Sintasan % 85 – 95 85 – 95 Jumlah Kg 600 – 700 1800 – 2500 Penggunaan kolam dengan kedalaman dua meter dapat memberikan dampak positif pada usaha budidaya gurame. Kolom air yang lebih dalam memberikan kesempatan yang lebih lama pada ikan untuk menangkap pakan tenggelam yang diberikan sesuai dengan karakteristik biologi ikan gurame yang cenderung lambat merespon pakan. Selain itu, bentuk ikan yang pipih dengan gerakan yang cenderung dominan vertikal juga dapat lebih mengefisienkan kolom air yang dalam dibandingkan dengan pada kolom air yang dangkal. Tingkah laku ikan gurame yang sangat responsif terhadap gangguan eksternal juga dapat dikurangi pada kedalaman kolam dua meter dibanding dengan satu meter. Walaupun di sisi lain, peningkatan padat tebar pada kolam dua meter dapat mengakibatkan ikan kurang dapat menerima stress internal yang mungkin terjadi, misalnya: gesekan antar ikan saat terjadi kejutan. Selain itu, peningkatan padat tebar juga berimplikasi pada peningkatan beban bahan organik dari sisa pakan dan kotoran ikan sehingga dapat mengurangi daya dukung (carrying capasity) kolam. Dampak penggunaan kolam dalam yang cenderung kontradiktif tersebut dapat ditunjukkan dari hasil pemeliharaan ikan pada kolam percontohan. Hasil pemeliharaan ikan pada kolam percontohan (kolam dalam, 2 m) relatif tidak berbeda dengan hasil pada kolam pembudidaya (kolam dangkal, 1,0 – 1,2 m), baik dengan sistem produksi monokultur (gurame) maupun polikultur (gurame dengan nila dan gurame dengan nilem). Dampak positif penggunaan kolam dalam tidak cukup tampak dari adanya peningkatan pertumbuhan ikan yang ditanam dibandingkan dengan kolam dangkal. Peningkatan yang sangat signifikan pada penggunaan kolam dalam dapat diperoleh dari efisiensi penggunaan lahan. Pada luasan lahan yang sama, produksi ikan dengan kolam dangkal dapat ditingkatkan 3-4 kali lipat bila dengan menggunakan kolam dalam sehingga dapat berpengaruh terhadap peningkatan produksi secara total dalam satu kawasan. Hasil ikan gurame pada sistem monokultur relatif tidak berbeda dengan hasil pada sistem polikultur tetapi terdapat peningkatan nilai tambah dari hasil panen ikan nila atau nilem. Antara ikan utama (gurame) dengan ikan tambahan (nila atau nilem) tampaknya tidak terdapat persaingan untuk mendapatkan sumber makanan, baik pakan utama (pelet buatan) maupun pakan tambahan (hijauan). Meskipun ikan-ikan ini cenderung bersifat herbivora, namun karena dilakukan pengaturan ukuran tanam sehingga persaingan dapat ditekan dan ikan tambahan tampaknya cenderung memanfaatkan sisa metabolisme ikan utama dan sumber makanan lainnya. Penggunaan pakan buatan tenggelam yang bersumber dari hasil produksi kelompok pembudidaya menunjukkan hasil total yang relatif tidak berbeda dibandingkan dengan menggunakan pakan buatan apung yang bersumber dari pabrik pakan. Secara visual, ikan yang diberi pakan apung tampak berukuran lebih gemuk dibandingkan dengan ikan yang diberi pakan tenggelam. Namun secara bobot, ikan yang diberi pakan berbeda tersebut relatif tidak berbeda sehingga dari bobot total panenan juga tidak berbeda. Sedangkan pada penanganan pasca panen (transportasi ikan dari kolam sampai pasar), terdapat perbedaan ketahanan tubuh antara ikan dengan sumber pakan yang berbeda tersebut. Ikan yang diberi pakan tenggelam cenderung lebih tahan terhadap tekanan fisiologis saat transportasi dibandingkan dengan ikan yang diberi pakan apung. Namun demikian, pada kegiatan percontohan ini tidak dilakukan identifikasi secara mendetail dan perlu penelaahan yang lebih lanjut mengenai perbedaan ketahanan tubuh tersebut. Gurami Rajanya Ikan Air Tawar Ikan Gurami dalam bahasa latin memiliki nama Osporonemus Gouramy . disebut rajanya ikan air tawar bukan karena keindahan tubunya, tetapi karena memiliki rasa yang paling enak dari ikan – ikan lain. Gurami sendiri memiliki komposisi daging yang tebal dan empuk sehingga untuk menikmatinya akan lebih nyaman..tak banyak duri. Sebagai ikan air tawar gurami layak disandingkan sebagai no.1 ikan paling suipp…enaknya ikan gurami Bagi para pengelola kolam ikan, gurami juga merupakan jenis ikan favorit, selain karena harganya mahal, untuk membiakkan dan memelihara ikan gurami cukup mudah. Dengan selalu memperhatikan kondisi air yang bersih dan suhu yang dijaga teratur 24 -28 celcius pertumbuhan ikan gurami dapat maksimal. Pakan yang disediakan juga cukup beragam. Ikan ini termasuk ikan pemakan segala atau omnivora , ikan gurami dapat diberi makan berbagai macam mulai daun- daun an seperti daun yang hidup di air ; kangkung, genjer , mata lele ( azolla ) daun2 ekor kucing ( hydrilla ) atau pakan almi seperti daun talas atau daun sente, daun papaya, dan daun singkong. Sekarang pun gurami juga diberikan pakan tambahan yakni pelet untuk mempercepat pertumbuhannya. Info untuk pemancing. faktanya ikan urami termasuk ikan yang memiliki bentuk yang cukup besar dengan berat ikan mulai dari 1 – 2 kg per ekornya. Ikan gurami memiliki ciri – ciri menyambar langsung makanannya, Maka bagi pemancing dibutuhkan senar ukuran cukup besar sesuai dengan berat badannya dan mata pancing dengan kualitas yang bagus dari karbon dengan ukuran cukup besar plus ditambah dengan sedikit keberuntungan dan keahlian untuk tarik ulur di kolam agar ikan bisa diangkat dari kolam,..dibersihkan,…dibakar…nyam..nyam J mak..nyuss 1. PENDAHULUAN Gurame merupakan ikan yang memiliki pertumbuhan agak lambat namun harganya relatif meningkat setiap saat. Untuk DKI Jakarta, jenis ikan ini cocok karena tidak memerlukan air yang mengalir. Untuk memberi petunjuk bagi masyarakat yang berminat di bawah ini diuraikan tata cara budidayanya. 2. JENIS Jenis ikan gurame yang dikenal masyarakat berdasarkan bentuknya ada 2 (dua) yaitu: 1) Gurame angsa (soang) : badan relatif panjang, sisik relatif lebar. Ukuran yang bisa dicapainya berat 8 kg, panjang 65 cm. 2) Gurame Jepang : badan relatif pendek dan sisik lebih kecil. Ukuran yang dicapai hanya 45 cm dengan berat kurang dari 4,5 kg. Jika dilihat dari warnanya terdapat gurame hitam, putih dan belang. 3. MEMILIH INDUK Induk yang dipakai sebaiknya mencapai umur 3 tahun. Untuk membedakan induk jantan dan betina bisa dilihat dari ciri-ciri sebagai berikut: 1) Induk betina Ikan betina mempunyai dasar sirip dada yang gelap atau berwarna kehitaman, warna dagu ikan betina keputih-putihan atau sedikit coklat, jika diletakkan di lantai maka ikan betina tidak menunjukan reaksi apa-apa. Sebaiknya sudah berumur 3~7 tahun. 2) Induk jantan Ikan jantan mempunyai dasar sirip berwarna terang atau keputih-putihan, mempunyai dagu yang berwarna kuning, lebih tebal daripada betina dan menjulur. Induk jantan apabila diletakkan pada lantai atau tanah akan menunjukan reaksinya dengan cara mengangkat pangkal sirip ekornya ke atas. Selain mengetahui perbedaan induk jantan dan betina, perlu juga diketahui demi keberhasilan pembenihan gurame ini. Induk telah berumur 3~7 tahun. Berbeda dengan induk ikan tambakan, induk ikan gurame ini semakin bertambah umurnya akan mengeluarkan telur semakin banyak, perut akan membulat dan relatif penjang dengan warna badan terang. Sisik-sisiknya usahakan tidak cacat/hilang dan masih dalam keadaan tersusun rapi. Induk betina yang cukup umur dan matang kelamin ditandai dengan perutnya akan membesar ke belakang atau di dekat lubang dubur. Pada lubang anus akan nampak putih kemerah-merahan. Dan apabila kita coba untuk meraba perutnya akan teras lembek. 4. PEMIJAHAN Pemasukan air dilakukan pagi-pagi sekali, sehingga menjelang jam 10.00 kolam telah berisi air setengahnya. Induk-induk yang telah lolos seleksi dimasukkan dalam kolam dengan hati-hati dan penuh kasih sayang. Perbandingan jumlah antara induk jantan dan betina biasa 1 : 1 -14. Dengan harapan induk jantan paling sedikit bisa mengawini dua ekor induk betina dalam satu tarikan. Setelah dilepaskan dalam kolam pemijahan biasanya induk jantan tidak otomatis langsung membuat sarang, tetapi terlebih dahulu berjalan-jalan, berenang kesana-sini mengenal wilayahnya. Setelah 15 hari sejak dilepaskan, induk jantan biasanya sudah langsung disibukkan oleh kegiatannya membuat sarang. Garis tengah sarang biasanya kurang lebih 30 cm, yang biasanya dikerjakan oleh induk jantan ini selama seminggu (7 hari). Setelah sarang selesai dibuat, induk jantan cepat-cepat mencari dan merayu induk betina untuk bersama­sama memijah disarang. Induk betina ini akan menyemprotkan telur-telurnya kedalam sarang melalui lubang sarang yang kecil, kemudian jantan akan menyemprotkan spermanya, yang akhirnya terjadilah pembuahan didalam istana ijuk ini. Tidak seperti halnya ikan mas yang pemijahannya hanya beberapa jam saja, pemijahan ikan gurame ini biasanya berlangsung cukup lama. Induk jantan bertugas menjaga sarang selama pemijahan berlangsung. Setelah pemijahan selesai, biasanya giliran induk betina yang bertugas menjaga keturunannya, dengan terlebih dulu menutup lubang sarang dengan ijuk atau rumputan kering. Dengan nalurinya sebagai orang tua yang baik, biasanya induk betina ini menjaga anaknya dengan tak lupa mengipaskan siripnya terutama sirip ekor kearah sarang. Gerakan sirip induk betina ini akan meningkatkan kandungan oksigen terlarut dalam air. Air dengan kandungan oksigen yang cukup akan membantu menetaskan telur-telur dalam sarang. Sebab seperti diketahui, telurpun butuh oksigen dalam prosesnya menjadi benih ikan. Sementara dengan kasih sayang induk betina menjaga keturunanya, induk jantan akan kembali menyusun sarang dan memikat induk betina yang lainnya untuk melanjutkan keturunannya. Dari atas kolam kita bisa mengetahui induk-induk yang telah memijah tanpa turun ke kolam dengan melihat adanya bau amis, dan terlihat adanya lapisan minyak tepat di atas sarang pemijahan. 5. PENETASAN Penetasan telur bisa dilakukan di paso, aquarium atau pun ember-ember plastik. Cara memindahkan telur dari dalam sarang ke paso/aquarium dilakukan dengan hati-hati tidak terlalu kasar untuk menghindari agar telur tidak pecah. Sarang bahan dari ijuk yang ada 5 cm dibawah permukaan air dan telah ditutup rapat, diangkat dengan cara dimasukkan kedalam ember yang berisi 3/4 bagian ember. Sarang menghadap ke atas dan ditenggelamkan kemudian perlahan-lahan tutup sarang dibuka, maka telur-telur akan keluar dan mengambang dipermukaan air. Selanjutnya telur diangkat dengan mengunakan piring kecil untuk dipindahkan ke pasoaquarium atau ember bak yang telah diisi air bersih yan sudah diendapkan. Penggantian air dilakukan secara rutin agar telur-telur menetas dengan sempurna dan telur yang tidak menetas segera dikeluarkan. Telur akan menetas dalam tempo 30 ~ 36 jam. 6. PENDEDERAN Selama 5 hari benih-benih belum membutuhkan makanan tambahan, karena masih mengisap kuning telur (yolk sack). Setelah lewat masa itu benih membutuhkan makanan yang harus disuplai dari luar. Oleh karenya jika masih belum ditebarkan di kolam harus diberi makan infusoria. Jika benih hendak ditebarkan di kolam, kolam harus dikeringkan dan dipupuk dengan pupuk kandang 1 kg/m2. Setelah seminggu benih ditebarkan, yaitu ketika air kolam sudah berubah menjadi kehijau-hijauan. Benih gurame umur 7 hari dapat dipasarkan kepada para pendedar dengan system jual sarang sehinga frekwensi pembenihan dapat ditingkatkan. Padat tebar pendederan 50 ~ 100 ekor/m2, sementara kolam yang digunakan berkisar 50.250 m2. 7. PENUTUP Meskipun pemeliharaan gurame relatif membutuhkan waktu lama namun harga jual yang tinggi tetap akan memberi keuntungan. Selain lebih mahal, ikan Gurame memiliki banyak penggemar fanatik, sehingga cocok dikembangkan untuk menambang keuntungan. Ikan gurame adalah ikan air tawar yang banyak digemari konsumen. Dagingnya empuk, rasanya enak dan gurih. Dan, harganya pun lebih mahal kalau dibandingkan jenis ikan air tawar lainnya. Sebagai perbandingan, harga gurame segar di tingkat konsumen Rp25.000 - Rp 35.00 per kg, sementara ikan mas Rp12.000 - Rp14.000 per kg. Selama ini masyarakat mengenal beberapa jenis gurame, antara lain: Angsa, Jepun, Blausafir, Paris, Bastar dan Porselen. Gurame Porselen lebih unggul dalam hal menghasilkan telur. Jika induk Bastar hanya mampu menghasilkan 2.000-3.000 butir telur, Porselen memproduksi 10.000 butir. Karena itu Gurame Porselen disebut top of the pop. Kolam yang baik untuk gurame berasal dari jenis tanah liat/lempung, tidak berporos dan cukup mengandung humus. Jenis tanah seperti ini dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor. Kemiringan tanah berkisar 3-5% untuk memudahkan pengairan kolam secara gravitasi. Ikan gurame dapat tumbuh normal di daerah pada ketinggian 50-400 m dpl. Kualitas air pemeliharaan harus bersih, dasar kolamnya tidak berlumpur dan tidak terlalu keruh. Kedalaman kolam 70-100 cm. Pengairan yang baik akan mempengaruhi pertumbuhan ikan. Pembesaran gurame dapat dilakukan secara polikultur dan monokultur. Polikultur adalah cara pemeliharan gurame secara bersama-sama dengan ikan jenis lain, seperti tawes, mas, nilam, atau mujair. Cara ini lebih menguntungkan, mengingat pertumbuhan gurame lambat. Sedangkan monokultur, pemeliharaan khusus untuk gurame. Bibit yang ditebar minimal berumur 2 bulan. Debit air kolam yang baik 3 liter/detik, sedangkan polikultur idealnya 6-12 liter/detik. Dengan keasaman air (pH) 6,5-8, dan suhu berkisar 24-28 derajat C. Kolam budidaya gurame terdiri dari kolam penyimpanan induk, pemijahan, pendederan, pembesaran, dan pemberokan. Kolam pembesaran berfungsi membesarkan benih. Adakalanya diperlukan juga beberapa kolam jaring berukuran 1,25-1,5 cm. Jumlah bibit yang ditebar sebaiknya tidak lebih dari 10 ekor/meter persegi. Kolam pemberokan adalah tempat pembersihan ikan sebelum dipasarkan. Kolam ini berukuran 10 x 10 m. Lebar pematang bagian atas 0,5 m, dan bagian bawah 1 m dengan ketinggian 1 m. Makanan pokok ikan gurame berupa pelet. Namun, di daerah yang sulit memperoleh pelet dapat menggunakan alternatif lain, berupa daun-daunan, seperti: pepaya, keladi, ketela pohon, genjer, kimpul, kangkung, ubi jalar, ketimun, labu dan dadap. Pemupukan sebaiknya dilakukan setiap kali pemeliharaan, dan pada saat kolam dikeringkan, dengan tujuan untuk meningkatkan makanan alami. Caranya, pertama-tama diberi pupuk kandang 7,5 kg untuk tiap 100 m2 kolam. Air disisakan sedikit demi sedikit sampai ketinggian 10 cm, dan dibiarkan selama 3 hari. Kemudian dilanjutkan pupuk buatan (kimia), seperti TSP atau Urea, 500 gram setiap 100 m2 kolam. Pupuk ditebarkan merata ke setiap dasar dan sudut kolam. Panen gurame tergantung permintaan konsumen. Umumnya, setelah gurame berumur 2-3 tahun. Umur 2 tahun, ukuran panjangnya mencapai 25 cm, dan berat 0,3 kg/ekor, umur 3 tahun panjangnya sekitar 35 cm dan beratnya 0,7 kg/ekor. Untuk ikan berumur 4 tahun panjangnya dapat mencapai 40 cm dan berat 1.5 kg/ekor. TTG BUDIDAYA PERIKANAN 1)Benih ikan harus dipilih yang sehat yaitu bebas dari penyakit, parasit dantidak cacat. Setelah itu, benih ikan baru dimasukkan ke dalam kantongplastik (sistem tertutup) atau keramba (sistem terbuka).2)Air yang dipakai media pengangkutan harus bersih, sehat, bebas hama danpenyakit serta bahan organik lainya. Sebagai contoh dapat digunakan airsumur yang telah diaerasi semalam.3)Sebelum diangkut benih ikan harus diberok dahulu selama beberapa hari.Gunakan tempat pemberokan berupa bak yang berisi air bersih dan denganaerasi yang baik. Bak pemberokan dapat dibuat dengan ukuran 1 m x 1 matau 2 m x 0,5 m. Dengan ukuran tersebut, bak pemberokan dapatmenampung benih ikan mas sejumlah 5000–6000 ekor dengan ukuran 3-5cm. Jumlah benih dalam pemberokan harus disesuaikan dengan ukuranbenihnya.4)Berdasarkan lama/jarak pengiriman, sistem pengangkutan benih terbagimenjadi dua bagian, yaitu:a.Sistem terbukaDilakukan untuk mengangkut benih dalam jarak dekat atau tidakmemerlukan waktu yang lama. Alat pengangkut berupa keramba. Setiapkeramba dapat diisi air bersih 15 liter dan dapat untuk mengangkut sekitar5000 ekor benih ukuran 3-5 cm.b.Sistem tertutupDilakukan untuk pengangkutan benih jarak jauh yang memerlukan waktulebih dari 4-5 jam, menggunakan kantong plastik. Volume mediapengangkutan terdiri dari air bersih 5 liter yang diberi bufferNa2(hpo)4.1H2O sebanyak 9 gram. Cara pengemasan benih ikan yangdiangkut dengan kantong plastik: (1) masukkan air bersih ke dalamkantong plastik kemudian benih; (3) hilangkan udara dengan menekankantong plastik ke permukaan air; (3) alirkan oksigen dari tabung dialirkanke kantong plastik sebanyak 2/3 volume keseluruhan rongga(air:oksigen=1:2); (4) kantong plastik lalu diikat. (5) kantong plastikdimasukkan ke dalam dos dengan posisi membujur atau ditidurkan. Dosyang berukuran panjang 0,50 m, lebar 0,35 m, dan tinggi 0,50 m dapatdiisi 2 buah kantong plastik.Beberapa hal yang perlu diperhatikan setelah benih sampai di tempat tujuanadalah sebagai berikut:1)Siapkan larutan tetrasiklin 25 ppm dalam waskom (1 kapsul tertasiklin dalam10 liter air bersih).2)Buka kantong plastik, tambahkan air bersih yang berasal dari kolamsetempat sedikit demi sedikit agar perubahan suhu air dalam kantong plastikterjadi perlahan-lahan.3)Pindahkan benih ikan ke waskom yang berisi larutan tetrasiklin selama 1-2menit. 4)Masukan benih ikan ke dalam bak pemberokan. Dalam bak pemberokanbenih ikan diberi pakan secukupnya. Selain itu, dilakukan pengobatandengan tetrasiklin 25 ppm selama 3 hari berturut-turut. Selain tetrsikli dapat juga digunakan obat lain seperti KMNO4 sebanyak 20 ppm atau formalinsebanyak 4% selama 3-5 menit.5)Setelah 1 minggu dikarantina, tebar benih ikan di kolam budidaya. 10.ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA 10.1.Analisis Usaha Budidaya Perkiraan analisis budidaya ikan gurame untuk 6 empang selama 1 bulan didaerah Jawa Barat pada tahun 1999 adalah sebagai berikut:1)Biaya produksia.Sewa lahan 6 empang @ Rp. 80.000,-/bulanRp. 480.000,-b.Benih per empang 4000 ekor @Rp 150,-Rp. 3.600.000,-c.Pakan- Postal per empang 7 karung @ Rp 10.000,-Rp. 420.000,-- Rambo per empang 5 karung @ Rp 2.500,-Rp. 75.000,-d.Obat- Super tetra per empang 2 tablet @ Rp 1.000,-Rp 12.000,-e.Tenaga kerja 2 OH @ Rp 20.000,-Rp. 40.000,-f.Lain-lain (pemeliharaan)Rp. 460.700,-Jumlah biaya produksiRp. 5.089.700,-2)Penerimaan per empang 4000 ekor @ Rp. 400,-Rp. 9.600.000,-3)KeuntunganRp. 4.510.300,-4)Parameter kelayakan usahaB/C Rasio= 1,89 10.2.Gambaran Peluang Agribisnis Budidaya ikan gurame, mempunyai nilai ekonomis yang sangat tinggi.disamping rasanya yang lezat dan empuk, ikan ini pun digemari banyak orang.Sudah menjadi tradisi dalam setiap kendurian, ikan gurame selalu menjadisyarat utama hidangan. Disamping rasanya itu, perawatannya pun tidak terlalusulit dan tidak memakan banyak biaya, sehingga banyak petani ikan yang mulaimenggemari, membudidayakan ikan ini, karena harga dari setiap bibitnya yangmurah dapat menghasilkan keuntungan 3 kali lipat dari harga bibit. Harga dariikan gurame di pasaran sangat bervariasi tergantung dari bobot ikan tersebut.Ikan gurame dengan berat 1,5 kg dapat mencapai harga Rp 6.000-Rp 8.000tergantung keadaan pada saat itu. PRODUKSI DAN OPERASI 3.1 Produk dan Proses Produksi Dalam bahasan kali ini, kami akan membahas mengenai product knowledge dan menjelaskan bagaimana proses produksi yang perlu dilakukan dalam budidaya pembesaran gurame ini. Adapun asumsi pola budidaya yang digunakan dalam penyusunan pola pembiayaan ini adalah pola budidaya tunggal. Dimana, ikan yang dipelihara dan kemudian di panen hanya satu jenis ikan yaitu ikan gurame konsumsi. Ikan gurame (Osphronemus gouramy, Lacepede) merupakan ikan tawar keluarga Anabantidae. Ikan ini mempunyai bentuk badan pipih dan lebar. Pada ikan yang sudah dewasa, lebar badannya hampir dua kali panjang kepala atau ¾ kali panjang tubuhnya. Bentuk kepala ikan gurame yang masih berusia muda lancip ke depan, dan setelah tua menjadi dempak. Warna tubuhnya terutama di bagian punggung adalah merah sawo sedangkan pada bagian perut berwarna kekuning-kuningan atau keperak-perakan. Sepasang sirip perut gurame akan mengalami perubahan menjadi sepasang benang panjang yang berfungsi sebagai alat peraba. Sirip yang keras menempel pada punggungnya sedangkan garis rusuknya menyilang di bagian bawah sirip punggung. Panjang tubuh maksimum 65 cm. 3.1.1 Produk 1. Ciri-ciri Produk Gurame yang dijual merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan bentuk badan pipih lebar, bagian punggung berwarna merah sawo dan bagian perut berwarna kekuning-kuningan/keperak-perakan. Ikan gurame ini merupakan keluarga Anabantidae, keturunan Helostoma dan bangsa Labyrinthici. 2. Kegunaan Utama Produk Gurame sudah menjadi makanan yang dikenal masyarakat bahkan digemari. Manfaat dari ikan gurame yaitu sebagai sumber penyedia protein hewani yang baik untuk kesehatan manusia. 3.1.2 Proses Produksi Dalam proses produksi budidaya ikan gurame ini, Guramy fish membeli benih inak yang berukuran 250 gram dari para peternak benih yang kemudian dibesarkan hingga ukuran 1 kg. Untuk mendapatkan kualitas ikan gurame yang optimal, kami melakukan pembudidayaan ikan gurame di lokasi yang memiliki spesifikasi sebagai berikut: Dilaksanakan di dataran rendah pada ketinggian 20 - 400 m dpl Kuantitas dan kualitas air mencukupi. Kualitas air yang dibutuhkan yaitu air tenang, bersih, dasar kolam tidak berlumpur (kekeruhan air 40 cm dari permukaan air), tidak tercemar bahan kimia beracun dan limbah (kadar NH3 tidak lebih besar dari 0,02%), kemasan air (pH) 6,5-8. Apabila pH di bawah 6,5 maka untuk menaikkan pH di lakukan pengapuran dengan CaCO3, sedangkan apabilah pH diatas 8 maka untuk menurunkan dilakukan pemupukan dengan pupuk kandang. Tanah tidak berporous dan cukup mengandung humus. Tanah yang tidak berporous dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor, sedangkan perbandingan antara tanah liat dan pasir kurang dari 60%:40%. Kemiringan tanah 3%-5% untuk memudahkan pengairan kolam Temparatur optimum 25-30oC Kandungan oksigen dalam > 2 ppm. PROSES PEMBUDIDAYAAN PEMBESARAN IKAN GURAME 1. Pemeliharaan Pembesaran Dalam tahapan pembesaran, jumlah benih yang akan dimasukan dalam kolam ini sebanyak 270.000 benih dengan berat sekitar 200-250 gram. Luas kolam yang dibutuh kan 13500 meter persegi, dengan ukuran 20 X 10 meter sebanyak 68 kolam. dengan konstruksi kolam berupa kolam tanah. Kedalaman air kolam sekitar 1 m dari dasar kolam dibuat tidak terlalu berlumpur. Masing-masing kolam menampung benih sebanyak 4.000. Ikan yang dipelihara dapat berukuran berat 200-250 gram/ekor dan ditebar dengan kepadatan benih ± 1 -2 kg/m2. Pakan yang diberikan terdiri dari pelet dengan jumlah pemberian sebanyak 1,5 - 2% pada pagi dan sore hari serta daun-daunan sebanyak 5% diberikan pada sore hari. Dalam waktu 4 bulan ikan akan mencapai ukuran konsumsi dengan berat 1kg/ekor. Dipasarkan dengan berat di atas 500 gram Pemberian Pakan Adapun jenis pakan ikan gurame terdiri dari pakan alami (organik) berupa daun-daunan dan pakan buatan (anorganik), berupa pelet. Pakan alami yang digunakan antara lain daun sente (Alocasia macrorrhiza (L), Schott), dan Kangkung (Ipomea reptans Poin). Merupakan salah satu pakan ikan gurame yang lazim digunakan Bahan makanan buatan berupa pelet dibuat dari bahan makanan ternak, baik hewani maupun nabati. Dengan komposisi 33 bagian tepung ikan, 2 bagian tepung daging dan 65 bagian dedak halus, dengan perhitungan kadar protein keseluruhan adalah sebagai berikut (60/10x33)+(80/100x2)+(15/100x65) = 31,1 %. Perhitungan ini diperoleh dari bagan daftar protein beberapa jenis makanan (lamp). Ikan diberi pakan setiap hari sebanyak dua kali dengan waktu pemberian pakan pada pagi dan sore hai. Untuk pagi hari ikan diberi pakan alami sedangkan pada sore hari ikan diberi pakan organik (pelet). 2. Pascapanen a. Penanganan Ikan Hidup Karena ikan konsumsi ini akan lebih mahal harganya bila dijual dalam keadaan hidup. Maka hal yang perlu diperhatikan agar ikan tersebut sampai ke konsumen dalam keadaan hidup, segar dan sehat adalah: - Dalam pengangkutan gunakan air yang bersuhu rendah sekitar 20 derajat C. - Waktu pengangkutan hendaknya pada pagi hari atau sore hari. - Jumlah kepadatan ikan dalam alat pengangkutan tidak terlalu padat. Ikan diletakkan di dalam wadah yang diberi es dengan suhu 6-7 derajat C. Gunakan es berupa potongan kecil-kecil (es curai) dengan perbandingan jumlah es dan ikan=1:1. Dasar kotak dilapisi es setebal 4-5 cm. Kemudian ikan disusun di atas lapisan es ini setebal 5-10 cm, lalu disusul lapisan es lagi dan seterusnya. Antara ikan dengan dinding kotak diberi es, demikian juga antara ikan dengan penutup kotak. b. Pemeliharaan Kolam Setiap habis panen, kolam dibersihkan/kuras. setelah itu dilakukan pemupukan agar mempengaruhi kesuburan kolam, sehingga bila benih disebarkan, kesuburan ikan akan terjamin dan pertumbuhan ikan akan cepat. Tabel siklus produksi guramy fish 3.2 Kebutuhan Kolam dan Peralatan 1. Kolam Pembesaran a. Pemupukan/persiapan kolam Di sekitar kolam biasanya ditanami pohon sente sebagai salah satu bahan pakan ikan Berguna untuk mengatur kuantitas dan kebersihan air yang masuk ke dalam kolam o Pembuatan kolam Pada saat persiapan pembuatan kolam dilakukan juga pengeringan dasar kolam. Setelah dasar kolam kering, diberikan kapur dengan dosis 100-200 gr/m2 dan pupuk kandang 500-1.000 gr/m2. Pupuk kandang yang cukup baik untuk digunakan adalah kotoran ayam karena memiliki unsur hara yang lengkap untuk menumbuhkan pakan alami, mudah terurai dan kandungan amoniaknya tidak terlalu tinggi. Pemupukan dilakukan untuk menyuburkan tanah. Setelah itu dilakukan pengisian air dan dibiarkan selama 7 hari untuk memberi kesempatan pupuk terurai. 2. Kolam Pemberokan Merupakan tempat pembersihan ikan sebelum dipasarkan. Adapun cara pembuatan kolam sebagai berikut: - Ukurlah tanah 10 x 10 m (100 m 2 ). - Buatlah pematangnya dengan ukuran; bagian atas lebarnya 0,5 m, bagian bawahnya 1 m dan tingginya 1 m. - Pasanglah pipa/bambu besar untuk pemasukan dan pengeluaran air. Aturlah tinggi rendahnya, agar mudah memasukkan dan mengeluarkan air. - Cangkullah tanah dasar kolam induk agar gembur, lalu diratakan lagi. Tanah akan jadi lembut setelah diairi, sehingga lobang-lobang tanah akan tertutup, dan air tidak keluar akibat bocor dari pori-pori itu. Dasar kolam dibuat miring ke arah pintu keluar air. - Buatlah saluran ditengah-tengah kolam induk, memanjang dari pintu masuk air ke pintu keluar. Lebar saluran itu 0,5 m dan dalamnya 15 cm. - Keringkanlah kolam induk dengan 2 karung pupuk kandang yang disebarkan merata, kemudian air dimasukkan. Biarkan selama 1 minggu, agar pupuk hancur dan meresap ke tanah dan membentuk lumut, serta menguji agar kolam tidask bocor. Tinggi air 0,75-1 m. Peralatan Alat-alat yang biasa digunakan dalam usaha pembesaran ikan gurame diantaranya adalah: jala, waring (anco), seser, ember-ember, baskom berbagai ukuran, timbangan skala besar (Kg), cangkul, arit, pisau serta piring secchi (secchi disc) untuk mengukur kadar kekeruhan. Sedangkan peralatan lain yang digunakan untuk memanen/menangkap ikan gurame antara lain adalah warring/scoopnet yang halus, ayakan panglembangan diameter 100 cm, ayakan penandean diameter 5 cm, tempat menyimpan ikan, keramba kemplung, keramba kupyak, fish bus (untuk mengangkut ikan jarak dekat), anco/hanco (untuk menangkap ikan), lambit dari jaring nilon (untuk menangkap ikan konsumsi), jaring berbentuk segiempat (untuk menangkap ikan konsumsi). 3.3 Kebutuhan Utilitas/Sarana lainnya Untuk memasarkan ikan gurame ke distributor, rumah makan, dan supermarket, Goramy Fish menggunakan 2 buah mobil pick up sebagai sarana pengangkutan dan kotak pendingin untuk menjaga kesegaran ikan tetap terjaga sampai ke tempat tujuan. BUDIDAYA IKAN GURAME (Osphronemus gouramy) 1. PENDAHULUAN Gurame merupakan ikan yang memiliki pertumbuhan agak lambat namun harganya relatif meningkat setiap saat. Untuk DKI Jakarta, jenis ikan ini cocok karena tidak memerlukan air yang mengalir. Untuk memberi petunjuk bagi masyarakat yang berminat di bawah ini diuraikan tata cara budidayanya. 2. JENIS Jenis ikan gurame yang dikenal masyarakat berdasarkan bentuknya ada 2 (dua) yaitu: 1) Gurame angsa (soang) : badan relatif panjang, sisik relatif lebar. Ukuran yang bisa dicapainya berat 8 kg, panjang 65 cm. 2) Gurame Jepang : badan relatif pendek dan sisik lebih kecil. Ukuran yang dicapai hanya 45 cm dengan berat kurang dari 4,5 kg. Jika dilihat dari warnanya terdapat gurame hitam, putih dan belang. 3. MEMILIH INDUK Induk yang dipakai sebaiknya mencapai umur 3 tahun. Untuk membedakan induk jantan dan betina bisa dilihat dari ciri-ciri sebagai berikut: 1) Induk betina Ikan betina mempunyai dasar sirip dada yang gelap atau berwarna kehitaman, warna dagu ikan betina keputih-putihan atau sedikit coklat, jika diletakkan di lantai maka ikan betina tidak menunjukan reaksi apa-apa. Sebaiknya sudah berumur 3~7 tahun. 2) Induk jantan Ikan jantan mempunyai dasar sirip berwarna terang atau keputih-putihan, mempunyai dagu yang berwarna kuning, lebih tebal daripada betina dan menjulur. Induk jantan apabila diletakkan pada lantai atau tanah akan menunjukan reaksinya dengan cara mengangkat pangkal sirip ekornya ke atas. Selain mengetahui perbedaan induk jantan dan betina, perlu juga diketahui demi keberhasilan pembenihan gurame ini. Induk telah berumur 3~7 tahun. Berbeda dengan induk ikan tambakan, induk ikan gurame ini semakin bertambah umurnya akan mengeluarkan telur semakin banyak, perut akan membulat dan relatif penjang dengan warna badan terang. Sisik-sisiknya usahakan tidak cacat/hilang dan masih dalam keadaan tersusun rapi. Sumber: Dinas Perikanan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta, 1997, Teknologi MiG corp. Induk betina yang cukup umur dan matang kelamin ditandai dengan perutnya akan membesar ke belakang atau di dekat lubang dubur. Pada lubang anus akan nampak putih kemerah-merahan. Dan apabila kita coba untuk meraba perutnya akan teras lembek. 4. PEMIJAHAN Pemasukan air dilakukan pagi-pagi sekali, sehingga menjelang jam 10.00 kolam telah berisi air setengahnya. Induk-induk yang telah lolos seleksi dimasukkan dalam kolam dengan hatihati dan penuh kasih sayang. Perbandingan jumlah antara induk jantan dan betina biasa 1 : 1 - 14. Dengan harapan induk jantan paling sedikit bisa mengawini dua ekor induk betina dalam satu tarikan. Setelah dilepaskan dalam kolam pemijahan biasanya induk jantan tidak otomatis langsung membuat sarang, tetapi terlebih dahulu berjalan-jalan, berenang kesanasini mengenal wilayahnya. Setelah 15 hari sejak dilepaskan, induk jantan biasanya sudah langsung disibukkan oleh kegiatannya membuat sarang. Garis tengah sarang biasanya kurang lebih 30 cm, yang biasanya dikerjakan oleh induk jantan ini selama seminggu (7 hari). Setelah sarang selesai dibuat, induk jantan cepat-cepat mencari dan merayu induk betina untuk bersamasama memijah disarang. Induk betina ini akan menyemprotkan telur-telurnya kedalam sarang melalui lubang sarang yang kecil, kemudian jantan akan menyemprotkan spermanya, yang akhirnya terjadilah pembuahan didalam istana ijuk ini. Tidak seperti halnya ikan mas yang pemijahannya hanya beberapa jam saja, pemijahan ikan gurame ini biasanya berlangsung cukup lama. Induk jantan bertugas menjaga sarang selama pemijahan berlangsung. Setelah pemijahan selesai, biasanya giliran induk betina yang bertugas menjaga keturunannya, dengan terlebih dulu menutup lubang sarang dengan ijuk atau rumputan kering. Dengan nalurinya sebagai orang tua yang baik, biasanya induk betina ini menjaga anaknya dengan tak lupa mengipaskan siripnya terutama sirip ekor kearah sarang. Gerakan sirip induk betina ini akan meningkatkan kandungan oksigen terlarut dalam air. Air dengan kandungan oksigen yang cukup akan membantu menetaskan telur-telur dalam sarang. Sebab seperti diketahui, telurpun butuh oksigen dalam prosesnya menjadi benih ikan. Sementara dengan kasih sayang induk betina menjaga keturunanya, induk jantan akan kembali menyusun sarang dan memikat induk betina yang lainnya untuk melanjutkan keturunannya. Dari atas kolam kita bisa mengetahui induk-induk yang telah memijah tanpa turun ke kolam dengan melihat adanya bau amis, dan terlihat adanya lapisan minyak tepat di atas sarang pemijahan. 5. PENETASAN Penetasan telur bisa dilakukan di paso, aquarium atau pun ember-ember plastik. Cara memindahkan telur dari dalam sarang ke paso/aquarium dilakukan dengan hati-hati tidak Sumber: Dinas Perikanan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta, 1997, Teknologi MiG corp. terlalu kasar untuk menghindari agar telur tidak pecah. Sarang bahan dari ijuk yang ada 5 cm dibawah permukaan air dan telah ditutup rapat, diangkat dengan cara dimasukkan kedalam ember yang berisi 3/4 bagian ember. Sarang menghadap ke atas dan ditenggelamkan kemudian perlahan-lahan tutup sarang dibuka, maka telur-telur akan keluar dan mengambang dipermukaan air. Selanjutnya telur diangkat dengan mengunakan piring kecil untuk dipindahkan ke pasoaquarium atau ember bak yang telah diisi air bersih yan sudah diendapkan. Penggantian air dilakukan secara rutin agar telur-telur menetas dengan sempurna dan telur yang tidak menetas segera dikeluarkan. Telur akan menetas dalam tempo 30 ~ 36 jam. 6. PENDEDERAN Selama 5 hari benih-benih belum membutuhkan makanan tambahan, karena masih mengisap kuning telur (yolk sack). Setelah lewat masa itu benih membutuhkan makanan yang harus disuplai dari luar. Oleh karenya jika masih belum ditebarkan di kolam harus diberi makan infusoria. Jika benih hendak ditebarkan di kolam, kolam harus dikeringkan dan dipupuk dengan pupuk kandang 1 kg/m2 . Kemudian semprotkan/siramkan dasar kolam dengan larutan Migro Tambak (10ml Migro Tambak : air 1 liter) secara merata dengan dosis 2 liter per hektar (20ml Migro Tambak/100m 2). Biarkan selama 5 – 7 hari. Kemudian masukan air secara perlahan, berikan kembali Migro Tambak dengan dosis 0,02 ppm (2 liter per hektar). Benih ditebarkan, yaitu ketika air kolam sudah berubah menjadi kehijau-hijauan. Benih gurame umur 7 hari dapat dipasarkan kepada para pendedar dengan system jual sarang sehinga frekwensi pembenihan dapat ditingkatkan. Padat tebar pendederan 50 ~ 100 ekor/m2, sementara kolam yang digunakanberkisar 50 - 250 m2. 7. PEMBESARAN Pemeliharaan Pembesaran 1. Pemeliharaan pembesaran dapat dilakukan secara polikultur maupun monokultur. • Polikultur Ikan gurame dipeliharan bersama ikan tawes, ikan mas, nilem, mujair atau lele. Cara ini lebih menguntungkan karena pertumbuhan ikan gurame yang cukup lambat. • Monokultur Pada pemeliharaan gurame tersendiri, bibit yang disebar minimal harus berumur 2 bulan. Penebaran bibit sejumlah 500 ekor (ukuran 10-15 cm) diperlukan luas kolam sekitar 1500 meter persegiSumber: Dinas Perikanan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta, 1997, Teknologi MiG corp. 2. Pemupukan/Pengolahan lahan Pemupukan dapat dilakukan dengan bahan kimia dan pupuk kandang. Pada umumnya pemupukan hanya dilakukan 1 kali dalam setiap pemeliharaan, dengan maksud untuk meningkatkan makanan alami bagi hewan peliharaan. Tahap pertama pemupukan dilakukan pada waktu kolam dikeringkan. Pada saat ini pupuk yang diberikan adalah pupuk kandang sebanyak 7,5 - 10 kg untuk tiap 100 m2 , Kemudian semprotkan Migro Tambak dengan dosis 20ml/100m2, masukan air sampai ketinggian 10 cm selama 3 hari. Pada tahap berikutnya pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk buatan seperti TSP atau pupuk Urea sebanyak 500 gram untuk setiap 100 m2 kolam. Pemberian kedua pupuk tersebut ditebarkan merata ke setiap dasar dan sudut kolam. Biarkan selama 3 hari Kemudian semprotkan kembali Migro Tambak dengan dosis 20ml/100m2 biarkan selama 1 hari. Masukan air sampai ketinggian 80cm, biarkan selama 5 hari. Kemudian bibit dimasukan secara perlahan. Pada masa pemeliharaan pemberian Migro Tambak di ulangi setiap 2 minggu sekali dengan dosis 20ml Migro Tambak/100m2. Makanan pokok ikan gurame berupa pelet yang dapat diatur gizinya, nilai protein pada pakan tambahan yang di anjurkan untuk ikan gurami dalam kolam pembesaran adalah 32%, Sebelum diberikan, campurkan MiG Ternak/Migro Suplemen pada pakan buatan tadi dengan perbandingan 10ml MiG Ternak/Migro Suplemen dengan pakan seberat 3 kg (tambahkan air sedikit/jangan terlalu basah), campurkan Migro Suplemen pada setiap pemberian pakan tambahan. Namun di daerah yang agak sulit memperoleh pelet, daun-daunan merupakan alternatif yang sangat baik untuk dijadikan makanan ikan, diantaranya: daun pepaya, keladi, ketela pohon, genjer, kimpul, kangkung, ubi jalar, ketimun, labu dan dadap. Pemberian makanan yang teratur dengan kualitas dan kuantitas yang tinggi dapat meningkatkan pertumbuhan tubuh ikan lebih cepat. HAMA DAN PENYAKIT 1. Penyakit Gangguan yang dapat menyebabkan matinya ikan adalah penyakit yang disebut penyakit non parasiter dan penyakit yang disebabkan parasit. Gangguan-gangguan non parasiter bisa berupa pencemaran air seperti adanya gas-gas beracun berupa asam belerang atau amoniak; kerusakan akibat penangkapan atau kelainan tubuh karena keturunan. Penanggulangannya adalah dengan mendeteksi keadaan kolam dan perilaku ikan-ikan tersebut. Memang diperlukan pengetahuan dan pengalaman yang cukup untuk mengetahuinya. ikan-ikan yang sakit biasanya menjadi kurus dan lamban gerakannya. Gangguan lain yang berupa penyakit parasiter, yang diakibatkan oleh bakteri, virus, jamur Sumber: Dinas Perikanan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta, 1997, Teknologi MiG corp. dan berbagai mikroorganisme lainnya. Bila ikan terkena penyakit yang disebabkan parasit, dapat dikenali sebagai berikut: a. Penyakit pada kulit; pada bagian-bagian tertentu berwarna merah terutama di bagian dada, perut dan pangkal sirip. b. Penyakit pada insang; tutup insang mengembang. Lembaran insang menjadi pucat, kadang-kadang tampak semburat merah dan kelabu 3. Penyakit pada organ dalam; perut ikan membengkak, sisik berdiri. Pencegahan timbulnya penyakit ini dapat dilakukan dengan mengangkat ikan dan melakukan penjemuran kolam beberapa hari agar parasit pada segala stadium mati. Parasit yang menempel pada tubuh ikan dapat disiangi dengan pinset. Pengobatan bagi ikan-ikan yang sudah cukup memprihatikan keadaannya, dapat dilakukan dengan menggunakan bahan kimia diantaranya: • Pengobatan dengan Kalium Permanganat (PK) Sediakan air sumur atau sumber air lainnya yang bersih dalam bak penampungan sesuai dengan berat ikan yang akan diobati. o 2. Buat larutan PK sebanyak 2 gram/10 liter atau 1,5 sdt/100 l air. o Rendam ikan yang akan diobati dalam larutan tersebut selama 30-60 menit dengan diawasi terus menerus. o Bila belum sembuh betul, pengobatan ulang dapat dilakukan 3 atau 4 hari kemudian. • Pengobatan dengan Neguvon. Ikan direndam pada larutan neguvon dengan 2-3,5% selama 3 mernit. Untuk pemberantasan parasit di kolam, bahan tersebut dilarutkan dalam air hingga konsentrasi 0,1% Neguvon lalu disiramkan ke dalam kolam yang telah dikeringkan. Biarkan selama 2 hari. • Pengobatan dengan garam dapur. Hal ini dilakukan di pedesaan yang sulit mendapatkan bahan-bahan kimia. Caranya: o siapkan wadah yang diisi air bersih. setiap 100 cc air bersih dicampurkan 1-2 gram (NaCl), diaduk sampai rata. o ikan yang sakit direndam dalam larutan tersebut. Tetapi karena obat ini berbahaya, lamanya perendaman cukup 5-10 menit saja. o Setelah itu segera ikan dipindahkan ke wadah yang berisi air bersih untuk selanjutnya dipindahkan kembali ke dalam kolam. o pengobatan ulang dapat dilakukan 3-4 hari Kemudian dengan cara yang sama. 2. Hama Bagi benih gurame musuh yang paling utama adalah gangguan dari ikan liar/pemangsa dan beberapa jenis ikan peliharaan seperti tawes, gurame dan sepat. Musuh lainnya adalah biawak, katak, ular dan bermacam-macam burung pemangsa. pembesaran ikan gurame Penggunaan kolam dengan kedalaman dua meter atau lebih merupakan teknik budidaya yang relatif baru bagi para pembudidaya ikan. Pembudidaya biasa menggunakan kolam dengan kedalaman berkisar antara 1,0 – 1,2 m. Adopsi teknik budidaya ini dapat memberikan dampak yang positif bagi para pembudidaya, mengingat penambahan rata-rata kedalaman kolam sekitar 80 – 100 cm dapat meningkatkan efisiensi penggunaan lahan hingga 400% (dalam pemanfaatan luas) atau 150% (dalam pemanfaatan volume). Secara finansial, pendalaman kolam hanya memerlukan biaya sekitar Rp 30.000/m3 sedangkan biaya perawatan/perbaikan kolam tidak mengalami perubahan. Tabel Proses Produksi Pembesaran Gurame Deskripsi Satuan Luas kolam M2 300 300 Kedalaman kolam M 1 2 Penanaman Kepadatan Ekor/m2 3 – 5 9 – 11 Ukuran Ekor/kg 250 – 350 250 – 350 Jumlah EkorKg 900300 2700900 Pemeliharaan Pakan buatan % bobot tubuh/hariKg total 1 – 3350 – 400 1 – 31100 – 1200 Pakan alami % bobot tubuh/hari 1 – 2atau secukupnya 1 – 2atau secukupnya Pemanenan Ukuran Ekor/kg 600 – 750 600 – 750 Sintasan % 85 – 95 85 – 95 Jumlah Kg 600 – 700 1800 – 2500 Penggunaan kolam dengan kedalaman dua meter dapat memberikan dampak positif pada usaha budidaya gurame. Kolom air yang lebih dalam memberikan kesempatan yang lebih lama pada ikan untuk menangkap pakan tenggelam yang diberikan sesuai dengan karakteristik biologi ikan gurame yang cenderung lambat merespon pakan. Selain itu, bentuk ikan yang pipih dengan gerakan yang cenderung dominan vertikal juga dapat lebih mengefisienkan kolom air yang dalam dibandingkan dengan pada kolom air yang dangkal. Tingkah laku ikan gurame yang sangat responsif terhadap gangguan eksternal juga dapat dikurangi pada kedalaman kolam dua meter dibanding dengan satu meter. Walaupun di sisi lain, peningkatan padat tebar pada kolam dua meter dapat mengakibatkan ikan kurang dapat menerima stress internal yang mungkin terjadi, misalnya: gesekan antar ikan saat terjadi kejutan. Selain itu, peningkatan padat tebar juga berimplikasi pada peningkatan beban bahan organik dari sisa pakan dan kotoran ikan sehingga dapat mengurangi daya dukung (carrying capasity) kolam. Dampak penggunaan kolam dalam yang cenderung kontradiktif tersebut dapat ditunjukkan dari hasil pemeliharaan ikan pada kolam percontohan. Hasil pemeliharaan ikan pada kolam percontohan (kolam dalam, 2 m) relatif tidak berbeda dengan hasil pada kolam pembudidaya (kolam dangkal, 1,0 – 1,2 m), baik dengan sistem produksi monokultur (gurame) maupun polikultur (gurame dengan nila dan gurame dengan nilem). Dampak positif penggunaan kolam dalam tidak cukup tampak dari adanya peningkatan pertumbuhan ikan yang ditanam dibandingkan dengan kolam dangkal. Peningkatan yang sangat signifikan pada penggunaan kolam dalam dapat diperoleh dari efisiensi penggunaan lahan. Pada luasan lahan yang sama, produksi ikan dengan kolam dangkal dapat ditingkatkan 3-4 kali lipat bila dengan menggunakan kolam dalam sehingga dapat berpengaruh terhadap peningkatan produksi secara total dalam satu kawasan. Hasil ikan gurame pada sistem monokultur relatif tidak berbeda dengan hasil pada sistem polikultur tetapi terdapat peningkatan nilai tambah dari hasil panen ikan nila atau nilem. Antara ikan utama (gurame) dengan ikan tambahan (nila atau nilem) tampaknya tidak terdapat persaingan untuk mendapatkan sumber makanan, baik pakan utama (pelet buatan) maupun pakan tambahan (hijauan). Meskipun ikan-ikan ini cenderung bersifat herbivora, namun karena dilakukan pengaturan ukuran tanam sehingga persaingan dapat ditekan dan ikan tambahan tampaknya cenderung memanfaatkan sisa metabolisme ikan utama dan sumber makanan lainnya. Penggunaan pakan buatan tenggelam yang bersumber dari hasil produksi kelompok pembudidaya menunjukkan hasil total yang relatif tidak berbeda dibandingkan dengan menggunakan pakan buatan apung yang bersumber dari pabrik pakan. Secara visual, ikan yang diberi pakan apung tampak berukuran lebih gemuk dibandingkan dengan ikan yang diberi pakan tenggelam. Namun secara bobot, ikan yang diberi pakan berbeda tersebut relatif tidak berbeda sehingga dari bobot total panenan juga tidak berbeda. Sedangkan pada penanganan pasca panen (transportasi ikan dari kolam sampai pasar), terdapat perbedaan ketahanan tubuh antara ikan dengan sumber pakan yang berbeda tersebut. Ikan yang diberi pakan tenggelam cenderung lebih tahan terhadap tekanan fisiologis saat transportasi dibandingkan dengan ikan yang diberi pakan apung. Namun demikian, pada kegiatan percontohan ini tidak dilakukan identifikasi secara mendetail dan perlu penelaahan yang lebih lanjut mengenai perbedaan ketahanan tubuh tersebut. PEMBENIHAN IKAN GURAMI Ikan gurami merupakan ikan asli perairan Indonesia yang sudah menyebar ke wilayah Asia Tenggara dan Cina. Merupakan salah satu ikan labirinth dan secara taksonomi termasuk famili Osphronemidae. Ikan gurami adalah salah satu komoditas yang banyak dikembangkan oleh para petani hal ini dikarenakan permintaan pasar cukup tinggi, pemeliharaan mudah serta harga yang relatif stabil. 1. SISTEMATIKA Filum : Chordata Kelas : Actinopterygii Ordo : Perciformes Subordo : Belontiidae Famili : Osphronemidae Genus : Osphronemus Spesies : Osphronemus gouramy, Lac. Secara morfologi, ikan ini memiliki garis lateral tunggal, lengkap dan tidak terputus, bersisik stenoid serta memiliki gigi pada rahang bawah. Sirip ekor membulat. Jari-jari lemah pertama sirip perut merupakan benang panjang yang berfungsi sebagai alat peraba. Tinggi badan 2,0-2,1 kali dari panjang standar. Pada ikan muda terdapat garis-garis tegak berwarna hitam berjumlah 8 sampai dengan 10 buah dan pada daerah pangkal ekor terdapat titik hitam bulat. 3. PEMBENIHAN a. Pemijahan Ikan gurami dapat memijah sepanjang tahun, walaupun produktifitasnya lebih tinggi terutama pada musim kemarau. Adapun hal yang perlu diperhatikan untuk pemijahan ini adalah padat tebar induk, tata letak sarang, panen telur dan kualitas air media pemijahan. Betina dicirikan dari bentuk kepala dan rahang serta adanya bintik hitam pada kelopak sirip. Induk jantan ditandai dengan adanya benjolan di kepala bagian atas, rahang bawah yang tebal terutama pada saat musim pemijahan dan tidak adanya bintik hitam pada kelopak sirip dada. Sedangkan induk betina ditandai dengan bentuk kepala bagian atas datar, rahang bawah tipis dan adanya bintik hitam pada kelopak sirip dada. Padat tebar induk adalah 1 ekor/5 m2 dengan perbandingan jumlah jantan:betina adalah 1:3-4. Penebaran induk di kolam pemijahan dapat dilakukan secara berpasangan (sesuai perbandingan) pada kolam yang disekat ataupun secara komunal (satu kolam diisi beberapa pasangan). Induk betina dapat memproduksi telur 1 500 sampai dengan 2 500 butir/kg induk. Sarang diletakkan 1-2 m dari tempat bahan sarang dengan kedalaman 10 -15 cm dari permukaan air. Sarang dipasang mendatar sejajar dengan permukaan air dan menghadap ke arah tempat bahan sarang. Tempat bahan sarang diletakkan di permukaan air dapat berupa anyaman kasar dari bambu atau bahan lainnya diatur sedemikian rupa sehingga induk ikan mudah mengambil sabut kelapa/ijuk untuk membuat sarang. Pembuatan sarang dapat berlangsung selama 1 sampai dengan 2 minggu bergantung pada kondisi induk dan lingkungannya. Pemeriksaan sarang yang sudah berisi telur dapat dilakukan dengan cara meraba dan menggoyangkan sarang secara perlahan atau dengan menusuk sarang menggunakan lidi/kawat dan menggoyangkannya. Sarang yang sudah berisi telur ditandai dengan keluarnya minyak/telur dari sarang ke permukaan air. Sarang yang sudah berisi telur diangkat. Telur dipisahkan dari sarang dengan cara membuka sarang secara hati-hati. Karena mengandung minyak, telur akan mengambang di permukaan air. Telur yang baik berwarna kuning bening sedangkan telur berwarna kuning keruh dipisahkan dan dibuang karena telur yang demikian tidak akan menetas. Minyak yang timbul dapat dikurangi dengan cara diserap memakai kain. Kualitas media pemijahan yang baik adalah suhu 25-30 oC, Nilai pH 6,5 - 8,0, laju pergantian air 10-15 % per hari dan ketinggian air kolam 40 - 60 cm. b. Penetasan Telur Padat tebar telur 4 sampai dengan 5 butir/cm2 dengan ketinggian air 15 - 20 cm. Kepadatan dihitung per satuan luas permukaan wadah sesuai dengan sifat telur yang mengambang. Untuk mempertahankan kandungan oksigen terlarut, di dalam media penetasan perlu ditambahkan aerasi kecil tetapi harus dijaga agar telur tidak teraduk. Kualitas air media penetasan yang baik adalah suhu 29 - 30 oC, nilai pH 6,7 - 8,6 dan bersumber dari air tanah. Bila air sumber mengandung karbondioksida tinggi, nilai pH rendah atau mengandung bahan logam (misalnya besi), sebaiknya air diendapkan dulu selama 24 jam. Telur akan menetas setelah 36 - 48 jam. c. Pemeliharaan Larva Setelah telur menetas, larva dapat terus dipelihara di corong penetasan/waskom sampai umur 6 hari kemudian dipindahkan ke akuarium. Bila penetasan dilakukan di akuarium, pemindahan larva tidak perlu dilakukan. Selama pemeliharaan larva, penggantian air hanya perlu dilakukan untuk membuang minyak bila minyak yang dihasilkan ketika penetasan cukup banyak. Sedangkan bila larva sudah diberi makan, penggantian air dapat disesuaikan dengan kondisi air yaitu bila sudah banyak kotoran dari sisa pakan dan “ Faeces “. Pemeliharaan larva di akuarium dilakukan dengan padat tebar 15 - 20 ekor/liter. Pakan mulai diberikan pada saat larva berumur 5 sampai dengan 6 hari berupa cacing Tubifex, Artemia, Moina atau Daphnia yang disesuaikan dengan bukaan mulut ikan. Kualitas air sebaiknya dipertahankan pada tingkat suhu 29 - 30 o C, nilai pH 6,5 - 8,0 dan ketinggian air 15 - 20 cm. d. Pendederan I, II, III, IV dan V Pemeliharaan benih pada pendederan I sampai dengan V dapat dilakukan di akuarium atau kolam. Di akuarium dilakukan sama seperti halnya pemelihaaran larva tetapi perlu dilakukan penjarangan. Sedangkan di kolam perlu dilakukan kegiatan persiapan kolam yang meliputi pengolahan tanah dasar kolam, pengeringan, pengapuran, pemupukan, pengisian air dan pengkondisian air kolam. Pengolahan tanah dasar kolam dapat berupa pembajakan, peneplokan dan perbaikan pematang kolam. Pengeringan dilakukan selama 2 - 5 hari (tergantung cuaca). Tingkat Pemeliharaan Produksi Ikan Gurami No Standar Satuan PI PII PIII PIV PV 1 Padat Tebar Ekor/M2 100 80 60 45 30 2 Ukuran Benih Cm 1,00 2,0 4 6 8 3 Pakan % BB 20 20 10 5 4 Kali/Hari 2 2 3 3 3 4 Waktu Pemeliharaan Hari 20 30 40 40 40 5 Sintasan % 60 60 70 80 80 e. Penyakit Bila teridentifikasi ikan terserang parasit pengobatan dapat dilakukan dengan pemberian garam 500 - 1000 mg/l dengan cara perendaman selama 24 jam. Sedangkan bila teridentifikasi terserang bakteri pengobatan dapat dilakukan dengan pemberian oksitetrasiklin dengan dosis 5 -10 mg/l secara perendaman selama 24 jam. Pompa air " INTERDAB " Negara Asal: Indonesia Harga: Nego Cara Pembayaran: Transfer Bank (T/T) Kemas & Pengiriman: box Keterangan: Jual Pompa Air INTERDAB : Berikut ini Product kami Pompa Air dengan Merek " INTERDAB HATEN " kualitas dan harga terjamin... INTERDAB POMPA AIR SUMUR DANGKAL NON OTOMATIS INTERDAB DB-105 D.HISAP 9 Meter = 185.000 INTERDAB GP- 125 SPESIFIKASI Out Put = 125 watt D.Hisap Max = 9 meter D.Dorong Max = 33 meter Kapasitas max = 36 L/ mnt Diameter pipa = 1 " x 1 " Harga = Rp 315.000 INTERDAB PS- 126 SPESIFIKASI Out put = 125 watt D.Hisap max = 9 meter D.dorong max = 33 meter Kapasitas max = 36L/ mnt Diameter pipa = 1 " x 1 " Harga = Rp 318.500 INTERDAB GP- 200 SPESIFIKASI Out put = 200 watt D.Hisap max = 9 meter D.dorong max = 36 meter Kapasitas Max = 45L/ mnt Diameter pipa = 1 " x 1 " Harga = Rp 417.600 INTERDAB JET- 100 SPESIFIKASI Output = 100 watt D. hisap maks = 11 meter D. dorong maks = 24 meter Kapasitas maks = 42 ltr/ mnt Diameter pipa = 1 " x 1 " Harga = Rp 458.500 INTERDAB JET- 195 SPESIFIKASI Output = 195 watt D. hisap maks = 11 meter D. dorong maks = 27 meter Kapasitas maks = 50 ltr/ mnt Diameter pipa = 1 " x 1 " Harga = Rp 520.800 INTERDAB POMPA AIR SUMUR DANGKAL NON OTOMATIS KAPASITAS BESAR INTERDAB DB 175 A SPESIFIKASI Output = 175 watt D. hisap maks = 9 meter D. dorong maks = 13, 5 meter Kapasitas maks = 100 ltr/ mnt Diameter pipa = 1 " x 1 " Harga = Rp 615.200 INTERDAB DB 401 A SPESIFIKASI Output = 400 watt D. hisap maks = 8 meter D. dorong maks = 12, 5 meter Kapasitas maks = 340 ltr/ mnt Diameter pipa = 1 1/ 2 " x 1 1/ 2 " Harga = Rp 988.000 INTERDAB DB 401 / XHm 5 B ( 2 " ) SPESIFIKASI Output = 750 watt D. hisap maks = 8 meter D. dorong maks = 5, 7 meter Kapasitas maks = 600 ltr/ mnt Diameter pipa = 2 " x 2 " Harga = Rp 1.128.000 INTERDAB POMPA AIR SUMUR DANGKAL OTOMATIS PS 130 AUTO SPESIFIKASI Output = 125 watt Daya hisap = 9 meter Daya dorong = 33 meter Kapasitas maks = 36 ltr/ mnt Diameter pipa = 1 " x 1 " Harga = Rp 431.200 INTERDAB PS 135 AUTO SPESIFIKASI Output = 135 watt D. hisap maks = 9 meter D. dorong maks = 33 meter Kapasitas maks Diameter pipa = 1 " x 1 " Harga = Rp 381.600 INTERDAB PS 138 AUTO SPESIFIKASI Output = 138 watt D. hisap maks = 9 meter D. dorong maks = 33 meter Kapasitas maks = 40 ltr/ mnt Diameter pipa = 1 " x 1 " Harga = Rp 504.800 INTERDAB JET 195 AUTO + TABUNG SPESIFIKASI Output = 195 watt D. hisap maks = 11 meter D. dorong maks = 27, 5 meter Kapasitas maks = 50 ltr/ mnt Diameter pipa = 1 " x 1 " Harga = Rp 928.000 INTERDAB JET 250 AUTO + TABUNG SPESIFIKASI Output = 250 watt D. hisap maks = 11 meter D. dorong maks = 39 meter Kapasitas maks = 50 ltr/ mnt Diameter pipa = 1 " x 1 " Harga = Rp 1.016.000 INTERDAB JET 375 AUTO + TABUNG SPESIFIKASI Output = 375 watt D. hisap maks = 11 meter D. dorong maks = 39 meter Kapasitas maks = 65 ltr/ mnt Diameter pipa = 1 " x 1 " Harga = Rp 1.104.000 INTERDAB JET 501 AUTO + TABUNG SPESIFIKASI Output = 500 watt D. hisap maks = 11 meter D. dorong maks = 50 meter Kapasitas maks = 85 ltr/ mnt Diameter pipa = 1 1/ 4 " x 1 " Harga = Rp 2.156.800 SP P 100 ( BODI : PLASTIK ) SPESIFIKASI Output = 100 watt D. dorong maks = 6 meter Kapasitas maks = 45 ltr/ mnt Diamater pipa = 1 " Harga = Rp 426.400 INTERDAB SP A 180 ( BODI : BESI ) SPESIFIKASI Output = 180 watt D. dorong maks = 8 meter Kapasitas maks = 125 ltr/ mnt Diameter pipa = 1 " , 1 1/ 4 " , 1 1/ 2 " Harga = Rp 520.800 INTERDAB POMPA CELUP UNTUK AIR KERUH INTERDAB SP V 180 SPESIFIKASI Output = 180 watt D. dorong maks = 7 meter Kapasitas maks = 33 ltr/ mnt Diameter pipa = 1 " , 1 1/ 4 " , 1 1/ 2 " Harga = Rp 615.200 INTERDAB SP V 550 SPESIFIKASI Output = 550 watt D. dorong maks = 9, 9 meter Kapasitas maks = 260 ltr/ mnt Diameter pipa = 1 1/ 2 " , 2 " Harga = Rp 965.600 INTERDAB POMPA AIR SUMUR DALAM OTOMATIS INTERDAB JET 255 AUTO + TABUNG SPESIFIKASI Output = 250 watt D. hisap maks = 30 meter D. dorong maks = 30 meter Kapasitas maks = 75 ltr/ mnt Diameter pipa = 1 1/ 4 " , 1 " x 1 " Harga = Rp 1.128.000 INTERDAB JET 370 AUTO + TABUNG SPESIFIKASI Output = 375 watt D. hisap maks = 40 meter D. dorong maks = 40 meter Kapasitas maks = 85 ltr/ mnt Diameter pipa = 1 1/ 4 " , 1 " x 1 " Harga = Rp 1.233.600 INTERDAB JET 505 AUTO + TABUNG SPESIFIKASI Output = 500 watt D. hisap maks = 50 meter D. dorong maks = 50 meter Kapasitas maks = 100 ltr/ mnt Diameter pipa = 1 1/ 4 " , 1 " x 1 " Harga = Rp 2.060.000 contact Person : 0856- 333- 0962 ( U Jing) 0878-5267-8000 ( U Jing) Sms juga Boleh.. No Kantor : 031 - 355- 3639 , 355- 1856 Fax : 031 - 353- 0548 Korespondensi Perusahaan Nama: Tn. Adi Satria [Direktur/CEO/Manajer Umum] E-mail: ang_ujing19@yahoo.com Pesan Instan Nomer HP: +628563330962 , +6287852678000 Nomer Telpon: 031-3553639 / 031-3551856 Nomer Faks: 031-3530548 Alamat: jalan gembong tebasan 16 Surabaya, Jawa Timur Indonesia Product Code : 50926 Shimizu Semi Jet Pump - PC-108 BIT IDR 605,000 / Item Customer Rating: Rate this Product (0 Rating) be the first who like it. Share This Page: Anda juga bisa membeli via telephone. Silakan hubungi sales consultant kami di, (021) 4513127/ (021) 4525061 atau email ke alamat admin@glodokelektronik.com Khusus pelanggan Jabotabek, kami juga menyediakan layanan pembayaran di tempat. Anda bisa membayar ketika pesanan diterima. Aman bukan? Product feature Customer Review Full Specification Shimizu Semi Jet Pump - PC-108 BIT 10 Kelebihan yang dimiliki Pompa Air SHIMIZU : 1. 24 Jam Non-Stop : Dapat digunakan terus menerus selama 24 jam sehari, seperti kolam 2. Suara Halus : Dibuat dengan teknologi khusus, spareparts berkualitas tinggi dikerjakan oleh tenaga handal sehingga menghasilkan performa pompa yang baik dengan suaranya yang halus 3. Tenaga Motor Besar : Motor didesain khusus dengan tenaga yang besar, sehingga menghasilkan daya hisap dan dorong yang kuat 4. Suku Cadang Terjamin : Memberikan kemudahan karena suku cadang terjamin di seluruh Indonesia 5. Circuit Breaker : Dilengkapi ‘Circuit Breaker’ pemutus arus otomatis bila terjadi kelebihan beban atau panas sehingga mencegah terbakarnya motor 6. Impeller : Alur air, ‘Impeller’ dan ‘Impeller Cover’ menggunakan bahan kuningan, lebih kuat dan tahan lama 7. Small Tank : Orisinil Desain dengan karet membran berbahan khusus didalamnya, membuat kinerja ‘Saklar Otomatis’ lebih stabil sehingga usianya lebih tahan lama 8. Saklar Otomatis : Terbuat dari bahan-bahan khusus berkualitas tinggi, mempunyai usia pakai yang lebih panjang 9. Anti Karat : Bagian dalam tangki dilapisi dengan bahan cat khusus ‘Powder Paint’ yang tahan terhadap goresan dan karat 10. Seal Lebih Besar : Mechanical Seal yang terbuat dari bahan karbon dan keramik yang berkualitas tinggi sehingga tahan terhadap gesekan dan panas Spesifikasi : • Daya Motor : 125 Watt • Tegangan : 220 Volt, 50 Hz • Daya Hisap : Max 11 m • Kapasitas : Max 50 Liter/m • Total Head : Max 39 m • Pipa 1 inch Best Seller On Shimizu Best Seller On Water Pump Shimizu Semi Jet 100 BIT IDR 580,000 Shimizu PS-128 BIT IDR 340,000 Shimizu PS-135 BIT IDR 400,000 Shimizu PC-250 BIT IDR 2,040,000 Shimizu PS-226 BIT IDR 745,000 Shimizu PS 130 Bit IDR 500,000 Shimizu PC-268BIT IDR 1,420,000 Shimizu PC - 260 BIT IDR 1,535,000 Shimizu PC 375 BIT IDR 1,585,000 Shimizu PS- 103 BIT IDR 715,000 Shimizu Semi Jet Pump - PC-108 BIT IDR 605,000 Shimizu PS-230 BIT IDR 842,000 Shimizu PS-150 BIT IDR 927,000 Shimizu PS-255 BIT IDR 1,710,000 Shimizu Shimizu PC-165 BIT IDR 1,608,000 POMPA KOSHIN (Gambar) Negara Asal: Jepang Harga: 2000000 Cara Pembayaran: Transfer Bank (T/T) Jumlah: - Kemas & Pengiriman: kardus Keterangan: Pompa air KOSHIN Made in Jepang Tersedia dalam 2-type : SEV-50 2inch SEV-80 3inch Terjamin kehandalannya, dengan dilengkapi sistem oil allert. Dijamin daya sedotnya paling dalam, impeller dilengkapi dengan double sisi daun impeller. Kapasitas : 600Lpm-1000Lpm. Total head : 25meter. Bergaransi.... Hubungi kami segera. POMPA NIAGARA (Gambar) POMPA NIAGARA GMF-8. In x Out : 8inch. PENGGERAK DIESEL RATNA R280 Elektric Starter. Daya : 28Hp. Diatas roda ban dan include accu. Negara Asal: Indonesia Harga: silahkan hubungi kami Cara Pembayaran: Transfer Bank (T/T) Jumlah: - Kemas & Pengiriman: - MAKANAN IKAN PATIN, LELE, NILA, MUJAIR DAN GURAMI 1. Ambil daun pepaya 2. Lalu iris menjadi potongan-potongan kecil 3. Taburkan ke kolam Ayam mati juga menjadi makanan alternative IKAN PATIN, LELE, NILA, MUJAIR DAN GURAMI 1. Ambil ayam mati 2. Bakar supaya semua bulunya habis terbakar 3. Gantungkan diatas kolam dengan mengikat kedua kakinya dan mencelupkannya diatas permukaan air kolam KEONG MAS DAN SIPUT juga menjadi makanan alternative IKAN PATIN, LELE, NILA, MUJAIR DAN GURAMI 1. Kumpulkan keong mas atau siput 2. Pecahkan cangkangnya 3. Taburkan kedalam kolam Ganggang hijau juga bisa menjadi makanan alternative IKAN PATIN, LELE, NILA, MUJAIR DAN GURAMI 1. Ambil ganggang hijau 2. Taburkan langsung kedalam kolam Usus dan isi perut ayam bisa menjadi makanan alternative IKAN PATIN, LELE, NILA, MUJAIR DAN GURAMI 1. Kumpulkan perut ayam 2. Taburkan kedalam kolam IKAN PATIN, LELE, NILA, MUJAIR DAN GURAMI dapat diberi makan berbagai macam mulai daun- daun an seperti daun yang hidup di air ; kangkung, genjer , mata lele ( azolla ) daun2 ekor kucing ( hydrilla ) atau pakan alami seperti daun talas atau daun sente, daun papaya, dan daun singkong, keladi, ketela pohon, genjer, kimpul, kangkung, ubi jalar, ketimun, labu dan dadap. Azolla (kiambang) Hydrilla (kumis kucing) Kimpul Daun Dadap Daun ubi kayu Daun genjer Daun ketimun Daun kangkung Daun labu Daun ubi jalar warna air tambak kriteria warna air Kriteria warna air tambak yang dapat dijadikan acuan standar dalam pengelolaan kualitas air adalah seperti di bawah ini: 1. Warna air tambak hijau tua yang berarti menunjukkan adanya dominansi chlorophyceae dengan sifat lebih stabil terhadap perubahan lingkungan dan cuaca karena mempunyai waktu mortalitas yang relatif panjang. Tingkat pertumbuhan dan perkembangannya yang relatif cepat sangat berpotensi terjadinya booming plankton di perairan tersebut. 2. Warna air tambak kecoklatan yang berarti menunjukkan adanya dominansi diatomae. Jenis plankton ini merupakan salah satu penyuplai pakan alami bagi udang, sehingga tingkat pertumbuhan dan perkembangan udang relatif lebih cepat. Tingkat kestabilan plankton ini relatif kurang terutama pada kondisi musim dengan tingkat curah hujan yang tinggi, sehingga berpotensi terjadinya plankton collaps dan jika pengelolaannya tidak cermat kestabilan kualitas perairan akan bersifat fluktuatif dan akan mengganggu tingkat kenyamanan udang di dalam tambak. 3. Warna air tambak hijau kecoklatan yang berarti menunjukkan dominansi yang terjadi merupakan perpaduan antara chlorophyceae dan diatomae yang bersifat stabil yang didukung dengan ketersediaan pakan alami bagi udang. Standar warna air tambak seperti tersebut di atas merupakan acuan praktis dalam mengidentifikasi jenis plankton sebagai upaya pendeteksian masalah kualitas perairan secara dini. Selain warna standar tersebut ada beberapa warna air tambak yang biasa dijumpai dalam kegiatan usaha budidaya udang, yaitu antara lain: 1. Warna air tambak kekuningan yang berarti menunjukkan adanya dominansi phytoplankton jenis cyanophyceae. Pada kondisi perairan tambak seperti ini biasanya udang berwarna lebih pucat dari biasanya disertai dengan penurunan nafsu makan udang dan jika tidak segera diantisipasi dapat menimbulkan kerusakan pada hepatopanchreas udang. 2. Warna air tambak hijau pupus yang berarti menunjukkan adanya dominansi phytoplankton jenis dynophyceae dampak yang ditimbulkan relatif sama dengan point (1). 3. Warna air tambak biru kehijauan yang berarti menunjukkan adanya dominansi blue green algae dampak yang ditimbulkan relatif sama dengan point (1). 4. Kamuflase green color, pada kondisi ini tambak seolah-olah berwarna kehijauan tapi pada dasarnya tidak/kurang mengandung plankton. Hal ini terjadi biasanya pada tambak yang kandungan bibit planktonya sangat kurang tetapi kegiatan pemupukan berjalan terus, sehingga warna yang ditimbulkan adalah warna karena pengaruh cuaca. Kejadian ini dapat diketahui dengan mengukur kecerahan perairan tambak yang biasanya sangat tinggi, atau dengan melihat warna air yang ada pada kincir air yang sedang dioperasikan. Identifikasi jenis plankton di perairan tambak secara praktis dengan melihat warna perairan seperti telah diuraikan di atas perlu ditunjang dengan pengamatan dan analisis laboratorium secara berkala untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat. Kegiatan ini dilakukan dengan cara pengambilan sampel perairan dan sampel udang dari petakan-petakan tambak baik yang bermasalah maupun yang tidak terkena masalah, sehingga dapat diambil perbandingannya. sumber: http://marindro-ina.blogspot.com Persiapan kolam tanah (tradisional) - Pengolahan Tanah Dasar Pengolahan tanah dasar terdiri dari pencangkulan dan perataan. Setelah itu, dinding kolam diperkeras untuk mencegah kebocoran dan tanggul yang rusak diperbaiki. - Pembuatan kamalir sebagai tempat berlindung ikan atau benih sekaligus mempermudah pemanenan. - Penebaran Kapur Pertanian pengapuran bertujuan untuk memberantas bibit hama, penyakit, serta memperbaiki kualitas dan menaikkan pH tanah. Dosis kapur ang diberikan sebanyak 20-200 gram/m2, tergantung pH awal tanah. - Pemberian pupuk Pemupukan dilakukan dengan pupuk kandang berupa kotoran ternak (kotoran ayam kering) yang dikombinasikan dengan pupuk buatan. Pupuk yang diberikan yaitu pupuk kandang sebanyak 500-700 gram/m2 , urea 15gram/m2, TSP 10 gram/m2 dan ZA (NH4NO3) 15 gram/M2. - Pembuatan pintu pemasukan dan pengeluaran air yang diberi saringan untuk mencegah kaburnya ikan. - Pengisian air Pengisian air dilakukan dengan menutup pintu pengeluaran dan membuka pintu pernasukan sehingga air mengalir dan menggenangi kolam setinggi 50-75 cm - Penumbuhan pakan alami Dilakukan dengan cara membiarkan kolam yang telah tergenang air selama 7 hari untuk merangsang tumbuhnya pakan alami berupa plankton. Sumber : Khairuman, SP dan Khairul Amri, Spi, M.Si, Agromedia Pustaka, 2008 Share| Konsentrasi oksigen dalam air berkurang disebabkan oleh beberapa hal antara lain : - respirasi biota perairan, baik hewan maupun tumbuhan air. Proses ini terus menerus sepanjang hari - Penguraian atau perombakan bahan organik. Oksigen terlarut digunakan dalam proses penguraian bahan organik yang terlarut maupun yang merupakan bahan-bahan kotoran yang mengendap di dasar perairan. - reduksi yang disebabkan desakan gas lainya di dalam air - pelepasan oksigen ke udara. hal ini terjadi dikarenakan konsentrasi oksigen terlarut dalam air kandunganny6a telah lewat jenuh - Aliran air tanah kedalam perairan. air tanah biasanya kandungan oksigen terlarutnya sangat sedikit atau bahkan sekali tidak mengandung oksigen terlarut sama sekali Oksigen terlarut dalam air merupakan parameter kualitas air yang paling kritis pada budidaya ikan. Konsentrasi oksigen terlarut dalam kolam selalu mengalami perubahan dalam sehari semalam oleh karena itu, pengelola kolam ikan harus selalu mengetahui atau memantau perubahan konsentrasi oksigen terlarut di dalam kolamnya. Sumber utama oksigen, terlarut dalam air adalah difusi dari udara dan hasil fotosintesis biota yang berklorofil yang hidup di dalam perairan, Kecepatan difusi oksigen ke dalam air sangat lambat Oleh karena itu, Fitoplankton merupakan sumber utama dalam penyediaan oksigen terlarut dalam perairan. Adapun reaksi fotosintesis dapat ditulis secara sederhana adalah sebagai berikut sumber : Mulyanto,1992 KARBON DIOKSIDA (CO2) Umumnya perairan alami mengandung Karbon dioksida sebesar 2 mg/liter. Pada konsentrasi yang tinggi (>10 mg/liter), C2O dapat beracun, karena dalam darah dapat menghambat pengikatan oksigen oleh hemoglobin. Larutan CO2 menunjukkan reaksi keseimbangan seperti ini : (1) CO2 + H2O H2CO3 H2CO3 HCO3- - H+ (K = 107) HCO3- CO32- + H+ (K = 10-11) (2) CO + OH- HCO3- Pada pH <> 10. CO2/CO3-/HCO3- reaksi ini sangat menentukan daya penyangga dari media air tertentu yang bergabung dengan kation Cu+2, Mg+2, K+ dan Na+. Daya penyangga sangat mudah di tentukan dengan titrasi yang menggunakan 0,1 N HCl dan metal jingga sebagai indikator 1 ml. 0,1 N HCl sama dengan 1 unit daya mengikat asam. (Ca (HCO3)2 + 2 HCl ————> CaCI2 + 2H2 CO3). Dalam hal ini terdapat hubungan berikut : 1 unit daya mengikat asam, sama dengan 28 mg/liter CaO atau 50 mg/liter Ca CO, atau 81 mg/liter Ca CO3 atau 2,8 derajat hardness. Pada umumnya perairan mempunyai daya mengikat asam antara 0,1 sampai 6,0 unit. Kisaran yang lebih tinggi lebih baik daripada yang rendah, karena hal ini bersamaan dengan kandungan nutrien yang lebih tinggi, termasuk CO2/HCO3-/CO32- yang digunakan untuk fotosintesis yang akhimya dapat menyebabkan peningkatan produksi pemeliharaan. Pakan adalah salah satu faktor input produksi yang berperan untuk mencapai peningkatan produktivitas organisme budidaya. Dari segi energetik, energi yang tersimpan dalam pakan akan dimetabolisasikan dan digunakan udang untuk dua tujuan, yaitu pemeliharaan (maintenance) dan pertumbuhan. Untuk itu pakan yang diberikan harus memenuhi persyaratan nilai gizi. Agar tercapai efisiensi penggunaan pakan, perlu pula diperhatikan cara jadwal dan ransum pemberian pakan yang diberikan seperti yang telah diterangkan sebelumnya. Pada pemeliharaan udang, baik di hatchery maupun di tambak, kualitas air yang layak merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan. Hal ini erat hubungannya dengan pakan, karena dengan padatnya organisme pemeliharaan dan banyaknya sisa hasil metabolik, maka air media pemeliharaan cepat mengalami perubahan kualitas. Kotoran dan sisa makanan akan mengalami pembusukan, mengakibatkan mudah berkembangnya jenis mikroba yang dapat merugikan. Penggantian air mutlak harus dilakukan apabila terjadi akumulasi bahan organik yang dapat menyebabkan toksik pada organisme yang dipelihara. Pemantauan terhadap kualitas air perlu dilakukan secara kontinu. Penggantian air ini merupakan salah satu faktor yang tidak boleh diabaikan, mengingat dengan diterapkannya padat tebar yang tinggi dan pakan dalamjumlah yang besar akan mengakibatkan air media pemeliharaan cepat mengalami perubahan kualitas. Udang windu (Penaeus monodon) adalah hewan air yang segala kehidupan, kesehatan dan pertumbuhannya sangat tergantung kepada kualitas air media pemeliharaannya. Beberapa permasalahan yang sering ditemukan pada tambak yang dikelola secara intensif, di antaranya adalah air cepat mengalami kekeruhan. Kekeruhan ini terutama disebabkan oleh adanya bahan-bahan halus yang melayang dalam air yang berupa bahan organik seperti : plankton, jasad renik, detritus, kotoran udang dan sisa pakan. Kekeruhan yang disebabkan oleh partikel organik dapat membahayakan udang, karena bahan organik akan terdekomposisi menjadi senyawa yang bersifat racun seperti amoniak (NH3), nitrit (NO2) dan hidrogen sulfida (H2S). Selain itu dengan adanya proses penguraian bahan organik oleh bakteri aerobik, akan menyebabkan turunnya kandungan oksigen dalam air. Sumber utama amoniak dalam air adalah hasil perombakan bahan organik, sedangkan sumber bahan organik terbesar dalam budidaya udang intensif adalah dari pakan. Sebagian besar pakan yang diberikan akan dimanfaatkan udang untuk pertumbuhan, namun sebagian lagi akan dieksresikan dalam bentuk kotoran padat dan amoniak terlarut (NH3) dalam air. Kotoran padat selanjutnya akan mengalami perombakan menjadi NH3 dalam bentuk gas. Secara biologis di alam, sebenamya dapat terjadi perombakan amoniak menjadi nitrat (NO3), suatu bentuk yang tidak berbahaya dalam proses nitrifikasi dengan bantuan bakteri nitrifikasi terutama Nitrosomonas dan Nitrobacter. Selain memerlukan bantuan bakteri tersebut, dalam proses perombakan ini juga diperlukanjumlah oksigen yang cukup dalam air. Proses perombakan yang tidak sempurna dapat mengakibatkan akumulasi ion nitrit (NO2-) yangjuga bersifat racun bagi udang. sumber : Ir. Sri Umiyati Sumeru HIDROGEN SULFIDA (H2S) Hidrogen Sulfida merupakan gas beracun yang dapat larut dalam air, akumulasinya di tambak biasanya ditandai dengan endapan lumpur hitam berbau khas seperti telur busuk. Sumber utamanya adalah hasil dekomposisi sisa-sisa plankton, kotoran udang dan bahan organik lainnya. Dalam kondisi anaerobik, beberapa bakteri heterotrof mampu memanfaatkan senyawa-senyawa organik belerang maupun sulfat anorganik sebagai energinya, sehingga menghasilkan ion belerang (S2-). Ion-ion belerang selanjutnya membentuk reaksi disosiasi menghasilkan H2S yang bersifat racun. S2- + 2H+ —————>H2S Daya racun H2S tergantung suhu, pH dan oksigen terlarut. Pada nilai pH lebih dari 9, hampir seluruh asam belerang berdisosiasi menjadi ion-ion S2- dan H+ yang tidak beracun. Sebaliknya turun menjadi kurang dari 5, reaksi bergeser ke kanan dan sebagian besar asam belerang (H2S) tetap dalam bentuk yang beracun. Konsentrasi aman asam belerang bagi udang adalah kurang dari 0,1 ppm. Meningkatnya kandungan asam belerang di tambak dapat dicegah dengan pembuangan sisa kotoran secara rutin, penggunaan aerasi yang cukup dan peningkatan pH air. sumber : Ir. Sri Umiyati Sumeru AMONIAK Sumber utama amoniak dalam air adalah hasil perombakan bahan organik, sedangkan sumber bahan organik terbesar dalam budidaya udang intensif adalah pakan. Sebagian besar pakan yang diberikan akan dimanfaatkan udang untuk pertumbuhannya, namun sebagian lagi akan dieksresikan dalam bentuk kotoran padat dan amoniak terlarut (NH2) dalam air. Kotoran padat pun selanjutnya akan mengalami perombakan menjadi NH2 dalam bentuk gas. Gas amoniak selanjutnya bereaksi sebagai berikut: Udang NH3 + H2O ————> NH4 OH ———> NH4+ + OH Tidak terionisasi (bersifat racun). Metode analisis yang ada tidak dapat membedakan kedua bentuk amoniak tersebut, sehingga digabungkan menjadi amoniak total Besarnya fraksi NH3 dalam amoniak total bervariasi dengan pH suhu air, salinitas dan konsentrasi oksigen. Pengaruh pH sangat besar di sini, misalnya pada suhu 25°C, kenaikan pH dari 8,0 ke 9,0 meningkatkan jumlah fraksi NH, dari 5.38 % menjadi 36,3 %. Konsentrasi NH3 yang aman bagi udang adalah lebih kecil daripada 0,1 ppm. Secara biologis, di alam sebenarnya dapat terjadi perombakan amoniak menjadi nitrat (NO3), suatu bentuk yang tidak berbahaya dalam proses nitrifikasi dengan bantuan bakteri nitrifikasi terutama nitrosomonas dan nitrobacter. Selain memerlukan bakteri tersebut dalam proses perombakan ini juga diperlukan jumlah oksigen yang cukup di dalam air. Proses perombakan yang tidak sempuma dapat mengakibatkan akumulasi ion nitrit (NO2) yang juga bersifat racun Dalam darah udang nitrit dapat mengoksidasi hemoglobin, sehingga hemoglobin menjadi tidak mampu berfungsi sebagai pembawa oksigen kejaringan tubuh. Dalam darah yang mengandung hemocyanin mekanisme mi mungkin pula terjadi. Metode yang paling aman untuk menghindari pembentukan amoniak yang terlalu banyak di tambak adalah dengan melakukan persiapan tambak dengan baik. Dalam masa persiapan ini dilakukan pembuangan hasil akumulasi kotoran di dasar tambak dan pengeringan tanah dasar. Dalam masa pemeliharaan juga perlu dilakukan pembuangan sisa-sisa kotoran secara rutin serta tidak memberikan makanan secara berlebihan. SUMBER : Ir. Sri Umiyati Sumeru Dra. Suzy Anna OKSIGEN TERLARUT Dilihat dari jumlahnya, oksigen terlarut adalah satu jenis gas terlarut dalam air pada urutan kedua setelah Nitrogen. Namun jika dilihat kepentingannya bagi kehidupan ikan dan udang, Oksigen menempati urutan paling atas. Oksigen yang sangat diperlukan udang untuk pernafasannya harus dalam bentuk terlarut dalam air, karena udang tidak dapat memanfaatkan Oksigen langsung dari udara. Sumber utama Oksigen dalam perairan adalah hasil difusi dari udara, terbawa melalui presipitasi (air hujan) dan hasil fotosintesis fitoplankton. Sebaliknya, kandungan Oksigen terlarut dalam air dapat berkurang karena dimanfaatkan oleh aktivitas respirasi dan perombakan bahan organik. Kekurangan Oksigen dapat pula dialami akibat terhalangnya difusi karena stratifikasi salinitas yang dapat terjadi setelah hujan lebat. Besarnya kandungan Oksigen terlarut dalam air dapat dinyatakan dengan konsentrasi absolut (ppm) ataupun dengan konsentrasi relatifnya (persenjenuh). Konsentrasi jenuh adalah kandungan Oksigen terlamt dalam air pada saat fase air dan udara dalam keadaan seimbang. Nilai optimal kandungan Oksigen bagi kehidupan udang > 5 ppm sekitar 100 % jenuh. Pada konsentrasi yang cukup besar, terjadi perbedaan tekanan parsial yang memungkinkan penetrasi oksigen ke pembuluh darah melalui lamela-lamela insang dan kemudian diikat dan dimanfaatkan oleh haemocyanin dalam pembuluh darah udang. Pada konsentrasi yang terlalu rendah, tekanan parsialnya tidak mampu untuk memungkinkan penetrasi oksigen, sehingga udang dapat mati lemas karena kesulitan bernafas. Gejalanya terlihat dengan berenangnya udang secara tidak beraturan di permukaan air. Konsentrasi yang berlebihan pun dapat mengakibatkan kematian dengan terjadinya emboli dalam pembuluh darah akibat terlalu banyaknya gelembung udara (gas bubble disease). Konsentrasi lewat jenuh dapat terjadi pada tambak-tambak yang terlalu subur dan fitoplankton tumbuh terlalu padat. Keadaan ini dapat terjadi setelah tengah hari, yaitu melalui aktivitas fotosintesis fitoplankton banyak menghasilkan Oksigen dengan reaksi sebagai berikut : Khlorophil 6 CO2 + 6H2 O ——————> C6H12O6 + 6O2 Ultra violet (cahaya matahari) Difusi Oksigen hanya terjadi dengan cepat pada lapisan permukaan air, sedangkan pada lapisan di bawahnya, justru di tempat hidup udang, difusi berjalan sangat lambat. Untuk membantu distribusi Oksigen ke lapisan bawah, diperlukan alat aerasi yang dapat berupa blower, kincir air (paddle wheel), aire O-two ataupun lainnya. Fungsi alat-alat aerasi tersebut selain dapat mempercepat difusi Oksigen dan distribusinya ke lapisan bawah, dapat juga membantu melepaskan Oksigen ke atmosfir pada keadaan yang lewat jenuh. sumber : Ir. Sri Umiyati Sumeru DERAJAT KEASAMAN pH. pH air menunjukkan aktivitas ion hidrogen dalam larutan tersebut dan dinyatakan sebagai konsentrasi ion hidrogen (dalam mol per liter) pada suhu tertentu, atau dapat ditulis : pH = log (H)* Air murni (H2O) berasosiasi sempuma sehingga memiliki ion H dan ion OH- dalam konsentrasi yang sama, dan dalam keadaan demikian pH air mumi = 7. Semakin tinggi konsentrasi ion H akan semakin rendah konsentrasi ion OH- dan pH <> 7, maka perairan bersifat basa (alkalis). Perairan umum, termasuk air laut dengan segala aktivitas fotosintesis dan respirasi organisme yang hidup di dalamnya membentuk reaksi berantai karbonat-karbonat sebagai berikut : CO2 H2O ——> H2CO3 ——> H HCO3 ——> 2H- CO32- Semakin banyak CO2 yang dihasilkan dari hasil respirasi, reaksi bergerak ke kanan dan secara bertahap melepaskan ion H yang menyebabkan pH air turun. Reaksi sebaliknya terjadi dengan aktivitas fotosintesis yang membutuhkan banyak ion CO2, menyebabkan pH air naik. Air laut, dengan-kandungan ion-ion Ca dan Mg yang cukup besar, dapat mencegah terjadinya fluktuasi pH yang besar. Ion-ion Calsium dan Magnesium akan membentuk garam-garam karbonat dan bikarbonat dan campuran asam-asam karbonat tersebut dengan garam-garam membentuk suatu sistem penyangga (buffer) yang kuat. Oleh karena itulah, biasanya pH air laut berada sedikit di atas normal dan jarang keluar dari batas pH 7 - 9. Keadaan ini sangat menguntungkan hewan-hewan di dalamnya termasuk udang, yang karena aktivitas respirasinya menghasilkan CO2 mengakibatkan pH di sekitar insang agak turun, sehingga perlu segera dinetralkan kembali. Nilai pH yang optimum bagi kehidupan udang berada pada kisaran 7 - 8,5. Walaupun demikian sering terjadi kapasitas buffer air laut tidak mampu menahan penurunan pH yang dipengaruhi oleh kedalaman tanah dasar tambak. Kasus ini banyak terjadi terutama pada tambak-tambak yang dibangun di areal lahan yang mengandung pyrite (FeS2). Pyrite yang terlepas ke udara akan teroksidasi dengan menghasilkan ion hidrogen yang cukup banyak, sehingga mampu menurunkan pH air hingga di bawah nilai 4. Peningkatan nilai pH sampai pada tingkat yang membahayakan sangat jarang terjadi di tambak. Kalaupun hal itu terjadi, dapat diatasi dengan pemupukan yang bereaksi asam, seperti pupuk belerang, pupuk sulfat yang dikombinasikan dengan pupuk organik. Jika terjadi kecenderungan peningkatan pH, sebaiknya dilakukan penggantian sebagian volume air tambak. Kasus penurunan pH lebih sering dijumpai terutama di tambak-tambak yang baru. Ada dua cara mengatasi rendahnya nilai pH yang disebabkan keasaman tanah dasar ini, yaitu dengan pengapuran dan dengan tindakan reklamasi. sumber : Ir. Sri Umiyati Sumeru Dra. Suzy Anna Kecerahan (turbidity) kolam gurame Kecerahan juga dapat dijadikan sebagai suatu indikator kesuburan media kolam yang digunakan untuk memelihara ikan. Kecerahan yang baik untuk kegiatan usaha budidaya ikan adalah 25 – 50 cm. Faktor yang mempengaruhi kecerahan bukan berasal dari Lumpur, tetapi plankton dari hasil pemupukan yang diperlukan untuk pakan ikan. Sumber : R. Eko Prihartono, 2004 moniak (NH3) Hasil akhir dari suatu proses metabolisms protein yang tidak menguntungkan adalah amoniak (NH3). Perubahan kandungan amoniak dalam suatu perairan hendaknya tidak mendadak sehingga' ikan dapat menyesuaikan diri. Perubahan kandungan amoniak yang mendadak akan menyebabkan jaringan insang ikan rusak sehingga ikan bisa mati. Batas krisis ikan terhadap kandungan amoniak terlarut dalam media pemeliharaan adalah 0,6 mg/l. namun masih ada gurame yang toleran dengan tingkat 3,8 mg/l pada sushu 30 derajat celcius sebagai batas kritisnya. Gurame mempunyai toleransi pada kadar 1 mg/l, tetapi kandungan oksigen terlarut harus di atas 5 mg/l. Derajat keasaman (pH) Secara sederhana, pengertian pH menunjukkan kondisi asam atau basa dari suatu perairan. Derajat keasaman juga merupakan indikator yang dapat mempengaruhi ketersediaan unsur-unsur lain yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan ikan. Nilai pH yang rendah mengindikasikan bahwa perairan asam, sedangkan pH yang tinggi mengindikasikan perairan basa. Kedua kondisi ini tidak baik untuk kegiatan budidaya. Perubahan pH secara mendadak ditandai dengan berenangnya ikan sangat cepat. Bila terjadi penurunan pH secara terus-menerus, akan keluar lendir yang berlebihan atau iritasi kulit sehingga ikan akan mudah diserang penyakit. Kondisi yang baik untuk ukuran keasaman perairan budidaya berada pada kisaran pH 6 —8. Sumber : R. Eko Prihartono, 2004 Karbondioksida (CO2) Karbondioksida diperlukan dalam proses fotosintesis. Kandungan karbondioksida terlarut perlu diketahui. Bila berlebih, pengikatan oksigen oleh haemoglobin akan terhambat. Bila hal ini terjadi ikan akan stres. Kandungan CO2 terlarut yang merupakan faktor lethal atau ambang batas bagi lingkungan gurami adalah 15-25 mg/l. Tingginya kadar CO2 ini tidak hanya langsung berpengaruh terhadap gurami. Namun, lingkungan gurami juga akan terpengaruh. Matinya plankton secara massal, misalnya, mengakibatkan pencemaran pada kolam. Sumber : R. Eko Prihartono, 2004 Suhu kolam untuk budidaya gurame. Sebagai hewan berdarah dingin (poikilotermal ), suhu tubuh ikan berubah-ubah sesuai suhu lingkungannya dengan batas toleransi suhu yang sesuai untuk menunjang metabolisme, pertumbuhan, proses inkubasi telur, konversi makanan, dan resistensi terhadap penyakit. Batas toleransi ikan terhadap suhu juga ditentukan oleh ketinggian tempat, kedalaman air, dan cuaca. Pada gurami, batas toleransi suhu berkisar 20 - 32 derajat Celcius. Suhu berpengaruh terhadap kandungan oksigen terlarut. Bila suhu tinggi maka oksigen yang akan dibebaskan ke udara akan semakin tinggi dan jumlah oksigen yang dibutuhkan ikan untuk proses metabolisme juga semakin meningkat. sumber : R. Eko Prihartono, 2004 Aerasi Air Prinsip aerasi air pada kolam ikan adalah : 1. memperluas areal permukaan yang kontak dengan udara 2. Mencampur air dengan udara atau bahan lain sehingga air yang beroksigen rendah kontak dengan oksigen atau udara 3. Mencampurkan air yang beroksigen tinggi dengan air yang beroksigen rendah 4. Sirkulasi air 5. Udara sebagai sumber oksigen paling tinggi di alam CARA PINTAR BUDIDAYA CAGING SUTRA Bentuk tubuh cacing ini menyerupai rambut dengan panjang badan antara 1-3cm dengan tubuh berwarna merah kecoklatan dengan ruas-ruas. Cacing ini hidup dengan membentuk koloni di perairan jernih yang kaya bahan organik. Cacing ini meiliki 57% protein dan 13% lemak dalam tubuhnya. Cacing sutra merupakan hewan hermaprodit yang berkembang biak lewat telur secara eksternal. Telur yang dibuahi oleh jantan akan membelah menjadi dua sebelum menetas. Bahan organik yang baik untuk digunakan oleh cacing sutra adalah campuran antara kotoran ayam, dedak (bekatul) dan lumpur. Berikut teknik budidaya cacing sutra: 1. Persiapan Bibit Bibit bisa dibeli dari toko ikan hias atau diambil dari alam Note: Sebaiknya bibit cacing di karantina dahulu karena ditakutkan membawa bakteri patogen. 2. Persiapan Media Media perkembangan dibuat sebagai kubangan lumpur dengan ukuran 1 x 2 meter yang dilengkapi saluran pemasukan dan pengeluaran air. Tiap tiap kubangan dibuat petakan petakan kecil ukuran 20 x 20 cm dengan tinggi bedengan atau tanggul 10 cm, antar bedengan diberi lubang dengan diameter 1 cm. 3. Pemupukan Lahan di pupuk dengan dedak halus atau ampas tahu sebanyak 200 – 250 gr/M2 atau dengan pupuk kandang sebanyak 300 gr/ M2. 4. Fermentasi Lahan direndam dengan air setinggi 5 cm selama 3-4 hari. 5. Penebaran Bibit Selama Proses Budidaya lahan dialiri air dengan debit 2-5 Liter / detik 6. Tahapan Kerja Budidaya Cacing Sutra Cacing sutra atau cacing rambut memang telah sejak lama dimanfaatkan sebagai salah satu alternatif pakan ikan. Harga jual yang relatif tinggi, membuat bisnis cacing sutra cukup banyak dilirik orang. Namun sayangnya, tidak banyak orang yang memahami teknis pembudidayaan cacing sutra ini. Berikut tahapan kerja yang harus dilakukan dalam pembudidayaan cacing sutra. • Lahan uji coba berupa kolam tanah berukuran 8 x 1,5 m dengan kedalaman 30 cm. Dasar kolam uji coba ini hanya diisi dengan sedikit lumpur. • Apabila matahari cukup terik, jemur kolam minimum sehari. Bersamaan dengan itu, kolam dibersihkan dari rumput atau hewan lain yang berpotensi menjadi hama bagi cacing sutra, seperti keong mas atau kijing. . Pipa air keluar atau pipa pengeluaran dicek kekuatannya dan pastikan berfungsi dengan baik. Pipa pengeluaran ini sebaiknya terbuat dari bahan paralon berdiameter 2 inci dengan panjang sekitar 15 cm. . Usai pengeringan dan penjemuran, usahakan kondisi dasar kolam bebas dari bebatuan dan benda-benda keras lainnya. Hendaknya konstruksi tanah dasar kolam relatif datar atau tidak bergelombang. . Dasar kolam diisi dengan lumpur halus yang berasal dari saluran atau kolam yang dianggap banyak mengandung bahan organik hingga ketebalan dasar lumpur mencapai 10 cm. . Tanah dasar yang sudah ditambahi lumpur diratakan, sehingga benar-benar terlihat rata dan tidak terdapat lumpur yang keras. . Untuk memastikannya, gunakan aliran air sebagai pengukur kedataran permukaan lumpur tersebut. Jika kondisinya benar-benar rata, berarti kedalaman air akan terlihat sama di semua bagian. . Masukkan kotoran ayam kering sebanyak tiga karung ukuran kemasan pakan ikan, kemudian sebar secara merata dan selanjutnya bisa diaduk-aduk dengan kaki. . Setelah dianggap datar, genangi kolam tersebut hingga kedalaman air maksimum 5 cm, sesuai panjang pipa pembuangan. . Pasang atap peneduh untuk mencegah tumbuhnya lumut di kolam. . Kolam yang sudah tergenang air tersebut dibiarkan selama satu minggu agar gas yang dihasilkan dari kotoran ayam hilang. Cirinya, media sudah tidak beraroma busuk lagi. . Tebarkan 0,5 liter gumpalan cacing sutra dengan cara menyiramnya terlebih dahulu di dalam baskom agar gumpalannya buyar. . Cacing sutra yang sudah terurai ini kemudian ditebarkan di kolam budi daya ke seluruh permukaan kolam secara merata. . Seterusnya atur aliran air dengan pipa paralon berukuran 2/3 inci. 7. Panen Cacing Bisa dipanen setelah 8-10 hari. sumber : Bambang Sunarno, IN AzNA Books, 2010 Jenis makanan ikan gurame Ikan gurame merupakan jenis ikan pemakan tumbuhan (herbivora). Ketika pada ukuran benih ikan gurame bersipat carnivora, oleh sebab itu jenis pakan yang diberikan pada waktu gurame ukuran benih yaitu berupa kutu air (Daphnia), cacing sutra. Sipat herbivora pada ikan gurame yaitu terjadi ketika ikan gurame telah dewasa. Adapun jenis pakan yang biasa diberikan pada ikan gurame yaitu sebagai berikut : 1. Daun talas/ daun keladi 2. Daun Sente 3. Daun singkong 4. Daun kangkung 5. Daun ubi jalar 6. Daun pepaya 7. Tauge : tauge kacang hijau, tauge kacang merah, tauge dari bibit padi muda 8. Labu 9. Pakan buatan (pellet) 10. Jagung rebus 11. Dedak 12. Ampas tahu 13. Bungkil kacang pemberian pakan ikan lele ikan lele dapat dipelihara di kolam konstruksi tanah ataupun tembok, yang penting konstruksi kolam tersebut memenuhi persyaratan budidaya dan layak untuk digunakan sebagai media pemeliharaan ikan lele. pakan yang diberikan pada pemeliharaan ikan lele dapat berupa pellet. Pellet diberikan sebanyak 3% dari berat total ikan yang ditanam kemudian dibagi 3 untuk diberikan pada pagi, siang dan sore hari. selain pellet pakan yang diberikan pada kegiatan budidaya ikan lele ini bisa berupa limbah dari sisa-sisa rumah makan, rumah potong unggas / ternak, keong mas, bulu ayam. Pakan tersebut merupakan pakan alternatif yang bisa menjadi pilihan terbaik bagi pembudidaya ikan lele budidaya cacing tanah ini dilakukan untuk menyediakan stok pakan bagi belut. cacing tanah dijadikan sebagai makanan untuk belut karena cacing tanah mengandung nilai protein yang tinggi. budidaya cacing tanah ini dilakukan pada media tanah dan campuran pupuk kandang yang digantungkan dengan menggunakan terpal, ujung-ujungnya diikat dengan tali pada tiang-tiang bambu. pemberian pakan ikan dilakukan setiap hari. jumlah pemberian pakan perharinya diatur dengan conversi pakan terhadap berat total ikan yang dipelihara. rata-rata jumlah conversi pakan yang diberikan dalam satu hari yaitu sebesar 3 - 5 % dari berat total ikan yang dipelihara. Pakan diberikan 3 kali dalam sehari yaitu pagi, siang dan sore hari. pemberian pakan harus cukup dan teratur karena fungsi pakan dalam berbudidaya ikan merupakan kunci utama dalam menentukan keberhasilan budidaya ikan. bila pakan yang diberikan cukup jumlah dan nutrisinya maka kelangsungan hidup ikan akan lebih baik dan pertumbuhan pun akan lebih cepat. dan begitu sebaliknya bila pakan yang diberikan asal-asalan tidak cukup jumlah dan nutrisinya maka ikan pun akan tumbuh lambat sehingga hasil panenpun akan menurun jumlah produksinya. pakan yang diberikan dapat berupa pakan alami maupun pakan buatan, pakan alami yaitu plankton dapat berupa fitoplankton dan zooplankton. Pakan buatan dapat berupa pelet. daun sente daun sente dijadikan sebagai pakan ikan gurame, terutama untuk ikan gurame yang berukuran dewasa, daun sente ini merupakan pakan alami ikan gurame, karena sipat gurame adalah omnivora yang kecenderungan herbivora (pemakan tumbuhan). Daun sente ini merupakan makanan kesukaan gurame, dengan memelihara daun sente di pematang kolam maka kita akan mendapat beberapa keuntungan. Keuntungan yang dapat diperoleh yaitu kita dapat mengurangi biaya pembelian pakan (pelet) karena kebutuhan makan ikan gurame sebagian sudah dipenuhi oleh daun sente. Selain itu keuntungan dengan menanam daun sente di pematang kolam yaitu bisa melindungi kolam terhadap sinar matahari, sehingga sinar matahari tidak langsung jatuh ke kolam, hal ini terutama untuk ikan yang masih berukuran kecil (benih) yang suka pada daerah yang teduh sebagai tempat berlindung. Budidaya CACING TANAH SEBAGAI PAKAN TERNAK ALTERNATIF KAYA NUTRISI Cacing merupakan bahan pakan alternatif bagi ternak unggas dan ikan. Binatang ini mengandung gizi tinggi antara lain : Protein 64-76, lemak 7 - 10 %, energi 900-1400 kal serta mineral,air dan asam amino paling lengkap. Untuk memenuhinya cacing dapat dibudidayakan dengan membuat kotak dari kayu,plastik,atau kaca. sebagai media hidup bagi cacing adalah campuran kompos dengan beberapa bahan organik (limbah pertanian,limbah pasar). Masukkan bahan tersebut sampai 15 cm kemudian air secukupnya agar medianya gembur dan basah. Aduk merata hingga terjadi fermentasi. Setelah 4 minggu masukkan kotoran hewan dengan perbandingan 70% media hidup dan 30% kotoran hewan.Kapur ditambahkan 1 % supaya PH netral.Kemudian masukkan cacing tanah ke dalamnya seberat media hidup yang telah disediakan. Supaya tidak kekeringan permukaan media dilapisi plastik, karung atau bahan lain yang tidak tembus cahaya.Makanan yang dibutuhkan cacing adalah kotoran hewan,baik sapi, kambing ataupun ayam dalam bentuk bubuk atau bubur seberat cacing yang dimasukkan ke dalam kotak pemeliharaan. Hama yang diwaspadai : semut,kumbang,burung,kelabang,lipan, ayam,itik,tikus,katak,tupai,angsa,lintah, dan kutu. Setelah 2,5 - 3 bulan cacing sudah mulai bisa dipanen ditandai banyaknya kascing (kotoran cacing) dan kokon (kumpulan telur cacing). Sebagian cacing dewasa sebaiknya digunakan menjadi bibit. Budidaya CACING TANAH SEBAGAI PAKAN TERNAK ALTERNATIF KAYA NUTRISI Originally published in Shvoong: http://id.shvoong.com/exact-sciences/engineering/1905389-budidaya-cacing-tanah-sebagai-pakan/ Pemberian Pakan Selain pakan alami, untuk rnempercepat pertumbuhan. Lele perlu diber pakan tambahan berupa pelet. Jumlah pakan yang diberikan sebanyak 2-5% per hari dari berat total benih yang tebar. Frekuensi pemberian pakan 3-4 Kali per hari. Komposisi pelet buatan dapat berupa campuran dedak halus dan ikan rucah dengan perbandingan 1 : 9 atau campuran dedak halus, bekatul, jagung, dan cincangan bekicot dengan perbandingan 2 : 1 : 1 : 1. Sumber : Khairuman, Sp dan Khairul Amri, S.Pi, M.Si, Agromedia Pustaka, 2008 jenis Pakan Gurame jenis Pakan Gurami termasuk ke dalam golongan hewan pemakan tumbuh-tumbuhan dan daging (omnivora). Di habitat aslinya, ikan ini memakan fitoplankton, zooplankton, serangga, dan daun tumbuhan lunak. jenis fitoplankton, seperti rotifera, infusoria, dan chlorella dikonsumsi. oleh gurami stadium larva. Sementara zooplankton seperti daphnia, cladocera, dan serangga biasanya dikonsumsi gurami pada stadium benih (1-5 bulan). Setelah dewasa, gurami lebih suka memakan tumbuhan air seperti azolla (mata lele), lemna, hydrilla (ekor kucing), ceratopgyllum, myriophyllum (ekor tupai), pistis (apu-apu), kangkung, dan genjer. Pakan alami berupa tumbuhan darat adalah daun talas (daun sente) daun pepaya, daun ubi kayu (singkong) dan kangkung. Saat dibudidayakan, gurami juga dapat diberi pakan tambahan berupa pelet. sumber : Khairul Amri, S.Pi, M.Si dan Khairuman, S.P, AgroMedia Pustaka, 2008 PRODUKSI INDUK IKAN MAS BERKUALITAS TINGGI OLEH PEMBENIH SKALA KECIL DI SUMATERA1) Oleh : Evi Rahayuni2), Yoyo Wiramiharja2), Wawan Cahyono A3) Yukiyasu Niwa4) ABSTRAK Jaminan induk berkualitas tinggi merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk pembenih (UPR). Namun demikian banyak para pembenih skala kecil tidak dapat memproduksi induk berkualitas. Mereka bergantung pada bantuan yang diberikan oleh instansi pemerintah seperti Balai Benih Ikan (BBI) dan Dinas Perikanan pada saat mereka membutuhkan induk ikan mas, nila dan sebagainya. Hal ini dikarenakan pembudidaya tidak mengetahui bahkan tidak mempunyai kesempatan untuk mempelajari tata cara teknik pengelolaan untuk membuat induk yang berkualitas tinggi. Bagaimanapun juga akan lebih baik bagi mereka bila dapat membuat induk sendiri demi kesinambungan pengembangan budidaya di pedesaan (rural area). Sehubungan dengan itu telah dipilih satu orang pembudidaya di daerah sasaran penyuluhan untuk dibimbing dalam memproduksi induk ikan mas berkualitas tinggi. Percobaan dimulai pada November 2004 menggunakan 10.000 benih ikan mas. Sampling dan seleksi calon induk dilakukan secara periodik. Setelah satu tahun pembenih berhasil mendapatkan induk : 30 ekor betina dan 20 ekor jantan. Pemijahan dan produksi benih menggunakan induk hasil seleksi tersebut telah berhasil dengan baik pada bulan April 2006. Pada saat bersamaan induk yang berlebih hasil produksi telah didistribusikan kepada pembenih lain di sekitarnya. Keberhasilan ini memperlihatkan bahwa pembenih skala kecil dapat memproduksi induk sendiri dengan biaya rendah dan telah mendorong menumbuhkan rasa percaya diri. Ikan mas adalah jenis ikan yang bisa dimanfaatkan untuk berbagai usaha. Seperti untuk bisnis masakan hingga budidaya. Itu juga dikarenakan ikan mas yang mempunyai cita rasa yang tinggi sehingga disukai konsumen. Ikan mas memiliki tingkat pertumbuhan yang cepat sehingga baik untuk dibudidayakan. Blogiztic akan membahas tentang budidaya ikan mas. Ikan mas (Cyorinus carpio, L.) merupakan spesies ikan air tawar yang termasuk dalam famili Cyprinidae, sub ordo Cyprinoidea, Ordo Ostariophysi sub kelas Teleostrei. Ikan Mas sudah lama dibudidayakandan terdomestikasi dengan baik di dunia. Diantara jenis ikan air tawar ikan mas merupakan ikan yang paling populer di masyarakat. Selain dikenal dengan nama ikan mas, ikan ini dikenal dengan nama dengan nama Ikan Karper ataupun ikan tombro. Kini telah banyak dikenal ras persilangan ikan mas antara lain Ikan Mas Merah, Si Nyonya, Taiwan, Majalaya, Kaca, Kumpai dan lain-lain. Persyaratan Budi Daya Ikan Mas Di alam aslinya ikan mas hidup di perairan sungai, danau maupun genangan air lainnya yang berada pada ketinggian 150-600m dpl, dengan suhu air berkisar 20 derajat sampai 25 derajat celcius. Ikan mas termasuk hewan Omnnivora atau pemakan segala sehingga di alam makanan Ikan mas berupa daun-daunan, lumut, serangga, cacing dan lain sebagainya. Pada model budidaya ikan mas lingkungan pemeliharaan dibuat menyerupai alam aslinya. Model budidaya ikan mas bisa dipelihara dalam Kantong Jaring Apung, Kolam air deras, kolam tanah, kolam beton dan lain-lain tergantung ketersediaan lokasi. Makanan dalam budidaya ikan mas juga bermacam-macam mulai dari pemberian pakan alami sampai pemberian pelet buatan pabrik. Yang perlu diperhatikan adalah kualitas air pada media untuk budidaya ikan mas seperti PH air yang harus berada pada kisaran 7-8, kandungan oksigen terlarut yang cukup dan bebas dari kandungan zat kimia berbahaya. Model Budi Daya Ikan Mas Peluang usaha budidaya ikan mas dapat dipilih sesuai kondisi dan keinginan. Ada beberapa peluang usaha dalam budidaya ikan mas ini yaitu pembibitan dan pembesaran ikan mas untuk keperluan konsumsi. Usaha Pembibitan Ikan Mas Pembibitan ikan mas memiliki prospek yang cukup cerah, karena perputaran modal yang cukup cepat. Penyediaan bibit ikan mas dimulai dari burayak ikan mas baru saja menetas, burayak usia sekitar satu bulan, burayak usia dua bulan. Pada setiap usia ikan mas memiliki potensi ekonomi. Persiapan induk Ikan Mas Induk ikan mas yang akan dipijahkan dipelihara di kolam khusus secara terpisah antara jantan dan betina. Pakan yang diberikan berupa pellet dengan kandungan protein 25%. Dosis pemberian pakan ikan mas sebanyak 3% per bobot biomas per hari. Pakan tersebut diberikan 3 kali/hari. Ikan Mas betina yang diseleksi sudah dapat dipijahkan setelah berumur 1,5 – 2 tahun dengan bobot >2 kg. Sedangkan induk jantan berumur 8 bulan dengan bobot > 0,5 kg. Untuk membedakan jantan dan betina dapat dilakukan dengan jalan mengurut perut kearah ekor. Jika keluar cairan putih dari lubang kelamin, maka ikan mas tersebut jantan. Ciri-ciri ikan mas betina yang siap pijah atau matang gonad adalah: - Pergerakan ikan lamban - Pada malam hari sering meloncat-loncat - Perut membesar/buncit ke arah belakang dan jika diraba terasa lunak - Lubang anus agak membengkak/menonjol dan berwarna kemerahan Sedangkan ciri-ciri untuk ikan mas jantan gerakan lincah dan mengeluarkan cairan berwarna putih (sperma) dari lubang kelamin bila dipijit. Pemijahan Ikan Mas Dalam proses pemijahan ikan mas, ikan dirangsang dengan cara membuat lingkungan perairan menyerupai keadaan lingkungan perairan umum dimana ikan ini memijah secara alami atau dengan rangsangan hormon. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pemijahan ikan mas adalah : Mencuci dan mengeringkan wadah pemijahan (bak/kolam) Mengisi wadah pemijahan dengan air setinggi 75-100 cm Memasang hapa untuk mempermudah panen larva di bak atau di kolam dengan ukuran 4 x 3 x 1 meter. Hapa dilengkapi dengan pemberat agar tidak mengambang. Memasang kakaban di tempat pemihajan (dalam hapa). Kakaban dapat berupa ijuk yangdijepit bambu/papan dengan ukuran 1,5 x 0,4 m. Memasukkan induk Ikan Mas jantan dan betina siap pijah. Jumlah induk Ikan Mas betina yang dipijahkan tergantung pada kebutuhan benih dan luas kolam yang akan digunakan dalam pendederan. Satu Induk Ikan Mas betina dipasangkan dengan 2 atau tiga ikan mas jantan atau bahkan lebih tergantung bobot indukan betina. Mengangkat induk yang memijah dan memindahkannnya ke kolam pemeliharaan induk. Setelah telur berusia kurang lebih 4 hari maka telur ikan mas akan menetas menjadi larva , beberapa saat setelah menetas larva masih mendapatkan suplai makanan cadangan dari telur, setelah itu perlu diberi makanan tambahan berupa pelet untuk larva, kutu air atau kuning telur rebus. Setelah kurang lebih lima hari larva ikan mas siap ditebar di kolam pembenihan. Pendederan Ikan Mas Setelah larva cukup kuat saatnya untuk melakukan pendederan ikan mas, bisasanya dilakukan pada kolam lumpur atau sawah meski bisa juga dilakukan pada kolam semen. Persiapan kolam tanah adalah dengan meratakan tanah dasarnya, tebarkan 10 – 15 karung kotoran ayam, isi air setinggi kurang lebih 40 cm dan rendam selama 5 hari tanpa aliran air. Hal ini dimaksudkan agar plankton dan sumber makanan alami ikan mas tumbuh di kolam pendederan. Untuk ukuran kolam lumpur 100 m2 tebar 100.000 ekor larva pada pagi hari, berikan makanan tambahan berupa tepung pelet atau pelet yang telah direndam. Pada usia telah mencapai 3 minggu bibit ikan mas siap dipanen, untuk dijual atau dipelihara kembali pada kolam berbeda. Hal yang sama dilakukan untuk membesarkan benih ikan mas pada ukuran yang lebih besar, hanya saja kepadatan ikan perlu dikurangi. Usaha pembesaran Ikan Mas Usaha pembesaran ikan mas merupakan upaya memenuhi kebutuhan permintaan ikan mas konsumsi, ikan mas konsumsi bisa bervariasi mulai ukuran 300 gram sampai 1 kg. Usaha pembesaran ini bisa dilakukan di Kolam Lumpur, Keramba Jaring apung atau Kolam Air Deras. Pembesaran Ikan Mas di Keramba Jaring Apung Pembesaran Ikan Mas dapat dilakukan dalam keramba Jaring Apung yang biasa dipasang di perairan umum. Pemilihan lokasi penempatan jaring dalam suatu perairan akan sangat menunjang berhasilnya proses produksi. Beberapa karakteristik perairan yang tepat antara lain adalah air bergerak dengan arus terbesar, tetapi bukan arus kuat, Penempatan jaring dapat dipasang sejajar dengan arah angin, badan air cukup besar dan luas sehingga dapat menjamin stabilitas kualitas air, kedalaman air minimal dapat mencapai jarak antara dasar jaring dengan dasar perairan 1,0 meter, kualitas air mendukung pertumbuhan seperti suhu perairan 270C sampai 300C, oksigen terlarut tidak kurang dari 4,0 mg/l, dan kecerahan tidak kurang dari 80 cm. Usaha Pembesaran Ikan Mas Di Kolam Air Deras Pemeliharaan ikan mas di kolam air deras harus mempertimbangkan beberapa hal antara lain lokasi dekat dengan sumber air (sungai, irigasi, dan lain-lain) dengan topografi yang memungkinkan air kolam dapat dikeringkan dengan cara gravitasi, kualitas air yang digunakan berkualitas baik dan tidak tercemar (kandungan oksigen terlarut 6-8 ppm) dan dengan debit air minimal 100 liter permenit. Bentuk kolam air deras bermacam macam tergantung kondisi lahan, bisa segitiga, bulat maupun oval. Ukurannya bervariasi disesuaikan dengan kondisi lahan dan kemampuan pembiayaan. Umumnya KAD berukuran 10-100 m 2 dengan kedalaman rata-rata 1,0 – 1,5 meter. Dinding kolam tidak terkikis oleh aliran air dan aktivitas ikan. Oleh karena itu harus berkontruksi tembok atau lapis papan. Dasar kolam harus memungkinkan tidak daerah mati aliran (tempat dimana kotoran mengendap). Oleh karena itu kemiringan kolam harus sesuai (sekitar 2 – 5 %). Padat tebar ikan ukuran 75 -150 gram/ ekor sebanyak 10 – 15 kg /m3 air kolam. Dosis pakan yang diberikan sebanyak 4% bobot biomass /hari. Frekuensi pemberiannya 3 kali/hari. Satu unit Keramba Jaring Apung minimal terdiri dari kantong jaring dan kerangka jaring. Dimensi unit jaring berbentuk persegi empat dengan ukuran kantong jaring 7 x 7 x 3 M3 atau 6 x 6 x 3 M3. Satu unit Keramba Jaring Apung terdiri empat set kantong dan satu set terdiri dari dua lapis kantong Bagian badan kantong jaring yang masuk kedalam air 2,0 sampai 2,5 meter. Kerangka jaring terbuat dapat dibuat dari besi atau bambu dan pelampung berupa steerofoam atau drum. Bahan kantong jaring berasal dari benang Polietilena. Frekuensi pemberian pakan minimal dua kali per hari. Sedangkan cara pemberian pakan agar efektif disarankan menggunakan Feeding Frame yang dapat dibuat dari waring dengan mesh size 2,0 mm berbentuk persegi empat seluas 1,0 smpai 2,0 m2. Alat ini di pasang di dalam badan air kantong jaring pada kedalaman 30 sampai 50 cm dari permukaan air. Dengan penebaran bibit seberat 300 kg dalam waktu 3 bulan akan menghasilkan ikan mas konsumsi 1.5 sampai 2 ton. Usaha Pembesaran Ikan Mas Di Kolam Lumpur Jika tidak memungkinkan dibesarkan pada jaring apung atau air deras ikan mas bisa dibesarkan di kolam tanah. Kolam ukuran 1.000 m2, diolah, dan ditebarkan kotoran ayam kemudian diisi air setinggi 60 cm dan rendam selama kurang lebih 5 hari. Benih ikan mas seberat 100 kg dimasukkan ke dalam kolam, beri pakan 3 sampai persen dari berat benih ikan mas setiap hari, panen dapat dilakukan panen setelah 3 bulan. Dengan model pemeliharaan seperti ini kolam dapat menghasilkan ikan konsumsi sebanyak 400 – 500 kg. PRICE LIST Update Tgl 21 April 2011 (Harga sewaktu-waktu dapat berubah tanpa pemberitahuan terlebih dahulu) Daftar Harga Produk Pompa Air No Nama Pompa Harga Keterangan 1 SANYO Sanyo PWH 137 Rp.325.000,- Non otomatis Sanyo PH 137 A Rp.465.000,- Otomatis Sanyo PWH 236 Rp.525.000,- Non otomatis Sanyo PH 236 A Rp.660.000,- Otomatis Sanyo PH 100 Rp.750.000,- Otomatis Sanyo PH 150 Rp.975.000,- Otomatis Sanyo PH 258 JP Rp. 4.150.000,- Otomatis Sanyo PDH 255 JP Rp. 4.600.000,- Jetpump Sanyo PH 408 Rp. 6.250.000,- Non Jetpump Sanyo PDH 408 JP Rp. 6.750.000,- Jetpump Sanyo PH 608 Rp.8.300.000,- Non Jetpump Sanyo PDH 608 JP Rp.8.900.000,- Jetpump 2 SHIMIZU Shimizu PS 128 BIT Rp.310.000,- Non Otomatis Shimizu PS 135 E Rp.375.000,- Otomatis Shimizu PS 130 BIT Rp.465.000,- Otomatis Shimizu PS 226 Rp.710.000,- Non otomatis Shimizu PS 230 BIT Rp.810.000,- Otomatis Shimizu 100 BIT Rp.580.000,- Semi Jet Shimizu PS 103 BIT Rp.690.000,- Otomatis Shimizu PC 165 BIT Rp.1.550.000,- Jetpump Shimizu PS 255 BIT Rp.1.700.000,- Otomatis Shimizu PC 250 BIT Rp.1.850.000,- Jetpump Shimizu PC 260 BIT Rp. 1.350.000,- Jetpump Shimizu PC 375 BIT Rp. 1.500.000,- Jetpump Shimizu PC 502 BIT Rp. 2.450.000,- Jetpump 3 WASSER Wasser WD 80 Rp.350.000,- Pompa Celup Wasser WD 100 E Rp.400.000,- Pompa Celup Wasser PW 131 Rp.300.000,- Non otomatis Wasser PW 139 EA Rp.375.000,- Otomatis Wasser PW 225 E Rp.650.000,- Non otomatis Wasser PW 225 EA Rp.710.000,- Otomatis Wasser PC 255 EA Rp.1.250.000,- Jetpump Wasser PC 380 EA Rp.1.400.000,- Jetpump Wasser PC 250 EA Rp. 1.750.000,- Jetpump Wasser PC 500 EA Rp. 2.350.000,- Jetpump 4 PANASONIC Panasonic GP-130 Rp. 320.000,- Biasa Panasonic GP-200 JXK Rp. 600.000,- Biasa Panasonic GA-125 JBCN Rp. 700.000,- Biasa Panasonic GN-125 Rp. 1.100.000,- Jetpump Panasonic GN-205 HX Rp. 1.350.000,- Jetpump Panasonic GF-205 HCX Rp. 1.950.000,- Jetpump Panasonic GF-255 HCX Rp. 2.475.000,- Jetpump 5 GRUNDFOS Grundfos JD Basic-3 Rp. 2.350.000,- Jetpump Grundfos JP Basic-3 Rp. 2.100.000,- Semi Jet Contact ; 021-51121491 / 08138646060 Managemen Pakan Murah pada Budidaya Gurami dengan Probiotik 7/06/2011 08:06:00 PM PERMINA DEMAK (Perkumpulan Masyarakat Perikanan Nusantara) Pakan untuk produksi ikan prinsipnya adalah beaya pakan 60-65% dari total beaya produksi, sehingga dalam pemberian pakan harus diperhitungkan secara ekonomi dan di sisi lain pakan juga harus diperhatikan dari segi kualitas dan kuantitasnya supaya diperoleh hasil yang baik secara teknis. Cara menekan beaya pakan yang tinggi salah satunya harus memperhatikan sifat biologis ikan : 1. Larva gurami lebih bersifat karnivora 2. Juvenil muda gurami bersifat omnivora 3. Gurami dewasa /induk lebih bersifat herbivora dan non nokturnal (aktif pada siang hari atau lebih menyukai tempat yang terang Kriteria pakan berkualitas : 1. Mengandung gizi seimbang 2. Mudah dicerna,menarik bagi ikan dan beraroma/disukai ikan 3. Ukuran sesuai dengan bukaan mulut ikan 4. Stabil dalam air / tidak cepat hancur 5. Tidak mencemari air / ramah lingkungan 6. Aman bagi kesehatan ikan / tidak beracun 7. Memberikan tingkat pertumbuhan 8. Secara ekonomis menguntungkan, sehingga dapat menjamin kelangsungan usaha budidaya Tipe pakan dibagi menjadi dua yaitu pakan tenggelam dan pakan terapung. Tipe pakan ini erat kaitannya dengan kebiasaan cara makan ikan dan tempat ikan itu dipelihara. Untuk Gurami , lele, bawal, nila,patin,ikan mas dll pakan ikan terapung yang lebih cocok. Cara pemberian pakan harus TETAP agar ikan terbiasa dan akan mengetahui waktu-waktu mana mereka akan berkumpul dan menanti makanan. Keberhasilan usaha budidaya ikan gurami dan ikan-ikan lainnya bergantung pada keberhasilan melewati masa awal pemeliharaan larva. Larva Gurami bersifat karnivora sehingga pakan yang cocok untuk larva gurami adalah plankton yang terdiri dari phytoplankton dan zooplankton.. Untuk menumbuhkan plankton dalam masa pemeliharaan larva dibutuhkan probiotik penumbuh plankton seperti SPF ( Super Plankton Fertilizer) , NATURE, atau MASTERFISH SIMBA. yang sudah banyak tersedia di poultry shop di seluruh Indonesia. Caranya sebelum larva gurami dipindah di media pendederan minimal 3-7 hari sebelum penebaran dilakukan pengocoran SPF ( Super Plankton Fertilizer ) pada kolam pendederan dengan dosis 1-2 tutup botol /m2. Dan juga kocorkan MASTERFISH / NATURE pilih salah satu disesuaikan dengan jenis kolam budidayanya. dengan cara melarutkan campuran beberapa tutup botol MASTERFISH/NATURE dengan beberapa sendok makan gula pasir/tetes tebu dalam beberapa liter air disesuaikan dengan dosis yang tertera dalam botol dan juga disesuaikan dengan luasan kolam budidaya. Aduk-aduk dan diamkan 0.5-1 jam kemudian lanjut dikocor ke seluruh permukaan kolam pendederan. Setelah 3-7 hari niscaya plankton akan tumbuh sangat banyak sehingga larva gurami akan mempunyai stok makanan alami yang sangat berlimpah. Perlakuan di atas bisa diulang 1-2 minggu sekali atau melihat kondisi kolam. Lebih optimal pemberian setelah hujan turun karena disamping sebagai penumbuh plankton juga untuk menetralisir keasaman air hujan. Selanjutnya untuk menekan bea pakan , setiap kali pemberian pakan bisa dicampur dengan probiotik SPF dan RAJAGRAMEH SIMBA fungsinya untuk meningkatkan nafsu makan ikan dan memacu pertumbuhan ikan gurami secara maksimal, menambah bobot ikan, meningkatkan penyerapan protein pada pakan agar menjadi daging secara maksimal dll. Caranya campurkan 1 tutup botol SPF + 2 tutup botol RAJAGRAMEH + 1 sendok makan gula/tetes tebu + 0.5 liter air aduk-aduk dan diamkan selam 0.5-1 jam. Selanjutnya kocorkan larutan tersebut ke dalam 5 kg pakan pelet dan biarkan meresap sejenak. Dan pakan siap di tebar. Untuk pakan kurang atau lebih dari 5 kg bisa dengan cara perbandingan seperti di atas. Pakan yang sudah dicampur probiotik efektif sampai 12 jam setelah pencampuran, lebih dari itu keefektifan berkurang , oleh karena itu sebaiknya dalam pencampuran pakan di perkirakan untuk 2 kali pemberian pakan yaitu pagi dan sore atau sesuai dengan kebiasaan. Cara ini juga dilakukan untuk pakan bukan dari pelet seperti daun kangkung,sente,pepaya dll. Kesimpulannya dengan hanya menambah beberapa ratus ribu rupiah untuk pembelian probiotik , hasil panen bisa optimal dengan pemberian pakan yang ekonomis. le pathit CARA SEDERHANA BUDIDAYA IKAN SISTEM GUBA DENGAN PROBIOTIK 7/14/2011 10:28:00 AM PERMINA DEMAK (Perkumpulan Masyarakat Perikanan Nusantara) Kunci utama budidaya ikan adalah Managemen Air , karena air adalah rumahnya ikan . Keberhasilan membuat air kolam selalu stabil akan membuat suksesnya budidaya ikan apapun jenisnya. MANAGEMEN AIR KOLAM 1. Kolam Tanah Pada kolam tanah, 3 -7 hari sebelum air masuk kolam ( posisi air 5-10cm) kocori terlebih dahulu dengan Probiotik NATURE SIMBA . Caranya campurkan 1-2 liter Probiotik NATURE SIMBA dengan 0.5 kg gula/tetes tebu dan dicampur 10-maksimak 50 liter air, aduk-aduk dan biarkan selama 6-12 jam. setiap jam diaduk-aduk agar proses berlangsung sempurna. Selanjutnya sebar merata ke kolam/tambak. Biarkan kondisi ini 10-12 hari baru air dimasukkan secara penuh. Jika ingin hasil lebih bagus sebelum dasar tambak diberi Probiotik NATURE SIMBA sebari dulu kolam/tambak dengan pupuk hijau/kompos. Selanjutnya 3 hari setelah air diisi penuh bibit siap tebar. Pemberian Probiotik NATURE SIMBA ini selanjutnya bisa diulang kembali 1-2 minggu sekali atau melihat kondisi kolam. Fungsi dari pemberian Probiotik NATURE SIMBA ini aadalah untuk memperbaiki struktur tanah dan menyuburkan dasar tanbak sehingga pakan alami seperti cacing lur berkembang melimpah, mengurai racun-racun di dasar tambak seperti amoniak ,nitrit dan sulfit serta membuat kondisi air lebih stabil sehingga ikan/udang tidak gampang stress,lemah atau gampang terserang penyakit, menumbuhkan plankton sehingga air tambak selalu hijau, meredam perbedaan suhu yang tajam antara siang dan malam pada musim pancaroba dan lain-lain. 2.Kolam terpal/semen Pada kolam terpal/semen 3-7 hari sebelum bibit tebar kocori kolam dengan Probiotik MASTERFISH SIMBA secukupnya. Probiotik MASTERFISH SIMBA akan menjadi pelindung yang baik bagi bibit ikan sehingga tidak gampang stress ,lemah sehingga tidak mudah terserang penyakit/mati. Caranya campur 1/2 botol Probiotik MASTERFISH SIMBA yang sudah dicampur dengan 5 sendok gula/tetes tebu dan diaduk-aduk secukupnya merata ke semua permukaan kolam ( luas 1000 meter persegi). Dosis berlebih tidak berbahaya. Aplikasi ini akan membuat air kolam matang (siap) sehingga kondusif bagi ikan ketika masuk kolam. Selanjutnya diulang seminggu-2 minggu sekali seusai kebutuhan Pada musim pancaroba (juni-agustus tapi saat saat ini sulit diprediksi tepat waktunya karena adanya pergeseran musim dikarenakan GLOBAL WARMING) , intinya musim ini bisa dikenali yaitu ketika siang hari panas terik (suhu meningkat drastis) sebaliknya pada malam hari suhu menurun drastis sehingga terjadi perbedaan suhu yang mencolok antara siang dan malam hari, pemberian PROBIOTIK pada kolam harus ditingkatkan.Minimal seminggu sekali dikocorkan di kolam. Probiotik NATURE SIMBA ( untuk kolam tanah) dan Probiotik MASTERFISH SIMBA (untuk kolam terpal/semen) akan membuat kolam selalu hangat di tengah kondisi yang tidak stabil antara siang dan malam. Hal ini akan menekan tingkat kematian ikan secara massal. Umumnya pada musim Pancaroba ikan dalam kondisi rawan,dipastikan akan ada 1-2 ekor ikan yang mati setiap hari bahkan bisa lebih. Antisipasinya jangan sampai terkena kematian massal. Probiotik akan mencegah terjadinya kerugian besar karena memperkuat ketahanan tubuh ikan. Pencegahan jelas lebih baik. MANAGEMEN PAKAN Pemberian pakan pada budidaya ikan adalah hal wajib dan dilakukan setiap hari. Pada sistem GUBA (GUGUS SIMBA) pakan yang diberikan setiap hari secara rutin ditambah dengan pemakain Probiotik RAJAGRAMEH/RAJALELE/NUTRISI SIMBA yang dioplos dengan Probiotik SPF SIMBA(SUPER PLANKTON FERTILIZER) caranya campur 5 kg pakan pelet merek apapun juga dengan larutan Probiotik. Larutan ini terdiri dari 1 tutup botol SPF SIMBA + 2 tutup botol RAJAGRAMEH/RAJALELE/NUTRISI + 1 sdm gula/tetes tebu + 0.5 liter air aduk-aduk diamkan selama 0-5-1 jam baru kemudian kocor pada 5 kg pelet, biarkan meresap dan selanjutnya pakan siap tebar. Untuk pakan kurang atau lebih dari 5 kg dosisnya tinggal perbandingan saja. Intinya probiotik bukan zat kimia sehingga dosis berlebih tidak menembulkan efek negatif pada ikan tapi lebih bagus hasilnya. Syarat dari pemberian Probiotik pada pakan ini adalah harus disiplin dan rutin untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Pelet yang sudah dicampur dengan Probiotik efektif hingga 12 jam setelah pencampuran , oleh karena itu dalam melakukan pencampuran pakan dengan probiotik haruslah dilihat seberapa banyak pakan yang biasa diberikan tiap harinya sehingga pakan yang sudah tercampur Probiotik tidak berlebih dalam pencampurannya cukup diperkirakan untuk pemberian pakan sehari ( pagi,siang sore atau tiap 4 jam sekali). Tidak dianjurkan menyimpan pakan yang sudah dicampur Probiotik selama lebih dari 12 jam karena keefektifannya akan berkurang. Catatan : Probiotik RAJALELE SIMBA dihususkan untuk budidaya ikan lele, Probiotik RAJAGRAMEH SIMBA dihususkan untuk budidaya ikan Gurame dan Probiotik NUTRISI SIMBA untuk budidaya ikan air tawar/payau selain lele dan gurami seperti bawal,patin,mas,nila,mujaer,koi, bandeng ,udang dan sebagainya.Tapi pada dasarnya ketiganya bisa saling menggantikan karena kandungannya hampir sama. MANAGEMEN PENYAKIT IKAN Dengan pemberian probiotik seperti langkah-langkah di atas sangat diharapkan dan sudah terbukti dapat menekan timbulnya penyakit pada ikan budidaya. Tapi tidak bisa dihindari juga dalam budidaya ikan suatu saat akan timbul penyakit yang disebabkan oleh jamur, bakteri parasit, virus dll. Maka ada dua cara pengobatan yang bisa dilakukan yaitu pengobatan dari dalam tubuh ikan dan pengobatan dari luar tubuh ikan. pengobatan dari dalam dengan menggunakan Antibiotika antara lain menggunakan S-FISH atau PIDAS dengan dosis sesuai anjuran. Hati-hati dengan pemakaian Antibiotik , tidak dianjurkan menggunakan dosis berlebih karena justru akan berbahaya bagi ikan . Aplikasinya dengan mencampur antibiotik pada pakan selama 3 hari berturut2. Jika ikan tidak mau makan , antibiotik bisa langsung diguyur ke dalam kolam. Pengobatan dari luar dengan memberikan obat pembasmi jamur pada air kolam. Berikan BENDOZ-A pada permukaan kolam dengan aplikasi sesuai dosis. Jangan berlebih karena juga akan menimbulkan resistensi pada ikan. Berikan sesuai dosis dan diulang sesuai aturan. Model pengobatan ikan yang sakit ini bisa dipilih salah satu atau juga dapat ditempuh secara bersamaan. Pada saat yang sama dilakukan penyembuhan dari dalam maupun dari luar. Namun, pada umumnya apabila secara rutin sudah diberikan aplikasi probiotik pada managemen kolam maupun pakan jarang terjadi ikan mengalami sakit atau mati. Probiotik akan membuat daya tahan ikan sangat kuat, tidak gampang stress apalagi kena penyakit. el@broer ASPEK PRODUKSI BUDIDAYA GURAMI KLASIFIKASI, JENIS DAN CIRI-CIRI Secara umum, pola budidaya perikanan air tawar yang dilakukan masyarakat di Indonesia, dapat digolongkan atas 3 pola, yaitu : Pola budidaya tunggal (monoculture), dimana dalam satu unit lahan usaha hanya satu jenis ikan yang dipelihara. Pola budidaya campuran (polyculture), dimana dalam satu unit lahan usaha, jenis ikan utama dipelihara bersama-sama dengan jenis-jenis ikan lainnya. Jenis-jenis lain yang dipelihara bukan pemangsa ikan utama dan sebaliknya Pola budidaya diversifikasi, dimana dalam satu unit lahan usaha terdapat beberapa subsistem budidaya dari beberapa jenis ikan yang dipelihara, baik pola tunggal maupun campuran bersama dengan usaha budidaya komoditi pertanian lainnya Adapun asumsi pola budidaya yang digunakan dalam penyusunan pola pembiayaan ini adalah pola budidaya tunggal. Dengan demikian, ikan yang dipelihara dan kemudian di panen hanya satu jenis ikan yaitu ikan gurami berupa benih dan ikan gurami konsumsi. Ikan gurami (Osphronemus gouramy, Lacepede) merupakan ikan tawar keluarga Anabantidae. Ikan ini mempunyai bentuk badan pipih dan lebar. Pada ikan yang sudah dewasa, lebar badannya hampir dua kali panjang kepala atau ¾ kali panjang tubuhnya. Bentuk kepala ikan gurami yang masih berusia muda lancip ke depan, dan setelah tua menjadi dempak. Warna tubuhnya terutama di bagian punggung adalah merah sawo sedangkan pada bagian perut berwarna kekuning-kuningan atau keperak-perakan. Sepasang sirip perut gurami akan mengalami perubahan menjadi sepasang benang panjang yang berfungsi sebagai alat peraba. Sirip yang keras menempel pada punggungnya sedangkan garis rusuknya menyilang di bagian bawah sirip punggung. Panjang tubuh maksimum 65 cm. Strain gurami yang dikenal masyarakat cukup banyak dan bervariasi dimana antar strain dibedakan berdasarkan kemampuannya dalam memproduksi telur, kecepatan tumbuh dan bobot maksimal yang bisa di capai setelah dewasa. Namun demikian belum ada penetapan strain gurami yang standar dari instansi yang berwenang. Beberapa yang dikenal dalam masyarakat adalah gurami blue safir, paris, baster dan batu. Ikan gurami merupakan ikan yang relatif lambat pertumbuhannya dan baru mencapai kematangan telur sekitar umur 2 tahun. Untuk menjamin kualitas ikan konsumsi yang baik, perlu penyediaan induk unggul karena dari induk unggul akan menghasilkan benih unggul pula. Induk unggul dan benih dapat diperoleh dari BBI atau dari Unit Pembenihan Rakyat (UPR). Di Banyumas, induk unggul oleh BBI setempat digolongkan ke dalam empat kriteria induk yaitu unggulan 1, unggulan 2, unggulan 3 dan unggulan 4 yang dibedakan berdasarkan pada frekuensi memijah dan banyaknya telur yang dihasilkan. Penyediaan induk unggul oleh BBI dapat menjamin kualitas induk yang dipelihara oleh pembudidaya yang selanjutnya mempengaruhi produksi telur dan benih ikan. Untuk memperbaiki mutu induk yang dihasilkan dilakukan perbaikan genetik induk dengan cara perkawinan silang (cross breeding) untuk menjamin pertumbuhan dan daya tahan yang tinggi terhadap penyakit, dan tidak diperkenankan perkawinan satu turunan (in breeding). SYARAT LOKASI USAHA Untuk mendapatkan kualitas ikan gurami yang optimal, maka berikut ini adalah persyaratan minimal yang harus dipenuhi Dilaksanakan di dataran rendah pada ketinggian 20 – 400 m dpl Kuantitas dan kualitas air mencukupi. Kualitas air yang dibutuhkan yaitu air tenang, bersih, dasar kolam tidak berlumpur (kekeruhan air 40 cm dari permukaan air), tidak tercemar bahan kimia beracun dan limbah (kadar NH3 tidak lebih besar dari 0,02%), kemasan air (pH) 6,5-8. Apabila pH di bawah 6,5 maka untuk menaikkan pH di lakukan pengapuran dengan CaCO3, sedangkan apabilah pH diatas 8 maka untuk menurunkan dilakukan pemupukan dengan pupuk kandang. Tanah tidak berporous dan cukup mengandung humus. Tanah yang tidak berporous dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor, sedangkan perbandingan antara tanah liat dan pasir kurang dari 60%:40%. Kemiringan tanah 3%-5% untuk memudahkan pengairan kolam Temparatur optimum 25-30oC Kandungan oksigen dalam > 2 ppm Habitat ikan gurami adalah rawa, sungai, telaga dan kolam. Sedangkan pemeliharaan oleh pembudidayaan biasanya di kolam. TAHAPAN BUDIDAYA Budidaya ikan gurami dapat dibagi dkedalam beberapa tahapan berikut Pendederan 1 (D1) : pemeliharaan benih 0,5 gram hingga mencapai berat 1 gram selama 1 bulan Pendederan 2 (D2) : pemeliharaan benih 1 gram hingga mencapai berat 5 gram selama 1 bulan Pendederan 3 (D3) : pemeliharaan benih 5 gram hingga mencapai berat 20-25 gram selama 2 bulan Pendederan 4 (D4) : pemeliharaan benih 20 -25 gram hingga mencapai berat 75-100 gram selama 2 bulan Pendederan 5 (D5) : pemeliharaan benih 75 -100 gram hingga mencapai berat 200 -250 gram selama 3 bulan. Tahap pembenihan yang mencakup tahap pemijahan, penetesan telur dan perawatan larva. Telur yang telah menetas dari induknya dipelihara hingga menjadi larva dengan berat 0,5 gram selama 1 bulan. Tahap pendederan yaitu tahap pemeliharaan benih gurami sejak 0,5 gram sampai menjadi berat 200-250 gram yang siap dibesarkan. Penderan dibagi kedalam 5 tahap sebagai berikut : Tahap pembesaran yaitu pemeliharaan benih 250-250 gram hingga mencapai ukuran konsumsi dengan berat lebih dari 500 gram selama 3 bulan. Selain tahapan budidaya sebagaimana tersebut diatas, ada pula yang membagi tahapan pendederan dalam 3 tahapan saja berat 1 gram hingga mencapai berat 20-25 gram. Alasan membagi budidaya ikan gurami dalam tahapan tersebut diatas adalah : Membudidayakan ikan gurami sampai dengan ukuran konsumsi memakan waktu cukup lama sehingga perolehan hasil usaha dirasakan cukup lama. Permintaan produk untuk setiap tahapan (dalam bentuk telur, benih dan ikan ukuran konsumsi) cukup tinggi Keterbatasan modal dan lahan usaha apabila pembudidaya harus melaksanakan tahapan dalam satu siklus penuh Dengan demikian maka pembagian tahapan ini membantu pembudidaya dalam hal ini : Mempersingkat masa panen Menghasilkan pendapatan pembudidaya dengan keuntungan yang cukup memadai Menurunkan resiko kegagalan panen Adanya tahap budidaya tersebut dapat membuka peluang usaha budidaya ikan gurami yang cukup luas sejak pembenihan sampai dengan pembesaran yang berkaitan antara satu dengan yang lain dalam satu sistem budidaya ikan gurami, sebagaimana digambarkan pada Skema 4.1. Sistem budidaya ikan gurami : Tahapan, lama pemeliharaan dan produk yang dihasilkan TEKNOLOGI TEPAT GUNA Tingkat teknologi yang digunakan untuk budidaya ikan gurami umumnya di klasifikasikan ke dalam 3 jenis yaitu tradisional, semi intensif dan intensif, namun tidak ada batasan yang pasti dan jelas antara ketiga tingkat teknologi tersebut karena penggolongannya hanya dilakukan melalui perbedaan ciri-cirinya saja. Kebanyakan yang dilakukan masyarakat adalah teknologi tradisional dan semi intensif. Klasifikasi teknologi tersebut berpedoman pada Sapta Usaha Perikanan yang meliputi : Pengolahan lahan Pengairan Pemupukan/pemberian pakan Penyediaan benih atau induk yang unggul Pencegahan hama dan penyakit Panen Perbaikan manajemen usaha tani Ciri-ciri penggunaan teknologi tradisional adalah hanya mengandalkan pada kondisi alam saja, pemberian pakan secara alami, pemeliharaan ikan gurami dimaksudkan hanya sebagai tabungan saja dan dipanen setahun sekali dalam rangka memenuhi kebutuhan hari lebaran/hari besar. Sedangkan ciri-ciri teknologi semi intensif adalah sedikit banyak telah melaksanakan kegiatan budidaya sesuai dengan Sapta Usaha Perikanan misalnya dalam hal pakan telah menggunakan pakan buatan disamping pakan alami dan telah dilakukan pengaturan kualitas air, namun belum secara terukur dan terkontrol. Ciri-cir teknologi intensif adalah mengacu pada Sapta Usaha Perikanan dan dilakukan secara terkontrol. TEKNIS BUDIDAYA Budidaya ikan gurami memerlukan kolam penyimpanan induk, kolam pemijahan, kolam/bak penetasan dan pemeliharaan benih, kolam pendederan, kolam pembersaran dan kolam pemberokan (penyimpanan sebelum di pasarkan). Sebelum dilakukan kegiatan budidaya, perlu dilakukan pembuatan kolam yang meliputi antara lain pembuatan pematang, saluran pemasukan air dan saluran pembuangan air, pintu pematang air, pintu pembuangan air, caren dan kowean (sering pula disebut kemalir dan kobakan), serta pengolahan dasar kolam dengan pupuk dan kapur. Setelah kolam siap untuk digunakan, baru dilakukan kegiatan pembenihan, pendederan dan pembesaran ikan gurami. (1) Persiapan kolam Tahap persiapan kolam untuk pembenihan, pendederan maupun pembesaran prinsipnya hampir sama, hanya dibedakan pada padat tebar dan jenis pakan yang diberikan serta ketinggian air yang dibutuhkan. Konstruksi kolam dan pengolahan lahan pada setiap tahap sama. Foto 2 : Kolam Pembesaran di DEMAK Di sekitar kolam biasanya ditanami pohon sente sebagai salah satu bahan pakan ikan Foto 3 : Bak Kontrol. Berguna untuk mengatur kuantitas dan kebersihan air yang masuk ke dalam kolam a. Pembuatan kolam Bentuk pematang dibuat trapesium yaitu lebih lebar di bagian bawah, dengan kemiringan sebaiknya tidak lebih dari 45°C. Untuk membuat kolam dilakukan pencangkulan guna membalik tanah dasar dengan “keduk teplok”, yaitu memperdalam saluran dan pemetakan kolam yang sekaligus memperbaiki pematangnya, sehingga ketinggian air kolam nantinya mencapai 60 m. Kowean dibuat di tengah kolam dengan ukuran 1x1x0,4 m dan diberi tanggul sehingga merupakan kolam kecil di dalam kolam (Lihat skema 4.2.). Kowean berfungsi untuk melepaskan benih berat 0,5 gram pada saat penebaran dan tempat unuk menangkap ikan saat panen. Setelah itu membuat caren dengan lebar 30 cm dan dalam 30 cm, yang berfungsi sebagai tampat pengumpulan benih pada saat air kolam dangkal atau surut dan untuk menggiring benih ke kowean saat panen Skema 4.2. Konstruksi kolam pendederan ikan gurami Pada saat persiapan pembuatan kolam dilakukan juga pengeringan dasar kolam. Setelah dasar kolam kering, diberikan kapur dengan dosis 100-200 gr/m2 dan pupuk kandang 500-1.000 gr/m2. Pupuk kandang yang cukup baik untuk digunakan adalah kotoran ayam karena memiliki unsur hara yang lengkap untuk menumbuhkan pakan alami, mudah terurai dan kandungan amoniaknya tidak terlalu tinggi. Pemupukan dilakukan untuk menyuburkan tanah sekaligus menumbuhkan pakan alami seperti Fitoplankton, Zooplankton dan Bentos yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan larva dan benih ikan gurami. Setelah itu dilakukan pengisian air dan dibiarkan selama 7 hari untuk memberi kesempatan pupuk terurai dan menumbuhkan pakan alami bagi benih gurami. Persediaan pakan alami ini dapat memenuhi kebutuhan benih ikan selama 11 s.d 14 hari. Di dasar kolam dekat pintu pemasukan air sebaiknya ditanami ganggang Hydrilla verticilata sebagai tempat berlindung dan mencari makan benih ikan gurami. (2). Pembenihan a. Tahan pemijahan 1). Pemeliharaan induk Induk-induk disimpan dalam kolam penyimpanan induk. Seekor induk membutuhkan luas kolam kurang lebih 5 meter dengan dasar kolam berpasir dan kedalaman air sekitar 75-100 cm. Pakan yang diberikan adalah daun-daunan sebanyak kurang lebih 5% dari berat populasi dan pakan diberikan pada setiap sore hari. Makanan tambahan dapat diberikan berupa pelet sebanyak 0,5-1% dari berat populasi. Pemberian pelet untuk induk dibatasi untuk mencegah timbunan lemak pada induk karena dapat mempengaruhi jumlah telur yang dihasilkan. Ukuran berat induk jantan sekitar 2-3 kg/ekor dan induk betina 2-2,5 kg/ekor. Induk gurami dapat dipijahkan 2 kali dalam setahun selama usia produktif (5 tahun) . Induk gurami dapat dipijahkan tidak lebih dari 10 kali karena jika lebih dari 10 kali memijah dikhawatirkan fekunditas (yaitu daya tetas telur menjadi larva), rendah dan mortalitas telur dan benih yang dihasilkan meningkat. 2). Penebaran induk dan proses pemijahan Setelah proses pematangan gonad (yaitu organ hewan yang menghasilkan sperma dan telur) di kolam penampungan telah mencapai puncaknya, induk dimasukkan ke dalam petak kolam pemijahan. Luas kolam yang diperlukan untuk pemijahan adalah kurang lebih 20 m2 per pasang induk yang terdiri dari 1 ekor pejantan dan 3-4 ekor betina. Untuk mengetahui apakah induk telah siap memijah dapat diketahui dari ciri-ciri sebagai berikut : Induk betina - Bagian perut belakang sirip dada kelihatan menggembung - Sisik -sisik agak terbuka Induk jantan - Kedua belah rusuknya bagian perut membentuk sudut tumpul - Tingkahnya sangat agresif Foto 4 : Kolam Induk. Kolam induk yang luas dapat disekat menjadi beberapa bagian dengan menggunakan pagar bambu Induk jantan akan membuat sarang setelah 15-30 hari dilepaskan dalam kolam pemijahan. Oleh karena itu dipersiapkan perlengkapan kolam pemijahan terdiri dari sosog, anjang-anjang dan bahan sarang. Sosog sebagai tempat sarang terbuat dari bambu yang dipasang di bawah permukaan air. Anjang-anjang adalah tempat meletakkan bahan sarang yang terbuat dari bambu dengan lubang anyaman 10×10 cm di pasang di atas permukaan air. Bahan sarang berupa ijuk halus, serabut kelapa atau serat karung. Satu ekor jantan dapat membuat 2 buah sarang. Pembuatan sarang berlangsung selama 1 minggu. Pemijahan berlangsung sekitar 2 hari setelah pembuatan sarang. Induk gurami betina melepaskan telurnya ke sarang dan induk jantan menyemprotkan spermanya sehingga terjadi pembuahan. Telur-telur yang jatuh ke dasar kolam di ambil oleh induk jantan dengan mulutnya kemudian di masukkan dalam sarang. Pemijahan berlangsung 2-3 hari dan sementara pemijahan berlangsung induk betina menjaga sarang. Sarang yang berisi telur kemudian ditutup dan di jaga oleh induk jantan. Untuk menjaga sirkulasi dan pasokan oksigen ke dalam sarang, induk betina menggerak-gerakkan sirip ekor ke arah sarang. Satu ekor betina dapat menghasilkan 3.000-4.000 butir, bahkan ada yang mencapai 10.000 butir telur. Tanda telah terjadi pemijahan adalah terciumnya bau amis dan permukaan air di atas sarang terlihat berminyak. b. Penetasan telur Telur dapat diambil 1 hari setelah pemijahan. Telur-telur ini kemudian dipisahkan dari sarangnya dan dicuci dengan air bersih untuk menghilangkan lemak yang menempel pada telur kemudian ditetaskan dalam wadah yang sudah disiapkan. Telur dapat menetas dalam waktu 30-35 jam setelah dilepaskan induknya. Penetasan telur dapat dilakukan di bak plastik berdiameter 60 cm. Bak dapat diisi sampai 1.000 butir. Benih yang baru menetas mendapat makanan dari sisa-sisa kuning telur yang ada pada tubuhnya. Setelah cadangan makanan tersebut habis (± 10 hari), larva baru diberi pakan berupa pakan alami (misalnya tubifex) secukupnya dan dipelihara hingga menjadi larva dengan berat 0,5 gram selama ± 30 hari. Perawatan larva juga dapat dilakukan di kolam sawah sebagai pernyeling di sawah pada sistem mina padi dengan cara mengambil larva yang berumur ± 7 hari yaitu menjelang kuning telurnya habis. Larva di tebar di sawah dengan kepadatan 10 ekor/m2 dan dapat dipelihara selama 1 bulan. Foto 5 : Telur. Telur ikan gurami sudah dapat diperjualbelikan Foto 6 : Telur yang Telah Menetas Menjadi Larva (3). Pendederan a. Penebaran benih Sebelum benih ukuran 0,5 sampai 25 gram ditebar terlebih dahulu dilakukan pemilihan benih yang berkualitas baik untuk menjamin kualitas produksi ikan yang dipelihara. Dalam pemilihan benih tebaran yang perlu diperhatikan antara lain : Kondisi benih sehat, tidak cacat/luka dan gerakan lincah Warna sisik tidak terlalu hitam Sisik tubuh lengkap/tidak ada yang lepas Tubuh tidak kaku Ukuran seragam Penebaran benih dilakukan 5 hari setelah pemupukan, dengan padat tebar dan tinggi air sesuai ukuran benih (lihat Tabel 4.3). Penebaran dilakukan pada pagi atau sore hari pada saat suhu udara rendah. Sebelum ditebar, dilakukan penyesuaian suhu air dalam wadah angkut dengan suhu air kolam (proses aklimitasi) dengan cara memasukkan air kolam sedikit demi sedikit secara perlahan ke dalam wadah angkut. Setelah terjadi penyesuaian suhu, wadah angkut dimasukkan ke dalam kolam. Air akan bercampur sedikit demi sedikit dan ikan-ikan akan keluar dan berenang ke tengah kolam. Foto 7 : Benih Ikan Gurami. Masing-masing daerah sentra ikan gurami mempunyai sebutan ukuran yang berbeda dalam perdagangannya. Di pasar ikan Purbalingga disebut (ki-ka) ukuran 2 jari, bungkus korek, 3 jari dan tampelan Tabel 4.3. Padat tebar benih, tinggi air dan jenis pakan Tahap D1 Tinggi Air 30-40 cm, Padat Tebar/M2 40-60 ekor, Jenis pakan : Pakan alami (zooplanton), tubifex, tepung ikan atau pelet halus Tahap D2 Tinggi Air 40-50 cm, Padat Tebar/M2 30-40 ekor, Jenis pakan : Tepung ikan, bungkil atau pelet remah Tahap D3 Tinggi Air 50-60 cm, Padat tebar /M2 20-30 ekor, jenis pakan : Pelet remah/pelet kecil Tahap D4 Tinggi Air 60-80 cm, Padat tebar/M2 ± 20 ekor, Jenis Pakan: Pelet atau daun-daunan (sente, talas, kajar) Tahap D5 Tinggi Air 80-100 cm, Padat tebar ± 20 ekor, Jenis Pakan : Pelet dan atau daun-daunan b. Pemberian pakan Selama masa pertumbuhannyam ikan gurami mengalami perubahan tingkah laku makan (feeding habit) yang sangat signifikan. Larva bersifat karnivora (pemakan daging) sampai dengan ukuran dan umur tertentu, sedangkan juvenil muda bersifat omnivora (pemakan segala) dan setelah ukuran induk menjadi herbivora (pemakan daun). Pola perubahan tersebut terkait dengan pola perubahan enzimatik dalam saluran pencernaannya. Adapun jenis pakan ikan gurami terdiri dari pakan alami (organik) berupa daun-daunan maupun pakan buatan (anorganik), berupa pelet. Pakan alami yang digunakan antara lain daun sente (Alocasia macrorrhiza (L), Schott), pepaya (Carica papaya Linn), keladi (Colocasia esculenta Schott), ketela pohon (Manihot utililissima Bohl), genjer (Limnocharis flava (L) Buch ), Kimpul (Xanthosoma violaceum Schott), Kangkung (Ipomea reptans Poin), Ubi jalar (Ipomea batatas Lamk), ketimun (Cucumis sativus L), labu (Curcubita moshata Duch en Poir), dadap (Erythrina sp). Foto 8 : Daun Sente. Merupakan salah satu pakan ikan gurami yang lazim digunakan Bahan makanan buatan berupa pelet dibuat dari bahan makanan ternak, baik hewani maupun nabati. Komposisinya dapat diatur sedemikian rupa untuk memenuhi kebutuhan ikan. Daftar bahan makanan yang dapat di buat pelet adalah sebagai berikut : Tabel 4.4. Kadar protein beberapa jenis bahan makanan Jenis Bahan Makan, Kadar Protein, (dlm%-an bobot) Tepung ikan 60 Tepung daging/ayam 80 Tepung udang 46 Tepung darah 85 Tepung kedele 36 Tepung gandrung 9 Dedak halus 15 Kacang hijau 23 Bungkil biji kapuk 27 Sumber : Budidaya Gurami, M Sitanggang Komposisi makanan yang ideal bagi pertumbuhan ikan adalah makanan yang berkadar protein 40%. Namun untuk efisiensi biaya, persentase pemberian makanan buatan ini hendaknya disesuaikan dengan persediaan makanan yang telah ada dalam kolam. Bila masih cukup banyak, cukup diberikan makanan buatan dengan kadar protein 20-30% saja. Pengaturan komposisi makanan yang cukup menggunakan 3 bahan makanan, misalnya 33 bagian tepung ikan, 2 bagian tepung daging dan 65 bagian dedak halus, dengan perhitungan kadar protein keseluruhan adalah sebagai berikut (M. Sitanggang, Budidaya Gurami, 1990) : (60/10×33)+(80/100×2)+(15/100×65) = 31,1 % Selain pakan buatan buatan pabrik berupa pelet, pembudidaya dapat pula membuat sendiri pakan ikan. Pembuatan pakan buatan sendiri akan menurunkan biaya produksi karena lebih murah. Adapun bahan-bahan yang biasanya digunakan untuk pakan benih ikan adalah dedak, ikan asin, bungkil dan minyak ikan. Jenis pakan ikan gurami dapat dilihat pada Tabel 4.3. Untuk benih yang masih kecil diberi pakan yang berukuran kecil berupa zooplankton, tubilex dll dimana seiring dengan semakin besarnya ikan makan dapat mnggunakan pakan dengan ukuran yang lebih besar dan pakan berupa daun-daunan. Pada usaha budidaya yang hanya menggunakan pakan daun-daunan (teknologi tradisional) pertumbuhan ikan relatif lambat. Sebagai gambaran, berdasarkan pengalaman pembudidaya pemeliharaan benih ikan ukuran 200 gram dengan hanya diberi pakan daun-daunan saja membutuhkan waktu 1 tahun untuk mencapai ukuran 500 gram, sedangkan jika menggunakan pelet dan daun-daunan hanya membutuhkan waktu 4 bulan untuk mencapai ukuran 500 gram. Sehingga dianjurkan untuk dilakukan kombinasi antara daun-daunan dengan pelet. Kebutuhan pakan berupa pelet per hari adalah 3% dari berat ikan namun jika pakan berupa daun-daunan kebutuhan pakan perhari sebanyak 5-10% dari berat ikan. Untuk penggunaan pakan secara kombinasi diberikan pelet sebanyak 1,5% per hari dari berat ikan dan hijauan sebanyak 5% per hari dari berat ikan. Pemberian pakan secara teratur dalam jumlah yang tepat dapat menghasilkan pertumbuhan ikan gurami yang optimal. Konversi pakan untuk pemeliharaan dalam kolam adalan 1,5-2%, artinya untuk menghasilkan 1 kg daging ikan memerlukan pakan sebanyak 1,5 kg sampai dengan 2 kg. Untuk memberikan pakan yang tepat sesuai kebutuhan dilakukan sampling berat ikan. c. Pemanenan Pemanenan ditahap pendederan dilakukan setelah benih mencapai berat 20-25 gram. Dalam pelaksanaan pemanenan yang perlu diperhatikan antara lain : Waktu pemanenan sebaiknya pagi atau sore hari Untuk memudahkan penangkapan, sebelum dilakukan penangkapan perlu dimasukkan daun pisang ke dalam kolam sebagai tempat berkumpulnya benih ikan. Proses penangkapan dilakukan secara hati-hati sehingga tidak sampai menyebabkan lepasnya sisik terutama pada bagian punggung Penangkapan benih ikan di kolam dilakukan pada kondisi temperatur air rendah dan tidak dalam kondisi hujan. Saat penangkapan kedalaman air kolam dibiarkan setinggi 20-30 cm. Pengangkutan benih juga sebaiknya dilakukan pada pagi/sore hari. Wadah angkut yang digunakan berupa drum (Volume 200 lt) atau jerigen. Drum diisi air setengan dari volume, posisi drum ditidurkan. Jumlah benih dalam setiap drum berkisar antara 10-15 kg tergantung lamanya proses pengangkutan. Setelah pemanenan, benih di jual kepada pengusaha pembesaran gurami atau dipelihara lagi di kolam lain untuk mendapatkan ukuran ikan yang lebih besar. Untuk mengupayakan agar tingkat kematian benih rendah, dalam pengiriman benih menggunakan jerigen atau drum yang diisi air bersih dan selama pengiriman benih ikan tidak diberi pakan (perut dikosongkan). Foto 9 : Wadah dan Alat Angkut Benih. Benih yang siap dijual ditampung dalam jerigen yang dibuka dibagian sisinya dan diangkut dengan kendaraan angkut (4). Pembesaran Dalam tahapan pembesaran, luas kolam optimal sekitar 200 m2 dengan konstruksi kolam berupa kolam tanah. Kedalaman air kolam sekitar 1 m dari dasar kolam dibuat tidak terlalu berlumpur. Persiapan kolam dalam tahapan ini tidak jauh berbeda dengan persiapan yang dilakukan pada tahap pendederan. Ikan yang dipelihara dapat berukuran berat 200-250 gram/ekor dan ditebar dengan kepadatan benih ± 1 -2 kg/m2. Pakan yang diberikan terdiri dari pelet dengan jumlah pemberian sebanyak 1,5 – 2% pada pagi dan sore hari serta daun-daunan sebanyak 5% diberikan pada sore hari. Dalam waktu 4 bulan ikan akan mencapai ukuran konsumsi dengan berat 500-700 gram/ekor. Pemanenan dilakukan sama seperti pada tahap pendederan, hanya saja pada tahap pembesaran pemanenen sebaiknya tanpa menggunakan alat tangkap. Foto 10 : Ikan Gurami Konsumsi Dipasarkan dengan berat di atas 500 gram HAMA DAN PENYAKIT Hama yang biasanya menganggu ikan gurami adalah ikan liar pemangsa seperti gabus (Ophiocephalus striatur BI), belut (Monopterus albus Zueiw), lele (Clarias batrachus L) dan lain-lain. Musuh lainnya adalah biawak (Varanus salvator Dour), kura-kura (Tryonix cartilagineus Bodd), katak (Rana spec), ular dan bermacam-macam jenis burung. Beberapa jenis ikan peliharaan seperti tawes, mujair dan sepat dapat menjadi pesaing dalam perolehan makanan. Oleh karena itu sebaiknya benih gurami tidak dicampur pemeliharaannya dengan jenis ikan yang lain. Untuk menghindari gurami dari ikan-ikan pemangsa, pada pipa pemasukan air dipasangi serumbung atau saringan ikan agar hama tidak masuk dalam kolam. (2). Penyakit Gangguan penyakit dapat berupa penyakit non parasiter dan penyakit parasiter. Gangguan penyakit dapat lebih mudah menyerang ikan gurami pada saat musim kemarau dimana suhu menjadi lebih lebih dingin. Penyakit non parasiter adalah penyakit yang timbul bukan karena serangan parasit, tapi biasanya bersumber dari faktor lingkungan fisika dan kimia air dan makanan. Penyakit ini bisa berupa pencemaran air karena adanya gas beracun seperti asam belerang atau amoniak, kerusakan akibat penangkapan atau kelainan tubuh karena keturanan. Untuk mengetahui gangguan yang dialami oleh ikan yang dipelihara dapat diketahui dari pengamatan terhadap ikan. Bila ada gas beracun dalam air, ikan biasanya lebih suka berenang pada permukaan air untuk mencari udara segar. Penyakit parasiter diakibatkan parasit. Parasit adalah hewan atau tumbuh-tumbuhan yang berada pada tubuh, insang, maupun lendir inangnya dan mengambil manfaat dari inang tersebut. Parasit dapat berupa udang renik, protozoa, cacing, bakteri, virus, jamur dan berbagai mikroorganisme lainnya. Berdasarkan letak penyerangannya parasit dibagi menjadi dua kelompok yaitu ektoparasit yang menempel pada bagian luar tubuh ikan dan endoparasit yang berada dalam tubuh ikan. Ciri-ciri ikan yang terkena penyakit parasiter adalah sebagai berikut : Penyakit pada kulit : Pada bagian tertentu kulit berwarna merah, terutama pada bagian dada, perut dan pangkal sirip. Warna ikan menjadi pucat dan tubuhnya berlendir. Penyakit pada insang : Tutup insang mengembang, lembaran insang menjadi pucat, kadang-kadang tampak semburat merah dan kelabu. Penyakit pada organ dalam : Perut ikan membengkak, sisik berdiri. Kadang-kadang sebaiknya perut menjadi amat kurus, ikan menjadi lemah dan mudah ditangkap. Salah satu parasit yang sering menyerang ikan gurami adalah Argulus indicus yang tergolong Crustacea tingkat rendah yang hidup sebagai ektoparasit, berbentuk oval atau membundar dan berwarna kuning bening. Parasit ini menempel pada sisik atau sirip dan dapat menimbulkan lubang kecil yang akhirnya akan menimbulkan infeksi. Selanjutnya infeksi ini dapat menyebabkan patah sirip atau cacar. Parasit lainnya adalah bakteri Aeromonas hdyrophyla, Pseudomonas, dan cacing Thematoda yang berasal dari siput-siput kecil. Untuk mencegah penyakit ini dapat dilakukan dengan mengangkat dan memindahkan ikan ke dalam kolam lain dan melakukan penjemuran kolam yang terjangkit penyakit selama beberapa hari agar parasit mati. Parasit yang menempel pada tubuh ikan dapat disiangi dengan pinset. Sementara pengobatan bagi ikan-ikan yang penyakitnya lebih berat dapat menggunakan bahan kimia seperti Kalium Permanagat (PK), neguvon dan garam dapur. Selain penggunaan bahan kimia tersebut di atas, petani di daerah Banyumas menggunakan laun lambesar (Chromolaena odorata (L), RM King & H. Robinson ) sebagai antibiotik. Daun lambesan dimasukkan ke dalam kolam sebelum ikan di tebar yaitu pada saat pengolahan kolam. Banyaknya daun lambesan yang dipakai adalah 1 pikul (yaitu kurang lebih 50 kg) untuk luas tanah 25 m2. Penggunaan daun ini adalah 1 untuk 1 masa tanam. Penggunaan obat-obatan kimia untuk ikan konsumsi tidak dilanjutkan mengingat dampak yang tidak baik kepada konsumen. Kalaupun diberikan obat-obatan tidak boleh langsung di jual kepada konsumen akhir. Penggunaan obat-obatan pada ikan konsumsi juga sebaliknya tidak diberikan apabila ikan hendak diekspor. Besarnya ikan-ikan konsumsi yang mati dibuang. Foto 11 : Daun Lambesan Di daerah Banyumas digunakan sebagai antibiotik PENANGANAN BAU LUMPUR PADA DAGING IKAN GURAMI Salah satu permasalah yang dihadapi pada budidaya ikan gurami adalah adanya cita rasa lumpur pada daging ikan gurami yang berasal dari bau yang ditimbulkan oleh lingkungan terutama pada budidaya intensif di kolam dengan sistem air tergenang. Berdasarkan hasil penelitian Balai Penelitian Perikanan Air Tawar, Departemen Kelautan dan Perikanan, bau lumpur secara umum dan khusus pada ikan gurami dapat dihilangkan dengan perlakuan berupa pemberokkan ikan gurami pada air yang bersalinitas 8 atau 12 ppt selama 7 hari. Pemberokan ikan gurami ini mengakibatkan perubahan waktu kulit yang semula sangat mengkilat menjadi kusam, dan tesktur semula lembek (banyak mengandung air dan mudah pemisahaan) menjadi kenyal (struktur daging kompak, kering dan tidak mudah terjadi pemisahan). Setelah pemberokan selama 7 hari ternyata menyebabkan daging ikan terasa sangat gurih. Praktik yang dilakukan oleh petani di daerah Beji Banyumas ikan dari Beji yang bercita-rasa rasa lumpur dikarantina dalam kolam khusus dan hanya di beri pakan berupa daun sente selama kurang lebih 7 hari. Setelah itu cita rasa lumpur yang biasanya telah hilang. Hal ini kemungkinan dikarenakan kualitas air di daerah tersebut yang relatif jernih dan tidak banyak mengandung lumpur. KENDALA PRODUKSI Penyakit sering kali menjadi kendala karena dapat mengakibatkan menurunnya jumlah produksi ikan yang dapat di jual. Untuk mempercepat timbulnya penyakit maka diupayakan untuk menjaga kondisi kolam agar memenuhi persyaratan yang ditetapkan, disamping petani dapat menghubungi dinas atau Balai Benih Ikan setempat. Gangguan musim umumnya terjadi pada saat musim kemarau yang mengakibatkan suhu lebih dingin sehingga oksigen berkurang dan ikan mudah terserah penyakit. Perubahan suhu yang dapat ditoler ikan adalah 5oC. Untuk mengantisipasi perubahan suhu dapat dilakukan pengaturan air masuk dan air keluar. Sikap petani yang masih sulit mengubah pola budidaya ikan ke arah yang lebih intensif dan cendrung tetap mempertahankan pola budidaya yang telah dilakukan secara turun temurun. Akibatnya jumlah produksi gurami yang masih belum dapat memenuhi permintaan pasar. Dalam hal ini Dinas terkait perlu meningkatkan pembinaan kepada petani agar mau menerapkan pola budidaya yang lebih baik. KRITERIA WARNA AIR KOLAM 2/19/2011 06:45:00 AM PERMINA DEMAK (Perkumpulan Masyarakat Perikanan Nusantara) PENGARUH SUHU AIR Suhu berpengaruh terhadap kelangsungan hidup ikan, mulai dari telur, benih sampai ukuran dewasa. suhu air akan berpengaruh terhadap proses penetasan telur dan perkembangan telur. suhu air yang terlalu rendah (dingin) mengakibatkan proses penetesan pada telur ikan akan menjadi lambat, untuk mempertahankan suhu supaya optimal maka pada budidaya pembenihan secara intensif sering menggunakan alat pemanas air (heater) yang biasa digunakan di akuarium atau di bak fiber. suhu air yang diperlukan untuk proses penetasan telur ikan berkisar antara 25 - 30 derajat celcius. di alam naik turunnya suhu air sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup ikan. perubahan suhu air yang terlalu ekstrim akan berdapat buruk terhadap ikan yang dipelihara. akibatnya ikan menjadi stres, dan apabila ikan sudah stress maka ikan tersebut akan rentan terhadap penyakit. suhu akan berpengaruh terhadap laju pertumbuhan ikan bila suhu terlalu rendah maka pertumbuhan ikan yang dipelihara akan lambat tumbuh, karena bila suhu rendah maka proses metabolisme ikan akan menjadi lambat dan nafsu ikan akan menurun. suhu harus tepat yaitu kisaran optimum 25 - 30 derajat celcius WARNA AIR Kriteria warna air tambak yang dapat dijadikan acuan standar dalam pengelolaan kualitas air adalah seperti di bawah ini: 1. Warna air tambak hijau tua yang berarti menunjukkan adanya dominansi chlorophyceae dengan sifat lebih stabil terhadap perubahan lingkungan dan cuaca karena mempunyai waktu mortalitas yang relatif panjang. Tingkat pertumbuhan dan perkembangannya yang relatif cepat sangat berpotensi terjadinya booming plankton di perairan tersebut. 2. Warna air tambak kecoklatan yang berarti menunjukkan adanya dominansi diatomae. Jenis plankton ini merupakan salah satu penyuplai pakan alami bagi udang, sehingga tingkat pertumbuhan dan perkembangan udang relatif lebih cepat. Tingkat kestabilan plankton ini relatif kurang terutama pada kondisi musim dengan tingkat curah hujan yang tinggi, sehingga berpotensi terjadinya plankton collaps dan jika pengelolaannya tidak cermat kestabilan kualitas perairan akan bersifat fluktuatif dan akan mengganggu tingkat kenyamanan udang di dalam tambak. 3. Warna air tambak hijau kecoklatan yang berarti menunjukkan dominansi yang terjadi merupakan perpaduan antara chlorophyceae dan diatomae yang bersifat stabil yang didukung dengan ketersediaan pakan alami bagi udang. Standar warna air tambak seperti tersebut di atas merupakan acuan praktis dalam mengidentifikasi jenis plankton sebagai upaya pendeteksian masalah kualitas perairan secara dini. Selain warna standar tersebut ada beberapa warna air tambak yang biasa dijumpai dalam kegiatan usaha budidaya udang, yaitu antara lain: 1. Warna air tambak kekuningan yang berarti menunjukkan adanya dominansi phytoplankton jenis cyanophyceae. Pada kondisi perairan tambak seperti ini biasanya udang berwarna lebih pucat dari biasanya disertai dengan penurunan nafsu makan udang dan jika tidak segera diantisipasi dapat menimbulkan kerusakan pada hepatopanchreas udang. 2. Warna air tambak hijau pupus yang berarti menunjukkan adanya dominansi phytoplankton jenis dynophyceae dampak yang ditimbulkan relatif sama dengan point (1). 3. Warna air tambak biru kehijauan yang berarti menunjukkan adanya dominansi blue green algae dampak yang ditimbulkan relatif sama dengan point (1). 4. Kamuflase green color, pada kondisi ini tambak seolah-olah berwarna kehijauan tapi pada dasarnya tidak/kurang mengandung plankton. Hal ini terjadi biasanya pada tambak yang kandungan bibit planktonya sangat kurang tetapi kegiatan pemupukan berjalan terus, sehingga warna yang ditimbulkan adalah warna karena pengaruh cuaca. Kejadian ini dapat diketahui dengan mengukur kecerahan perairan tambak yang biasanya sangat tinggi, atau dengan melihat warna air yang ada pada kincir air yang sedang dioperasikan. Identifikasi jenis plankton di perairan tambak secara praktis dengan melihat warna perairan seperti telah diuraikan di atas perlu ditunjang dengan pengamatan dan analisis laboratorium secara berkala untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat. Kegiatan ini dilakukan dengan cara pengambilan sampel perairan dan sampel udang dari petakan-petakan tambak baik yang bermasalah maupun yang tidak terkena masalah, sehingga dapat diambil perbandingannya. penyakit ikan Bacterial Fin/Tail Rot/Pseudomoniasis Bacterial Fin/Tail Rot/Pseudomoniasis Penyebab : Pseudomonas spp. BioEkologi Patogen : • Merupakan bakteri gram negatif dan non-spora. Bakteri ini bersifat aerobik. dengan ukuran 3 um x 0,5 um, motil, memproduksi pigmen fluorescent. dan berkembang biak di tanah dan air. • Berbahaya terutama pada ikan air tawar (meskipun juga dapat menyerang ikan laut dan payau) serta dapat berakibat kematian yang tinggi karena penyakit ini menular dalam waktu cepat bila kondisi perairan memungkinkan. • Penularan serta penyebaran penyakit melalui kontak langsung dengan ikan yang sakit atau dengan lingkungan yang tercemar. • Serangannya bisa terjadi kalau ikan rentan atau lemah akibat lapar. pakan tidak cocok. dingin, atau kondisi air tidak balk. Gejala Klinis • Ikan lemah bergerak lambat. bernafas megap-megap di permukaan air. • Warna insang pucat dan warna tubuh berubah gelap. • Terdapat bercak-bercak merah pada bagian luar tubuhnya dan kerusakan pada sirip, insang dan kulit • mula-mula lendir berlebihan, kemudian timbul perdarahan •sirip dan ekor rontok (membusuk) • perdarahan. perut ikan menjadi kembung yang dikenal dengan dropsy. Diagnosa : • isolasi dan identifikasi bakteri melalui uji bio-kimia. Pengendalian : • Menghindari terjadinya stress (fisik, kimia, biologi) • Memperbaiki kualitas air secara keseluruhan, terutama mengurangi kadar bahan organik terlarut dan/atau meningkatkan frekuensi penggantian air baru • Pengelolaan kesehatan ikan secara terpadu (ikan, lingkungan dan patogen) • Kurangi pemberian pakan dan jumlah ikan dalam kolam • Perendaman dalam larutan PK 20 ppm selama 30 menit. Penyakit Mycobacteriosis/Fish Tuberculosis (TB) Penyebab : Mycobacterium marinum (air laut) dan M. fortuitum (air tawar) Bio — Ekologi Pathogen • Bakteri gram positif, berbentuk batang pendek dan non-motil. • Kolam tadah hujan dan pekarangan dengan sumber air terbatas lebih rentan terhadap infeksi jenis penyakit ini. • Menunjukkan gejala yang variatif, namun sering pula tidak menunjukkan gejala klinis sama sekali. • Pola serangan mycobacteriosis bersifat kronik - sub akut, baik pada ikan air tawar, payau maupun ikan air laut. • Suhu optimum berkisar 25-35°C, tetapi masih dapat tumbuh baik pada suhu 18-20 °C. Gejala Klinis : • Hilang nasfu makan, lemah, kurus, mata melotot (exopthalmia) serta pembengkakan tubuh. • Apabila menginfeksi kulit, timbul bercak-bercak merah dan berkembang menjadi luka, sirip dan ekor geripis. • Pada fase infeksi lanjut, secara internal telah terjadi pembengkakan empedu, ginjal dan hati; serta sering ditemukan adanya tubercle/nodule yang berwarna putih kecoklatan. • Pertumbuhan lambat, warna pucat dan tidak indah terutama untuk ikan hias. • Lordosis, skoliosis, ulser dan rusaknya sirip (patah-patah) dapat terjadi pada beberapa ekor ikan yang terserang. Diagnosa : • Isolasi dengan menggunakan media selektif, dan diidentifikasi melalui uji bio-kimia. • Deteksi gen bakteri melalui teknik polymerase chain reaction (PCR) Pengendalian : • ikan yang terinfeksi segera diambil dan dimusnahkan • Hindari penggunaan air dari kolam yang sedang terinfeksi bakteri tersebut. • Memperbaiki kualitas air secara keseluruhan, terutama mengurangi kadar bahan organik terlarut dan/atau - meningkatkan frekuensi penggantian air baru • Pengelolaan kesehatan ikan secara terpadu (ikan, lingkungan dan patogen) • Perendaman Chloramine B atau T 10 ppm selama 24 jam dan setelah itu dilakukan pergantian air baru. Penyakit ikan : Penyakit Streptococciasis Penyebab : Streptococcus agalactiae, S. iniae, Bio — Ekologi Pathogen : • Bakteri gram positif, berbentuk bulat kecil (cocci), bergabung menyerupai rantai, non-motil, koloni transparan dan halus. • Infeksi Streptococcus iniae sering terjadi pada budidaya ikan air laut (kakap, kerapu), sedangkan S. agalactiae lebih banyak ditemukan pada ikan budidaya air tawar (nila). • Pola serangan kedua jenis bakteri tersebut umumnya bersifat kronik – akut. • Target organ infeksi Streptococcus spp. banyak ditemukan di otak dan mata. sehingga disebut "syndrome meningoencephalitis dan panophthalmitis". Penyakit ini sering dilaporkan pada sistem budidaya intensif, lingkungan perairan tenang (stagnant) dan/atau sistem resirkulasi, • Secara kumulatif, akibat serangan penyakit ini dapat menimbulkan mortalitas 30-100% dari total populasi selama masa pemeliharaan: dan penyakit ini merupakan kendala potensial yang harus diantisipasi berkenaan dengan program intensifikasi dan peningkatan produksi nila nasional. Gejala Klinis : • Menunjukkan tingkah laku abnormal seperti kejang atau berputar serta mata menonjol (exopthalmus). • Nafsu makan menurun, lemah, tubuh berwarna gelap, dan pertumbuhan lambat. • Warna gelap di bawah rahang, mata menonjol, pendarahan, perut gembung (dropsy) atau luka yang berkembang menjadi borok. • Adakalanya. tidak menunjukkan gejala klinis yang jelas kecuali kematian yang terus berlangsung. • Pergerakan tidak terarah (nervous) dan pendarahan pada tutup insang (operculum). • Sering pula ditemukan bahwa ikan yang terinfeksi terlihat normal sampai sesaat sebelum mati. Diagnosa • Isolasi dan identifikasi bakteri melalui uji bio-kimia. • Deteksi gen bakteri melalui teknik polymerase chain reaction (PCR) Pengendalian: • Desinfeksi sarana budidaya sebelum dan selama proses pemeliharaan ikan • Pencegahan secara dini (benih) melalui vaksinasi anti-Streptococcus spp. • Pemberian unsur immunostimulan (misalnya penambahan vitamin C pada pakan) secara rutin selama pemeliharaan • Memperbaiki kualitas air secara keseluruhan, terutama mengurangi kadar bahan organik terlarut dan/atau meningkatkan frekuensi penggantian air baru • Pengelolaan kesehatan ikan secara terpadu (ikan, lingkungan dan patogen) penyakit ikan Columnaris Disease Penyebab : Flavobacterium columnare atau Fexibacterium columnare Bio-Ekologi patogen: • Bakteri gram negatif, berbentuk batang kecil, bergerak meluncur, dan terdapat di ekosistem air tawar. • Sifat bakteri ini adalah berkelompok membentuk kumpulan seperti column. • Serangan sering terjadi pada kelompok ikan pasca transportasi. • Sifat serangan umumnya sub acut — acut, apabila insang yang dominan sebagai target organ, ikan akan mati lemas dan kematian yang ditimbulkannya bisa mencapai 100%. Gejala klinis : • Luka di sekitar mulut, kepala, badan atau sirip. Luka berwarna putih kecoklatan kemudian berkembang menjadi borok. • Infeksi di sekitar mulut, terlihat seperti diselaputi benang (thread-like) sehingga sering disebut penyakit "jamur mulut". • Di sekeliling luka tertutup oleh pigmen berwarna kuning cerah. • Apabila menginfeksi insang, kerusakan dimulai dari ujung filamen insang dan merambat ke bagian pangkal, akhirnya filamen membusuk dan rontok (gill rot). Diagnosa : • Pengamanatan preparat tetes gantung secara mikroskopis (400x) untuk melihat adanya kolom bakteri pada organ target infeksi. • Isolasi dan identifikasi melalui uji bio-kimia. Pengendalian : • Menghindari terjadinya stress (fisik, kimia, biologi) • Mengurangi kadar bahan organik terlarut dan/atau meningkatkan frekuensi penggantian air baru • Melalui perendaman dengan beberapa bahan kimia seperti ✓ Garam dapur 0,5% atau kalium permanganat 5 ppm selama 1 hari ✓ Acriflavine 5-10 ppm melalui perendaman selama beberapa hari. ✓ Chloramin B atau T 18-20 ppm melalui perendaman selama 2-3 hari. ✓ Benzalkonium chloride pada dosis 18-20 ppm selama 2-3 hari ✓ Oxolinic acid pada dosis 1 ppm selama 24 jam Isopodiasis - penyakit ikan Penyebab : Nerocilla orbiguyi, Alitropus typus, dll. Bio-Ekologi Patogen : • Isopod yang merupakan parasit pemakan darah "blood feeder' yang berukuran relatif besar (10-50 mm), dan tubuhnya terdiri dari beberapa segmen yang dilengkapi dengan sepasang mata. • Menginfeksi pada semua stadia ikan dan hampir semua jenis ikan rentan terhadap infeksi parasit ini terutama pada ikan-ikan bersisik. • Menempel pada permukaan tubuh ikan, di dalam mulut, lubang hidung atau tutup insang. • Penularan terjadi secara horizontal, dan pemicunya antara lain karena kondisi perairan dan kepadatan yang tinggi. Gejala Klinis : • Luka serta pendarahan pada tempat gigitan, dan secara visual parasit ini tampak menempel pada tubuh ikan terutama di bawah sisik atau pada pangkal sirip. • Hilang keseimbangan, lemah, dan nafsu makan turun. • Nekrosa pada jaringan insang atau kulit ikan. • Ikan lambat tumbuh, bahkan sering mengakibatkan kematian karena mengalami anemia atau karena infeksi sekunder oleh bakteri. Diagnosa : • Secara visual terlihat adanya parasit yang menempel pada tubuh ikan. Pengendalian: • Merontokkan parasit dalam wadah terbatas dengan bahan kimia yang mengandung bahan aktif dichlorfos pada konsentrasi 5 — 7 ppm selama 60 menit. • Setelah parasit rontok, ikan dipindahkan ke wadah lain untuk mencegah adanya infeksi sekunder oleh bakteri pada bekas gigitan parasit. • Menggunakan spot light pada malam hari untuk mengumpulkan parasit tersebut pada satu lokasi, kemudian diangkat dengan jaring. Argulosis - penyakit ikan Penyebab : Argulus sp. Bio-Ekologi Patogen : • Parasit ini dikenal sebagai "kutu ikan" dan penghisap darah, berbentuk datar. dan lebih nampak seperti piring. • Melukai tubuh ikan dengan bantuan enzim cytolytic, selain pada kulit, kutu ini juga sering dijumpai di bawah tutup insang ikan. • Hampir semua jenis ikan air tawar rentan terhadap infeksi parasit ini. • Pada intensitas serangan yang tinggi. ikan dewasapun dapat mengalami kematian karena kekurangan darah. Gejala Klinis : • Secara visual parasit ini tampak seperti kutu yang menempel pada tubuh ikan. disertai dengan pendarahan di sekitar tempat gigitannya. • Iritasi kulit, hilang keseimbangan, berenang zig-zag, melompat ke permukaan air dan menggosok-gosokkan badannya pada benda keras yang ada di sekitarnya. Diagnosa : • Secara visual terlihat adanya parasit yang menempel pada tubuh ikan Pengendalian: • Pengeringan dasar kolam yang diikuti dengan pengapuran. • Perendaman dapat dilakukan dengan: ✓ Larutan Dylox pada dosis 0,25 ppm selama 24 jam atau lebih di kolam. ✓ Larutan Amonium Klorida (NH4CI) pada dosis 1,0 -1,5% selama 15 menit, atau garam dapur pada dosis 1,25% selama 15 menit. ✓ Larutan Dichlorvos 0,2 mg/L selama 24 jam atau lebih, setiap minggu selama 4 minggu berturut-turut ✓ Garam dapur 500 – 1000 ppm selama 24 jam atau lebih, diulang setiap minggu selama 4 kali pemberian ✓ Potassium permanganate (PK) 2-5 mg/L selama 24 jam atau lebih. Lerniasis (penyakit Ikan) Penyebab : Lemaeae cyprinaceae dan L. arcuata Bio — Ekologi : • Parasit ini dikenal sebagai cacing jangkar (anchor worm). • Menempel ke tubuh ikan dengan "jangkar" yang menusuk dan berkembang di bawah kulit. • Badan parasit dilengkapi dengan dua buah kantung telur akan terlihat menggantung di luar tubuh ikan. • Hampir semua jenis ikan air tawar rentan terhadap infeksi parasit ini, terutama yang berukuran benih. • Pada tingkat infeksi yang tinggi dapat mengakibatkan kasus kematian yang serius. Gejala Klinis : • Terlihat menyerupai panah yang menusuk tubuh ikan. Terkadang pada tubuh parasit ditumbuhi lumut sehingga ikan yang terinfeksi terlihat seperti membawa bendera hijau • Terjadi luka atau pendarahan pada lokasi tempat penempelannya. Pada benih ikan dalamnya tusukan bisa mencapai organ dalam sehingga dapat mengakibatkan kematian Diagnosa : • Secara visual terlihat adanya parasit yang menempel pada tubuh ikan Pengendalian : • Pengendapan dan penyaringan air masuk. • Pemusnahan ikan yang terinfeksi dan pengeringan dasar kolam yang diikuti dengan pengapuran. • Perendaman dengan : ✓ Larutan formalin pada 250 ppm selama 15 menit. ✓ Larutan Abate pada dosis 1 ppm (akuarium) dan 1,5 ppm (kolam) ✓ Larutan Dichlorvos 0,2 mg/L selama 24 jam atau lebih, setiap minggu selama 4 minggu berturut-turut Benediasis ( penyakit ikan ) Penyebab: Benedinia sp. dan Neo Benedinia sp. Bio —Ekologi Patogen: • Pemakan darah "blood feeder", menginfeksi ikan air laut, terutama kakap, dan kerapu. • Parasit tergolong pada Capsalid monogenea, yaitu sejenis cacing trematoda. • Kasus serius umumnya terjadi pada budidaya ikan di karamba jaring apung (KJA). • Apabila pada mata dapat menyebabkan kebutaan, dan luka yang diakibatkannya merupakan pintu masuk bagi bakteri penginfeksi sekunder. • Kematian akibat infeksi berat bisa mencapai 30%. Gejala klinis : • Luka serta pendarahan pada tempat gigitan, dan secara visual parasit ini tampak menempel pada tubuh ikan terutama pada sisik atau pada sirip (nampak setelah ikan yang terinfeksi direndam dalam air tawar untuk beberapa menit) • Pada infeksi berat parasit tersebut bisa menginfeksi mata, sehingga mata ikan akan kelihatan memutih. Diagnosa : • Secara visual terlihat adanya parasit yang menempel pada tubuh ikan, kalau ikan ditempatkan dalam air tawar Pengendalian : • Merontokkan parasit dalam wadah terbatas dengan menggunakan air tawar selama 2-5 menit. • Perendaman dalam larutan hydrogen peroxide (H2O2) pada dosis 150 ppm selama 10-30 menit. • Setelah parasit rontok, ikan dipindahkan ke wadah lain untuk mencegah adanya infeksi sekunder oleh bakteri pada bekas gigitan parasit. Penyakit ikan Gyrodactyliasis (cacing Kulit) Penyebab : Gyrodactylus spp. Bio-Ekologi Patogen : • Ekto-parasit, bersifat obligat parasitik dan berkembang biak dengan beranak. • Gyrodactylus sp. tidak memiliki titik mata, dan pada ujung kepalanya terdapat 2 buah tonjolan • Penularan terjadi secara horizontal, pada saat anak cacing lahir dari induknya • Menginfeksi semua jenis ikan air tawar, terutama ukuran benih dan organ target meliputi seluruh permukaan tubuh ikan, terutama kulit dan sirip. Infeksi berat dapat mematikan 30-100% dalam tempo beberapa minggu; terutama sebagai akibat infeksi sekunder oleh bakteri dan cendawan Gejala Klinis : • Nafsu makan menurun, lemah, tubuh berwarna gelap, pertumbuhan lambat, dan produksi lendir berlebih • Peradangan pada kulit disertai warna kemerahan pada lokasi penempelan cacing • Menggosok-gosokkan badannya pada benda di sekitarnya Diagnosa : • Pengamatan secara visual terhadap tingkah laku dan gejala klinis yang timbul • Pengamatan secara mikroskopis untuk melihat morfologi parasit melalui pembuatan preparat ulas dari organ insang. Pengendalian : • Mempertahankan kualitas air terutama stabilisasi suhu air > 29° C • Mengurangi kadar bahan organik terlarut dan/atau meningkatkan frekwensi pergantian air • Ikan yang terserang gyrodactyliasis dengan tingkat prevalensi dan intensitas yang rendah, pengobatan dapat dilakukan dengan perendaman beberapa jenis desinfektan, antara lain: ✓ Larutan garam dapur pada konsentrasi 500-10.000 ppm (tergantung jenis dan umur ikan) selama 24 jam ✓ Larutan Kalium Permanganate (PK) pada dosis 4 ppm selama 12 jam ✓ Larutan formalin pada dosis 25-50 ppm selama 24 jam atau lebih. Penyakit Ikan : Dactylogyriasis (Cacing Insang) Dactylogyriasis (Cacing Insang) Penyebab : Dactylogyrus spp., Cychlidogyrus spp., Quadricanthus spp. Bio-Ekologi Patogen • Ekto-parasit yang bersifat obligat parasitik dan berkembang biak dengan bertelur • Menginfeksi semua jenis ikan air tawar, terutama ukuran benih. Penularan terjadi pada saat face infektif (Onchomiracidium). • Dactylogyrus spp. memiliki 2 pasang titik mata, dan pada ujung kepalanya terdapat 4 buah tonjolan. Cychlidogyrus spp. bentuknya lebih pipih pada kedua ujungnya, dan hanya memiliki sepasang titik mata. Quadricanthus spp. bentuknya mirip Dactylogyrus spp., dan memiliki host species specific target yaitu kelompok ikan catfish. • Infeksi berat dapat mematikan 30-100% dalam tempo beberapa minggu Gejala Klinis : • Warna tubuh pucat, nafsu makan menurun, kurus, gelisah dan lamban • Frekwensi pernapasan meningkat, produksi mukus pada insang berlebih dan sering meloncat-loncat • Berkumpul/mendekat ke air masuk • Insang pucat atau membengkak sehingga operkulum terbuka Diagnosa : • Pengamatan secara visual terhadap tingkah laku dan gejala klinis yang timbul • Pengamatan secara mikroskopis untuk melihat morfologi parasit melalui pembuatan preparat ulas dari organ insang. Pengendalian : • Mempertahankan kualitas air terutama stabilisasi suhu air > 29 derajat celcius • Mengurangi kadar bahan organik terlarut dan/atau meningkatkan frekwensi pergantian air • Ikan yang terserang Dactylogyriasis dengan tingkat prevalensi dan intensitas yang rendah, pengobatan dapat dilakukan dengan perendaman beberapa jenis desinfektan, antara lain: ✓ Larutan garam dapur pada konsentrasi 500-10.000 ppm (tergantung jenis dan umur ikan) selama 24 jam ✓ Larutan Kalium Permanganate (PK) pada dosis 4 ppm selama 12 jam ✓ Larutan formalin pada dosis 25-50 ppm selama 24 jam atau lebih ✓ Glacial acetic acid 0,5 ml/L selama 30 detik setiap 2 hari selama 3 – 4 kali Myxosporidiasis (Penyakit Gembil) Penyebab : Myxosporea dari genera Myxobolus, Myxosoma, Thelohanellus, dan Henneguya Bio — Ekologi Patogen : • Myxosporea berbentuk seperti buah pir atau biji semangka (kwaci), terbungkus dalam kista yang berisi ribuan spora. • Memiliki vakuola yang disebut vakuola iodinophilous yang menjadi pembeda dua genera Myxosporea, yaitu Myxosoma (tanpa vakuola iodinophilous) dan Myxobolus (dengan vakuola iodinophilous). • Spora yang dimakan oleh inang dan masuk ke dalam usus akan pecah mengeluarkan sporoplasma, dan bergerak secara amoeboid masuk dalam sirkulasi darah dan terbawa ke organ target infeksi, • Inang umumnya jenis-jenis ikan dari kelompok cyprinidae, labirinth dan salmonidae. Di Indonesia, jenis ikan yang sering terinfeksi myxosporea antara lain benih ikan mas, tawes, sepat. gurame dan tambakan. • Prevalensi serangan bervariasi dari rendah sampai sedang dengan mortalitas berpola kronis Gejala Klinis : • Menginfeksi jaringan ikat tapis insang, tulang kartilag, otot/daging, dan beberapa organ dalam ikan (terutama benih). • Terlihat benjolan putih seperti tumor berbentuk bulat-lonjong menyerupai butiran padi pada insang ikan • Pada infeksi berat. tutup insang (operkulum) tidak dapat menutup sempurna. sirip ekor bengkok dan berwarna gelap • Bengkak-bengkak/gembil di bagian tubuh (kanan/kiri), struktur tulang yang tidak normal • Berenang tidak normal. berdiam di dasar dan akhirnya mati. Diagnosa : • Pengamatan secara visual terhadap tingkah laku dan gejala klinis yang cukup jelas • Pengamatan secara mikroskopis untuk melihat morfologi myxosporidia melalui pembuatan preparat ulas dari organ target infeksi. Pengamatan yang lebih jelas terhadap karakteristik spora diperlukan pewarnaan yang spesifik. Pengendalian : • Persiapan kolam (pengeringan dan desinfeksi kolam) untuk memutus siklus hidup parasit. • Ikan yang terinfeksi segera diambil dan dimusnahkan • Hindari penggunaan air dari kolam yang sedang terinfeksi parasit • Pengendapan yang dilengkapi dengan filtrasi fisik (batu, ijuk, kerikil dan pasir) • Belum ada bahan kimia yang efektif untuk mengobati penyakit ini. KATALOG PRODUK PROBIOTIK http://balma.indonetwork.co.id/profile/balma-jaya.htm PIDAS Aplikasi : * Tuangkan 1-2 tutup botol PIDAS ke dalam 1/ 4 liter air. Aduk sebentar lalu dikocorkan ( rendam 0 pada 1-2 kg pakan pelet. Biarkan dulu selama 5 menit samp[ ai larutan meresap dan pakan mengembang, lalu diberikan pada kolam lele. Jika ikan tidak mau makan, PIDAS boleh langsung diguyur ke air kolam. Pemberian PIDAS dilakukan pagi dan sore selama 3 hari. BENDOZ-A Manfaat : * Membasmi penyakit yang menyerang ikan gurami, nila bawal , koi , mas koki dll baik yang disebabkan oleh jamur , parasit , virus maupun bakteri pathogen lainnya * Menjaga kualitas dan kondisi air tetap stabil setelah hujan atau perubahan suhu tajam * Mengembalikan kondisi ikan kembali sehat dan segar setelah stress/ salat/ munggut * Menenkan tingkat kematian ikan khuisusnya pada ikan umur bibit * Menjaga ketahanan ikan selama proses perjalanan / pengangkutan NUTRISI SIMBA Manfaat : * Membuat ikan dan udang menjadi lahap makan ( nafsu makan tinggi ) * Mempercepat proses moulting udang dan memacu pertumbuhan ikan * Meningkatkan penyerapan protein dan karbohidrat yang terkandung dalam pakan * Mencegah terjadinya macet tumbuh ( kerdil ) * Mencegah stress dan meningkatkan ketahanan ikan dan udang * Mempertahankan kualitas air dan menghilangkan bau busuk ( amis ) kolam * mempercepat proses penyembuhan luka pada tubuh ikan * Mempersingkat waktu panen dan mengurangi bea produksi secara total Super Plankton Fertilizer ( SPF ) Fungsi dan manfaat : * Menyuburkan tanah dasar tambak/ kolam./ empang * Merangsang dan memacu pertumbuhan plankton yang menjadi pakan alami ikan dan udang * Meningkatkan ketahanan hidup dan memacu pertumbuhan ikan dan udang agar lebih berbobot * Menetralisir racun-racun di dasar tambak akibat sisa makanan yang tidak termakan NATURE Fungsi dan Manfaat pemakaian NATURE secara kontinyu : * Memperbaiki struktur tanah dan menyuburkan dasar tambak sehingga pakan alami seperti cacing lur berkembang melimpah * Mengurai racun-racun di dasar tambak seperti amoniak, nitrit, dan sulfit serta membuat kondisi air lebih stabil sehingga ikan / udang tidak gampang stress, lemah, atau terkena penyakit * Menyembuhkan ikan dan udang dari munggut/ salad , penyakit nyala kuning dll * Menumbuhkan plankton sehingga air tambak selalu hijau * Meremajakan lagi tambak yang sudah lama beroperasi agar normal kembali kesuburannya * Mencegah ikan dan udang dari serangan jamur dan bakteri pathogen yang merugikan * Meredam perbedaan suhu yang tajam antara siang dan malam pada musim pancaroba MASTERFISH Manfaat : * Meningkatkan imunitas / kekebalan benih ikan dari terkena stress serangan penyakit atau bakteri pathogen yang mematikan * Meningkatkan daya tetas telor sehingga fertilitasnya tinggi * Menjaga kualitas air kolam sehingga selalu kondusif bagi kesehatan ikan dan udang * Cepat menyembuhkan benih ikan dan udang yang luka atau sakit * Menghindarkan kolam dari terkena blooming sehingga kondisi air tetap stabil tidak berbau dan tidak berbusa RAJALELE Fungsi dan manfaat : * meningkatkan nafsu makan dan memacu pertumbuhan lele secara maksimal * Menambah berat bobot panenan dan mempersingkat lama waktu panen * Mencegah terjadinya macet tumbuh/ kerdil dan menurunkan mortalitas * meningkatkan penyerapan protein pada pakan agar menjadi daging secara maksimal * Menghemat bea pakan secara total * Menghilangkan bau busuk/ amis akibat amoniak dan gas beracun lainnya RAJAGRAMEH Manfaat : * Meningkatkan nafsu makan ikan * Memacu pertumbuhan gurami secara maksimal * Menambah bobot ikan dan mempercepat masa panen * Mencegah terjadinya macet tumbuh ( ikan kerdil ) * Menurunkan tingkat kematian ( mortalitas ) * Menghemat bea pakan secara total * Menghilangkan bau busuk ( amis ) kolam akibat amoniak * Meningkatkan penyerapan protein pakan agar menjadi daging secara maksimal PROBIOTIK GUBA - GUGUS SIMBA Keterangan: Probiotik berisi mikroba lokal isolat alam indonesia untuk meningkatkan produktifitas budidaya perikanan yang ramah lingkungan . Untuk lebih jelasnya silahkan kunjungi www.elabroer.co.cc Katalog Produk: telur, bibit ikan gurami dan ikan gurami konsumsi Negara Asal: Indonesia Cara Pembayaran: Tunai Keterangan: JUAL TELUR, BIBIT IKAN GURAMI UKURAN KUKU, SILET ATAU KOREK SERTA JUAL IKAN GURAMI KONSUMSI UKURAN SESUAI PERMINTAAN HARGA NEGO info 085292149007 REVITALISASI BUDIDAYA LELE SISTEM BOSTER : - Manfaatkan lahan sempit di pekarangan rumah dg media kolam terpal atau beton - Budidaya ramah lingkungan dg sirkulasi, sterilisasi dan tebar probiotik - Budidaya super intensif sampai kepadatan 1000....../m2, dg target panen 1 ton / periode 2,5 - 3 bln dg size 9-10 ekor/kg CARA BUDIDAYA IKAN LELE SISTEM BOSTER I.PERSIAPAN LAHAN 1. Buat kolam yg terbuat dari beton atau terpal dengan ukuran 3m x 3m x 1.25m tinggi atau 3 x 4 m, dengan kontruksi ada bak pembuangan di tengah-tengah dasar kolam untuk kapasitas 10.000... ekor benih/kolam atau padat tebar 1000/m2. 2. Lakukan pencucian awal kolam dengan menebar arang aktif, kemudian di bilas, hari berikut lakukan pengapuran pada sekeliling dinding dan dasar kolam dengan menggunakan kwas. 3. Isi kolam dengan air bersih setinggi 40cm lalu masukan BOSTER MANSTAP, 4. Persiapkan fermentasi dengan bahan ( DEDAK 0,5 kg + BOSTER PLANKTOP 1 tutup merah + BOSTER AQUAENZYM 1 sendok makan + BOSTER AMINO LIQUID 2 tutup merah + air sedikit, masukkan ke dalam plastic / wadah tertutup selama 2x24 jam, bisa di pakai untuk 2 -3 kolam ) 5. 2 – 3 hari kemudian tebar hasil fermentasi tersebut ke kolam pada jam 09 – 10 pagi. 6. Setelah plankton tumbuh dengan baik ditandai perubahan warna air menjadi hijau, benih siap ditebar. II. PENYIAPAN BENIH & PAKAN 1. Siapkan benih yang sehat dengan ukuran 4-6 cm berikan BOSTER PROTEC PLUS pada setiap kantong benih dengan dosis 1 sendok makan. 2. Lakukan aklimatisasi benih, kemudian tebar. Tebar benih sebaiknya di lakukan sore hari. 3. Siapkan pakan / pellet yang sesuai dengan lebar bukaan mulut bibit ikan. III. PEMBESARAN 1. Setelah benih masuk biarkan beberapa jam, setelah benih ikan terlihat lincah dan menyebar merata di kolam mulailah beri pakan pellet sedikit – sedikit. 2. Management pakan meliputi cara pemberian dan program feeding, cara pemberian harus merata dan terkontrol agar semua ikan bisa mendapatkan pakan sesuai porsinya dan menghindari pakan yang tidak termakan. Sedangkan program feeding di sesuaikan dengan umur dan jumlah biomass. Program Feeding : Usia 1 – 10 hari adlibitum ( makan sekenyangnya ). Usia 10 – 30 hari pakan diberikan 5 % dari total Biomas. Usia 30 – 40 hari, pakan diberikan 6 % dari total Biomas. Usia 40 – panen, pakan diberikan 4 % dari total Biomas. Sampling Ikan : Dilakukan mulai umur 10 hari, selanjutnya dilakukan berkala setiap 1 minggu sekali. Yaitu sebagai acuan pemberian pakan selama 1 minggu. Frekwensi pakan dilakukan 5 kali. Pagi jam 07.00 sebanyak 15 % dari total pakan. Siang jam 11.00 sebanyak 10 % dari total pakan. Sore jam 16.00 sebanyak 15 % dari total pakan. Malam jam 20.00 sebanyak 30 % dari total pakan. Malam jam 24.00 sebanyak 30 % dari total pakan. *Untuk siang hari jika suhu terlalu panas pakan sebaiknya tidak di berikan atau di kurangi separohnya untuk menghindari lele kembung dan menggantung. ketika suhu permukaan sedang panas/hangat maka akan terjadi iritasi atau perlukaan pada mulut lele bila hal ini sering dilakukan. *Setiap pemberian pakan, harus dicampur dengan Grotop 2 gr/kg + Premix Aquavita / Vitaliquid 2 gr/kg + Amino Liquid 1/2 tutup/ kg pakan. IV. PENINGKATAN DAYA TAHAN TUBUH / ANTIBODI 1. Berikan asupan imunostimulant dengan BOSTER FISH IMUNOVIT selama 3 hari berturut – turut kemudian hentikan pada hari ke 4, lalu ulangi lagi perlakuan tersebut pada minggu berikutnya. Pencampuran pada pellet bisa digabung dengan supplement lainnya. 2. Menghadapi kondisi cuaca yang fluktuatif agar terhindar dari stress berikan asupan Vitamin C ( BOSTER STRESS OFF ) V. PERAWATAN AIR HARIAN 1. Lakukan sirkulasi awal tebar seminggu sekali sebanyak 20%, kalau sudah umur 1 bulan keatas bisa ditingkatkan intensitasnya 2-3 hari sekali tergantung tingkat pencemaran air. 2. Lakukan sterilisasi air seminggu sekali dengan BOSTER BLUE COPPER 1 ppm 3. Setelah 2 hari tebar probiotik ( BOSTER AQUAENZYMS atau BOSTER SEL MULTI ) di ulang 1-2 hari sekali dengan dosis : ( untuk BOSTER AQUAENZYM :1 sdm larutkan dalam 1 liter air hangat ½-1 jam kemudian tebar ke kolam ) dan atau ( untuk BOSTER SEL MULTI : 1 tutup merah larutkan ke dalam 1 liter air kemudian tebar ke kolam ). 4. Tebar secara berkala BOSTER MANSTAP dan BOSTER PLANKTOP untuk menjaga kestabilan kwalitas air. VI. KEUNGGULAN SISTEM BOSTER 1. Tingkat mortalitas di bawah 10% dengan syarat bibit harus unggul dan sehat 2. Total pemakaian pakan hemat dan bisa menekan FCR sampai 0,7 3. Ikan lebih tahan terhadap berbagai penyakit terutama yg disebabkan oleh bakteri, jamur & virus 4. Masa panen lebih cepat dari biasanya 5. Rasa daging lebih gurih dan kenyal, tingkat lembek pada daging berkurang. VII. ANALISA USAHA PEMBESARAN LELE SISTEM BOSTER • Jumlah padat tebar 1000/m2 atau 10.000 ekor / kolam dengan estimasi panen 1 Ton size 9-10 ekor / kg. • Target FCR : 0,7 • Biaya produksi / kg daging lele : 1. benih = Rp. 1.100 2. pakan = Rp. 7.000 x 0.7 = Rp. 4.900 3. biaya operasionil = Rp. 500 4. biaya supplement & obat-obatan = Rp.1.000 5. total biaya produksi / kg daging lele adalah = Rp. 7.500 • Laba / keuntungan per periode : Harga jual daging lele – Biaya produksi = Rp.10.500 – Rp. 7.500 = Rp. 3.000 UD. NABILA LELE Kami petani lele dari Sleman-Yogyakarta yang sudah berpengalaman. Kami menjual induk dan bibit lele sangkuriang berbagai ukuran. Melayani pengiriman keluar kota dan luar pulau. Alamat : Jl. Kaliurang Km 13,5 Sleman-Yogyakarta. Bibit lele yang kami hasilkan adalah bibit lele berkualitas, telah terbukti dengan penanganan yang baik dan benar bibit lele hasil dari produksi kami dapat berkembang dengan baik dan cepat pertumbuhannya. Berikut kami informasikan data dari tempat usaha pembibitan lele kami : Jenis : Sangkuriang (Sertifikat) Sistem : Intensif. Pemijahan : Alami. Sumber air : Air tanah / sumur. Kolam : Terpal dan semen Pakan : Cacing sutra. Pengangkutan:Dikemas dlm kotak styrofoam penahan panas, tahan sampai 17 jam. Kota tujuan : Seluruh Indonesia. Kapasitas pengiriman : UKURAN : KAPASITAS / Ekor / BOX : 2-2 cm : 15.000. 2-3 cm : 8.000. 3-4 cm : 7.000. 3-5 cm : 5.000. 4-6 cm : 4.000 5-7 cm : 3.000 Induk : 15. Untuk informasi harga murah berkualitas silahkan contak person Andy 085753563403 / 081227354545, kunjungi blog kami di www.mbenih.blogspot.com atau datang langsung ke lokasi pembibitan kami di Jl.Kaliurang Km 13,5 Sleman (10 meter selatan Honda AHASS) Datang….Lihat dan tentukan keputusan yang terbaik bagi anda….. Catatan : Cara mempersiapkan air kolam terpal/semen sebelum bibit ditebar : a) Masukkan air setinggi 20 cm dengan cara dipancurkan b) Tebar garam ikan/garam grasak 100 g / m2 c) Diamkan selama 3 hari d) Tambah volume air sesuai ukuran bibit e) Masukkan pupuk urea 10 g / m2 atau pupuk organik cair dan katalis plankton (probiotik) yang mengandung bakteri nitro (Em4, Sell multi) dosis 10 ml / m2 f) Diamkan selama 5 hari sampai air berubah warna bening kehijauan dan bibit siap ditebar. 7 Oktober 2011 20:19 teknik pembesaran dgn probiotik >> Benih dapat di besarkan pada kolam tanah, beton dengan sistem sirkulasi atau close system ( tertutup ) ataupun pada Kerambah Jaring Apung. >> Pastikan pemberian multivitamin BOSTER PREMIX AQUAVITA dan BOSTER GROTOP masing-masing 1 sendok / 5 kg pakan secara rutin. Bermanfaat untuk menambah asupan protein dan multivitamin pada pakan, meningkatkan nafsu makan dan pertumbuhan ikan, membantu pencernaan dengan kandungan Enzym sehingga sari-sari makanan terserap secara optimal. >> Untuk ikan guramie atau yang bersifat Herbivora, pemberian pakan alami berupa dedaunan ( daun sente ) dapat diberikan 1 kali pada sore hari dengan prosentase 10% dari biomass ikan keseluruhan. >> Berikan BOSTER FISH IMUNOVIT atau BOSTER STRESS OFF setiap 5 hari sekali. Terutama disaat perubahan cuaca yang begitu hebat atau ada tanda-tanda ikan stress / terserang penyakit, dengan dosis 1 sendok / 2 kg pakan. TARGET PEMBESARAN dengan MULTIVITAMIN BOSTER >> Ikan Mas Tebar benih ukuran 5 -7 cm, kepadatan 50 - 70 ekor/m2 dibesarkan hingga ukuran : * Size 10 ekor / kg selama 55 hari * Size konsumsi, 3 - 4 ekor selama 80 - 90 hari Ikan Nila >> Tebar benih ukuran 5 - 7 cm, kepadatan 40 - 50 ekor / m2 di besarkan hingga ukuran : * Size 10 ekor / kg selama 55 hari * Size konsumsi, 2 - 4 ekor selama 75 - 85 hari >> Ikan Bawal Tebar benih ukuran 5 - 7 cm, kepadatan 50 - 80 ekor / m2 dibesarkan hingga ukuran : * Size 10 ekor / kg selama 40 hari * Size konsumsi, 3 - 4 ekor selama 60 - 70 hari. >> Ikan Guramie Tebar benih ukuran 4 - 5 cm, kepadatan 30 - 40 ekor / m2 dibesarkan hingga ukuran : * Size wadah korek, 7 - 8 cm selama 45 hari * Size bungkus rokok, 10 ekor / kg selama 60 hari * Size konsumsi, 500 gr / ekor selama 75 - 85 hari BUDIDAYA IKAN BAWAL AIR TAWAR ( Colossoma macropomum ) I. PEMBENIHAN A. Pemeliharaan Induk • Induk-induk dipelihara di kolam dengan kepadatan 0,5 kg/m2. Setiap pemberian pakan tambahan berupa pelet sebanyak 3 prosen dari berat biomass ikan dan di beri supplement ( BOSTER AMINO LIQUID + BOSTER PROTEC PLUS + BOSTER VITALIQUID ) diberikan 3-4 kali sehari. Mengantisipasi musim hujan jumlah pakannya ditambah menjadi 4 % dan supplement BOSTER FISH IMUNOVIT untuk meningkatkan ANTIBODI. Induk betina yang beratnya 4 kg dapat menghasilkan telur sebanyak +/- 400.000 butir. • Tanda Indukan yang matang Gonad. • Betina: perutnya buncit, lembek dan lubang kelamin berwarna kemerahan Jantan: perut langsing, warna merah dalam ditubuhnya lebih kentara dan bila diurut dari perut kearah kelamin keluar lendir berwarna putih/sperma. B. Pemijahan. • Pemijahan ikan bawal air tawar bisa secara Induced Spawning, caranya induk betina disuntik ovaprim 0,75 ml / kg . Induk jantan menggunakan ovaprim 0,5 ml/kg. • Induk betina disuntik dua kali dengan selang waktu 8-12 jam. Penyuntikan pertama sebanyak 1/3 bagian dari dosis total dan penyuntikan kedua 2/3 nya. • Induk yang sudah disuntik dimasukkan kedalam bak pemijahan yang dilengkapi dengan hapa. Selama pemijahan air harus tetap mengalir. Pemijahan biasanya terjadi 3 sampai 6 jam setelah penyuntikan kedua. C. Penetasan • Setelah memijah telur-telur diambil menggunakan scope net halus, kemudian telur tersebut ditetaskan didalam akuarium yang telah disterilisasi sebelumnya dengan BOSTER BLUE COPPER 0,5 ppm dilengkapi dengan aerasi dan water heater dengan suhu 27 - 29 derajad C. Kepadatan telur antara 100 - 150 butir/liter, biasanya Telur-telur akan menetas dalam waktu 16 - 24 jam. D. Pemeliharaan Larva • Larva dipelihara dalam bak/akuarium yang sama, dengan terlebih dahulu 3/4 bagian airnya dibuang. Padat penebaran larva 50 - 100 ekor/liter larva yang berumur 4 hari diberi pakan berupa naupli Artemia, atau kutu air. Pemeliharaan larva ini berlangsung selama 2 minggu. Selama pemeliharaan larva, air harus disirkulasi setiap hari sebanyak 2/3 bagiannya. Setelah berumur 2 minggu larva siap ditebar ke kolam pendederan. E. Pendederan • Pendederan ikan bawal dilakukan di kolam yang luasnya antara 500 -1.000 m2. Kolam tersebut harus disiapkan seminggu sebelum penebaran benih. Persiapan meliputi pengeringan, pengolahan tanah dasar dan pembuatan kemalir. • Setelah itu kolam dikapur dengan kapur tohor sebanyak 50 - 100 gram/m2 + MANSTAP 1 – 2 kg/ 1000m2. Kemudian diisi air lalu dilakukan penebaran fermentasi ( DEDAK 5kg + BOSTER AMINO LIQUID 1 liter + BOSTER PLANKTOP 1 liter + BOSTER AQUAENZYM 100 gr + AIR secukupnya ; keempat bahan tsb lalu diperam dalam wadah tertutup, setelah fermentasi jadi, siap di tebar. berfungsi untuk menumbuhkan plankton ) • Bila kolam sudah siap, larva diebar pada pagi hari dengan kepadatan 50 - 100 ekor/m2. • Setiap hari diberi pakan tambahan berupa pellet halus sebanyak 75 gram/1000 ekor larva dengan frekuensi tiga kali sehari ( sebelumnya pellet di tambah supplement BOSTER AMINO LIQUID + BOSTER FISH IMUNOVIT sesuai dosis ). • Pemeliharaan di kolam pendederan selama 3 minggu. II. Penyakit Penyakit yang pernah ditemukan pada ikan bawal air tawar yang berumur sekitar sebulan antara lain disebabkan oleh parasit, bakteri dan Kapang (Jamur) Parasit • " Ich " Atau " White spot ", biasanya menyerang ikan apabila suhu media pemeliharaan dingin, cara mengatasinya yaitu dengan menaikkan suhu (dengan water heater) sampai kurang lebih 29 derajat Celcius dan pemberian BOSTER AQUASEPTIK 2ppm atau BOSTER BLUE COPPER 1 ppm Pada media pemeliharaannya. Bakteri. • Streptococus sp. dan Kurthia sp. cara mengatasinya yaitu dengan menggunakan antibiotik BOSTER INROFLOXS-12/25 atau BOSTER FISH CIPROXS.( sesuai dosis ) Kapang (Jamur) • Jamur ini merupakan akibat dari adanya luka yang disebabkan penanganan ( Handling ) yang kurang hati-hati. Cara mengatasinya dengan menggunakan Kalium Permanganat ( PK ) dengan dosis 2-3 ppm. III. PEMBESARAN IKAN BAWAL • PERSIAPAN KOLAM Kolam untuk pemeliharaan ikan bawal dipersiapkan seperti halnya ikan air tawar lainnya. Persiapan kolam ini dimaksudkan untuk menumbuhkan plankton dalam jumlah yang optimal dan mencegah tumbuhnya lumut sutera. Setelah dasar kolam benar-benar kering dasar kolam perlu dikapur dengan kapur tohor maupun dolomit dengan dosis 25 kg per 100 meter persegi. Berfungsi untuk meningkatkan pH tanah, juga untuk membunuh hama maupun patogen yang masih tahan terhadap proses pengeringan. Kolam pembesaran tidak mutlak harus dipupuk, lakukan fermentasi seperti diatas. Ini dikarenakan makanan ikan bawal sebagian besar diperoleh dari pellet. Tapi bila dipupuk dapat menggunakan BOSTER MANSTAP 10 – 20 kg/ha. Setelah pekerjaan pemupukan selesai, isi air sampai kedalaman awal 40-60 cm Lakukan FERMENTASI dengan campuran ( DEDAK 10kg + BOSTER AMINO LIQUID 2liter + BOSTER PLANKTOP 1liter + BOSTER AQUAENZYM 100gram + AIR secukupnya, lalu diperam dalam wadah tertutup sampai fermentasi jadi lalu tebar untuk luas kolam 5000 m2 ) biarkan 2 – 3 hari, kemudian isi air lagi sampai ketinggian 80-120 cm tergantung kepadatan ikan. Jika warna air sudah hijau terang, baru benih ikan ditebar. • PEMILIHAN DAN PENEBARAN BENIH. Pemilihan benih harus jeli dan teliti. Pemilihan benih mutlak penting, karena hanya dengan benih yang baik ikan akan hidup dan tumbuh dengan baik sebelum benih di packing pada air untuk kantong benih tambahkan BOSTER PROTEC PLUS dosis 1 sendok makan/10 liter air. Penebaran benih Sebelum benih ditebar perlu diadaptasikan, dengan tujuan agar benih ikan tidak dalam kondisi stres saat masuk dalam kolam. Cara adaptasi : ikan yang masih dalam kantong plastik yang masih tertutup rapat dimasukan kedalam kolam, biarkan sampai dinding plastik mengembun. Ini tandanya air kolam dan air dalam plastik sudah sama suhunya, setelah itu dibuka plastiknya dan air dalam kolam masukkan sedikit demi sedikit kedalam plastik, sampai benih terlihat dalam kondisi baik. Selanjutnya benih ditebar/dilepaskan dalam kolam secara perlahan-lahan. • KUALITAS PAKAN DAN CARA PEMBERIAN Kualitas dan kuantitas pakan sangat penting dalam budidaya ikan, karena hanya dengan pakan yang baik ikan dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan ukuran keekonomiannya. Kualitas pakan yang baik adalah pakan yanq mempunyai gizi yang seimbang baik protein, karbohidrat maupun lemak serta vitamin dan mineral. Karena ikan bawal bersifat omnivora maka makanan yang diberikan bisa berupa dedaunan maupun berupa pelet. Pakan diberikan 3-5 % dari total biomass (perkiraan jumlah total berat ikan yang dipelihara). Pemberian pakan ditambah supplement ( BOSTER AMINO LIQUID + BOSTER GROTOP + BOSTER PREMIX AQUAVITA / VITALIQUID ) untuk memacu pertumbuhannya dan untuk meningkatkan daya tahan / ANTIBODI IKAN tambahkan BOSTER FISH IMUNOVIT yang merupakan herbal dengan kandungan utamanya EXTRACT ECHINACEAE terbukti mampu meningkatkan antibodi ikan dengan merangsang dan memodulasi system imun ikan ( sbg IMUNOSTIMULANT dan IMUNOMODULATOR ) . PERAWATAN AIR KOLAM BUDIDAYA Lakukan sirkulasi rutin 20% dengan membuka buangan tengah untuk membersihkan dasar kolam , seminggu sekali lakukan sterilisasi dengan BOSTER BLUE COPPER dosis 1 ppm, selang 2 hari kemudian tebarkan probiotik BOSTER AQUAENZYM atau BOSTER SEL MULTI untuk menjaga dominasi microba yang menguntungkan dan untuk mengatasi problem lingkungan dari gas2 beracun ( NH3, NO2, H2S ). BUDIDAYA PATIN I. PERSYARATAN LOKASI 1. Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung, tidak berporos. 2. Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-5% untuk memudahkan sirkulasi kolam secara gravitasi, bisa juga cekung ditengah dan dihubungkan paralon keluar untuk pembuangan. 3. Apabila pembesaran patin dilakukan dengan keramba jaring apung ( KJA ) yang dipasang disungai maka harus sungai yang berarus lambat. 4. Kualitas air harus diperhatikan, untuk menghindari timbulnya jamur, maka perlu ditambahkan larutan penghambat pertumbuhan jamur yaitu ANTISEPTIK (BOSTER BLUE COPPER) atau DESINFEKTAN semacam PK 5. Suhu air yang baik pada saat penetasan telur menjadi larva di akuarium adalah antara 26–28 derajat C. Pada daerah-daerah yang suhu airnya relatif rendah diperlukan heater (pemanas) 6. pH air berkisar antara: 6,5–7. II. TEKNIS BUDIDAYA Budidaya ikan patin meliputi banyak kegiatan, secara garis besar ada 2 kegiatan yaitu PEMBENIHAN dan PEMBESARAN. Kegiatan pembenihan merupakan upaya untuk menghasilkan benih pada ukuran dan jumlah tertentu. Produk akhirnya berupa benih berukuran tertentu, yang umumnya adalah benih selepas masa pendederan.Benih dapat juga dibeli dari hathcery. Benih dikumpulkan dalam suatu wadah, dan dirawat dengan hati-hati selama 2 minggu. Jika air dalam penampungan sudah kotor, harus segera sirkulasi dan rutin pemberian probiotik (BOSTER AQUAENZYM) Secara garis besar usaha pembenihan ikan patin meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut: 1. Pemilihan calon induk matang gonad 2. Persiapan hormon perangsang/kelenjar hipofise dari ikan donor,yaitu ikan mas. 3. Kawin suntik (induce breeding). 4. Pengurutan (striping). 5. Penetasan telur. 6. Perawatan larva. 7. Pendederan. 8. Pemanenan. Pemindahan benih dari tempat pembenihan ke tempat pembesaran memerlukan penanganan khusus agar benih selamat ( pada tiap kantong atau jerigen untuk membawa bibit tambahkan BOSTER PROTEC PLUS yang merupakan supplement yang mengandung asam amino essential sebagai suplai energy spontan untuk memperkuat stamina ). Keberhasilan transportasi benih ikan biasanya sangat erat kaitannya dengan kondisi fisika dan kimia air. a. Sarana dan Prasarana Lokasi kolam dicari yang dekat dengan sumber air dan bebas banjir. Kolam dibangun di lahan yang landai dengan kemiringan 2–5% sehingga memudahkan sirkulasi secara gravitasi. 1. Kolam pemeliharaan induk Bentuk kolam sebaiknya bujur sangkar dengan dinding bisa dibeton atau kolam tanah dengan dilapisi anyaman bambu. Pintu pemasukan air dengan paralon dan dipasang saringan, sedangkan untuk pengeluaran air sebaiknya berbentuk matahari atau kotak di tengah kolam lalu dihubungkan dengan paralon model U untuk memudahkan pengeluaran kotoran yang ada didasar kolam. 2. Kolam pemijahan Tempat pemijahan dapat berupa kolam tanah atau bak tembok. Ukuran/luas kolam pemijahan tergantung jumlah induk yang dipijahkan dengan bentuk kolam bujur sangkar. Sebagai patokan bahwa untuk 1 ekor induk dengan berat 3 kg memerlukan luas kolam sekitar 16 m 2 (4x4 m)dengan 18 buah ijuk/kakaban. Dasar kolam dibuat miring kearah pembuangan ( cekung di tengah ), untuk menjamin agar dasar kolam dapat dikeringkan. Pintu pemasukan bisa dengan pralon dan pengeluarannya bisa juga memakai pralon model U (kalau ukuran kolam kecil). Bentuk kolam penetasan pada dasarnya sama dengan kolam pemijahan dan seringkali juga untuk penetasan menggunakan kolam pemijahan. Pada kolam penetasan diusahakan agar air yang masuk dapat menyebar ke daerah yang ada telurnya. 3. Kolam pendederan Bentuk kolam pendederan yang baik adalah segi empat bujur sangkar. Pemasukan air bisa dengan pralon dan pengeluaran/ pembuangan paralon model U dengan lubang di tengah-tengah kolam. Dasar kolam dibuatkan kemalir (saluran dasar) dan di dekat pintu pengeluaran dibuat kubangan/laban. Fungsi laban adalah tempat berkumpulnya benih saat panen dan kubangan untuk memudahkan penangkapan benih. dasar kolam dibuat miring ke arah pembuangan. Petak tambahan sebagai tandon air yang mempunyai kekeruhan tinggi (air sungai) maka perlu dibuat bak pengendapan dan bak penyaringan. b. Pembibitan 1. Menyiapkan Bibit Bibit yang hendak dipijahkan bisa berasal dari hasil pemeliharaan dikolam sejak kecil. Induk yang ideal adalah dari kawanan patin dewasa hasil pembesaran dikolam sehingga dapat dipilihkan induk yang benar-benar berkualitas baik. 2. Perlakuan dan Perawatan Bibit Induk patin yang hendak dipijahkan sebaiknya dipelihara dulu secara khusus di dalam sangkar terapung. Selama pemeliharaan, induk ikan diberi makan + BOSTER PROTEC PLUS . Upaya untuk memperoleh induk matang telur adalah dengan memberikan makanan berbentuk gumpalan (pasta) dari bahan-bahan pembuat makanan ayam dengan komposisi tepung ikan 35%, dedak halus 30%, menir beras 25%, tepung kedelai 10%, serta vitamin dan mineral ( BOSTER PREMIX AQUAVITA / VITALIQUID + BOSTER AMINO LIQUID ) Makanan diberikan lima hari dalam seminggu sebanyak 5% setiap hari dengan pembagian pagi hari 2,5% dan sore hari 2,5%. Selain itu, diberikan juga rucah dua kali seminggu sebanyak 10% bobot ikan induk. Langkah ini dilakukan untuk mempercepat kematangan gonad. Ciri-ciri induk patin yang sudah matang gonad dan siap dipijahkan adalah sebagai berikut : Induk betina - Umur tiga tahun. - Ukuran 1,5–2 kg. - Perut membesar ke arah anus. - Perut terasa empuk dan halus bila di raba. - Kloaka membengkak dan berwarna merah tua. - Kulit pada bagian perut lembek dan tipis. - kalau di sekitar kloaka ditekan akan keluar beberapa butir telur yang bentuknya bundar dan besarnya seragam. Induk jantan - Umur dua tahun. - Ukuran 1,5–2 kg. - Kulit perut lembek dan tipis. - Bila diurut akankeluar cairan sperma berwarna putih. - Kelamin membengkak dan berwarna merah tua. Benih ikan patin yang berumur 1 hari dipindahkan ke dalam akuarium berukuran 90 cm x 45 cm x 45 cm. Setiap akuarium diisi dengan air sumur bor yang telah diaerasi. Kepadatan penebaran ikan adalah 500 ekor per akuarium. Aerator ditempatkan pada setiap akuarium agar keperluan oksigen untuk benih dapat tercukupi. Untuk menjaga kestabilan suhu ruangan dan suhu air digunakan heater atau dapat menggunakan kompor untuk menghemat dana atau menutup areal aquarium dengan terpal. Benih umur sehari belum perlu diberi makan tambahan dari luar karena masih mempunyai cadangan makanan berupa yolk sac atau kuning telur. Pada hari ketiga, benih ikan diberi makanan tambahan berupa emulsi kuning telur ayam yang direbus + BOSTER PROTEC PLUS + BOSTER FISH IMUNOVIT (=untuk meningkatkan ANTIBODI ). Selanjutnya berangsur-angsur diganti dengan makanan hidup berupa Moina cyprinacea atau yang biasa dikenal dengan kutu air dan jentik nyamuk. Pembesaran ikan patin dapat dilakukan di kolam, KJA, melalui sistem pen dan dalam karamba. 1. Pembesaran ikan patin di kolam dapat dilakukan melalui sistem monokultur maupun polikultur. 2. Pada pembesaran ikan patin di KJA, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah: lokasi pemeliharaan, cara menggunakan jala apung, kondisi perairan dan kualitas airnya serta proses pembesarannya. 3. Pada pembesaran ikan patin sistem pen, perlu diperhatikan: pemilihan lokasi, kualitas air, penebaran benih, dan pemberian pakan serta pengontrolan dan pemanenannya. 4. Pada pembesaran ikan patin di karamba, perlu diperhatikan masalah: pemilihan lokasi, penebaran benih, pemberian pakan tambahan, pengontrolan dan pemanenan.Lokasi yang cocok untuk pemasangan hampang : kedalaman air ± 0,5-3 m dengan fluktuasi kedalaman tidak lebih dari 50 cm, arus tidak terlalu deras, tetapi cukup untuk sirkulasi air dalam hampang. Perairan tidak tercemar.Terhindar dari gelombang dan angin yang kencang serta terhindar dari hama, penyakit dan predator (pemangsa). Pada perairan yang dasarnya berbatu, harus digunakan pemberat untuk membantu mengencangkan jaring. Jarak antara tiang bambu/kayu sekitar 0,5-1 m. c. Pemeliharaan Pembesaran 1. Pemupukan Pemupukan kolam bertujuan untuk meningkatkan dan produktivitas kolam, yaitu dengan cara merangsang pertumbuhan makanan alami sebanyak-banyaknya. Berikan fermentasi ( dedak 10 KG + BOSTER AQUAENZYM 100 gr + BOSTER PLANKTOP 1 Liter ) untuk kolam luas 5000 m2. 2. Pemberian Pakan Pemberian makan dilakukan 2 kali sehari (pagi dan sore). Jumlah makanan yang diberikan per hari sebanyak 3-5% dari jumlah berat badan ikan peliharaan. Jumlah makanan selalu berubah setiap bulan, sesuai dengan kenaikan berat badan ikan dalam hampang. Hal ini dapat diketahui dengan cara menimbangnya 5-10 ekor ikan contoh yang diambil dari ikan yang dipelihara (sampling). Tiap kali pemberian pakan tambahkan ( BOSTER AMINO LIQUID + BOSTER GROTOP + BOSTER PREMIX / VITALIQUID ) = Untuk mempercepat pertumbuhan ; dan tambahkan juga BOSTER FISH IMUNOVIT ( untuk mempertinggi daya tahan tubuh / ANTIBODI ) 3. Pemeliharaan Kolam dan Tambak Selama pemeliharaan, ikan dapat diberi makanan tambahan berupa pellet setiap hari dan dapat pula diberikan ikan-ikan kecil/sisa (ikan rucah) ataupun sisa dapur yang diberikan 3-4 hari sekali untuk perangsang nafsu makannya tambahkan BOSTER AMINO LIQUID. Untuk memelihara lingkungan kolam agar air tidak pekat secara rutin seminggu sekali tebar BOSTER BLUE COPPER 1 ppm selang 2 hari kemudian tebar BOSTER AQUAENZYM ( untuk menguraikan Bahan Organik dan mengatasi problem lingkungan dan untuk mengencerkan air yang pekat dan bau ) III. HAMA DAN PENYAKIT 1. Hama Pembesaran ikan patin di jaring terapung predator yang mungkin menyerang antara lain lingsang, kura-kura, biawak, ular air, dan burung.Hama lain berupa ikan liar pemangsa adalah udang. Ikan-ikan kecil yang masuk kedalam wadah budidaya akan menjadi pesaing ikan patin dalam hal mencari makan dan memperoleh oksigen. 2. Penyakit Penyakit ikan patin ada yang disebabkan infeksi dan non-infeksi. Penyakit non-infeksi adalah penyakit yang timbul akibat adanya gangguan faktor yang bukan patogen. Penyakit non-infeksi ini tidak menular. Sedangkan penyakit akibat infeksi biasanya timbul karena gangguan organisme microba patogen. a. Penyakit akibat infeksi Organisme patogen yang menyebabkan infeksi biasanya berupa parasit, jamur, bakteri, dan virus. Produksi benih ikan patin secara masal masih menemui beberapa kendala antara lain karena sering mendapat serangan parasit Ichthyoptirus multifilis (white spot) sehingga banyak benih patin yang mati, terutama benih yang berumur 1-2 bulan untuk mengatasinya lakukan sirkulasi rutin dan treatment air dengan BOSTER BLUE COPPER dosis 1 ppm selang 2 hari berikutnya tebar probiotik ( BOSTER AQUAENZYM ). Dalam usaha pembesaran patin belum ada laporan yang mengungkapkan secara lengkap serangan penyakit pada ikan patin, untuk pencegahan beri BOSTER FISH IMUNOFIT selama 3 hari berturut-turut lalu di ulang lagi seminggu kemudian dengan perlakuan yang sama, beberapa penyakit akibat infeksi berikut ini sebaiknya diperhatikan. b. Penyakit parasit Penyakit white spot (bintik putih) disebabkan oleh parasit dari bangsa protozoa dari jenis Ichthyoptirus multifilis Foquet. Pengendalian: menggunakan BOSTER BLUE COPPER setiap 1 minggu dengan dosis 1 ppm.Untuk pengobatan Ikan yang sakit dimasukkan ke dalam bak air yang bersih, kemudian kedalamnya masukkan larutan tadi. Ikan di celup-celupkan dalam larutan selama beberapa menit. Lakukan pengobatan berulang-ulang selama tiga kali dengan selang waktu sehari. c. Penyakit jamur Penyakit jamur biasanya terjadi akibat adanya luka pada badan ikan. Penyakit ini biasanya terjadi akibat adanya luka pada badan ikan. Penyebab penyakit jamur adalah Saprolegnia sp. dan Achlya sp. Pada kondisi air yang jelek, kemungkinan patin terserang jamur lebih besar. Pencegahan penyakit jamur dapat dilakukan dengan cara menjaga kualitas air agar kondisinya selalu ideal dengan rutin sterilisasi seminggu sekali dengan BOSTER BLUE COPPER dosis 1 ppm dan selang 2 hari lakukan pemberian PROBIOTIK . Ikan yang terlanjur sakit harus segera diobati. Pengendalian penyakit tersebut menggunakan BOSTER BLUE COPPER dengan cara dan dosis seperti diatas. d. Penyakit bakteri Penyakit bakterial menjadi ancaman bagi ikan patin. Bakteri yang sering menyerang adalah Aeromonas sp. dan Pseudo-monas sp. Ikan yang terserang akan mengalami pendarahan pada bagian tubuh terutama di bagian dada, perut, dan pangkal sirip.Ikan patin yang terkena penyakit akibat bakteri, ternyata mudah menular, sehingga ikan yang terserang dan keadaannya cukup parah harus segera dimusnahkan. Sementara yang terinfeks, tetapi belum parah dapat dicoba dengan beberapa cara pengobatan. Antara lain: 1. Treatment air dengan BOSTER BLUE COPPER dengan dosis 1 ppm 2. Mencampur pakan dengan Antibiotik BOSTER INROFLOX 12/25 atau BOSTER FISH CYPROXS dosis sesuai pada kemasan 3. Meningkatkan Daya Tahan Tubuh / Antibodi ikan dengan mencampur pakan dengan BOSTER FISH IMUNOVIT b. Penyakit non-infeksi Penyakit non-infeksi banyak diketemukan adalah keracunan dan kurang gizi.Keracunan disebabkan oleh banyak faktor seperti pada pemberian pakan yang berjamur dan berkuman atau karena pencemaran lingkungan perairan. Gajala keracunan dapat diidentifikasi dari tingkah laku ikan. - Ikan akan lemah, berenang megap-megap dipermukaan air, Pada kasus yang berbahaya, ikan berenang terbalik dan mati ini bisa disebabkan oleh tingginya gas-gas beracun ( NH3, NO2, H2S ); cara mengatasinya : berikan BOSTER AQUAENZYM ( probiotik : gabungan sinergis antara bakteri pengurai dan multienzym ) yang berfungsi untuk memperbaiki kondisi lingkungan dengan menguraikan kandungan Bahan Organik ( BO ) yang tinggi di kolam dan untuk mengendalikan / menghilangkan Ammonia tambahkan juga BOSTER PLANKTOP ( kandungan unsur Carbon dan mikromineral ) yang berfungsi juga untuk mempercepat pertumbuhan plankton dengan menambahkan BOSTER MANSTAP ( kandungan : multi mineral untuk mempertahankan kwalitas air dan menambah unsur hara) . Pada kasus kurang gizi, ikan tampak kurus dan kepala terlihat lebih besar, tidak seimbang dengan ukuran tubuh, kurang lincah dan berkembang tidak normal. Untuk mengatasinya : tiap kali pemberian pakan / pellet tambahkan supplement : • BOSTER AMINO LIQUID ( perangsang nafsu makan, dan mempercepat pertumbuhan dengan kandungan protein siap cerna dalam bentuk asam-asam amino essential ) • BOSTER GROTOP ( mengatasi pertumbuhan terlambat, dan meningkatkan penyerapan sari-sari makanan dengan kandungan enzyme protease untuk mempercepat penyerapan protein pakan dan untuk memperbaiki metabolism pencernaan ikan ) • BOSTER PREMIX AQUAVITA / BOSTER VTALIQUID ( multivitamin lengkap untuk meningkatkan proses metabolism ikan ) c. Sedangkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pananganan benih adalah sebagai berikut: 1. Benih ikan harus dipilih yang sehat yaitu bebas dari penyakit, parasit dan tidak cacat. Setelah itu, benih ikan baru dimasukkan ke dalam kantong plastik (sistem tertutup) atau keramba (sistem terbuka). 2. Air yang dipakai media pengangkutan harus bersih, sehat, bebas hama dan penyakit serta bahan organik lainya dan telah diaerasi semalam. 3. Sebelum diangkut benih ikan harus diberok dahulu selama beberapa hari. Gunakan tempat pemberokan berupa bak yang berisi air bersih dan dengan aerasi yang baik. Bak pemberokan dapat dibuat dengan ukuran 1 m x 1 m atau 2 m x 0,5 m. Dengan ukuran tersebut, bak pemberokan dapat menampung benih ikan mas sejumlah 5000–6000 ekor dengan ukuran 3-5 cm. Jumlah benih dalam pemberokan harus disesuaikan dengan ukuran benihnya. d. Berdasarkan lama/jarak pengiriman, sistem pengangkutan benih harus Dilakukan untuk pengangkutan benih jarak jauh yang memerlukan waktu lebih dari 4-5 jam, menggunakan kantong plastik. Volume media pengangkutan terdiri dari air bersih 5 liter + BOSTER PROTEC PLUS ½ sendok makan yang diberi buffer Na2(hpo)4.1H2O sebanyak 9 gram.  . Cara pengemasan benih ikan yang diangkut dengan kantong plastik: 1. masukkan air bersih + BOSTER PROTEC PLUS ke dalam kantong plastik kemudian benih; 2. hilangkan udara dengan menekan kantong plastik ke permukaan air; 3. alirkan oksigen dari tabung dialirkan ke kantong plastik sebanyak 2/3 volume keseluruhan rongga (air:oksigen=1:1); 4. kantong plastik lalu diikat. 5. kantong plastik dimasukkan ke dalam dos dengan posisi membujur atau ditidurkan. Dos yang berukuran panjang 0,50 m, lebar 0,35 m, dan tinggi 0,50 m dapat diisi 2 buah kantong plastik. Beberapa hal yang perlu diperhatikan setelah benih sampai di tempat tujuan adalah sebagai berikut: • Siapkan larutan BOSTER INROFLOX12/25 atau BOSTER FISH CIPROXS dalam waskom • Buka kantong plastik, tambahkan air bersih yang berasal dari kolam setempat sedikit demi sedikit agar perubahan suhu air dalam kantong plastik terjadi perlahan-lahan. • Pindahkan benih ikan ke waskom yang berisi larutan ANTIBIOTIK selama 1-2 menit. • Masukan benih ikan ke dalam bak pemberokan. Dalam bak pemberokan benih ikan diberi pakan secukupnya. Selain itu, dilakukan pengobatan dengan larutan ANTIBIOTIK selama 3 hari berturut-turut. • Setelah 1 minggu dikarantina, tebar benih ikan di kolam budidaya. Pengemasan benih harus dapat menjamin keselamatan benih selama pengangkutan.  Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengemasan benih ikan patin yaitu: • Sediakan kantong plastik sesuai kebutuhan. Setiap kantong dibuat rangkap untuk menghindari kebocoran. Sediakan karet gelang untuk simpul sederhana. Masingmasing kantong diisi air sumur + BOSTER PROTEC PLUS yang telah diaerasi sebelumnya selama 24 jam. • Benih ikan yang telah dipuasakan selama 18 jam ditangkap dengan serokan halus kemudian dimasukan kedalam kantong plastik tadi. • Satu persatu kantong diisi dengan oksigen murni (perbandingan air:oksigen = 1:2). Setelah itu segera diikat dengan karet gelang rangkap. • Kantong-kantong plastik berisi benih dimasukkan kedalam kardus. • Lama pengangkutan. Benih ikan patin dapat diangkut selama 10 jam dengan tingkat kelangsungan hidup mencapai 98,67%. Jika jarak yang hendak ditempuh memerlukan waktu yang lama maka satu- satunya cara untuk menjamin agar ikan tersebut selamat adalah dengan mengurangi jumlah benih ikan di dalam setiap kantong plastik. Berdasarkan penelitian terbukti bahwa benih patin masih aman diangkut selama 14 jam dengan kapadatan 300 ekor per liter. Sedia Probiotik pemacu pertumbuhan ikan dan udang SIMBA Licensi ITB seperti RAJALELE, RAJAGRAMEH, NUTRISI, SPF, MASTERFISH, NATURE, BENDOZ-A, PIDAS dan S-FISH. Siap kirim seluruh Indonesia. Silahkan kunjungi website kami http://www.elabroer.com/ atau hubungi 085865389087. Tags: bendoza, budidaya ikan sistem Guba, Masterfish, Nature, Nutrisi, pidas, probiotik, rajagrameh, Rajalele, sfish, SIMBA, SPF Informasi Pengirim Nama : M.fawaidul abror Alamat : Krapyak Barat Rt 01 rw 12 Demak Email : esy_syareefa@yahoo.co.id No. Telepon : 085865389087 Website: http://www.elabroer.com/ BUDIDAYA LELE SISTEM BOSTER BUDIDAYA LELE sistem BOSTER dengan memanfaatkan lahan sempit menggunakan pola super intensif dengan padat tebar 1000/m2, penekanan pada: - perawatan kwalitas air dengan treatment air yang tepat, - penambahan supplement BOSTER pada tiap kali pemberian pakan pellet untuk memacu pertumbuhan, meningkatkan daya tahan tubuh ikan, sehingga bisa menekan FCR dan mempersingkat masa pemeliharaan sampai di dapat hasil panen sesuai dengan nilai ke-ekonomian-nya. * Memanfaatkan lahan pekarangan disekitar rumah, bisa di buat kolam ukuran 3X3 m atau maksimal 4X4 m menggunakan kolam terpal, kolam fiber, atau kolam beton dengan kontruksi kolam yang ideal utk memudahkan sirkulasi, yaitu dengan model pembuangan dasar kolam ( dibuat kotakan atau cekungan di tengah2 kolam di hubungkan dengan paralon model 'U" ) dan saluran dengan paralon model 'U' juga untuk pembuangan air permukaan. keuntungan kolam kecil : mudah kontrol kwalitas air, irit dalam sirkulasi, utk antisipasi cuaca mudah dibuat model indor. " SATU SIKLUS BUDIDAYA 60 - 90 HARI, DI DAPAT HASIL PANEN SAMPAI 1 TON, FCR 0,7 UNTUNG +/- 3.000.000 RUPIAH " tebaran tinggi butuh perawatan air lebih intens, lakukan sirkulasi dan sterilisasi rutin, kalau yang kami pantau selama ini yang tebaran 1000/m sirkulasi air 20% dilakukan 2 hari sekali dan sterilisasi air dilakukan seminggu sekali dengan BOSTER BLUE COPPER 1 ppm, dilanjutkan 2 hari kemudian tebar probiotik { BOSTER AQUAENZYM=dengan tujuan utk proses perombakan bahan organik ( sisa pakan & kotoran ikan ) dan utk dominasi mikroba menguntungkan } dan BOSTER PLANKTOP utk keseimbangan C/N ratio kolam utk kesinambungan pertumbuhan plankton, karena dipastikan kandungan unsur N dikolam lebih tinggi dari sisa pakan ( pakan pellet proteinnya +/-30%), dengan tambahan unsur Carbon dari BOSTER PLANKTOP diharapkan didapati C/N ratio nya optimal, sehingga perairan subur dan perombakan/ proses mineralisasi bahan organik terutama nitrogen cepat terjadi sehingga tdk terbentuk gas2 beracun ( ammonia, nitrit ) yg berbahaya bagi ikan. untuk keseimbangan parameter kwalitas agar tdk fluktuatif ( pH, Alkalinity,etc) maka tebar jg secara berkala BOSTER MANSTAP ( kandungan unsur2 makro & mikro mineral berfungsi juga utk menambah unsur hara kolam ) dengan perairan yang sehat yaitu plankton tumbuh baik shg bisa suplay oksigen dari proses fotosintesisnya, lalu proses perombakan bahan organik terjadi sempurna akan didapati lingkungan ideal utk pertumbuhan ikan lele yang maksimal. Di tunjang pula dengan pola pemberian pakan + supplement utk memacu pertumbuhan dan meningkatkan daya tahan ( antibodi Ikan ) maka pertumbuhan ikan lele akan maksimal. Untuk pola pakan karena ikan lele adalah karnivora dan termasuk hewan nokturnal ( aktif mlm hari ) golongan ikan karnivora ukuran ususnya tidak lebih panjang dari panjang badannya, dengan usus yg pendek dan kita tahu fungsi usus adalah utk penyerapan sari2 makanan maka kita harus bisa menyiasati agar proses penyerapan sari2 makanan di usus terutama protein harus dioptimalkan dengan asupan supplement yang sesuai. pola pakan : mengingat usus lele yg pendek maka beri pakan 5% dari total biomass/hari di bagi menjadi 6 kali pemberian dg porsi lebih banyak pada malam hari ( karena nokturnal ) sbg contoh : untuk pemberian pakan ambil contoh jumlah tebar 10.000, msl berat per ekor 10 gr jadi total biomass = 100 kg, berikan pakan 5% dari biomass = 5 kg / hari di bagi menjadi 5-6 kali, maka msl pagi jam 07.00= 750 gr, 11.00 = 750 gr, 15.00 = 80...0 gr, 19.00 = 900 gr, 23.00 = 900 gr, 04.00 = 900 gr. tiap kali pemberian pakan berikan tambahan supplement { BOSTER AMINO LIQUID=perangsang nafsu makan dengan aroma khas (atractant ) yg disukai ikan dg kandungan asam2 amino utk stamina dan pembentukan massa otot/daging ikan; + BOSTER GROTOP= pemacu pertumbuhan dengan cara meningkatkan kerja peristaltik usus sehingga penyerapan sari2 makanan menjadi maksimal dg kandungan enzym protease mampu merombak protein pakan menjadi lebih sederhana shg protein pakan terserap maksimal,; + BOSTER PREMIX/VITALIQUID= multivitamin lengkap utk pertumbuhan dan metabolisme yg optimal } Agar asupan pakan ikan terutama protein sepenuhnya utk pertumbuhan ( pakan pellet kandungan protein 32% +/-; sedangkan kandungan protein daging lele 17%) maka daya tahan tubuhnya harus ditingkatkan dengan asupan suplement yg merangsang terbentuknya antibodi. tiap minggu selama 3 hari berturut-turut berikan asupan BOSTER FISH IMUNOVIT (dg kandungan extract echinaceae ) utk merangsang terbentuknya antibodi ikan. menghadapi cuaca yang ekstrim ( berubah-ubah) berikan asupan vitamin C ( BOSTER STRESS OFF ) utk menghindari ikan dari kondisi stress. Semuanya kembali kepada ketelitian dan ketekunan kita dalam budidaya lele utk pandai2 membaca gejala2 yg timbul dan secepatnya memberikan treatment yang tepat. SELAMAT BEKERJA....SUKSES bersama BOSTER. SOLUSI BOSTER WASPADA KEMATIAN MASSAL IKAN BUDIDAYA ANDA . . . !!! Amati Gejala Penyakit Dan Atasi Semua Kendala Budidaya Bersama BOSTER >> PENYAKIT NUTRITIF Terjadi karena kekurangan gizi pada pakan atau gangguan sistem pencernaan ikan itu sendiri. Tubuh ikan kurus ( besar kepalanya ), kembung ( perut membesar ) dan menggantung, berenang lambat pada permukaan serta nafsu makan turun drastis serta pakan yang diberikan dimuntahkan. Untuk mengatasinya, jangan gunakan OBAT atau ANTIBIOTIKA jenis apapun, berikan asupan MULTIVITAMIN tambahan berupa BOSTER PREMIX AQUAVITA dan BOSTER GROTOP untuk meningkatkan nafsu makan, menambah kualitas gizi pada pakan, membantu sistem pencernaan dan memperlancar proses metabolisme tubuh ikan. Dapat pula digunakan BOSTER AMINO LIQUID sebagai rangsangan pakan dengan aroma atracktan yang kuat serta nilai protein tinggi. >> PENYAKIT MIKOTIK ( JAMUR ) ATAU FOULING ( LUMUT ) Penyakit karena jamur / cendawan Saprolegnia atau achlia. Jamur ini tumbuh menjadi saprofit pada jaringan tubuh yang mati atau ikan yang kondisinya lemah. Cepat tumbuh dan berkembang jika kondisi perairan keruh, pekat dan kurang sehat. Gejala : ikan ditumbuhi sekumpulan benang halus seperti kapas, pada daerah luka atau ikan yang sedang lemah, menyerang daerah kepala tutup insang, sirip, dan tubuh lainnya. Penyerangan pada telur, maka telur tersebut diliputi benang seperti kapas. Pencegahan : penyakit ini muncul karena kondisi perairan buruk, air pekat dan terjadi penumpukan bahan organik dalam air kolam, sehingga dijadikan media hidup oleh jamur. Tubuh ikan berjamur / lumut disekujur tubuh atau terjadi perubahan warna pada kulit ( belang-belang ). Untuk pencegahan, gunakan BOSTER BLUE COPPER dengan dosis 0.5 ppm atau 0.5 ml untuk kolam 1 m3 yang bekerja mengurangi populasi jamur parasit, bakteri pathogen atau kuman dan dapat diberikan secara rutin setiap 1 minggu sekali. Selang 3 hari dapat ditebarkan probiotik BOSTER AQUAENZYM untuk menguraikan penumpukan bahan organik dan kepekatan air, menumbuhkan dominasi bakteri menguntungkan sebagai penstabil perairan. >> PENYAKIT PARASIT 1. Cacing Ikan Penyebabnya parasit Dactylogyrus dan Gyrodactylus. Kualitas air yang buruk, kurang pakan, kepadatan tinggi, dan perubahan lingkungan mendadak memicu munculnya keluarga cacing itu. Gejala awal ditandai nafsu makan ikan menurun, sering muncul di permukaan air, dan kadang terbaring dengan insang terbuka. Dactylogyrus lebih menyukai insang, Gyrodactyrus menyerang bagian badan dan sirip. UNTUK LELE : 1. Penyakit cacing Trematoda Penyebab : cacing kecil Gyrodactylus dan Dactylogyrus. Cacing Dactylogyrus menyerang insang, sedang cacing Gyrodactylus menyerang kulit dan sirip. Gejala : insang yang diserang menjadi luka-luka, kemudian timbul pendarahan yang akibatnya pernafasan terganggu. 2. Parasit Hirudinae penyebab : lintah Hirudinae, cacing berwarna merah kecoklatan. Gejala : pertumbuhannya lambat, karena darah terhisap oleh parasit, sehingga menyebabkan anemia / kurang darah. PENCEGAHAN : tebarkan BOSTER BLUE COPPER setiap 1 minggu sekali dengan dosis kecil ( 1 tutup dalam / 10 m3 ) untuk membunuh telur dan larva cacing parasit tersebut. Berikan larutan air garam jika parasit telah menempel pada ikan dan keesokan harinya tebarkan BOSTER BLUE COPPER kembali sesuai dosis. 2. Kutu Ikan Penyakit ini disebabkan parasit Argulus indicus. Serangannya dengan cara menempel lalu menggigit tubuh. Ikan yang terserang akan mengalami pendarahan. Penularan ke ikan lain melalui air atau kontak langsung. Parasit ini muncul pada kolam-kolam yang kualitas airnya buruk. 3. Bercak Putih Parasit Ichthyophthyrius sp merupakan penyebab penyakit ini. Ia menyerang kulit ikan dan menimbulkan bercak-bercak putih. Gejala klinis ditandai bercak putih menyebar di tubuh, warna sisik pucat. Ikan sering menggosokkan badan dan tampak megap-megap seolah kekurangan oksigen. Cara pengendalian dengan mengeringkan kolam dan sterilisasi dengan BOSTER 3-CHLOR dengan dosis 10 ppm atau 1 sendok dilarutkan dalam air kolam seluas 5 m3 ketinggian secukupnya, kolam direndam selama 3 hari sehingga telur parasit cacing dan kutu air mati. Berikan larutan air garam dapur 40 gr/m3 ke kolam jika cacing parasit telah menempel pada ikan dan keesokan harinya tebarkan BOSTER BLUE COPPER kembali sesuai dosis. >> PENYAKIT BAKTERIAL ATAU VIRAL 1. Penyebabnya Aeromonas sp dan pseudomonas sp. Bakteri ini sering dijumpai pada kolam yang tercemar bahan organik. Air kolam kurang baik atau perbedaan suhu siang dan malam juga berperan munulnya penyakit ini. Gejala klinis di cirikan luka di tubuh dan berdarah, perut membesar, lendir mencair, sisik mengelupas, dan timbul borok. Dalam waktu singkat kondisi ikan lemah, sering muncul ke permukaan, lalu mati. Serangan penyakit ini perlu di waspadai sebab tak jarang berakibat kematian massal. 2. Streptococcus dan Kurthia sp. biasanya muncul pada saat perubahan cuaca secara drastis, dari panas ke hujan atau sebaliknya, bakteri Streptococcus ini akan masuk kedalam tubuh ikan lewat infeksi melalui sistem pencernaan. Gejala ditandai dengan penampakan perut ikan yang terlihat agak kembung. Selanjutnya bakteri akan masuk aliran darah dan menyebar ke seluruh tubuh, hingga ke ginjal. Jika dilakukan bedah bangkai ginjal kelihatan pucat dan bengkak. Ternyata tidak hanya mengakibatkan ikan berputar-putar dan kemudian mati, tetapi juga dapat mengakibatkan penyakit popeye ( mata BELO ) dan lebih berbahaya lagi bahwa bakteri ini dapat memicu tumbuhnya KHV ( Koi Herpes Virus ) yang sangat mematikan dengan ciri-ciri : insang merah busuk, mata menonjol, bengkak dan berdarah. UNTUK LELE : 1. Penyakit karena bakteri Aeromonas hydrophilla dan Pseudomonas hydrophylla. Bentuk bakteri ini seperti batang dengan cambuk yang terletak diujung batang, dan cambuk ini digunakan untuk bergerak, ukurannya 0,7 - 0,8 x 1 - 1,5 mikron. Gejala : lele yang terkena bakteri ini warna tubuh menjadi gelap, kulit kesat dan timbul pendarahan, lele megap-megap di permukaan air. 2. Penyakit tuberculosis yang disebsbkan bakteri Mycobacterium fortoitum Gejalanya : tubuh lele berwarna gelap, perut bengkak ( karena tubercle / bintil-bintil pada hati, ginjal dan limpa ), posisi berdiri di permukaan air, berputar-putar atau miring-miring, bintik putih di sekitar mulut dan sirip. 3. penyakit bintik putih dan gatal ( Trichodiniasis ) penyebab : parasit dari golongan ciliata, bentuknya bulat, kadang-kadang amuboid, mempunyai inti berbentuk tapal kuda, disebut Ichthyophthirius multifilis. Gejala : (1) Lele yang diserang sangat lemah dan selalu timbul di permukaan air (2) Terdapat bintik-bintik berwarna putih pada kulit, sirip dan insang (3) Lele sering menggosok-gosokkan tubuh pada dasar atau dinding kolam. Sebagian besar penyakit bakterial atau viral selalu ditandai dengan perubahan fisik ikan, bintik-bintik, cacar, luka, ekor gripis, insang merah, dada menguning, mulut putih, bintik putih disekujur tubuh dan stress berat ( berenang memutar ) Untuk pencegahan lakukan manajemen kulitas air dengan cara : 1. Pemberian BOSTER BLUE COPPER secara rutin seminggu sekali dengan dosis 1/2 ppm untuk mengurangi populasi bakteri pathogen atau kuman dan virus pembawa penyakit. 2. Selang 3 hari kemudian bisa ditebar BOSTER PLANKTOP dengan dosis 5 ppm atau 1 tutup / 2 m3 untuk kesuburan perairan. 3. Selanjutnya tebarkan probiotik dengan dosis 1 sendok BOSTER AQUAENZYM dilarutkan dalam air 1 timba dan ditebar merata untuk kolam berukuran 2 m3 untuk menguraikan sisa pakan dan kotoran yang dapat menimbulkan amoniak ( gas beracun ), menumbuhkan bakteri yang menguntungkan bagi perairan dan menstabilkan ekosistem perairan. 4. Untuk pengobatan, hanya dapat di gunakan jika kondisi ikan sudah parah atau terjangkit infeksi pathogen. Gunakan antibiotika dosis ikan sesuai anjuran dari BOSTER. CATATAN : Untuk pengggunaan BOSTER BLUE COPPER, jika ikan yang terserang penyakit berikan dosis 1/2 sendok makan larutkan kedalam 20 liter air lalu ikan cukup di celup-celupkan 2 - 3 kali, JANGAN DIRENDAM dilarutan BOSTER BLUE COPPER PEMBESARAN LELE PROGRAM PEMBESARAN LELE SYSTEM BUDIDAYA BOSTER Sebelum benih ditebar, lakukan sterilisasi air kolam dengan BOSTER AQUASEPTIK atau BOSTER BLUE COPPER dengan dosis 1 ppm atau 1 tutup dilarutkan dalam air 1 timba dan ditebar merata pada kolam ukuran 10 m3 kemudian diamkan selama 2 - 3 hari. Pada kolam tanah , lakukan pengolahan lahan dengan cara pengeringan dan penebaran BOSTER MANSTAP untuk meningkatkan pH tanah dan mengembalikan unsur hara tanah yang baik untuk memacu tumbuhnya pakan alami pada awal budidaya. UMUR : 1 - 5 SUPPLEMENT : BOSTER VITALIQUID + BOSTER FISH IMUNOVIT DOSIS DAN CARA PAKAI : >> 5 ml BOSTER VITALIQUID / kg pakan atau 1 tutup dalam / kg pakan ; >> 2 - 3 ml BOSTER FISH IMUNOVIT / kg pakan atau 1 tutup dalam / kg pakan. FUNGSI : *BOSTER VITALIQUID : >> Menambah nutrisi pakan, memacu pertumbuhan benih; *BOSTER FISH IMUNOVIT : >> Meningkatkan daya tahan atau antibodi ikan, mengurangi stress karena perubahan lingkungan. TREATMENT AIR : BOSTER PLANKTOP DOSIS DAN CARA PAKAI : 5 ppm atau 1 tutup untuk kolam untuk kolam ukuran 2 m3, dilarutkan dalam air 1 timba dan ditebar merata ke seluruh bagian kolam sehari sebelum ikan di tebar. TUJUAN : >> Pemupukan perairan kolam; >> Merangsang tumbuhnya plankton sebagai pakan alami benih dan menjaga kestabilan perairan; >> Menambah pasokan oksigen pada siang hari; >> Menguraikan gas-gas beracun UMUR : 6 - 10 SUPPLEMENT : BOSTER VITALIQUID + BOSTER FISH IMUNOVIT DOSIS DAN CARA PAKAI : sda ( sama dengan atas ) FUNGSI : sda TREATMENT AIR : BOSTER AQUAENZYM DOSIS DAN CARA PAKAI : 1 sendok dilarutkan dalam air 1 timba dan ditebar merata pada kolam 2 m3 ( tebar pada hari ke-6 ) TUJUAN : >> Menguraikan sisa pakan, kotoran ikan dan lumut yang kerap muncul diawal budidaya; >> Memacu pertumbuhan plankton UMUR : 11 - 15 SUPPLEMENT : BOSTER PREMIX AQUAVITA + BOSTER GROTOP DOSIS DAN CARA PAKAI : >> 2 - 3 gr BOSTER PREMIX AQUAVITA / kg pakan atau 1 sendok kecil dicampur dengan pakan 1 kg; >> 2 - 3 gr BOSTER GROTOP / kg pakan atau 1 sendok kecil dicampur dengan pakan 1 kg FUNGSI : *BOSTER PREMIX AQUAVITA : >> Multivitamin lengkap untuk menambah asupan gizi pada pakan, >> Meningkatkan nafsu makan dan mempercepat pertumbuhan; *BOSTER GROTOP : >> Vitamin dan Enzym yang membantu pencernaan dan penyerapan sari-sari pakan secara optimal. TREATMENT AIR : BOSTER BLUE COPPER DOSIS DAN CARA PAKAI : 0,5 sendok dilarutkan dalam air 1 timba dan angkat ikan yang sakit lalu di celup-celupkan sebentar 2 - 3 kali kedalam larutan. JANGAN DIRENDAM. UNTUK TREATMENT AIR : gunakan dosis 1ppm ( 1 ml/ton air) 1cc untuk kolam 1 m3 TUJUAN : >> Mengurangi tumbuhnya koloni bakteri patogen ( pembawa penyakit ); >> Mengurangi kepadatan plankton; >> Mestabilkan kualitas air budidaya; >> Memberantas jamur dan parasit yang menempel pada tubuh ikan. UMUR : 16 - 20 SUPPLEMENT : BOSTER PREMIX AQUAVITA + BOSTER GROTOP DOSIS DAN CARA PAKAI : sda FUNGSI : sda TREATMENT AIR : BOSTER PLANKTOP DOSIS DAN CARA PAKAI : 2 ppm atau 1 tutup dilarutkan dalam air 1 timba dan ditebar merata pada kolam seluas 5 m3 ( tebar pada hari ke-16) TUJUAN : >> Menstabilkan pH ( keasaman ) air kolam; >> Regenerasi plankton baru sehingga air nampak segar kembali. UMUR : 21 - 25 SUPPLEMENT : BOSTER PREMIX AQUAVITA + BOSTER GROTOP DOSIS DAN CARA PAKAI : sda FUNGSI : sda TREATMENT AIR : BOSTER AQUAENZYM DOSIS DAN CARA PAKAI : 1 sendok dilarutkan dalam air 1 timba dan ditebar merata pada kolam 2 m3 ( tebar pada hari ke-21 ) TUJUAN : >> Menguraikan sisa pakan, kotoran ikan, dan lumut yang kerap muncul diawal budidaya; >> Memacu pertumbuhan plankton; >> Menstabilkan kualitas air UMUR : 26 - 30 SUPPLEMENT : BOSTER FISH IMUNOVIT + BOSTER GROTOP DOSIS DAN CARA PAKAI : >> 2 - 3 ml BOSTER FISH IMUNOVIT / kg pakan atau 1 tutup dalam / kg pakan ; >> 2 - 3 gr BOSTER GROTOP / kg pakan atau 1 sendok kecil di campur dengan pakan 1 kg. FUNGSI : *BOSTER FISH IMUNOVIT : >> Meningkatkan daya tahan atau antibodi ikan terhadap serangan penyakit dan perubahan cuaca; *BOSTER GROTOP : >> Vitamin dan Enzym yang membantu pencernaan dan penyerapan sari-sari pakan secara optimal TREATMENT AIR : BOSTER BLUE COPPER DOSIS DAN CARA PAKAI : 0,5 sendok dilarutkan dalam air 1 timba dan ditebar merata pada kolam 10 m3 ( tebar pada hari ke-28 ) TUJUAN : >> Mengurangi tumbuhnya koloni bakteri pathogen ( pembawa penyakit ); >> Mengurangi kepadatan plankton; >> Menstabilkan dan sterilisasi air budidaya. UMUR : 31 - 35 SUPPLEMENT : BOSTER PREMIX AQUAVITA + BOSTER GROTOP DOSIS DAN CARA PAKAI : sda FUNGSI : sda TREATMENT AIR : BOSTER SEL MULTI DOSIS DAN CARA PAKAI : 5 ppm atau 1 tutup untuk kolam ukuran 2 m3, dilarutkan dalam air 1 timba dan ditebar merata ke seluruh bagian kolam ( tebar pada hari ke-31 ) TUJUAN : >> Menumbuhkan koloni bakteri strain positif ( bakteri menguntungkan ) guna merombak perairan dasar kolam yang telah dipenuhi timbunan sisa pakan dan kotoran; >> Mengurangi bau dan kepekatan air kolam; >> Mengembalikan kesuburan dan kesegaran perairan. UMUR : 36 - 40 SUPPLEMENT : BOSTER PREMIX AQUAVITA + BOSTER GROTOP DOSIS DAN CARA PAKAI : sda FUNGSI : sda TREATMENT AIR : BOSTER PLANKTOP DOSIS DAN CARA PAKAI : 2 ppm atau 1 tutup dilarutkan dalam air 1 timba dan ditebar merata pada kolam seluas 5 m3 ( tebar pada hari ke-36 ) TUJUAN : >> Menstabilkan pH ( keasaman ) air kolam; >> Regenerasi plankton baru sehingga air nampak segar kembali UMUR : 41 - 45 SUPPLEMENT : BOSTER FISH IMUNOVIT + BOSTER AMINO LIQUID DOSIS DAN CARA PAKAI : >> 2 - 3 ml BOSTER FISH IMUNOVIT / kg pakan atau 1 tutup dalam / kg pakan ; >> 2 - 3 ml BOSTER AMINO LIQUID / kg pakan atau 1 tutup / 5 kg pakan FUNGSI : *BOSTER FISH IMUNOVIT : >> Meningkatkan daya tahan atau antibodi ikan terhadap serangan penyakit dan perubahan cuaca; *BOSTER AMINO LIQUID : >> Merangsng nafsu makan melalui aroma atractan; >> Menambah kandungan protein pada pakan; >> Mempercepat pertumbuhan dan daging menjadi padat ( tidak gembos ) TREATMENT AIR : BOSTER BLUE COPPER DOSIS DAN CARA PAKAI : 0,5 sendok dilarutkan dalam air 1 timba dan ditebar merata pada kolam seluas 10 m3 ( tebar pada hari ke-42 ) TUJUAN : >> Mengurangi tumbuhnya koloni bakteri pathogen ( pembawa penyakit ); >> Mengurangi kepadatan plankton; >> Menstabilkan dan sterilisasi air budidaya UMUR : 46 - 55 SUPPLEMENT : BOSTER AMINO LIQUID + BOSTER GROTOP DOSIS DAN CARA PAKAI : sda FUNGSI : sda TREATMENT AIR : BOSTER SEL MULTI DOSIS DAN CARA PAKAI : 5 ppm atau 1 tutup untuk kolam ukuran 2 m3, dilarutkan dalam air 1 timba dan ditebar merata keseluruh bagian kolam ( tebar pada hari ke-46 ) TUJUAN : >> Menumbuhkan koloni bakteri menguntungkan guna merombak perairan dasar kolam yang telah dipenuhi timbunan sisa pakan dan kotoran; >> Mengurangi bau dan kepekatan air kolam TIPS - TIPS BUDIDAYA MEMPERCEPAT PERTUMBUHAN, PAKAN ALAMI, DAN KWALITAS AIR ** Campurkan 1/2 kg DEDAK kukus + 2 tutup merah BOSTER AMINO LIQUID + 1 sdm BOSTER AQUAENZYM + 1 tutup merah BOSTER PLANKTOP Aduk merata tambahkan air sampai menyerupai adonan, masukkan kedalam wadah tertutup selama 24-36 jam sampai proses fermentasi jadi, sambil sesekali di aduk. Setelah proses fermentasi jadi ambil dan larutkan kedalam seember air lalu saring buang ampasnya, larutannya tebarkan merata di kolam luas 3x4 meter. FUNGSI : Mempercepat pertumbuhan bibit, karena mengandung nilai protein tinggi siap pakai hasil dari perombakan karbohidrat dari dedak dan protein dari Amino Liquid oleh Enzym-enzym protease, amilase dan selulose dari BOSTER AQUAENZYM. Mempercepat pertumbuhan pakan alami, fitoplankton, zooplankton yang sangat dibutuhkan oleh bibit ikan. Membantu menurunkan pH air pada masa pembesaran bilamana bahan organik yang tinggi hasil dari sisa pakan dan kotoran ikan, karena media dedak dan amino liquid merupakan media kultur yang baik bagi pertubuhan bakteri yang terkandung dalam BOSTER AQUAENZYM. Sehingga kerja bakteri dalam merombak bahan organik sisa pakan dan kotoran ikan menjadi lebih maksimal ************************************************************************************************ PENYAKIT IKAN LELE " KUNING " Penyakit Ikan LELE kuning merupakan penyakit yang meresahkan dikalangan para pembudidaya LELE. Dikarenakan penyakit ini menyerang disaat ikan LELE sudah dewasa atau menjelang panen. Karena selain kematian yang relatif banyak, ikan yang terserang penyakit ini tidak laku untuk dijual sehingga sangat merugikan. CIRI - CIRI : Seluruh tubuh ikan LELE kekuningan Gerakan di air masih lincah, namun setelah dipanen dan jika penanganan panen tdak bagus, akan terlihat lemas dan bisa mati Sering terjadi kematian massal dalam waktu yang relatif singkat. PENYEBAB : Kualitas air Budidaya kurang baik ( air bau dan keruh ) Penggantian air jarang dilakukan dan tidak pernah melakukan sterilisasi air kolam dengan menggunakan ANTISEPTIK , untuk mengurangi kepadatan bakteri. Terlalu banyak penggunaan pakan ( over ) tanpa diimbangi dengan perawatan kualitas air Pola pemberian pakan dengan proporsi limbah terlalu banyak seperti pakan ikan rucah, roti jamuran dan makanan busuk lainnya, memperkuat pengaruh mycotoxin yang terkandung dalam pakan limbah tersebut, sehingga menyebabkan fungsi kerja metabolisme ikan terganggu. PENCEGAHAN : Menjaga kwalitas air kolam budidaya dengan sering melakukan pembuangan dasar kolam sekitar 10% dari volume air, kemudian lakukan pengisian air kembali ( sirkulasi ) Lakukan proses STERILISASI pada kolam budidaya menggunakan BOSTER BLUE COPPER seminggu sekali untuk menjaga kepadatan bakteri dalam kolam Gunakan PROBIOTIK, BOSTER AQUAENZYM 3 hari sekali untuk memperbaiki kwalitas air ( untuk menguraikan bahan organik dalam kolam). Kurangi penggunaan pakan limbah ( ikan rucah, roti jamuran ) dan lakukan perebusan ( ikan rucah ) untuk mengurangi pencemaran. Lebih memperhatikan management pakan, jangan sampai over penggunaan pakan. Gunakan BOSTER PREMIX AQUAVITA, multivitamin campuran pakan untuk memperbaiki system metabolisme tubuh. PENGOBATAN Bila terjadi kematian massal : Sirkulasi air kolam 30 - 40 %, isi kembali air baru dan sterilisasi dengan BOSTER BLUE COPPER dosis 1 ppm Gunakan inroflox 25% campur pakan, untuk pengobatan ikan selama 3 hari berturut-turut. Setelah itu gunakan BOSTER GROTOP , karena mengandung Enzym protease, amylase yang berfungsi untuk memperbaiki proses pencernaan ikan, campur dengan pakan pellet TESTIMONI Nama : Pujo Lokasi : Desa Kuncen, Gunung Pati - SEMARANG Kolam : Terpal dan Tanah Luas Kolam : 100 m2 dan 50 m2 ( 9 petak ) Pakan : Comfeed Budidaya : Pembenihan dan Pembesaran Lele Produk : BOSTER PLANKTOP dan BOSTER SEL MULTI " Saya Pujo, Semarang. Sebelum saya melakukan penebaran bibit terlebih dahulu saya tumbuhkan plankton dikolam. Sebelumnya saya gunakan pupuk kandang untuk menumbuhkan plankton, namun sekarang saya gunakan BOSTER PLANKTOP untuk mempercepat pertumbuhan plankton, dan hasilnya selang 3 hari setelah pemberian, air kolam sudah berwarna kecoklatan ( plankton ) saya menggunakan dosis 5 ppm " BARU ISI AIR SETELAH 3 HARI " Pada masa pertengahan budidaya biasanya kolam sering menjadi bau, pekat dan blooming plankton. Untuk mengatasi hal tersebut saya menggunakan BOSTER SEL MULTI ( bakteri pengurai ). Saya menggunakan rutin 3 - 7 hari sekali. Dan hasilnya air yang semula bau, pekat sekarang menjadi berkurang dan berangsur-angsur lebih encer. Saya gunakan dosis 1 ppm". ( Januari, 2010 ) NB : aktifkan dulu didalam bak dan campur air diamkan dulu selama 1 - 3 jam baru tebar ke kolam. ****************************************************************************************** Nama : Joni Lokasi : Tegal Kolam : Terpal dan Tembok Luas Kolam : 10 - 20 m2 ( 15 petak ) Pakan : Hi Pro Vit Budidaya : Pembibitan dan Pembesaran Lele dan Konsultan Budidaya Air Tawar ( Alumni IPB ) " Saya Joni, Tegal. Setelah saya mengunakan 2 kombinasi produk BOSTER GROTOP dan BOSTER PREMIX AQUAVITA pertumbuhan ikan menjadi lebih cepat". " Untuk pembibitan ukuran bibit ikan lele 3 - 5 cm menjadi 4 - 6 cm hanya diperlukan waktu 3 - 4 hari, padahal biasanya apabila tidak menggunakan kombinasi BOSTER GROTOP dan BOSTER PREMIX AQUAVITA butuh waktu 7 hari". " Dalam usaha pembesaran ikan lele dengan menggnakan kombinasi BOSTER GROTOP dan BOSTER PREMIX AQUAVITA juga dapat mempercepat masa panen, pada saat tebar lele ukuran 4 - 6 cm kepadatan 100 ekor / m2 hanya membutuhkan waktu 55 hari ukuran 1 kg isi 10 - 8 ekor, apabila tidak menggunakan BOSTER GROTOP dan BOSTER PREMIX AQUAVITA butuh waktu 2 bulan lebih. Pada saat tebar ukuran bibit 5 - 7 cm dapat panen ikan lele ukuran 1 kg isi 10 - 8 ekor membutuhkan waktu selama 45 hari biasanya butuh waktu 60 hari. Saya gunakan BOSTER GROTOP dan BOSTER PREMIX AQUAVITA dengan dosis 2 gr / kg pakan" ( desember, 2009) NB : Hal ini dilakukan selama 3 hari berturut-turut waktu pagi dan sore setelah itu 2 hari istirahat ( tanpa pemakaian ) ******************************************************************************************** Nama : Khilman Lokasi : Weleri, Kendal Kolam : Tanah Luas Kolam : 100 m2 ( 25 petak ) Padat Tebar : +/- 100 ekor / m2 Pakan : Hi Pro Vit Budidaya : Pembesaran Lele Produk : BOSTER MANSTAP " Saya Khilman , saya seorang pembudidaya ikan lele, saya sudah setahun lebih menggunakan produk dari indosco, berikut adalah pernyataan saya menggunakan BOSTER MANSTAP. Manstap adalah produk yang berguna untuk menyuburkan tanah ". " Sebelum saya menebar bibit lele terlebih dahulu melakukan pengangkatan lumpur dasar ( amoniak ) kemudian saya isi air dan saya tunggu sampai air siap ditebari bibit lele, namun membutuhkan waktu sekitar 7 harian untuk menumbuhkan plankton. Sekarang saya gunakan BOSTER MANSTAP untuk mempercepat pertumbuhan plankton dengan waktu 3 - 4 hari air dikolam saya sudah mulai berwarna kecoklatan dan pakan alami seperti cacinglor banyak terdapat di dasar kolam ( indikasikan kolam subur ) yang bermanfaat sekali untuk makanan alami bibit ikan lele. Saya menggunakan BOSTER MANSTAP dengan dosis 0,5 - 1 kg / 100 m2." ( februari, 2010 ) **************************************************************** TAMBAK H. RHODI Nama : H. Rhodi Lokasi Tambak : Tambak Kampung Vannamei KM 74,2 Paciran LAMONGAN Luas Petak : +/- 5000 m2 dan 8000 m2 ( 4 petak ) Padat Tebar : +/- 100 ekor / m2 Benur : Udang Vannamei F1 dari CP Pakan : Irawan Sistem Budidaya : Open Sistem Produk Indosco : BOSTER PLANKTOP dan SEL FERMENTA " Kendala saya diawal budidaya adalah plankton lama tumbuh hal ini biasanya berlangsung sekitar 7 hari lebih air mulai terbentuk plankton. Namun sekarang setelah saya menggunakan BOSTER PLANKTOP produk dari INDOSCO, 3 hari setelah penebaran planktop air sudah mulai berwarna ( kecoklatan ) indikasi plankton mulai tumbuh, saya menggunakan BOSTER PLANKTOP dengan dosis 0,5 ppm yang dibarengkan dengan SEL FERMENTA dengan dosis 0,5 ppm " " Saya pernah melakukan penebaran benur dengan kondisi air yang masih belum jadi planktonnya ( air masih jernih / tembus cahaya ). Lalu saya menebar BOSTER PLANKTOP dan SEL FERMENTA karena kandungan bahannya tidak berpengaruh terhadap udang ( aman ) setelah 3 hari air tambak saya sudah mulai tumbuh planktonnya ( kecoklatan )" ( Januari, 2010 ) NB: Penggunaan BOSTER PLANKTOP akan lebih maksimal hasilnya apabila dibarengi dengan SEL FERMENTA yang terlebih dahulu diaktifkan bakterinya dalam ember selama 1 jam. ****************************************************************TESTIMONI DARI FACEBOOK Baru 4 hari aplikasi kombinasi amino liquid, grotop, dan aquaenzym setiap kali kasih pakan. Hasilnya luar biasa, pertumbuhan pesat sekali. BarakaLLah. Dan teruji blm P Eko bwt nekan biaya pakan.brp % bisa cost pakannya sblm & sesudah makai produk tsb.thks Pengalaman rekan di jelupang cuma pakai satu jenis yaitu amino liquid campur pakan. Nafsu makan luar biasa, dari bibit 5-6 panen 2 bulan an. Pernah dibandingkan dgn yg gak pakai, pertumbuhannya jauh. Menurut dia, lebih ke mempersingkat masa... panen, utk pakan hanya berkurang sedikit. Saya coba kombinasikan 3 jenis, pakan jumlah biasa tapi pertumbuhan OK pak. Di parung katanya ada pak, cuma tepatnya sy gak tahu. Harganya saya tanya katanya 35 ribu per botol amino 1 liter. Sangkuriangnya gimana pak, ada yg nggantung gak? Makannya doyan gak? Mengisi Pundi dari Pembesaran Ikan Mas MESKI dalam keadaan krisis ekonomi, namun tampaknya usaha pembesaran ikan masih tetap jadi andalan. Setidaknya, ini diakui petambak ikan mas asal Desa Medan Senembah Deliserdang, Makmur Simbolon. Sejak lima tahun lalu, ayah dari tiga anak ini, meyakini usaha tambak ikan mas bisa menjadi tumpuan ekonomi keluarganya. Jika selama ini mulai banyak orang menyebut usaha tambak ikan hanya akan mendulang rugi karena harga pakan yang mahal, justru Makmur beranggapan beda. Setelah panen beberapa waktu lalu, malah dia berniat kuat akan kembali menebar bibit ikan di kolamnya. Makmur dan istrinya, Eka, mengelola tambak milik keluarga di atas lahan seluas 22 rante. Mereka memilih ikan mas sebab jenis ikan air tawar yang satu ini punya kelebihan dibanding ikan air tawar lain. Menurutnya, pasar ikan mas terbuka luas. Pada saat panen, hasilnya sangat mudah dijual. Meskipun, harga di pasaran terkadang tak menentu. Yang lebih penting lagi, jangka waktu pemeliharaannya tidak memakan waktu yang lama ketimbang jenis ikan lain semisal gurami. Memang, untuk nilai jual, gurami jauh lebih menjanjikan. Tetapi, hasil yang diperoleh, juga harus diimbangi dengan masa pemeliharaan yang terbilang cukup lama. “Kalau gurami, kan harus dipelihara sampai setahun,” tuturnya. Sementara, untuk ikan mas hanya butuh waktu paling lama sekitar 11 hingga 14 minggu saja. Tergantung umur bibit pada saat masuk kolam. Jika bibit yang dipilih seharga Rp 550 per ekor atau ukuran empat inchi, jangka waktu pembesaran akan lebih lama dibanding dengan bibit yang harganya Rp 800 (5 inchi). Semakin mahal harga bibit, semakin besar pula badan ikan. Sedangkan risiko gagal panen dengan ikan yang lebih besar dapat ditekan lebih kecil. Tergantung Jumlah Bibit Makmur tak menyebutkan berapa ton hasil yang diperoleh setiap kali panen. Menurutnya, hasil panen selalu tergantung jumlah bibit yang disemai. Untuk pengeringan kolam kali ini, sebenarnya tidak dihitung. “Inikan, sisa dari panen kemarin,” Biasanya, jumlah bibit yang dimasukkan ke kolamnya paling banyak 9.500 ekor. Lebih dari jumlah itu, tingkat kepadatan penghuni kolam akan mempengaruhi pembesaran ikan. Pertumbuhan ikan bakalan terganggu karena selama di dalam kolam, ikan berebutan oksigen dan pakan. Terakhir, dia hanya menabur 6.000 ekor bibit ikan. Untuk urusan pakan, dalam 1.000 ekor dibutuhkan 15 sak pakan hingga panen. Satu sak memiliki berat 50 kg saat ini, harga pakan per sak di terima di tempat senilai Rp 280.000. Satu bulan sebelum panen, ikan diberi pakan jagung bulat. Dalam hitungan Makmur, 6.000 ikan membutuhkan jagung sebanyak 300 kg. Pemberian jagung sangat penting bagi ikan agar warna serta bentuk badannya semakin kuning dan padat berisi. Berdasarkan takaran seperti itu, Makmur bisa mendapatkan bobot ikan secara merata dengan berat dua hingga tiga ekor ikan per kg. Jika 6.000 ekor, berarti hasil panen yang diperoleh sekitar 1,8 sampai 2 ton. Saat ini, harga jual per kg yang dijemput agen dari kolam senilai Rp 18.500. Pada panen sebelumnya, harga jual sempat Rp 19.500 per kg. Dalam catatan kerja mantan binaan Badan Amil Zakat Daerah Sumatera Utara (Bazdasu) ini, selain bibit dan pakan, modal juga harus disisihkan untuk garam non-yodium, kapur dolomit, tetrasilin, theramisin, therapy, fumicide, rexime, supertetra, minyak tanah, vitamin C, vitamin B kompleks, antibiotik, obat hama, biaya pengadaan pakan, pengolahan kolam menggunakan tenaga jetor, serta biaya panen yang biasanya menggunakan jumlah tenaga kerja hingga tujuh orang. Bila ditotal secara keseluruhan dan disesuaikan berdasarkan hitungan jumlah bibit, rentang nilai keuntungan yang bisa diperoleh dalam sebulan, minimal Rp 2 juta. Risiko Usaha Setiap bisnis pasti membawa risiko kerugian. Begitu pula dengan usaha tambak ikan. Selama menjadi petambak, Makmur selalu berhadapan dengan berbagai gangguan yang bisa saja membuatnya gagal panen. setidaknya, mengurangi jumlah panen. Gangguan alam, sudah beberapa kali tanggulnya pecah akibat banjir dari luapan air sungai Batangkuis. Jumlah ikan sempat berkurang hingga 10%. “Waktu itu, saya sempat khawatir ikannya hilang semua,” ungkapnya. Untuk soal yang satu ini, enam bulan lalu upayanya untuk mendatangkan pemerintah, terbilang cukup berhasil. Camat Kecamatan Tanjungmorawa sempat datang langsung ke kolamnya. Kepada sang camat, dia berharap agar irigasi segera dibangun. Hanya saja, sampai hari ini, permohonan itu belum juga terwujud. “Sebenarnya, kalau irigasi sudah dibangun, saya ingin menetaskan benih sendiri,” katanya. Jadi, bibit tak perlu dibeli lagi. Malah, jika memang rezeki bagus, niatannya ingin jadi pemasok bibit ikan. Selain banjir, ketika terang bulan, ada burung bangau malam yang menyukai ikan-ikannya. Soal penyakit, semisal herves dan insang, dia selalu mempersiapkan obatnya sebelum menular dan menghabisi ikan lainnya dalam kolam. Kalau tentang pencurian ikan, “tak usahlah kita kaji itu lagi,” tuturnya dengan logat Batak yang masih kentara. BUDIDAYA LELE SANGKURIANG Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan air Tawar yang sudah dibudidayakan secara komersial oleh masyarakat Indonesia terutama di Pulau Jawa. Budidaya lele berkembang pesat dikarenakan 1) dapat dibudidayakan di lahan dan sumber air yang terbatas dengan padat tebar tinggi, 2) teknologi budidaya relatif mudah dikuasai oleh masyarakat, 3) pemasarannya relatif mudah dan 4) modal usaha yang dibutuhkan relatif rendah. Pengembangan usaha budidaya ikan lele semakin meningkat setelah masuknya jenis ikan lele dumbo ke Indonesia pada tahun 1985. Keunggulan lele dumbo dibanding lele lokal antara lain tumbuh lebih cepat, jumlah telur lebih banyak dan lebih tahan terhadap penyakit. Namun demikian perkembangan budidaya yang pesat tanpa didukung pengelolaan induk yang baik menyebabkan lele dumbo mengalami penurunan kualitas. Hal ini karena adanya perkawinan sekerabat (inbreeding), seleksi induk yang salah atas penggunaan induk yang berkualitas rendah. Penurunan kualitas ini dapat diamati dari karakter umum pertama matang gonad, derajat penetasan telur, pertumbuhan harian, daya tahan terhadap penyakit dan nilai FCR (Feeding Conversion Rate). Sebagai upaya perbaikan mutu ikan lele dumbo BBAT Sukabumi telah berhasil melakukan rekayasa genetik untuk menghasilkan lele dumbo strain baru yang diberi nama lele Sangkuriang. Seperti halnya sifat biologi lele dumbo terdahulu, lele Sangkuriang tergolong omnivora. Di alam ataupun lingkungan budidaya, ia dapat memanfaatkan plankton, cacing, insekta, udang-udang kecil dan mollusca sebagai makanannya. Untuk usaha budidaya, penggunaan pakan komersil (pellet) sangat dianjurkan karena berpengaruh besar terhadap peningkatan efisiensi dan produktivitas. Tujuan pembuatan Petunjuk Teknis ini adalah untuk memberikan cara dan teknik pemeliharaan ikan lele dumbo strain Sangkuriang yang dilakukan dalam rangka peningkatan produksi Perikanan untuk meningkatkan ketersediaan protein hewani dan tingkat konsumsi ikan bagi masyarakat Indonesia. Berdasarkan keunggulan lele dumbo hasil perbaikan mutu dan sediaan induk yang ada di BBAT Sukabumi, maka lele dumbo tersebut layak untuk dijadikan induk dasar yaitu induk yang dilepas oleh Menteri Kelautan dan Perikanan dan telah dilakukan diseminasi kepada instansi/pembudidaya yang memerlukan. Induk lele dumbo hasil perbaikan ini, diberi nama Lele Sangkuriang. Induk lele Sangkuriang merupakan hasil perbaikan genetik melalui cara silang balik antara induk betina generasi kedua (F2) dengan induk jantan generasi keenam (F6). Induk betina F2 merupakan koleksi yang ada di Balai Budidaya Air Tawar Sukabumi yang berasal dari keturunan kedua lele dumbo yang diintroduksi ke Indonesia tahun 1985. Sedangkan induk jantan F6 merupakan sediaan induk yang ada di Balai Budidaya Air Tawar Sukabumi. Induk dasar yang didiseminasikan dihasilkan dari silang balik tahap kedua antara induk betina generasi kedua (F2) dengan induk jantan hasil silang balik tahap pertama (F2 6). Budidaya lele Sangkuriang dapat dilakukan di areal dengan ketinggian 1 m – 800 m dpi. Persyaratan lokasi, baik kualitas tanah maupun air tidak terlalu spesifik, artinya dengan penggunaan teknologi yang memadai terutama pengaturan suhu air budidaya masih tetap dapat dilakukan pada lahan yang memiliki ketinggian diatas >800 m dpi. Namun bila budidaya dikembangkan dalam skala massal harus tetap memperhatikan tata ruang dan lingkungan sosial sekitarnya artinya kawasan budidaya yang dikembangkan sejalan dengan kebijakan yang dilakukan Pemda setempat. Budidaya lele, baik kegiatan pembenihan maupun pembesaran dapat dilakukan di kolam tanah, bak tembok atau bak plastik. Budidaya di bak tembok dan bak plastik dapat memanfaatkan lahan pekarangan ataupun lahan marjinal lainnya. Sumber air dapat menggunakan aliran irigasi, air sumu (air permukaan atau sumur dalam), ataupun air hujan yan sudah dikondisikan terlebih dulu. Parameter kualitas air yan baik untuk pemeliharaan ikan lele sangkuriang adalah sebagai berikut: Suhu air yang ideal untuk pertumbuhan ikan lele berkisar antara 22-32°C. Suhu air akan mempengaruhi laju pertumbuhan, laju metabolisme ikan dan napsu makan ikan serta kelarutan oksigen dalam air. pH air yang ideal berkisar antara 6-9. Oksigen terlarut di dalam air harus > 1 mg/l. Budidaya ikan lele Sangkuriang dapat dilakukan dalam bak plastik, bak tembok atau kolam tanah. Dalam budidaya ikan lele di kolam yang perlu diperhatikan adalah pembuatan kolam, pembuatan pintu pemasukan dan pengeluaran air. Bentuk kolam yang ideal untuk pemeliharaan ikan lele adalah empat persegi panjang dengan ukuran 100-500 m2. Kedalaman kolam berkisar antara 1,0-1,5 m dengan kemiringan kolam dari pemasukan air ke pembuangan 0,5%. Pada bagian tengah dasar kolam dibuat parit (kamalir) yang memanjang dari pemasukan air ke pengeluaran air (monik). Parit dibuat selebar 30-50 cm dengan kedalaman 10-15 cm. Sebaiknya pintu pemasukan dan pengeluaran air berukuran antara 15-20 cm. Pintu pengeluaran dapat berupa monik atau siphon. Monik terbuat dari semen atau tembok yang terdiri dari dua bagian yaitu bagian kotak dan pipa pengeluaran. Pada bagian kotak dipasang papan penyekat terdiri dari dua lapis yang diantaranya diisi dengan tanah dan satu lapis saringan. Tinggi papan disesuaikan dengan tinggi air yang dikehendaki. Sedangkan pengeluaran air yang berupa siphon lebih sederhana, yaitu hanya terdiri dari pipa paralon yang terpasang didasar kolam dibawah pematang dengan bantuan pipa berbentuk L mencuat ke atas sesuai dengan ketinggian air kolam. Saringan dapat dipasang pada pintu pemasukan dan pengeluaran agar ikan-ikan jangan ada yang lolos keluar/masuk. Pelaksanaan Budidaya Sebelum benih ikan lele ditebarkan di kolam pembesaran, yang perlu diperhatikan adalah tentang kesiapan kolam meliputi: a. Persiapan kolam tanah (tradisional) Pengolahan dasar kolam yang terdiri dari pencangkulan atau pembajakan tanah dasar kolam dan meratakannya. Dinding kolam diperkeras dengan memukul-mukulnya dengan menggunakan balok kayu agar keras dan padat supaya tidak terjadi kebocoran. Pemopokan pematang untuk kolam tanah (menutupi bagian-bagian kolam yang bocor). Untuk tempat berlindung ikan (benih ikan lele) sekaligus mempermudah pemanenan maka dibuat parit/kamalir dan kubangan (bak untuk pemanenan). Memberikan kapur ke dalam kolam yang bertujuan untuk memberantas hama, penyakit dan memperbaiki kualitas tanah. Dosis yang dianjurkan adalah 20-200 gram/m2, tergantung pada keasaman kolam. Untuk kolam dengan pH rendah dapat diberikan kapur lebih banyak, juga sebaliknya apabila tanah sudah cukup baik, pemberian kapur dapat dilakukan sekedar untuk memberantas hama penyakit yang kemungkinan terdapat di kolam. Pemupukan dengan kotoran ternak ayam, berkisar antara 500-700 gram/m2; urea 15 gram/m2; SP3 10 gram/m2; NH4N03 15 gram/m2. Pada pintu pemasukan dan pengeluaran air dipasang penyaring Kemudian dilakukan pengisian air kolam. Kolam dibiarkan selama ± 7 (tujuh) hari, guna memberi kesempatan tumbuhnya makanan alami. b. Persiapan kolam tembok Persiapan kolam tembok hampir sama dengan kolam tanah. Bedanya, pada kolam tembok tidak dilakukan pengolahan dasar kolam, perbaikan parit dan bak untuk panen, karena parit dan bak untuk panen biasanya sudah dibuat Permanen. c. Penebaran Benih Sebelum benih ditebarkan sebaiknya benih disuci hamakan dulu dengan merendamnya didalam larutan KM5N04 (Kalium permanganat) atau PK dengan dosis 35 gram/m2 selama 24 jam atau formalin dengan dosis 25 mg/l selama 5-10 menit. Penebaran benih sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari atau pada saat udara tidak panas. Sebelum ditebarkan ke kolam, benih diaklimatisasi dulu (perlakuan penyesuaian suhu) dengan cara memasukan air kolam sedikit demi sedikit ke dalam wadah pengangkut benih. Benih yang sudah teraklimatisasi akan dengan sendirinya keluar dari kantong (wadah) angkut benih menuju lingkungan yang baru yaitu kolam. Hal ini berarti bahwa perlakuan tersebut dilaksanakan diatas permukaan air kolam dimana wadah (kantong) benih mengapung diatas air. Jumlah benih yang ditebar 35-50 ekor/m2 yang berukuran 5-8 cm. d. Pemberian Pakan Selain makanan alami, untuk mempercepat pertumbuhan ikan lele perlu pemberian makanan tambahan berupa pellet. Jumlah makanan yang diberikan sebanyak 2-5% perhari dari berat total ikan yang ditebarkan di kolam. Pemberian pakan frekuensinya 3-4 kali setiap hari. Sedangkan komposisi makanan buatan dapat dibuat dari campuran dedak halus dengan ikan rucah dengan perbandingan 1:9 atau campuran dedak halus, bekatul, jagung, cincangan bekicot dengan perbandingan 2:1:1:1 campuran tersebut dapat dibuat bentuk pellet. e. Pemanenan Ikan lele Sangkuriang akan mencapai ukuran konsumsi setelah dibesarkan selama 130 hari, dengan bobot antara 200 – 250 gram per ekor dengan panjang 15 – 20 cm. Pemanenan dilakukan dengan cara menyurutkan air kolam. Ikan lele akan berkumpul di kamalir dan kubangan, sehingga mudah ditangkap dengan menggunakan waring atau lambit. Cara lain penangkapan yaitu dengan menggunakan pipa ruas bambu atau pipa paralon/bambu diletakkan didasar kolam, pada waktu air kolam disurutkan, ikan lele akan masuk kedalam ruas bambu/paralon, maka dengan mudah ikan dapat ditangkap atau diangkat. Ikan lele hasil tangkapan dikumpulkan pada wadah berupa ayakan/happa yang dipasang di kolam yang airnya terus mengalir untuk diistirahatkan sebelum ikan-ikan tersebut diangkut untuk dipasarkan. Pengangkutan ikan lele dapat dilakukan dengan menggunakan karamba, pikulan ikan atau jerigen plastik yang diperluas lubang permukaannya dan dengan jumlah air yang sedikit. Proses Produksi pada kegiatan pembesaran disajikan Tabel 1. Tabel 1 Proses pembesaran lele Sangkuriang di bak tembok. Kriteria Satuan Pembesaran Ukuran Tanaman - Umur hari 40 - panjang cm 4 – 8 - bobot gram 4- 6 Ukuran Panen - Umur hari 130 - panjang cm 15 – 20 - bobot gram 125 – 200 Sintasan % 80-90 Padat Tebar Ekor/m2 50-75 Pakan - Tingkat Pemberian % bobot 3 - Frekuensi Pemberian kali/hari 3 Tingkat Konversi Pakan 0,8 – 1,2 Kegiatan budidaya lele Sangkuriang di tingkat pembudidaya sering dihadapkan pada permasalahan timbulnya penyakit atau kematian ikan. Pada kegiatan pembesaran, penyakit banyak ditimbulkan akibat buruknya penanganan kondisi lingkungan. Organisme predator yang biasanya menyerang antara lain ular dan belut. Sedangkan organisme pathogen yang sering menyerang adalah Ichthiophthirius sp., Trichodina sp., Monogenea sp. dan Dactylogyrus sp. Penanggulangan hama insekta dapat dilakukan dengan pemberian insektisida yang direkomendasikan pada saat pengisian air sebelum benih ditanam. Sedangkan penanggulangan belut dapat dilakukan dengan pembersihan pematang kolam dan pemasangan plastik di sekeliling kolam. Penanggulangan organisme pathogen dapat dilakukan dengan pengelolaan lingkungan budidaya yang baik dan pemberian pakan yang teratur dan mencukupi. Pengobatan dapat menggunakan obat-obatan yang direkomendasikan. Pengelolaan lingkungan dapat dilakukan dengan melakukan persiapan kolam dengan baik. Pada kegiatan budidaya dengan menggunakan kolam tanah, persiapan kolam meliputi pengeringan, pembalikan tanah, perapihan pematang, pengapuran, pemupukan, pengairan dan pengkondisian tumbuhnya plankton sebagai sumber pakan. Pada kegiatan budidaya dengan menggunakan bak tembok atau bak plastik, persiapan kolam meliputi pengeringan, disenfeksi (bila diperlukan), pengairan dan pengkondisian tumbuhnya plankton sebagai sumber pakan. Perbaikan kondisi air kolam dapat pula dilakukan dengan penambahan bahan probiotik. Untuk menghindari terjadinya penularan penyakit, maka hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut: Pindahkan segera ikan yang memperlihatkan gejala sakit dan diobati secara terpisah. Ikan yang tampak telah parah sebaiknya dimusnahkan. Jangan membuang air bekas ikan sakit ke saluran air. Kolam yang telah terjangkit harus segera dikeringkan dan dilakukan pengapuran dengan dosis 1 kg/5 m2. Kapur (CaO) ditebarkan merata didasar kolam, kolam dibiarkan sampai tanah kolam retak-retak. Kurangi kepadatan ikan di kolam yang terserang penyakit. Alat tangkap dan wadah ikan harus dijaga agar tidak terkontaminasi penyakit. 5. Sebelum dipakai lagi sebaiknya dicelup dulu dalam larutan Kalium Permanganat (PK) 20 ppm (1 gram dalam 50 liter air) atau larutan kaporit 0,5 ppm (0,5 gram dalam 1 m3 air). Setelah memegang ikan sakit cucilah tangan kita dengan larutan PK Bersihkan selalu dasar kolam dari lumpur dan sisa bahan organik Usahakan agar kolam selalu mendapatkan air segar atau air baru. Tingkatkan gizi makanan ikan dengan menambah vitamin untuk menambah daya tahan ikan. ANALISA USAHA Pembesaran lele Sangkuriang di bak plastik 1. Investasi Sewa lahan 1 tahun @ Rp 1.000.000,- = Rp 1.000.000,- Bak kayu lapis plastik 3 unit @ Rp 500.000,- = Rp 1.500.000,- Drum plastik 5 buah @ Rp 150.000,- = Rp 750.000,- Total = Rp 3.250.000,- 2. Biaya Tetap Penyusutan lahan Rp 1.000.000,-/1 thn = Rp 1.000.000,- Penyusutan bak kayu lapis plastik Rp 1.500.000,-/2 thn = Rp 750.000,- Penyusutan drum plastik Rp 750.000,-/5 thn = Rp 150.000,- Total = Rp 1.900.000,- 3. Biaya Variabel Pakan 4800 kg @ Rp 3700 = Rp 17.760.000,- Benih ukuran 5-8 cm sebanyak 25.263 ekor @ Rp 80,- = Rp 2.021.052,63 Obat-obatan 6 unit @ Rp 50.000,- = Rp 300.000,- Alat perikanan 2 paket @ Rp 100.000,- = Rp 200.000,- Tenaga kerja tetap 12 OB @ Rp 250.000,- = Rp 3.000.000,- Lain-lain 12 bin @ Rp 100.000,- = Rp 1.200.000,- Total = Rp 24.281.052,63 4. Total Biaya Biaya Tetap + Biaya Variabel = Rp 1.900.000,- + Rp 24.281.052,63 = Rp 26.181.052,63 5. Produksi lele konsumsi 4800 kg x Rp 6000/kg -Rp 28.800.000, 6. Pendapatan Produksi – (Biaya tetap + Biaya Variabel) = Rp 28.800.000,- – ( Rp 1.900.000,- + Rp 24.281.052,63) = Rp 2.418.947,37 7. Break Event Point (BEP) Volume produksi = 4.396,84 kg Harga produksi = Rp 5.496,05 Sumber : http://www.ikanlelesangkuriang.com/2010/06/page/2 Budidaya Ikan Gabus Ikan gabus. Hampir semua orang tahu. Karena mereka sudah merasakan kelezatannya. Ikan inipun mudah sekali didapat, bisa dibeli di pasar, bahkan di warung-warung sekitar tempat tinggalnya. Namun apakah mereka tahu asal-usul ikan tersebut. Tentu saja tidak semua orang tahu, termasuk cara budidayanya. Inilah yang akan dikupas dalam artikel ini. Soal asal usul. Ternyata ikan gabus adalah ikan asli Indonesia. Hidup di perairan sekitar kita, di rawa, di waduk dan di sungai-sungai yang airnya tenang. Namun ikan gabus yang bisa dibeli di pasar-pasar dan warung-warung, kemungkinan besar dari Kalimantan. Karena pulau itulah yang kini menjadi pemasok terbesar untuk pasar-pasar seluruh Indonesia. Namun sayang, populasi ikan gabus di alam sudah mulai berkurang, sehingga budiadaya ikan ini perlu dikembangkan. Lalu soal cara budidaya ikan gabus. Ternyata ikan inipun tidak susah. Tidak perlu dengan pemijahan buatan, cukup dengan pemijahan alami. Tentu saja hal ini disebabkan karena ikan gabus sudah akrab dengan perairan kita. Salah satu instansi perikanan yang sudah berhasil adalah Balai Budidaya Air Tawar Mandiangin, Kalimantan Selatan. Artikel inipun diambil dari salah satu leafletnya. Namun sebelum mengupas tentang cara budidayanya, alangkah lebih baiknya kita tahu dulu tentang biologinya, terutama habitat, kebiasaan hidup, kebiasaan makan dan sistematikanya. Di Kalimantan, ikan gabus banyak ditemukan di rawa-rawa daerah pedalaman, hidup di dasar perairan yang dangkal, bersifat carnivor atau pemakan daging, terutama ikan-ikan kecil yang mendekatinya. Ikan gabus bersifat musiman, memijah pada musim hujan dari Bulan Oktober hingga Desember. Secara sistematika, seorang ahli perikanan, Kottelat (1993) memasukan kedalam : Kelas : Pisces; Ordo : Labyrinthycy; Famili : Chanidae; Genus : Channa; Spesies : Channa striata; sinonim dengan Ophiochephalus striatus. Ikan gabus memiliki nama lain, yaitu gabus isilah Indonesia, Haruan merupakan nama daerah Kalimantan. Sedangkan dalam Bahasa Inggeri disebut Snaka Head Fish. Beda jantan dan betina Jantan dan betina ikan gabus bisa dibedakan dengan mudah. Caranya dengan melihat tanda-tanda pada tubuh. Jantan ditandai dengan kepala lonjong, warna tubuh lebih gelap, lubang kelamin memerah dan apabila diurut keluar cairan putih bening. Betina ditandai dengan kepala membulat, warna tubuh lebih terang, perut membesar dan lembek, bila diurut keluar telur. Induk jantan dan harus sudah mencapai 1 kg. Pemijahan Pemijahan dilakukan dalam bak beton atau fibreglass. Caranya, siapkan sebuah bak beton ukuran panjang 5 m, lebar 3 m dan tinggi 1 m; keringkan selama 3 – 4 hari; masukan air setinggi 50 cm dan biarkan mengalir selama pemijahan; sebagai perangsang pemijahan, masukan eceng gondok hingga menutupi sebagian permukaan bak; masukan masukan 30 ekor induk betina; masukan pula 30 ekor induk jantan; biarkan memijah; ambil telur dengan sekupnet halus; telur siap untuk ditetaskan. Untuk mengetahui terjadinya pemijahan dilakukan pengontrolan setiap hari. Telur bersifat mengapung di permukaan air. Satu ekor induk betina bisa menghasilkan telur sebanyak 10.000 – 11.000 butir. Penetasan telur Penetasan telur dilakukan di akuarium. Caranya : siapkan sebuah akuarium ukuran panjang 60 cm, lebar 40 cm dan tinggi 40 cm; keringkan selama 2 hari; isi air bersih setinggi 40 cm; pasang dua buah titik aerasi dan hidupkan selama penetasan; pasang pula pemanas air hingga bersuhu 28 O C; masukan telur dengan kepadatan 4 – 6 butir/cm2; biarkan menetas. Telur akan menetas dalam waktu 24 jam. Sampai dua hari, larva tidak perlu diberi pakan, karena masih menyimpan makanan cadangan. Pemeliharaan larva Pemeliharaan larva dilakukan setelah 2 hari menetas hingga berumur 15 hari, dalam akuarium yang sama dengan kepadatan 5 ekor/liter. Kelebihan larva bisa dipelihara dalam akuarium lain. Pada umur 2 hari, larva diberi pakan berupa naupli artemia dengan frekwensi 3 kali sehari. Dari umur 5 hari, larva diberi pakan tambahan berupa daphnia 3 kali sehari, secukupnya. Untuk menjaga kualitas air, dilakukan penyiponan, dengan membuang kotoran dan sisa pakan dan mengganti dengan air baru sebanyak 50 persen. Penyiponan dilakukan 3 hari sekali, tergantung kualitas air. Pendederan Pendederan I ikan gabus dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 200 m2; keringkan selama 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalir dengan lebar 40 cm dan tinggi 10 cm; ratakan tanah dasarnya; tebarkan 5 - 7 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 4.000 ekor larva pada pagi hari; setelah 2 hari, beri 1 – 2 kg tepung pelet atau pelet yang telah direndam setiap hari; panen benih dilakukan setelah berumur 3 minggu. Budidaya Ikan Bawal Air Tawar February 28, 2011 • Filed under Serba - serbi Usaha Ikan bawal tawar merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Ikan jenis ini termasuk yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Selain relatif tidak terlalu rumit budidayanya, ikan bawal tawar termasuk ikan yang tahan banting. Usaha pembesaran ikan bawal tawar dilakukan dengan tujuan utama untuk memperoleh ikan konsumsi dengan ukuran yang disukai oleh para penikmat ikan. Pembesaran ikan bawal air tawar dapat dilakukan dengan sistem monokultur maupun polikultur. A. PERSYARATAN LOKASI Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh sebuah lokasi sebelum digunakan untuk membudidayakan ikan bawal tawar adalah : 1. Tanah bertekstur liat lempung, tidak porous, subur serta mempunyai sudut kemiringan sebesar 3 – 5 %. 2. Lokasi pemeliharaan berada di pada ketinggian 50 – 400 m dpl. 3. Kualitas air harus baik, dalam artian bebas dari pencemaran bahan – bahan kimia, minyak maupun limbah pabrik. Memiliki kadar pH 7 – 8 dan bersuhu 20 – 280 C. 4. Dasar kolam berlumpur, tidak terlalu keruh. 5. Kedalaman kolam berkisar diantara 80 – 100 cm. 6. Sumber air mempunyai debit 3 liter / detik untuk sistem pemeliharaan tradisional serta 6 – 12 liter / detik untuk sistem pemeliharaan polikultur. B. TEKNIK BUDIDAYA Persiapan Kolam 1. Pengeringan tanah dasar kolam. 2. Pengapuran tanah dasar kolam dengan menggunakan kapur tohor atau dolomit, dengan dosis 25 kg / 100 m2. 3. Pemupukan dengan menggunakan pupuk kandang dengan dosis 25 – 50 kg / 100 m2 dan TSP dengan dosis 3 kg / 100 m2. 4. Kolam diisi dengan air setinggi 3 cm lalu didiamkan selama 3 hari. 5. Proses penambahan air dilakukan sedikit demi sedkit hingga pada akhirnya ketinggian air kolam maksimal adalah 80 – 120 cm. Pemilihan dan Penebaran Benih 1. Penebaran benih dilakukan 7 – 10 hari setelah pemupukan. 2. Benih yang akan ditebar harus sudah melalui proses aklimatisasi. Caranya : Masukkan benih ikan yang masih berada di dalam kantong plastik ke dalam air kolam. Setelah dinding plastik berembun, buka kantong plastik benih ikan tersebut, lalu masukkan air kolam sedikit demi sedikit hingga benih terlihat sudah dapat beraktifitas normal. Benih ikan siap ditebar. Pakan dan Cara Memberikan Pakan Sumber pakan yang dapat digunakan adalah dedaunan dan atau pelet ikan. Pakan dapat diberikan dengan dosis 3 – 5 % dari total berat ikan, dengan cara disebar merata. Pemanenan Pemanenan dapat dilakukan setelah masa pemeliharaan sudah mencapai 4 – 6 bulan, dimana dalam usia tersebut, berat ikan bawal tawar sudah mencapai kurang lebih 500 gram / ekor. Alat yang biasa digunakan dalam operasional panen ini adalah jaring yang terbuat dari waring berdiameter lebar. C. NILAI EKONOMI Ikan bawal tawar banyak diminati sebagai ikan konsumsi dan ikan budidaya dikarenakan memiliki berbagai macam kelebihan, diantaranya adalah cita rasa dagingnya yang menyerupai gurami serta mempunyai daya tahan tinggi terhadap kondisi lingkungan hidup yang kurang baik. BUDIDAYA BELUT Budidaya belut sebenarnya tidak terlalu sulit. Waktu panennya juga bisa dipersingkat dari 7 bulan menjadi 4 bulan, tergantung pada penanganan pakan dan media. Secara ringkas, teknis budidaya dan pemeliharaan belut hanya memerlukan perhatian pada memilih lokasi budidaya, pembuatan kolam, media pemeliharaan, memilih benih, penetasan, pakan serta hama. KOLAM BUDIDAYA Kolam budidaya belut terbagi menjadi 4 yaitu : Kolam pemijahan : berfungsi untuk mengawinkan induk belut yang sudah terpilih. Kolam pendederan : berfungsi untuk menampung dan membiakkan benih belut yang berukuran 1-2 cm. Kolam belut remaja : berfungsi untuk menampung dan membiakkan belut yang berukuran 3-5 cm. Kolam belut konsumsi : terbagi menjadi 2 tahapan yang masing – masing tahapan membutuhkan waktu 2 bulan. Tahap pertama pemeliharaan belut dari ukuran 5-8 cm menjadi ukuran 15-20 cm. Tahap kedua pemeliharaan belut dari ukuran 15-20 cm menjadi 30-40 cm. BANGUNAN KOLAM Bangunan jenis-jenis kolam belut secara umum relatif sama, hanya dibedakan oleh ukuran, kapasitas dan daya tampung belut itu sendiri. Ukuran kolam induk kapasitasnya 6 ekor/m2. Untuk kolam pendederan (ukuran belut 1-2 cm) daya tampungnya 500 ekor/m 2. Untuk kolam belut remaja (ukuran 2-5 cm) daya tampungnya 250 ekor/m 2 . Dan untuk kolam belut konsumsi tahap pertama (ukuran 5-8 cm) daya tampungnya 100 ekor/m 2. Untuk kolam belut konsumsi tahap kedua (ukuran 15-20cm) daya tampungnya 50 ekor/m 2, hingga panjang belut pemanenan kelak berukuran 3-50 cm. Pembuatan kolam belut sebaiknya dengan bak dinding yang disemen tapi dasar kolam dibiarkan tanah tanpa diplester. Media dasar kolam terdiri dari bahan-bahan organik seperti pupuk kandang, sekam padi dan jerami padi. Caranya kolam yang masih kosong lapisan pertamanya diberi sekam padi setebal 10 cm, diatasnya ditimbun dengan pupuk kandang setebal 10 cm, lalu diatasnya lagi ditimbun dengan ikatan-ikatan merang atau jerami kering. Setelah tumpukan-tumpukan bahan organik selesai dibuat (tebal seluruhnya sekitar 30 cm), barulah air dialirkan ke dalam kolam secara perlahan-lahan sampai setinggi 50 cm (bahan organik + air). Dengan demikian media dasar kolam sudah selesai, tinggal media tersebut dibiarkan beberapa saat agar sampai menjadi lumpur sawah. Setelah itu belut-belut dilepaskan ke dalam kolam. PEMIJAHAN Biasanya belut yang dipijahkan adalah belut betina berukuran ± 30 cm dan belut jantan berukuran ± 40 cm. Untuk kolam seluas 1 m2 diisi satu set indukan (1 ekor jantan dan 2 ekor betina). Waktu pemijahan belut diperkirakan berlangsung selama 10 hari setelah itu baru telur dari belut menetas. Telur akan menetas dan dalam waktu 5-8 hari dan belut berukuran 1,5 – 2,5 cm. Dengan ukuran tersebut, bibit belut diangkat dan ditempatkan pada kolam pendederan untuk untuk di pelihara selama 1 bulan untuk mencapai ukuran 5-8 cm. PENYIAPAN Bibit belut yang layak dan siap dipelihara adalah bibit yang sudah berukuran 5-8 cm. Biasanya sudah berumur sekitar 4 bulan, melalui 2 tahap dengan masing –masing tahapan selama 2 bulan. Bibit bisa diperoleh dari bak / kolam pembibitan yang telah atau bisa juga bibit diperoleh dari peternak pembibit yang lain. Perlakuan dan perawatan bibit, dari hasil pemijahan anak belut ditampung di kolam pendederan calon benih selama 1 bulan. Dalam hal ini benih diperlakukan dengan secermat mungkin agar tidak banyak yang hilang. Caranya dengan pengairan yang bersih, lebih baik lagi apabila bibit tersebut berada pada air yang mengalir. PEMELIHARAAN PEMBESARAN Pemupukan Gunakan jerami yang sudah lapuk, berfungsi untuk membentuk pelumpuran yang subur dan pupuk kandang juga diperlukan sebagai salah satu bahan organik utama (untuk lebih detail lihat artikel pemupukan kolam). Pemberian Pakan Bila diperlukan bisa diberi makanan tambahan berupa cacing, kecoa, ulat besar (belatung) yang diberikan setiap 10 hari sekali. Pemeliharaan Kolam dan Tambak Yang perlu diperhatikan pada pemeliharaan belut adalah menjaga kolam agar tidak ada gangguan dari luar dan dalam kolam tidak beracun. Peluang Usaha Budi Daya Ikan Nila Merah Ikan nila merah adalah jenis ikan yang sudah terkenal di kalangan masyarakat. Bagi para petani memelihara ikan nila merah banyak dipilih karena mudah dalam membudidayakan dan mudah dalam pemasarannya. Selain itu minat pasar untuk ikan nila merah masih sangat lebar, mulai dari yang ukuran bibit sampai konsumsi semua pasar tersebut masih memungkinkan. Karena termasuk ikan konsumsi, ikan nila merah memiliki harga yang cukup terjangkau di pasar. Peluang Usaha Budi Daya Ikan nila merah dapat memungkinkan dalam berbagai bentuk usaha,diantaranya: - Usaha Pembenihan - Usaha Pembesaran - Usaha Pemasaran atau Distribusi Kebutuhan benih seiring dengan kebutuhan ikan nila merah konsumsi, semakin besar kebutuhan konsumsi maka kebutuhan akan bibit nila semakin meningkat dengan demikian peluang usaha terbuka dalam hal pembibitan ikan nila merah. Metode pembibitan juga relatif lebih mudah, karena Ikan nila merah dapat berkembang biak secara alami dengan sangat mudah. Hanya yang diperlukan adalah lahan yang cukup luas. Ikan nila merah akan berkembang dengan sangat cepat pada areal sawah yang dangkal dan cukup luas dengan suhu air yang cukup hangat. Ikan nila merah memiliki kemampuan menyesuaikan diri yang baik dengan lingkungan sekitarnya. Sehingga ia bisa dipelihara di dataran rendah yang berair payau maupun dataran yang tinggi dengan suhu yang rendah. Ia mampu hidup pada suhu 14 - 38 derajat celcius. Dengan suhu terbaik adalah 25 - 30 derajat. Meski ia bisa hidup di kadar garam sampai 35% namun ia sudah tidak dapat tumbuh berkembang dengan baik. Ikan nila merah dapat mencapai saat dewasa pada umur 4 - 5 bulan dan ia akan mencapai pertumbuhan maksimal untuk melahirkan sampai berumur 1,5 - 2 tahun. Dan dapat berlangsung selama 6 - 7 kali dalam setahun. Ikan nila merah jantan menjadi agresif saat musim ini. Ikan nila merah termasuk dalam ikan pemakan segala atau Omnivora. Ikan ini dapat berkembang biak dengan aneka makanan baik hewani maupun nabati. Ikan nila merah saat ia masih benih, pakannya adalah plankton dan lumut sedangkan jika ia sudah dewasa ia mampu diberi makanan tambahan seperti pelet dan berbagai makanan lain yaitu daun talas. DAFTAR HARGA Daftar Harga Ikan Air Tawar Jenis Ikan Ukuran Harga (Rp.) Kapasitas Pengiriman via Pesawat (luar daerah/pulau) Gurame Telur/Larva 60/ekor 25.000 ekor/box 2-3 cm 650/ekor 2.500 ekor/box 3-4 cm 1.000/ekor 1.000 ekor/box 4-5 cm 1.600/ekor 500 ekor/box 5-7 cm 2.500/ekor 150 ekor/box 7-10 cm 3.750/ekor 50 ekor/box Konsumsi (3-7ons) 30.000/kg 5 kg/box Bawal Larva 20/ekor 50.000 ekor/box ¾ Inch 120/ekor 5.000 ekor/box 1 Inch 300/ekor 3.000 ekor/box 1,5 Inch 400/ekor 1.500 ekor/box 2 Inch 500/ekor 500 ekor/box 2,5 Inch 700/ekor 100 ekor/box Konsumsi (3-7ons) 16.000/kg 5 kg/box Nila Merah Larva 25/ekor 15.000 ekor/box 2-3 cm 500/ekor 5.000 ekor/box 3-5 cm 700/ekor 3.000 ekor/box Konsumsi (3-7ons) 18.000/kg 5 kg/box Nila Gift Larva 15/ekor 15.000 ekor/box 2-3 cm 200/ekor 5.000 ekor/box 3-5 cm 500/ekor 3.000 ekor/box Konsumsi (3-7ons) 15.000/kg 5 kg/box Nila Gesit (monosex) Larva 25/ekor 15.000 ekor/box 2-3 cm 500/ekor 5.000 ekor/box 3-5 cm 700/ekor 3.000 ekor/box Konsumsi (3-7ons) 17.000/kg 5 kg/box Mas Majalaya Larva 25/ekor 15.000 ekor/box 2-3 cm 500/ekor 5.000 ekor/box 3-5 cm 700/ekor 3.000 ekor/box Konsumsi (3-7ons) 19.000/kg 5 kg/box Patin Larva 15/ekor 50.000 ekor/box ¾ Inch 125/ekor 5.000 ekor/box 1 Inch 150/ekor 3.000 ekor/box 1,5 Inch 200/ekor 1.500 ekor/box 2 Inch 250/ekor 500 ekor/box Konsumsi (3-7ons) 17.000/kg 5 kg/box • Harga diatas adalah sebagai pedoman dasar harga ikan, belum termasuk biaya pengiriman dan dapat berubah sewaktu-waktu. hubungi kami di 0818917988 atau service@empangraddina.com • Kami juga melayani pengiriman ke luar daerah dan pulau di Indonesia HUBUNGI KAMI HUBUNGI KAMI 1. Nama Anda 2. Email 3. Pesan Anda 4. Alamat Anda 5. No. Telpon cforms contact form by delicious:days Lokasi Empang Kampung Cikupa, Desa Situdaun, Kec. Tenjolaya, BOGOR Telpon dan E-Mail 0818917988 service@empangraddina.com PEMBUDIDAYAAN IKAN DENGAN KERAMBA Budidaya ikan adalah salah satu cara untuk mengembangbiakkan baik di kolam sawah sebagai mina padi maupun dengan keramba yang belum dikembangkan di semua daerah. Budidaya ikan dalam keramba ini, timbul karena suatu kebetulan, yang semula dilakukan oleh pedagang ikan hidup di daerah Bandung untuk menampung ikan dagangannya yang belurn laku dijual. Ikan-ikan tersebut disimpan di dalam keramba dekat rumah mereka. Akan tetapi ikan-ikan, tersebut , tetap hidup dan bahkan bertambah besar, sehingga hal ini menimbulkan niat para pedagang untuk membudidayakan ikan dalam keramba. Budidaya ikan dalam keramba ini juga dianjurkan untuk menunjang kegiatan usaha perbaikan gizi keluarga.khususnya untuk daerah-daerah yang dekat dengan perairan untuk (sungai, danau dan rawa-rawa). Peran Keramba Budidaya ikan dalam keramba sangat berperan dalam membantu melestarikan sumber air ini di perairan umum, karena penangkapan yang dilakukan secara terus menerus akan mengganggu kelestarian di perairan tersebut. Penangkapan ikan pada umumnya dilakukan tanpa memperhatikan ukuran ikan. Dengan adanya sistim budidaya ikan dalam keramba, maka diharapkan anak-anak ikan yang ikut tertangkap akan dibudidayakan, sehingga akan mempunyai nilai ekonomi yang tinggi dibandingkan bila ditangkap waktu masih kecil. Secara garis besar,peranan budidaya ikan dalam keramba adalah : 1) Mendukung usaha peningkatan pembinaan sumber hayati di perairan umum. 2) Meningkatkan produksi Wan yang bernilai ekonomi tinggi serta memenuhi kebutuhan konsumsi ikan secara terus menerus. 3) Meningkatkan pendapatan Para petani ikan serta kesejahteraan petani ikan sepanjang tahun. 4) Menghindari adanya masa paceklik bagi para nelayan dimana pada musim barat para nelayan tidak dapat menangkap ikan. 5) Memperluas lapangan kerja bagi nelayan dan masyarakat secara umum. Pemasangan Keramba Bentuk keramba hanya dibedakan menjadi dua macam yaitu berbentuk empat persegi dan bundar panjang. Keramba berbentuk empat persegi maupun kotak, sebagai bahan pada umumnya dibuat dari bambu maupun papan. Bentuk bundar panjang, yaitu keramba menyerupai bubu pada umumnya dibuat dari bilah bambu. Cara pemasangan atau penempatan keramba, secara umum , dapat dibedakan menjadi tiga yaitu: 1) Keramba terendam secara keseluruhan. Pemasangannya direndam dalam air kurang lebih 20 Cm di bawah permukaan air. Keramba ini sesuai untuk perairan yang sempit dan tidak begitu dalam. Mempunyai tiga sisi, dua sisi melintang arus dan satu sisi sejajar arus. 2) Keramba terendam sebagian, kurang lebih 10 Cm berada di atas permukaan air. Mempunyai enam sisi, di mana terdiri dari empat sisi, dimana terdiri dari empat sisi memanjang dan dua sisi melintang, jenis keramba ini cocok untuk dipasang di perairan yang dalam dan luas seperti di sungai, danau, waduk dan rawa.3) Keramba pagar berbentuk pagar keliling yang langsung ditancapkan ke dasar air. Keramba ini harus selalu digenangi air, baik pada waktu air pasang maupun air surut. Pada umumnya dikembangkan oleh penduduk yang tinggal di rumah terapung. Jenis Ikan Ada beberapa jenis ikan yang cukup potensial untuk dikembangkan dengan sistem budidaya keramba, diantaranya adalah ikan karper (Chprinus carpio L.). Jenis ikan ini sangat cocok untuk dikembangkan di daerah yang mempunyai ketinggian antara 150-600 meter di atas permukaan laut, dengan pH perairan antara 7-8, suhu maksimal untuk kehidupannya antara 20-25°C. Kepadatan penebaran sebaiknya antara 30-50 ekor/M3 dengan ukuran ikan 50-80 gram/ekor: Dalam pemeliharaan selama 3-4 bulan, berat Wan bisa mencapai 300-500. gram/ekor, dengan catatan bahwa ikan tersebut juga diberikan makanan tambahan. Ikan tawes (Punctius javanicus Blkr). Jenis ikan ini tumbuh dengan balk pada ketinggian antar 25-3°C. Padat penebaran ikan seberat 20 gram/ekor adalah, 190-125 ekor/M. Pada pemeliharaan selama 3-4 bulan dengan diberikan makanan tambahan dedak halus, beratnya bisa mencapai 300-500 ekor/M3 dengan benih ikan seberat 20 gram/ekor pada pemeliharaan 3-4 bulan, dengan diberikan dedak halus atau ampas tahu, beratnya bisa mencapai 200 300 gram/ekor. Ikan mujair (Tilapia masambica). Jenis ikan, ini cocok dibudidayakan di daerah yang mempunyai ketinggian antara 0-1.000 meter di atas permukaan taut, dengan suhu maksimum antara 25-30°C. Padat penebaran dapat mencapai 500 ekor/M3 dengan benih ikan seberat 20 gram/ekor pada pemeliharaan 3-4 bulan, dengan diberikan dedak halus atau ampas tahu, beratnya bisa mencapai 200 -300 gram/ekor. Ikan sepat siem (Trichogaster pectoralis egen). Ikan ini dapat hidup di dataran yang mempunyai ketinggian 800 meter di atas permukaan laut, dengan pH air antara 7 - 8 dan suhu maksimum antara 25 -35°C. padat penebaran ikan antara 25 - 35 ekor/M3 dengan ukuran panjang 9 Cm. Ikan toman (Ophiocephalus micropeltres). ikan ini banyak dikembangkan di daerah Kalimantan. Termasuk lamban pertumbuhannya. Pada penebaran benih ikan dengan berat 300 gram/ekor adalah, antara .15-20, ekor/M3 . Pada pemeliharaan selama 8 bulan ikan sudah dapat dipanen. lkan gabus (Ophiocephalus striatus Blkr). Ada dua macam yaitu yang cepat tumbuh dan lambat tumbuh. Ikan gabus yang cepat tumbuh mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : warna sisik punggung abu-abu muda, bagian dada berwarna putih keperak-perakan. Ikan gabus hidup di air tawar dengan pH antara 4,5 - 6. Pada penebaran ikan gabus dengan berat 100 gram/ekor adalah antara 50-60 ekor/M3 . Dalam pemeliharaan selama 3 - 5 bulan berat ikan bisa mencapai 500 gram/ekor. . Ikan betok (Anabes testudineus block). to ini sangat tahan terhadap kekurangan oksigen dan juga air, Bahkan ikan ini dapat hidup dalam lumpur yang mengandung air antar 1 - 2 bulan. Pada keramba ukuran 2 x 2 x 2 M2 dapat ditebarkan benih sebanyak 800 ekor dengan berat 20 gram /ekor. Dalam waktu 6 bulan berat ikan dapat mencapai 400 gram/ekor. Ikan gurami (Osphronemus gouramy L.). Hidup di air tawar. Daerah yang paling cocok adalah dengan ketinggian 50 - 400 meter di atas permukaan laut, dengan suhu maksimum antara 40 - 60 ekor /M3 . Dalam membudidayakan ikan ini perlu diberikan makanan tambahan selanq waktu 2 hari sekali dengan jumlah 15 - 20 % dari berat ikan total. Dalam waktu 3 -4 bulan, ikan ini sudah dapat dipanen. Selain jenis-jenis ikan tersebut di atas, masih banyak lagi jenis ikan lokal lain yang dapat dikembangkan dengan sistem keramba. Bila hendak mengembangkan ikan dalam keramba, kita tinggal menyesuaikan jenis ikan yang cocok untuk tempat tinggal kita masing - masing. Lahan yang akan digunakan sebaiknya yang gembur. Tanah tegalan merupakan tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman bengkuang. Buatlah guludan dengan lebar bedengan sekitar 20 Cm dengan panjang guludan tergantung dari panjang lahan jarak antara bedengan sekitar 35 Cm atau selebar satu setengah sampai dua lebar pacul. BUDIDAYA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DI KOLAM TERPAL Submitted by maya.sangihe on Sun, 21/11/2010 - 04:47 Ikan Nila Pendahuluan Nila (Oreochromis Niloticus) adalah salah satu ikan air tawar yang paling banyak dibudidayakan. Ikan jenis ini dapat dibudidayakan di berbagai habitat (di air tawar, payau, dan laut) karena nila toleran terhadap salinitas yang luas (euryhaline). Kini, nilajuga dapat dibudidayakan di kolam terpal yang merupakan salah satu inovasi pengembangan kolam tadah hujan, serta pemanfaatan lahan kritis dan sempit. Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam membangun kolam terpal: 1. Sumber air untuk mengisi kolam terpal Sumber air berupa air sumur, air PAM, air hujan yang ditampung, dan lain-lain yang layak digunakan. Lebih ideal lagi jika kolam terpal mendapat pasokan dari sungai, saluran irigasi, waduk, atau danau. 2. Ketinggian lokasi Ketinggian lokasi perlu diperhatikan karena terkait dengan suhu air. Untuk budi daya ikan nila, ketinggian yang cocok adaiah 0-500 m dpi. 3. Ukuran ikan Ukuran yang akan dipelihara perlu dipertimbangkan karena terkait dengan kedalaman air di dalam kolam. Misalnya, benih nila cocok dipelihara pada kedalaman air 40-50 cm. Untuk menampung air sedalam 40 cm, cukup dibuat kolam dengan ketinggian atau kedalaman sekitar 60 cm. Untuk usaha pembesaran yang menggunakan benih ukuran 20-30 g/ekor, dibutuhkan kedalaman air antara 80-100 cm. Untuk menampung air sedalam 100 cm, diperlukan kolam dengan ketinggian atau kedalaman sekitar 120 cm. 4. Dasar tanah dan kerangka yang digunakan Dasar tanah untuk peletakan kolam terpal harus rata, begitu pula dengan kerangka yang digunakan hendaknya tidak berbahan tajam karena dapat membuat terpal sobek. Bila tanah tidak rata, sebaiknya diberi lapisan dan pelepah batang pisang atau sekam padi. Selain berfungsi meratakan tanah, kedua bahan ini dapat menstabilisasi suhu. 5. Peralatan Pendukung Dalam pengelolaan kualitas air di kolam terpal, diperlukan beberapa peralatan, baik untuk menjaga ketersediaan air maupun untuk memelihara kualitas air. Beberapa peralatan yg perlu disediakan adalah Aerator atau blower yg hanya diperlukan sewaktu-waktu untuk meningkatkan kandungan oksigen, Pompa, selang atau pipa yang digunakan untuk mengalirkan air dari sumber air ke kolam terpal ataupun untuk membersihkan dasar kolam dengan cara melakukan sifon Jenis Kolam Terpal Berdasarkan bahan dan cara membuatnya, terutama dinding atau kerangka kolam maka dikenal adanya beberapa jenis kolam terpal, antara lain: 1. Kolam terpal dengan kerangka bambu, kayu, pipa ledeng, atau besi. 2. Kolam terpal dengan dinding batako atau batu bata. 3. Kolam terpal dengan dinding tanah. 4. Kolam beton atau kolam tanah berlapis terpal. Kolam 1 dan 2 tersebut termasuk ‘kolam terpal di atas permukaan tanah”; kolam 3 merupakan ‘kolam terpal di bawah permukaan tanah”; dan kolam 4 dapat berupa ‘kolam di bawah permukaan tanah atau di atas permukaan tanah” Keunggulan Kolam Terpal Keunggulan dari kolam terpal adalah dapat diterapkan (dibangun) di berbagai tempat, tidak harus di lahan yang ideal sebagaimana pembangunan kolam konvensional. Kolam terpal juga mudah dibersihkan dan dipindahkan. Membudidayakan ikan dikolam terpal, padat penebarannya dapat ditingkatkan, sintasan atau kelangsungan hidup (survival rate) lebih tinggi, pertumbuhan ikan dapat dipacu, dan ikan hasil panen tidak berbau lumpur. Di samping itu, pembuatan dan pemeliharaan ikan di kolam terpal juga lebih mudah (secara teknis) dan lebih murah (secara finansial). Karena keunggulan itulah maka budi daya ikan di kolam terpal ini terus berkembang, termasuk untuk pemeliharaan ikan nila. Keunggulan kolam terpal ini merupakan salah satu peluang yang baik bagi pengembangan budi daya nila. Kolam terpal dapat diterapkan untuk pembenihan nila, pendederan, serta pembesaran untuk menghasilkan nila konsumsi dan induk. Penutup Dengan adanya teknik budi daya ikan di kolam terpal ini, masyarakat yang mempunyai lahan sempit dan persediaan air terbatas pun dapat memelihara ikan di sekitar rumah.Sebagai ikan ekonomis, budi daya nila di kolam terpal juga merupakan peluang usaha yang prospektif, tidak hanya bagi pemodal besar, tetapi juga bagi masyarakat umum yang memiliki modal kecil dan lahan terbatas. Budi daya nila di kolam terpal dapat menjadi salah satu pilihan usaha untuk meningkan pendapatan, membuka lapangan kerja, dan menyediakan protein ikan, yang pada akhirnya dapat menggerakkan ekonomi di suatu kawasan. PAKAN ALAMI DALAM BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR Budidaya ikan air tawar sekarang telah menjadi sebuah kegiatan agribisnis yang tak terpisahkan dengan industri pakan ikan. Hingga ikan mas, lele, nila (mujair), bawal air tawar, patin (pangasius), gurami dan terakhir yang sedang trend adalah udang galah; semuanya sangat tergantung pada pakan buatan industri besar. Pakan ikan air tawar tersebut sebenarnya sama dengan pakan untuk unggas, yang di kalangan peternak/petani ikan dikenal dengan nama pelet. Kisaran harga pelet, saat ini antara Rp 2.000,- sd. Rp 3.000,- per kg. Komponen biaya pakan dalam budidaya ikan air tawar mencapai 70% dari seluruh komponen biaya. Hingga petani ikan yang ingin meningkatkan keuntungannya, pertama-tama harus melakukan penghematan pada komponen biaya pakan. Cara penghematan pakan ikan, selama ini dilakukan oleh petani dengan berbagai cara. Gurami diberi pakan hijauan berupa daun keladi (sénţé). Sampai sekarang, pemilik empang di pedesan Jawa Barat dan Jawa Tengah, masih memanfaatkan tinja sebagai pakan tambahan bagi ikan mas piaraan mereka. Meskipun ikan dari empang demikian dengan WC umum demikian, volumenya sangat kecil hingga tidak pernah sempat masuk pasar. Para peternak lele dan patin, biasa meramu pakan sendiri dari dedak halus, ampas tahu, tepung tapioka, tepung jagung dan daging ayam mati dari peternakan. Bahan tersebut dicampur, diberi air, digiling, ditambah vitamin dan dikukus. Bahan-bahan lain seperti pupa (kepompong) ulat sutera, cacing, siput, bekicot dll. juga mereka manfaatkan untuk bahan pakan tambahan. Para petani tambak bandeng, selama ini sudah terbiasa memanfaatkan plankton yang mereka sebut "klékap" sebagai bahan pakan alami bagi bandeng mereka. Proses penumbuhan plankton harus dilakukan dengan pengeringan kolam, empang atau tambak. Pengeringan biasanya dilakukan sekalian dengan pengerukan lumpur yang digunakan untuk memperkuat dan marapikan tebing serta pematang. Proses pengeringan ini bisa berlangsung antara 1 minggu sd. 1 bulan, tergantung intensitas sinar matahari. Fungsi pengeringan selain untuk proses penumbuhan plankton, juga agar hama dan bibit penyakit ikan mati. Terutama penyakit akibat bakteri dan virus. Sebab air yang tergenang terlalu lama, potensial untuk menumbuhkan plankton, sekaligus juga virus dan bakteri pengganggu ikan. Para petani tambak biasa menggunakan tembakau dan biji teh untuk membunuh bakteri, virus dan hama lain pengganggu tambak. Selain pengerukan lumpur, kalau perlu juga dilakukan pencangkulan dan pembajakan dasar kolam. Setelah kolam benar-benar kering dan rapi, ditaburkan pupuk kandang dan urea. Dosisnya seperti kalau menanam padi. Misalnya pupuk kandangnya 5 ton per hektar dengan urea 1 sd. 2 kuintal. Untuk lebih meningkatkan kesuburan air kolam, bisa ditambahkan pula zat perangsang tumbuh (ZPT) seperti Atonik atau Dekamon. Setelah itu tambak digenangi air. Kalau tambak air payau, maka yang digenangkan air tawar (dari sungai) dicampur dengan air laut. Kalau kita akan memelihara ikan air tawar, maka air yang digenangankan hanya air tawar. Selanjutnya kolam atau tambak dibiarkan terkena sinar matahari sampai menjadi hijau. Proses ini bisa berlangsung dari satu minggu sampai satu bulan, tergantung dari intensitas sinar matahari dan tingkat kesuburan air. Kolam yang sudah hijau ini telah dipenuhi dengan ganggang (algae) yang oleh masyarakat luas sering disebut salah (salah kaprah) sebagai "lumut" . Ada banyak ragam algae, mulai dari ganggang biru (Cyanophyta), ganggang hijau (Chlorophyta), ganggang cokelat (Dinophyceae), ganggang kuning (Chrysophyceae), ganggang merah (Rhodophyceae) dan ganggang kersik (Diatomeae). Hingga sebenarnya, warna air yang subur, akan sangat tergantung dari jenis algae yang tumbuh di sana. Namun pada umumnya yang paling banyak tumbuh di kolam ikan adalah ganggang hijau. Selain ditumbuhi algae, kolam yang subur juga akan dihuni cacing, jentik nyamuk, larva capung, kumbang air, kepik, kutu air dll. Kumpulan algae dan macam-macam hewan renik (mikro) inilah yang di kalangan peternak ikan disebut sebagai plankton. Kesuburan kolam demikian, akan tetap terjaga apabila aliran air tidak cukup deras. Apabila aliran air cukup deras, maka algae dan macam-macam hewan renik itu tidak akan mampu tumbuh dengan baik hingga membentuk koloni. Misalnya di kolam air deras. Bahkan pemeliharaan ikan di karamba, baik karamba sungai, danau, waduk maupun laut, juga sulit untuk memanfaatkan pakan alami berupa algae dan hewan renik. Sebab air dalam karamba merupakan satu kesatuan dengan seluruh volume air dalam kali, danau, waduk atau laut. Pemeliharaan ikan dalam karamba di danau Toba yang sangat luas itu pun, telah mengakibatkan ekosistem perairan alam menjadi rusak. Sebab jumlah karamba dan populasi ikan tidak pernah dihitung dengan baik, hingga memenuhi syarat maksimal daya dukung danau tersebut. Akibat banyaknya karamba di danau Toba, kotoran ikan serta pakan yang tidak termakan mengendap di dasar perairan, membusuk dan mencemari air danau. Rekayasa air untuk memproduksi pakan alami dalam budidaya ikan, hanya bisa dilakukan pada kolam, empang atau tambak yang debit airnya bisa diatur. Debit yang konstan ini akan mengakibatkan pertumbuhan plankton menjadi optimal. Namun juga ada bahayanya apabila debit airnya sangat kecil. Pada siang hari algae, terutama ganggang hijau, akan memproduksi oksegen yang cukup banyak bagi kebutuhan seluruh ikan atau udang dalam tambak tersebut. Tetapi pada malam hari fotosintesis terhenti. Padahal algae itu pada malam hari juga memerlukan oksigen meskipun dalam volume yang sangat kecil. Akibatnya pada malam hari kolam, empang atau tambak tersebut akan kekurangan oksigen. Lebih-lebih kalau padat penebarannya tinggi. Untuk mengatasi hal tersebut, para petambak dan petani ikan memanfaatkan kuncir air untuk meningkatkan ketersediaan oksigen. Selain dengan kincir air, untuk mengatasi kekurangan oksigen ini bisa dilakukan pula penambahan debit air apabila sumbernya memungkinkan. Apabila tidak mungkin, bisa dilakukan rotasi dengan menggunakan pompa serta filter. Meskipun kita telah berhasil meningkatkan kesuburan air kolam secara optimal, namun pemeliharaan ikan dengan memanfaatkan pakan alami 100%, juga tidak akan ekonomis. Sama tidak ekonomisnya dengan apabila kita hanya mengandalkan pakan buatan 100%. Sebab apabila yang dipelihara ikan carnivora, seperti lele, gabus, patin dll, maka mereka akan kanibal. Hingga populasi ikan akan meyusut dengan sangat drastis. Contohnya adalah pemeliharaan belut di dalam bak atau drum yang diberi lumpur, batang pisang, pupuk kandang dll. hingga tingkat kesuburannya sangat tinggi. Ke dalam bak tersebut kemudian kita lepaskan 100 ekor anak belut, tanpa kita beri tambahan pakan apa pun. Setelah tiga bulan bak atau drum itu dibongkar, maka yang tersisa hanya sepasang belut jantan dan betina. Belut lain sudah saling makan hingga yang tinggal hanya dua ekor itu saja. Lain halnya kalau ke dalam bak atau drum belut itu tiap tiga hari sekali kita benamkan bangkai ayam, bebek atau telur-telur yang tidak menetas yang telah direbus terlebih dahulu. Dalam jangka waktu hanya dua bulan, 100 ekor anak belut itu sudah akan berubah menjadi belut dengan ukuran satu jari orang dewasa dan gemuk-gemuk. Ke dalam kolam yang paling subur sekalipun, sebaiknya tetap perlu ditambahkan pakan alami lain. Bagi ikan-ikan karnivora, perlu diberikan cacing, bekicot, bangkai ayam dll dalam volume yang sesuai dengan populasi ikan yang ditebar. Kalau yang dipelihara ikan-ikan herbivora, misalnya gurami, maka perlu ditambahkan daun-daunan dalam jumlah cukup. Pakan alami ini selain mampu meningkatkan keuntungan karena bisa mengurangi kebutuhan pakan pabrik, sekaligus juga akan meningkatkan kualitas daging ikan. Gurami yang hanya diberi pelet misalnya, kualitas dagingnya akan lembek dan kurang padat. Dengan dipelihara di kolam yang subur, dengan pakan tambahan berupa daun keladi, maka kualitas dagingnya akan makin padat. Kualitas daging ikan ini akan berpengaruh pada harga jual produk akhirnya berupa ikan konsumsi. Pada pemeliharaan udang galah misalnya, tingkat kesuburan kolam akan sangat berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan dan konversi pakan. Namun khusus dalam pemeliharaan udang galah, terutama dengan tingkat penebaran tinggi, penggunaan tali, misalnya tali rafia yang direntangkan di seluruh kolam, akan meningkatkan produksi. Sebab kebiasaan udang agak berbeda dengan ikan. Udang tidak biasa berenang melainkan merayap. Di alam, udang akan merayap pada tumbuhan air, akar tanaman dll. Tanpa adanya tanaman air, udang hanya akan merayap pada dasar kolam. Aktivitas udang dengan populasi padat di dasar kolam itu, akan mengakibatkan tingginya tingkat kanibalisme. Dengan adanya tali-tali yang terentang di kolam, maka tingkat kanibalisme bisa diturunkan. Dengan kolam yang kesuburannya optimal, maka hewan renik dan algae akan ikut mempercepat pertumbuhan udang. Selain pakan buatannya bisa dihemat, kualitas daging udangnya juga akan lebih baik. Pada ikan-ikan karnovora, misalnya belut, pencegahan kanibalisme bisa dilakukan dengan menaruh buluh bambu atau potongan pipa PVC (pipa pralon) di sepanjang pinggir kolam. Ikan-ikan karnovora seperti belut, sidat, lele dan gabus akan senang bersembunyi di buluh bambu atau potongan pralon tersebut, hingga tingkat kanibalismenya akan turun. Kalau suplai cincangan cacing. bekicot atau bahan hewani lainnya cukup, maka kolam yang subur tersebut akan mampu mempercepat pertumbuhan ikan karnivora mencapai optimal. Kecuali lele dan patin, ikan karnivora seperti gabus, betutu, sidat dan belut agak sulit untuk mengkonsumsi pelet. Karenanya, kolam yang subur dengan suplai pakan tambahan berupa limbah pemotongan hewan menjadi mutlak diperlukan. (R) * * * Budidaya Ikan Belut 1. SEJARAH SINGKAT Belut merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan bentuk tubuh bulat memanjang yang hanya memiliki sirip punggung dan tubuhnya licin. Belut suka memakan anak-anak ikan yang masih kecil. Biasanya hidup di sawah-sawah, di rawa-rawa/lumpur dan di kali-kali kecil. Di Indonesia sejak tahun 1979, belut mulai dikenal dan digemari, hingga saat ini belut banyak dibudidayakan dan menjadi salah satu komoditas ekspor. 2. SENTRA PERIKANAN Sentra perikanan belut Internasional terpusat di Taiwan, Jepang, Hongkong, Perancis dan Malaysia. Sedangkan sentra perikanan belut di Indonesia berada di daerah Yogyakarta dan di daerah Jawa Barat. Di daerah lainnya baru merupakan tempat penampungan belut-belut tangkapan dari alam atau sebagai pos penampungan. Jadi jenis belut ada 3 (tiga) macam yaitu belut rawa, belut sawah dan belut kali/laut. Namun demikian jenis belut yang sering dijumpai adalah jenis belut sawah. 4. MANFAAT Manfaat dari budidaya belut adalah: 1) Sebagai penyediaan sumber protein hewani. 2) Sebagai pemenuhan kebutuhan sehari-hari. 3) Sebagai obat penambah darah. 5. PERSYARATAN LOKASI 1) Secara klimatologis ikan belut tidak membutuhkan kondisi iklim dan geografis yang spesifik. Ketinggian tempat budidaya ikan belut dapat berada di dataran rendah sampai dataran tinggi. Begitu pula dengan kelembaban dan curah hujan tidak ada batasan yang spesifik. 2) Kualitas air untuk pemeliharaan belut harus bersih, tidak terlalu keruh dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik. Kondisi tanah dasar kolam tidak beracun. 3) Suhu udara/temperatur optimal untukpertumbuhan belut yaitu berkisar antara25-31 derajat C. 4) Pada prinsipnya kondisi perairan adalah air yang harus bersih dan kaya akan osigen terutama untuk bibit/benih yang masih kecil yaitu ukuran1-2 cm. Sedangkan untuk perkembangan selanjutnya belut dewasa tidak memilih kualitas air dan dapat hidup di air yang keruh. 6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA 6.1. Penyiapan Sarana dan Peralatan 1) Perlu diketahui bahwa jenis kolam budidaya ikan belut harus dibedakan antara lain: kolam induk/kolam pemijahan, kolam pendederan(untuk benih belut berukuran 1-2 cm), kolam belut remaja (untuk belut ukuran3-5 cm) dan kolam pemeliharaan belut konsumsi (terbagi menjadi 2 tahapan yang masing-masing dibutuhkan waktu 2 bulan) yaitu untuk pemeliharaan belut ukuran 5-8 cm sampai menjadi ukuran 15-20 cm dan untuk pemeliharan belut dengan ukuran 15-20 cm sampai menjadi ukuran 30-40 cm 2) Bangunan jenis-jenis kolam belut secara umum relatif sama hanya dibedakan oleh ukuran, kapasitas dan daya tampung belut itu sendiri. 3) Ukuran kolam induk kapasitasnya 6 ekor/m2. Untuk kolam pendederan(ukuran belut 1-2 cm) daya tampungnya 500 ekor/m2. Untuk kolam belut remaja (ukuran 2-5 cm) daya tampungnya 250 ekor/m2. Dan untuk kolam belut konsumsi tahap pertama (ukuran 5-8 cm) daya tampungnya 100 ekor/m2. Serta kolam belut konsumsi tahap kedua (ukuran 15-20cm) daya tampungnya 50 ekor/m2, hingga panjang belut pemanenan kelak berukuran3-50 cm. 4) Pembuatan kolam belut dengan bahan bak dinding tembok/disemen dan dasar bak tidak perlu diplester. 5) Peralatan lainnya berupa media dasar kolam, sumber air yang selalu ada, alat penangkapan yang diperlukan, ember plastik dan peralatan-peralatan lainnya. 6) Media dasar kolam terdiri dari bahan-bahan organik seperti pupuk kandang, sekam padi dan jerami padi. Caranya kolam yang masih kosong untuk lapisan pertama diberi sekam padi setebal 10 cm, diatasnya ditimbun dengan pupuk kandang setebal 10 cm, lalu diatasnya lagi ditimbun dengan ikatan-ikatan merang atau jerami kering. Setelah tumpukan-tumpukan bahan organik selesai dibuat (tebal seluruhnya sekitar 30 cm), berulah air dialirkan kedalam kolam secara perlahan-lahan sampai setinggi 50 cm (bahan organik+ air). Dengan demikian media dasar kolam sudah selesai, tinggal media tersebut dibiarkan beberapa saat agar sampai menjadi lumpur sawah. Setelah itu belut-belut diluncurkan ke dalam kolam. 6.2. Penyiapan Bibit 1) Menyiapkan Bibit a. Anak belut yang sudah siap dipelihara secara intensif adalah yang berukuran 5-8 cm. Di pelihara selama 4 bulan dalam 2 tahapan dengan masing-masing tahapannya selama 2 bulan. b) Bibit bisa diperoleh dari bak/kolam pembibitan atau bisa juga bibit diperoleh dari sarang-sarang bibit yang ada di alam. c. Pemilihan bibit bisa diperoleh dari kolam peternakan atau pemijahan. Biasanya belut yang dipijahkan adalah belut betina berukuran?30 cm dan belut jantan berukuran ?40 cm. d. Pemijahan dilakukan di kolam pemijahan dengan kapasitas satu ekor pejantan dengan dua ekor betina untuk kolam seluas 1 m2. Waktu pemijahan kira-kira berlangsung 10 hari baru telur-telur ikan belut menetas. Dan setelah menetas umur 5-8 hari dengan ukuran anak belut berkisar 1,5?,5 cm. Dalam ukuran ini belut segera diambil untuk ditempatkan di kolam pendederan calon benih/calon bibit. Anak belut dengan ukuran sedemikian tersebut diatas segera ditempatkan di kolam pendederan calon bibit selama ?1 (satu) bulan sampai anak belut tersebut berukuran 5-8 cm. Dengan ukuran ini anak belut sudah bisa diperlihara dalam kolam belut untuk konsumsi selama dua bulan atau empat bulan. 2) Perlakuan dan Perawatan Bibit Dari hasil pemijahan anak belut ditampung di kolam pendederan calon benih selama 1 bulan. Dalam hal ini benih diperlakukan dengan secermat mungkin agar tidak banyak yang hilang. Dengan perairan yang bersih dan lebih baik lagi apabila di air yang mengalir. 6.3. Pemeliharaan Pembesaran 1) Pemupukan Jerami yang sudah lapuk diperlukan untuk membentuk pelumpuran yang subur dan pupuk kandang juga diperlukan sebagai salah satu bahan organik utama. 2) Pemberian Pakan Bila diperlukan bisa diberi makanan tambahan berupa cacing, kecoa, ulat besar(belatung) yang diberikan setiap 10 hari sekali. 3) Pemberian Vaksinasi 4) Pemeliharaan Kolam dan Tambak Yang perlu diperhatikan pada pemeliharaan belut adalah menjaga kolam agar tidak ada gangguan dari luar dan dalam kolam tidak beracun. 7. HAMA DAN PENYAKIT 7.1. Hama 1) Hama pada belut adalah binatang tingkat tinggi yang langsung mengganggu kehidupan belut. 2) Di alam bebas dan di kolam terbuka, hama yang sering menyerang belut antara lain: berang-berang, ular, katak, burung, serangga, musang air dan ikan gabus. 3) Di pekarangan, terutama yang ada di perkotaan, hama yang sering menyerang hanya katak dan kucing. Pemeliharaan belut secara intensif tidak banyak diserang hama. 7.2. Penyakit Penyakit yang umum menyerang adalah penyakit yang disebabkan oleh organisme tingkat rendah seperti virus, bakteri, jamur, dan protozoa yang berukuran kecil. 8. PANEN Pemanenan belut berupa 2 jenis yaitu : 1) Berupa benih/bibit yang dijual untuk diternak/dibudidayakan. 2) Berupa hasil akhir pemeliharaan belut yang siap dijual untuk konsumsi (besarnya/panjangnya sesuai dengan permintaan pasar/konsumen). Cara Penangkapan belut sama seperti menangkap ikan lainnya dengan peralatan antara lain: bubu/posong, jaring/jala bermata lembut, dengan pancing atau kail dan pengeringan air kolam sehingga belut tinggal diambil saja. PERIKANAN SISTEM NASA PERTANYAAN : Bagaimana mengatasi penyakit karena jamur pada ikan air tawar ? JAWABAN : Penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit, cendawan, atau hama dapat ditanggulangi dengan menggunakan bahan kimia atau disinfektan dan insektisida. Disinfektan yang biasa digunakan adalah benzalkonium chloride, chlorine, formaldehyde, dan iodine. Dalam pemberian antibiotika maupun disinfektan, yang terpenting dan harus diperhatikan adalah dosis dan cara pemakaian serta waktu henti obatnya (with drawal time). Pemberian TON baik sebelum maupun selama budidaya berlangsung akan membantu mengurangi resiko pertumbuhan jamur di air kolam. PERTANYAAN : Bagaimana cara pemberian produk NASA pada budidaya rumput laut lepas pantai? JAWABAN : Untuk budidaya rumput laut di lepas pantai, aplikasi produk NASA yang bisa dilakukan adalah dengan perendaman bibit sebelum ditanam. Produk NASA yang bisa dipakai adalah POC NASA dan HORMONIK, dengan dosis ? botol POC NASA dan ? botol HORMONIK dilarutkan dalam 100 liter air, kemudian larutan tersebut dipakai untuk merendam bibit selama 4 jam. Setelah direndam bibit bisa disemai di persemaian. PERTANYAAN : Bagaimana cara menghitung jumlah pakan pada budidaya ikan ? JAWABAN : Jumlah pakan ikan per hari secara teknis adalah 3% dari bobot total ikan (biomas) yang ada di kolam pada saat itu. Sebagai contoh jika jumlah bibit ikan yang ditebar 10.000 dengan bobot rata-rata 100 gram, dengan asumsi tingkat kehidupan 80%, maka jumlah pakan yang diperlukan per hari adalah : Jumlah ikan &n bsp; = 80% X 10.000 = 8.000 ekor Berat ikan di kolam (biomas) = 8.000 X 0.1 = 800 kg Jumlah pakan &n bsp; = 3% X 800 = 24 kg per hari Dalam prakteknya, jumlah pemberian pakan disesuaikan dengan kemampuan makan ikan pada saat itu. Untuk pakan yang tenggelam harus dicek dengan anco (semacam ayakan). Caranya dengan menaruh kira-kira 10% dari pakan yang ditebarkan dalam anco tersebut, dalam waktu tertentu anco diangkat. Jika pakan dalam anco habis, berarti jumlah pakan yang ditebarkan sesuai dengan kemampuan makan ikan, namun jika masih sisa maka pakan yang ditebarkan terlalu banyak sehingga perlu dikurangi. Untuk pakan terapung pengamatan akan lebih mudah dengan melihat respon ikan terhadap pakan yang ditebar. PERTANYAAN : Bagaiman cara mengatasi kanibal pada ikan lele yang sering terjadi ? JAWABAN : Kanibal pada lele disebabkan oleh dua hal, yaitu pakan yang kurang atau padat tebar yang terlalu tinggi. Sehingga untuk mengatasinya harus disesuaikan dengan penyebabnya tersebut. Jika kurang pakan yang maka pakan harus ditambah sampai maksimal 2,5% dari berat badan per hari. Atau secara mudahnya dengan melihat respon ikan terhadap pakan yang kita tebarkan. Jika terlalu padat (lebih dari 150 ekor per meter persegi) maka harus dikurangi dengan menempatkan lele yang berkukuran sama. PERTANYAAN : Bagaiamana mengatasi jamur pada ikan air tawar ? JAWABAN : Penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit, cendawan, atau jamur dapat ditanggulangi dengan menggunakan bahan kimia atau disinfektan dan insektisida. Disinfektan yang biasa digunakan adalah benzalkonium chloride, chlorine, formaldehyde, dan iodine. Dalam pemberian antibiotika maupun disinfektan, yang terpenting dan harus diperhatikan adalah dosis dan cara pemakaian serta waktu henti obatnya (with drawal time). PERTANYAAN : Budidaya lele tahap apa yang paling menguntungkan ? JAWABAN : Budidaya lele dapat digolongkan menjadi beberapa tahap yaitu tahap pembenihan, tahap pendederan dan tahap pembesaran yang masing-masing punya resiko dan keuntungan sendiri. Tahap pembenihan mempunyai resiko dan tingkat kesulitan yang besar namun juga menjanjikan keuntungan yang besar pula. Tahap pendederan punya resiko dan kesulitan sedang, namun keuntungan juga sedang-sedang saja. Tahap pembesaran punya kesulitan dan resiko besar namun tingkat keuntungan relatif kecil. PERTANYAAN : Apa fungsi pemberian kapur pada budidaya perikanan ? JAWABAN : Pemberian kapur yang wajib dilakukan adalah setelah panen pada saat persiapan lahan untuk budidaya berikutnya. Kapur yang bagus diberikan adalah Dolomit dan Zeolit, karena disamping mengandung unsur Ca untuk menetralkan pH, namun juga mengandung unsure lain yang bermanfaat bagi lingkungan tambak. Dosis pemberian kapur adalah 1 ton per hektar atau menyesuaikan dengan pH setempat. Pengapuran selanjutnya dilakukan selama budidaya berlangsung tiap memasukkan air baru atau pada saat kualitas air jelek. PERTANYAAN : Pada budidaya udang windu sering terjadi kematian pada umur 15 hari. bagaimana mengatasi hal tersebut ? JAWABAN : Kematian pada umur muda disebabkan tambak sudah tidak mampu lagi menyangga kehidupan di atasnya. Hal itu disebabkan oleh banyak factor, bisa dari pencemaran industry, penumpukan berbagai senyawa beracun sisa budidaya, kerusakan tanah dan lain-lain. Cara mengatasi adalah dengan melakukan teknik budidaya yang benar, yaitu dilakukan pembuangan lumpur hitam, pembalikan tanah, pengapuran dan pemupukan. Teknologi TON dari NASA sangat berperan dalam hal itu, yang dapat diaplikasikan pada tahap pemupukan tersebut. Pada tambak-tambak yang menggunakan teknik budidaya yang benar ditambah dengan perlakuan TON ternyata mampu tetap subur dan bisa digunakan untuk budidaya sampai sekarang. PERTANYAAN : Pak apa sebabnya jika terjadi air kolam berbusa, bagaimana cara mengatasi hal tersebut ? JAWABAN : Kolam yang berbusa disebabkan oleh oleh bebarapa sebabm yaitu matinya plankton dalam waktu bersamaan dalam jumlah besar dan penumpukan bahan organic yang terlalu tinggi. Cara mengatasinya dengan pembuangan lumpur hitam pada waktu selesai panen, selama budidaya diatasi dengan penaburan kapur dolomite atau zeolit secara teratur. Perlakuan TON selama budidaya juga dapat mengatasi persoalan tersebut, oleh karena itu TON perlu diaplikasikan selama budidaya berlangsung. PERTANYAAN : Apakah bisa produk NASA dicampur dengan antibiotik dan vaksin dalam penggunaannya ? JAWABAN : Produk NASA untuk perikanan berupa VITERNA, POC NASA dan HORMONIK adalah bahan organic murni dan bersifat seperti pakan biasa, sehingga aplikasinya bisa dicampur dengan antibiotic dan vaksin. PERTANYAAN : Apakah produk NASA dapat mengatasi penyakit bintik putih pada udang windu ? JAWABAN : Penyakit bintik putih pada udang windu adalah penyakit karena serangan virus SEMBV (Systemic Ectodermal Mesodermal Baculovirus), yang mengakibatkan penyakit penurunan daya tahan tubuh udang sehingga udang mudah sekali sakit dan mati. Sampai saat ini belum ada obat yang bisa menyembuhkan penyakit tersebut. Yang dapat kita lakukan adalah mencegah virus tersebut masuk ke kolam budidaya kita. Caranya dengan mencegah masuknya hewan pembawa (carrier) kepiting, udang liar masuk ke kolam budidaya kita. Produk NASA baik TON maupun VITERNA atau POC NASA memang bukan obat, tetapi mampu mengurani efek serangan virus tersebut dengan meningkatkan daya tahan tubuhnya. PERTANYAAN : Bagaimana mengatasi udang windu yang stress ? JAWABAN : Udang windu stress banyak sebabnya, bisa karena kurang pakan, karena perubahan kualitas air, bisa karena cuaca yang kurang baik dan sebagainya. Sehingga cara mengatasinya juga harus sesuai dengan penyebabnya. Namun demikian kita bisa membuat udang mempunyai daya tahan yang tinggi dengan memberi pakan yang cukup dan berkualitas. Produk NASA baik TON maupun VITERNA atau POC NASA mampu meningkatkan daya tahan dari segi kualias air yang baik dan konsumsi nutrisi yang berkualitas. PERTANYAAN : Pak jika kita menggunakan pelet dengan kadar protein 20% kemudian dicampur dengan produk NASA, apakah hasilnya akan sama dengan ikan yang diberi pakan dengan protein 30% ? JAWABAN : Hasil aplikasi di lapangan menunjukkan bahwa penggunaan produk NASA mampu meningkatkan hasil panen walaupun hanya menggunakan pakan buatan sendiri atau pakan yang harganya rendah. Hal itu bisa tercapai karena produk NASA menambah kandungan nutrisi di pakan yang diberikan. Akan tetapi jika menggunakan pakan yang lebih bagus, maka hasilnya juga jauh lebih baik, karena disamping menambah kandungan pakan, produk NASA juga berfungsi meningkatkan efisiensi penggunakan zat gizi di pakan. PERTANYAAN : Jika kolam tidak bisa dikeringkan, apa akibatnya, apakah produk NASA bisa mengatasi masalah tersebut ? JAWABAN : Jika tidak bisa dikeringkan, maka tanah dasar kolam akan menjadi lebih asam. Hal itu tentu akan sangat merugikan bagi ikan maupun udang yang dipelihara. Cara mengatasinya adalah dengan pemberian kapur dolomite atau zeolit dengan dosis yang disesuaikan dengan keasamannya. Pemberian TON secara kontinyu dapat mengurangi kadar keasaman tersebut, namun akan lebih efektif jika tetap digunakan kapur seperti di atas. PERTANYAAN : Jika kita pakai VITERNA dicampur dengan 1 kg pakan ikan, apakah tidak over dosis ? JAWABAN : VITERNA adalah bahan organic murni, sehingga sebenarnya tidak ada kata over dosis karena prinsip kerja VITERNA seperti pakan biasa. Banyak pengguna yang juga memakai dosis tersebut dan tidak terjadi masalah pada ikannya. PERTANYAAN : Bagaiman aplikasi TON pada kolam dari semen atau terpal ? JAWABAN : Pada kolam semen atau terpal, maka tidak diperlukan pengolahan lahan seperti di lahan tanah, oleh karena itu perlakuan TON hanya dilakukan setelah isi air. Perlakuan pertama yaitu setelah pembersihan selesai dilakukan, isi kolam diisi air setinggi 20 cm, tebarkan/siramkan TON dengan dosis 1 kg per hektar (satu sendok makan penuh per 100 m2), setelah itu air dibiarkan selama 3 hari, setelah itu diisi penuh untuk keperluan budidaya. Perlakuan berikutnya dilakukan setelah ikan berumur 15 hari dengan dosis yang sama dan diulang setiap 15 hari untuk menjaga kualitas air kolam budidaya. PERTANYAAN : Bagaimana perlakuan terhadap air kolam yang baru saja kena hujan deras dalam waktu yang lama ? JAWABAN : Sifat air hujan yang kurang baik bagi kehidupan ikan adalah keasaman yang agak tinggi yang bisa meningkatkan resiko tumbuhnya jamur dan bibit penyakit lain. Untuk mengatasinya adalah dengan cara pembuangan air bagian atas kolam kira-kira setinggi 10 ? 20 cm. Agar keasamannya netral, beri kapur dolomite atau zeolit dengan dosis 500 kg perhektar. PERTANYAAN : Berapa dosis penggunaan VITERNA dan POC NASA serta HORMONIK pada budidaya ikan nila, bagaimana cara aplikasi yang efektif ? JAWABAN : Jika menggunakan ketiga produk tersebut, cara pencampurannya adalah : VITERNA dan POC NASA masing-masing satu botol dicampur menjadi satu, kemudian campuran tersebut ditambah dengan 1 - 2 tutup botol HORMONIK. Sedangkan dosis penggunaannya sama saja untuk semua jenis ikan maupun udang, yaitu 1 tutup botol campuran tersebut ditambah dengan 0,5 sampai 1 liter air yang kemudian dicampur dengan 2 ? 3 kg pakan ikan. PERTANYAAN : Setelah ikan ditebar, apa tidak berbahaya jika TON ditebarkan ke air kolam ? JAWABAN : TON tetap bisa diberikan walaupun sudah ada ikannya. Aplikasi dengan dilarutkan dahulu kemudian disiramkan ke air kolam, dengan dosis 1 kg per hektar tiap 15 hari sekali. Fungsi perlakuan pada tahap ini adalah untuk mempertahankan kualitas air agar tetap bagus selama budidaya berlangsung. PERTANYAAN : Bagaimana pemberian TON pada pengolahan dasar dan pemeliharaan di lahan tambak udang? JAWABAN : Aplikasi pada saat Persiapan Kolam/sebelum isi air Dosis ; 2,5 kg ( 10 botol ukuran 250 g) Aplikasi TON yang pertama dilakukan di tanah dasar kolam/tambak pada saat pengeringan setelah dipanen. TON berbentuk Granule atau butiran-butiran kecil sehingga aplikasinya dengan cara ditabur ke tanah secara merata, atau bisa dilarutkan dulu baru kemudian disiramkan merata ke tanah dasar kolam. Aplikasi TON dilakukan sebelum dilakukan pengapuran. Menurut teknis yang benar, setelah diaplikasikan TON kemudian dilakukan pengapuran dengan kapur dolomit dengan dosis 1 ton per hektar (100 kg per 1000 m2) atau sesuai dengan pH aktual, setelah itu kolam dibiarkan 2-3 hari, kemudian air dimasukkan setinggi mata kaki dahulu, biarkan selama 3 hari untuk TON bekerja, baru kemudian air dimasukkan sampai penuh (kedalaman 100 – 120 cm). Fungsi aplikasi TON pada saat pengeringan ini adalah untuk menetralkan berbagai gas dan senyawa beracun sisa pembusukan bahan organik yang dihasilkan oleh budidaya sebelumnya yaitu amoniak dan H2S. Selain sebagai penetral senyawa atau gas beracun tersebut, TON juga berfungsi menumbuhkan plankton yang berguna sebagai pakan alami ikan/udang. Aplikasi selama budidaya belangsung. Selama budidaya berlangsung, TON juga harus diberikan secara periodic (rutin) ke air kolam atau tambak. TON ditaburkan/disiramkan ke air kolam tiap 15 sampai 20 hari sekali. Dosis : 500 g (2 botol) tiap kali aplikasi. Siramkan atau taburkan merata ke air kolam. Fungsinya terutama untuk mempertahankan kualitas air agar tidak terlalu menurun secara drastis karena pembentukan senyawa atau gas yang beracun tadi. Selain itu TON juga berfungsi menumbuhkan dan menyuburkan plankton yang baru sehingga ketersediaan plankton di tambak selalu terjaga. PERTANYAAN : Produk NASA yang berguna untuk membusukkan jerami itu apa namanya? JAWABAN : Pembusukan jerami bisa dipercepat dengan penggunaan Supernasa yang dikocorkan dan ditaburkan dolomit di atas tumpukan jerami yang akan dibusukkan. Dan menutup tumpukan tersebut dengan plastik / seresah/daun 2 kelapa cara menjadi anggota CARA UNTUK MENJAGA KWALITAS AIR AGAR TETAP STABIL adalah : 1. Membuat kolam model semi indoor, kolam di beri naungan yang transparan sehingga air hujan tidak masuk tetapi sinar matahari tetap bisa masuk untuk proses fotosintesis phytoplankton dan bisa untuk kontrol suhu. 2. Menjaga kebersihan dasar kolam, dengan membuat kontruksi dasar kolam ada "central drain" untuk memudahkan proses penyiponan. 3. Menjaga kestabilan pH air, dg tebar BOSTER MANSTAP utk mem-BUFFER PH air 4. Pemberian probiotik, karena limbah / bahan organik akan berbahaya bagi ikan apabila mengalami proses dekomposisi yang tidak sempurna akan menghasilkan gas-gas beracun semacam ( NH3, H2S, NO2 ) Dengan menggunakan bakteri pengurai maka limbah / bahan organik akan dioksidasi sempurna sehingga hasil dari proses ini tidak berbahaya dan dapat dimanfaatkan plankton utk pertumbuhannya, PROBIOTIK yang dipakai adalah : - BOSTER AQUAENZYM, dengan dosis 1 sdm larutkan dalam 1 liter air hangat biarkan1/2 jam kemudian tebar merata ke kolam, atau fermentasi.. - BOSTER AQUAENZYM 1 sdm + BOSTER PLANKTOP 10 Tutup merah + air 15 liter, biarkan 24 jam dalam wadah tertutup, kemudian tebar pada jam 9 - 10 pagi. T TIPS - TIPS BUDIDAYA MEMPERCEPAT PERTUMBUHAN, PAKAN ALAMI, DAN KWALITAS AIR ** Campurkan 1/2 kg DEDAK kukus + 2 tutup merah BOSTER AMINO LIQUID + 1 sdm BOSTER AQUAENZYM + 1 tutup merah BOSTER PLANKTOP Aduk merata tambahkan air sampai menyerupai adonan, masukkan kedalam wadah tertutup selama 24-36 jam sampai proses fermentasi jadi, sambil sesekali di aduk. Setelah proses fermentasi jadi ambil dan larutkan kedalam seember air lalu saring buang ampasnya, larutannya tebarkan merata di kolam luas 3x4 meter. FUNGSI : Mempercepat pertumbuhan bibit, karena mengandung nilai protein tinggi siap pakai hasil dari perombakan karbohidrat dari dedak dan protein dari Amino Liquid oleh Enzym-enzym protease, amilase dan selulose dari BOSTER AQUAENZYM. Mempercepat pertumbuhan pakan alami, fitoplankton, zooplankton yang sangat dibutuhkan oleh bibit ikan. Membantu menurunkan pH air pada masa pembesaran bilamana bahan organik yang tinggi hasil dari sisa pakan dan kotoran ikan, karena media dedak dan amino liquid merupakan media kultur yang baik bagi pertubuhan bakteri yang terkandung dalam BOSTER AQUAENZYM. Sehingga kerja bakteri dalam merombak bahan organik sisa pakan dan kotoran ikan menjadi lebih maksimal ************************************************************************************************ PENYAKIT IKAN LELE " KUNING " Penyakit Ikan LELE kuning merupakan penyakit yang meresahkan dikalangan para pembudidaya LELE. Dikarenakan penyakit ini menyerang disaat ikan LELE sudah dewasa atau menjelang panen. Karena selain kematian yang relatif banyak, ikan yang terserang penyakit ini tidak laku untuk dijual sehingga sangat merugikan. CIRI - CIRI : Seluruh tubuh ikan LELE kekuningan Gerakan di air masih lincah, namun setelah dipanen dan jika penanganan panen tdak bagus, akan terlihat lemas dan bisa mati Sering terjadi kematian massal dalam waktu yang relatif singkat. PENYEBAB : Kualitas air Budidaya kurang baik ( air bau dan keruh ) Penggantian air jarang dilakukan dan tidak pernah melakukan sterilisasi air kolam dengan menggunakan ANTISEPTIK , untuk mengurangi kepadatan bakteri. Terlalu banyak penggunaan pakan ( over ) tanpa diimbangi dengan perawatan kualitas air Pola pemberian pakan dengan proporsi limbah terlalu banyak seperti pakan ikan rucah, roti jamuran dan makanan busuk lainnya, memperkuat pengaruh mycotoxin yang terkandung dalam pakan limbah tersebut, sehingga menyebabkan fungsi kerja metabolisme ikan terganggu. PENCEGAHAN : Menjaga kwalitas air kolam budidaya dengan sering melakukan pembuangan dasar kolam sekitar 10% dari volume air, kemudian lakukan pengisian air kembali ( sirkulasi ) Lakukan proses STERILISASI pada kolam budidaya menggunakan BOSTER BLUE COPPER seminggu sekali untuk menjaga kepadatan bakteri dalam kolam Gunakan PROBIOTIK, BOSTER AQUAENZYM 3 hari sekali untuk memperbaiki kwalitas air ( untuk menguraikan bahan organik dalam kolam). Kurangi penggunaan pakan limbah ( ikan rucah, roti jamuran ) dan lakukan perebusan ( ikan rucah ) untuk mengurangi pencemaran. Lebih memperhatikan management pakan, jangan sampai over penggunaan pakan. Gunakan BOSTER PREMIX AQUAVITA, multivitamin campuran pakan untuk memperbaiki system metabolisme tubuh. PENGOBATAN Bila terjadi kematian massal : Sirkulasi air kolam 30 - 40 %, isi kembali air baru dan sterilisasi dengan BOSTER BLUE COPPER dosis 1 ppm Gunakan inroflox 25% campur pakan, untuk pengobatan ikan selama 3 hari berturut-turut. Setelah itu gunakan BOSTER GROTOP , karena mengandung Enzym protease, amylase yang berfungsi untuk memperbaiki proses pencernaan ikan, campur dengan pakan pellet NB : Lokasi penerapan di KAWASAN BUDIDAYA daerah NGANTRU, PATI Saya mendengar keberhasilan raja lele dan ingin menekuni pembesaran dengan menekan pakan dan dapat hasil dan maksimal.semoga raja lele membuka kesempatan bagi masyarakat umumuntuk belajar. 081393110036 PROGRAM BUDIDAYA IKAN SYSTEM BOSTER TAHAPAN BUDIDAYA (IKAN MAS, IKAN NILA, IKAN BAWAL, IKAN GURAMIE ) PEMBENIHAN : 1. Perawatan Induk Unggul Pakan pellet + ( BOSTER PROTEC PLUS + BOSTER PREMIX AQUAVITA ) 1 sendok / 2 kg pellet diberikan setiap hari secara rutin 2 minggu sebelum pemijahan dan tiap 2 hari sekali beri BOSTER FISH IMUNOVIT, hal ini berguna untuk membantu pematangan telur pada induk betina dan sperma pada induk jantan. Meningkatkan kulitas dan kuantitas telur / daya tetas telur ( HR ). Meningkatkan kualitas benih / daya hidup ( SR ) dan mempercepat masa produksi indukan. 2. Proses Pemijahan Pemilihan induk yang telah kelihatan matang gonad bagi induk jantan dan matang telur pada induk betina setelah pemakaian BOSTER PROTEC PLUS dan BOSTER PREMIX AQUAVITA secara rutin ditandai dengan perut induk betina yang mengandung telur, gemuk dan lunak. Serta induk jantan keluar sperma putih jika distripping ( dipijat ), bagian perut ke arah kelaminnya. 3. Penetasan >> Ikan mas dan ikan nila Menetas dalam kolam pemijahan waktu +/- 24 jam, tidak diberikan pakan selama 2 - 3 hari atau hingga kandungan telur cadangannya habis. >> Ikan Bawal dan Ikan Guramie Ditetaskan dalam kolam tersendiri ( bak konikel ) atau aquarium dengan aerasi kuat selama +/- 24 jam, tidak diberikan pakan hingga kandungan telur cadangan habis. 4. Perawatan larva - benih >> Ikan mas dan Ikan nila Larva usia 3 - 10 hari masih suka makan pakan alami berupa Fitoplankton dan Zooplankton serta bentos yang berada didasar kolam, untuk menumbuhkan pakan alami tersebut lakukan pemupukan dengan BOSTER PLANKTOP 2 tutup + BOSTER AQUAENZYM 1 sendok dilarutkan dalam air 1 timba dan ditebarkan ke dalam kolam 10 m2 >> Ikan Bawal dan Ikan Guramie Larva usia 3 - 14 hari diberikan pakan alami berupa artemia, kutu air atau kuning telur rebus. Setelah bisa makan tepung dapat diberikan BOSTER PROTEC PLUS dengan menebar secukupnya sebagai asupan protein tinggi untuk pertumbuhan larva / benih. PENDEDERAN : 1 Persiapan Larva - Benih >> Ikan Mas dan Ikan Nila Usia 10 - 30 hari benih didederkan pada kolam lain atau kolam pemijahan dengan mengambil indukannya terlebih dahulu ( kolam tanah atau bak beton ) hingga ukuran benih mencapai 5 -7 cm. >> Ikan Bawal Usia 10 - 30 hari larva dapat dipindah dalam kolam pendederan ( kolam tanah atau bak semen ) dan target panen dengan ukuran 5 - 7 cm. >> Ikan Guramie Usia 2 minggu larva dipindah ke kolam pendederan hingga 45 hari dan didapat ukuran silet ( 4 - 5 ) cm 2. Manajemen Pakan dan mencegah Kematian Benih ** Pemberian pakan berupa tepung ( pellet halus ) hingga Crumble halus sesuai bukaan mulut benih, setiap pemberian pakan dicampur dengan BOSTER PROTEC PLUS + BOSTER VITALIQUID masing-masing 1 sendok / 3 kg pakan untuk menambah asupan gizi pada pakan dan meningkatkan nafsu makan serta mempercepat pertumbuhan. ** Setiap 5 hari sekali pakan dicampur dengan BOSTER STRESS OFF atau BOSTER FISH IMUNOVIT 1 sendok / 2 kg pakan untuk mencegah stress akibat perubahan cuaca. Meningkatkan SR benih serta mencegah kematian massal. ** Setiap akan melakukan panen benih, bekali dengan BOSTER STRESS OFF untuk mencegah stress dan stamina benih saat panen. 3. Pengangkutan Benih ke Kolam Pembesaran ** Sebelum benih dipuasakan saat dilakukan pengangkutan, berikan BOSTER FISH IMUNOVIT 1 tutup dicampur dengan pakan 3 - 5 kg pakan sebagai IMUNISASI benih dan menjaga energi benih selama perjalanan. ** Air kantong, jerigen atau bak untuk pengangkutan dicampur dengan BOSTER FISH IMUNOVIT dengan dosis 1 tutup dilarutkan dalam 10 liter air dan diberikan sedikit - sedikit pada tiap - tiap kantong. Untuk mencegah stress perjalanan, mengurangi keluarnya lendir atau buih yang dapat merusak kualitas air kantong. PEMBESARAN : >> Benih dapat di besarkan pada kolam tanah, beton dengan sistem sirkulasi atau close system ( tertutup ) ataupun pada Kerambah Jaring Apung. >> Pastikan pemberian multivitamin BOSTER PREMIX AQUAVITA dan BOSTER GROTOP masing-masing 1 sendok / 5 kg pakan secara rutin. Bermanfaat untuk menambah asupan protein dan multivitamin pada pakan, meningkatkan nafsu makan dan pertumbuhan ikan, membantu pencernaan dengan kandungan Enzym sehingga sari-sari makanan terserap secara optimal. >> Untuk ikan guramie atau yang bersifat Herbivora, pemberian pakan alami berupa dedaunan ( daun sente ) dapat diberikan 1 kali pada sore hari dengan prosentase 10% dari biomass ikan keseluruhan. >> Berikan BOSTER FISH IMUNOVIT atau BOSTER STRESS OFF setiap 5 hari sekali. Terutama disaat perubahan cuaca yang begitu hebat atau ada tanda-tanda ikan stress / terserang penyakit, dengan dosis 1 sendok / 2 kg pakan. TARGET PEMBESARAN dengan MULTIVITAMIN BOSTER >> Ikan Mas Tebar benih ukuran 5 -7 cm, kepadatan 50 - 70 ekor/m2 dibesarkan hingga ukuran : * Size 10 ekor / kg selama 55 hari * Size konsumsi, 3 - 4 ekor selama 80 - 90 hari Ikan Nila >> Tebar benih ukuran 5 - 7 cm, kepadatan 40 - 50 ekor / m2 di besarkan hingga ukuran : * Size 10 ekor / kg selama 55 hari * Size konsumsi, 2 - 4 ekor selama 75 - 85 hari >> Ikan Bawal Tebar benih ukuran 5 - 7 cm, kepadatan 50 - 80 ekor / m2 dibesarkan hingga ukuran : * Size 10 ekor / kg selama 40 hari * Size konsumsi, 3 - 4 ekor selama 60 - 70 hari. >> Ikan Guramie Tebar benih ukuran 4 - 5 cm, kepadatan 30 - 40 ekor / m2 dibesarkan hingga ukuran : * Size wadah korek, 7 - 8 cm selama 45 hari * Size bungkus rokok, 10 ekor / kg selama 60 hari * Size konsumsi, 500 gr / ekor selama 75 - 85 hari PENGOLAHAN LAHAN BUDIDAYA DAN MENJAGA KUALITAS AIR YANG RAMAH LINGKUNGAN TAHAPAN PENGOLAHAN : 1. PERSIAPAN LAHAN >>> Kolam Dasar Tanah TREATMENT AIR dan TANAH ** Lakukan pengangkatan lumpur setelah panen ** pengeringan dan pengapuran dengan BOSTER MANSTAP dosis 1 kg / 100 m2 hingga tanah agak mengering >>FUNGSI : ** Untuk meningkatkan pH tanah dan mengembalikan unsur hara tanah yang baik untuk memacu tumbuhnya pakan alami pada awal budidaya ( phytoplankton , dan zooplankton, bentos dan cacing ) setelah diisi dengan air. >>> Kolam Beton / semen ( Dapat pula dilakukan pada kolam system air deras ) TREATMENT AIR dan TANAH ** Steril dinding kolam dengan menggunakan BOSTER 3 CHLOR 90 dengan menyemprotkan secara merata dengan dosis 5 ppm atau 5 gram / 1000 liter air. Pengeringan lahan dengan panas terik matahari selama 3 hari. >> FUNGSI : ** Sterilisasi dinding kolam dari mikroorganisme, bakteri dan virus yang menempel pada dinding kolam yang dapat menimbulkan penyakit. 2. PENGISIAN AIR BUDIDAYA TREATMENT AIR dan TANAH ** Tahap awal budidaya untuk bibit ikan ukuran 5 - 7 cm kedalaman cukup 50 cm >> Lakukan pengecekan air jika system budidaya dengan sirkulasi dengan penyaringan / menyediakan tandon sebelum aliran air melewati kolam budidaya. 3. PENGOLAHAN AIR AWAL BUDIDAYA ATAU SEBELUM MASA PENEBARAN BIBIT TREATMENT AIR dan TANAH Setelah air masu** k, lakukan steril dengan BOSTER BLUE COPPER dengan dosis 2 ppm atau 1 tutup untuk kolam 10 m2 kedalaman awal 50 cm >> FUNGSI : ** Mengurangi tumbuhnya koloni bakteri pathogen ( pembawa penyakit ) ** Membasmi virus yang mematikan ** Mengurangi kepadatan plankton ** Menstabilkan kualitas air budidaya ** Memberantas jamur dan parasit yang menempel pada tubuh ikan ** Selang 3 hari lakukan pemupukan dengan BOSTER PLANKTOP 2 tutup + BOSTER AQUAENZYMS 1 sendok dilarutkan dalam air 1 timba dan ditebar merata pada kolam. Keesokan hari air akan tampak kehijauan dan segar serta mengandung banyak pakan alami. >> FUNGSI : ** Pemupukan perairan kolam ** Merangsang tumbuhnya plankton sebagai pakan alami benih dan menjaga kestabilan perairan ** Menambah pasokan oksigen pada siang hari ** Menguraikan sisa pakan, kotoran ikan dan lumut yang kerap muncul diawal budidaya ** Memacu pertumbuhan ikan dengan kondisi air yang sehat 4. Treatment Rutin Untuk Menjaga Keseimbangan Dan Mencegah Perkembangan Bakteri Pathogen dan Virus Mematikan. TREATMENT AIR dan TANAH ** Setiap 10 hari sekali lakukan treatment BOSTER BLUE COPPER dengan dosis 1 ppm ( setengah dosis awal ) dan selang 3 hari tebar kembali BOSTER PLANKTOP + BOSTER AQUAENZYMS dengan dosis yang sama. 5. Tips Menjaga Fluktuasi Air Terhadap Perubahan Cuaca ( pH, Suhu, dan Parameter Kimia Lainnya ) TREATMENT AIR dan TANAH ** Tebarkan BOSTER MANSTAP kedalam air kolam dengan dosis 100 gr / 100 m2. Jika suhu dasar air dingin, kedalaman dikurangi dan sebaliknya jika suhu panas dilakukan penambahan air. ** Cegah bau amis, air pekat / kandungan amoniak tinggi dengan BOSTER AQUAENZYM secara rutin setelah usia menginjak 1 bulan >> FUNGSI : ** Menstabilkan pH ( keasaman ) air kolam ** Regenerasi plankton baru sehingga air nampak segar ** Menstabilkan kualitas air budidaya ** Mengembalikan kesuburan dan kesegaran perairan ** Menguraikan sisa pakan, kotoran ikan dan lumut yang kerap muncul diawal budidaya ** Memacu pertumbuhan ikan dengan kondisi air yang sehat Submenu PEMBESARAN LELE PROGRAM PEMBESARAN LELE SYSTEM BUDIDAYA BOSTER Sebelum benih ditebar, lakukan sterilisasi air kolam dengan BOSTER AQUASEPTIK atau BOSTER BLUE COPPER dengan dosis 1 ppm atau 1 tutup dilarutkan dalam air 1 timba dan ditebar merata pada kolam ukuran 10 m3 kemudian diamkan selama 2 - 3 hari. Pada kolam tanah , lakukan pengolahan lahan dengan cara pengeringan dan penebaran BOSTER MANSTAP untuk meningkatkan pH tanah dan mengembalikan unsur hara tanah yang baik untuk memacu tumbuhnya pakan alami pada awal budidaya. UMUR : 1 - 5 SUPPLEMENT : BOSTER VITALIQUID + BOSTER FISH IMUNOVIT DOSIS DAN CARA PAKAI : >> 5 ml BOSTER VITALIQUID / kg pakan atau 1 tutup dalam / kg pakan ; >> 2 - 3 ml BOSTER FISH IMUNOVIT / kg pakan atau 1 tutup dalam / kg pakan. FUNGSI : *BOSTER VITALIQUID : >> Menambah nutrisi pakan, memacu pertumbuhan benih; *BOSTER FISH IMUNOVIT : >> Meningkatkan daya tahan atau antibodi ikan, mengurangi stress karena perubahan lingkungan. TREATMENT AIR : BOSTER PLANKTOP DOSIS DAN CARA PAKAI : 5 ppm atau 1 tutup untuk kolam untuk kolam ukuran 2 m3, dilarutkan dalam air 1 timba dan ditebar merata ke seluruh bagian kolam sehari sebelum ikan di tebar. TUJUAN : >> Pemupukan perairan kolam; >> Merangsang tumbuhnya plankton sebagai pakan alami benih dan menjaga kestabilan perairan; >> Menambah pasokan oksigen pada siang hari; >> Menguraikan gas-gas beracun UMUR : 6 - 10 SUPPLEMENT : BOSTER VITALIQUID + BOSTER FISH IMUNOVIT DOSIS DAN CARA PAKAI : sda ( sama dengan atas ) FUNGSI : sda TREATMENT AIR : BOSTER AQUAENZYM DOSIS DAN CARA PAKAI : 1 sendok dilarutkan dalam air 1 timba dan ditebar merata pada kolam 2 m3 ( tebar pada hari ke-6 ) TUJUAN : >> Menguraikan sisa pakan, kotoran ikan dan lumut yang kerap muncul diawal budidaya; >> Memacu pertumbuhan plankton UMUR : 11 - 15 SUPPLEMENT : BOSTER PREMIX AQUAVITA + BOSTER GROTOP DOSIS DAN CARA PAKAI : >> 2 - 3 gr BOSTER PREMIX AQUAVITA / kg pakan atau 1 sendok kecil dicampur dengan pakan 1 kg; >> 2 - 3 gr BOSTER GROTOP / kg pakan atau 1 sendok kecil dicampur dengan pakan 1 kg FUNGSI : *BOSTER PREMIX AQUAVITA : >> Multivitamin lengkap untuk menambah asupan gizi pada pakan, >> Meningkatkan nafsu makan dan mempercepat pertumbuhan; *BOSTER GROTOP : >> Vitamin dan Enzym yang membantu pencernaan dan penyerapan sari-sari pakan secara optimal. TREATMENT AIR : BOSTER BLUE COPPER DOSIS DAN CARA PAKAI : 0,5 sendok dilarutkan dalam air 1 timba dan angkat ikan yang sakit lalu di celup-celupkan sebentar 2 - 3 kali kedalam larutan. JANGAN DIRENDAM. UNTUK TREATMENT AIR : gunakan dosis 1ppm ( 1 ml/ton air) 1cc untuk kolam 1 m3 TUJUAN : >> Mengurangi tumbuhnya koloni bakteri patogen ( pembawa penyakit ); >> Mengurangi kepadatan plankton; >> Mestabilkan kualitas air budidaya; >> Memberantas jamur dan parasit yang menempel pada tubuh ikan. UMUR : 16 - 20 SUPPLEMENT : BOSTER PREMIX AQUAVITA + BOSTER GROTOP DOSIS DAN CARA PAKAI : sda FUNGSI : sda TREATMENT AIR : BOSTER PLANKTOP DOSIS DAN CARA PAKAI : 2 ppm atau 1 tutup dilarutkan dalam air 1 timba dan ditebar merata pada kolam seluas 5 m3 ( tebar pada hari ke-16) TUJUAN : >> Menstabilkan pH ( keasaman ) air kolam; >> Regenerasi plankton baru sehingga air nampak segar kembali. UMUR : 21 - 25 SUPPLEMENT : BOSTER PREMIX AQUAVITA + BOSTER GROTOP DOSIS DAN CARA PAKAI : sda FUNGSI : sda TREATMENT AIR : BOSTER AQUAENZYM DOSIS DAN CARA PAKAI : 1 sendok dilarutkan dalam air 1 timba dan ditebar merata pada kolam 2 m3 ( tebar pada hari ke-21 ) TUJUAN : >> Menguraikan sisa pakan, kotoran ikan, dan lumut yang kerap muncul diawal budidaya; >> Memacu pertumbuhan plankton; >> Menstabilkan kualitas air UMUR : 26 - 30 SUPPLEMENT : BOSTER FISH IMUNOVIT + BOSTER GROTOP DOSIS DAN CARA PAKAI : >> 2 - 3 ml BOSTER FISH IMUNOVIT / kg pakan atau 1 tutup dalam / kg pakan ; >> 2 - 3 gr BOSTER GROTOP / kg pakan atau 1 sendok kecil di campur dengan pakan 1 kg. FUNGSI : *BOSTER FISH IMUNOVIT : >> Meningkatkan daya tahan atau antibodi ikan terhadap serangan penyakit dan perubahan cuaca; *BOSTER GROTOP : >> Vitamin dan Enzym yang membantu pencernaan dan penyerapan sari-sari pakan secara optimal TREATMENT AIR : BOSTER BLUE COPPER DOSIS DAN CARA PAKAI : 0,5 sendok dilarutkan dalam air 1 timba dan ditebar merata pada kolam 10 m3 ( tebar pada hari ke-28 ) TUJUAN : >> Mengurangi tumbuhnya koloni bakteri pathogen ( pembawa penyakit ); >> Mengurangi kepadatan plankton; >> Menstabilkan dan sterilisasi air budidaya. UMUR : 31 - 35 SUPPLEMENT : BOSTER PREMIX AQUAVITA + BOSTER GROTOP DOSIS DAN CARA PAKAI : sda FUNGSI : sda TREATMENT AIR : BOSTER SEL MULTI DOSIS DAN CARA PAKAI : 5 ppm atau 1 tutup untuk kolam ukuran 2 m3, dilarutkan dalam air 1 timba dan ditebar merata ke seluruh bagian kolam ( tebar pada hari ke-31 ) TUJUAN : >> Menumbuhkan koloni bakteri strain positif ( bakteri menguntungkan ) guna merombak perairan dasar kolam yang telah dipenuhi timbunan sisa pakan dan kotoran; >> Mengurangi bau dan kepekatan air kolam; >> Mengembalikan kesuburan dan kesegaran perairan. UMUR : 36 - 40 SUPPLEMENT : BOSTER PREMIX AQUAVITA + BOSTER GROTOP DOSIS DAN CARA PAKAI : sda FUNGSI : sda TREATMENT AIR : BOSTER PLANKTOP DOSIS DAN CARA PAKAI : 2 ppm atau 1 tutup dilarutkan dalam air 1 timba dan ditebar merata pada kolam seluas 5 m3 ( tebar pada hari ke-36 ) TUJUAN : >> Menstabilkan pH ( keasaman ) air kolam; >> Regenerasi plankton baru sehingga air nampak segar kembali UMUR : 41 - 45 SUPPLEMENT : BOSTER FISH IMUNOVIT + BOSTER AMINO LIQUID DOSIS DAN CARA PAKAI : >> 2 - 3 ml BOSTER FISH IMUNOVIT / kg pakan atau 1 tutup dalam / kg pakan ; >> 2 - 3 ml BOSTER AMINO LIQUID / kg pakan atau 1 tutup / 5 kg pakan FUNGSI : *BOSTER FISH IMUNOVIT : >> Meningkatkan daya tahan atau antibodi ikan terhadap serangan penyakit dan perubahan cuaca; *BOSTER AMINO LIQUID : >> Merangsng nafsu makan melalui aroma atractan; >> Menambah kandungan protein pada pakan; >> Mempercepat pertumbuhan dan daging menjadi padat (tidak gembos ) TREATMENT AIR : BOSTER BLUE COPPER DOSIS DAN CARA PAKAI : 0,5 sendok dilarutkan dalam air 1 timba dan ditebar merata pada kolam seluas 10 m3 ( tebar pada hari ke-42 ) TUJUAN : >> Mengurangi tumbuhnya koloni bakteri pathogen ( pembawa penyakit ); >> Mengurangi kepadatan plankton; >> Menstabilkan dan sterilisasi air budidaya UMUR : 46 - 55 SUPPLEMENT : BOSTER AMINO LIQUID + BOSTER GROTOP DOSIS DAN CARA PAKAI : sda FUNGSI : sda TREATMENT AIR : BOSTER SEL MULTI DOSIS DAN CARA PAKAI : 5 ppm atau 1 tutup untuk kolam ukuran 2 m3, dilarutkan dalam air 1 timba dan ditebar merata keseluruh bagian kolam ( tebar pada hari ke-46 ) TUJUAN : >> Menumbuhkan koloni bakteri menguntungkan guna merombak perairan dasar kolam yang telah dipenuhi timbunan sisa pakan dan kotoran; >> Mengurangi bau dan kepekatan air kolam TESTIMONI Nama : Pujo Lokasi : Desa Kuncen, Gunung Pati - SEMARANG Kolam : Terpal dan Tanah Luas Kolam : 100 m2 dan 50 m2 ( 9 petak ) Pakan : Comfeed Budidaya : Pembenihan dan Pembesaran Lele Produk : BOSTER PLANKTOP dan BOSTER SEL MULTI " Saya Pujo, Semarang. Sebelum saya melakukan penebaran bibit terlebih dahulu saya tumbuhkan plankton dikolam. Sebelumnya saya gunakan pupuk kandang untuk menumbuhkan plankton, namun sekarang saya gunakan BOSTER PLANKTOP untuk mempercepat pertumbuhan plankton, dan hasilnya selang 3 hari setelah pemberian, air kolam sudah berwarna kecoklatan ( plankton ) saya menggunakan dosis 5 ppm " BARU ISI AIR SETELAH 3 HARI " Pada masa pertengahan budidaya biasanya kolam sering menjadi bau, pekat dan blooming plankton. Untuk mengatasi hal tersebut saya menggunakanBOSTER SEL MULTI ( bakteri pengurai ). Saya menggunakan rutin 3 - 7 hari sekali. Dan hasilnya air yang semula bau, pekat sekarang menjadi berkurang dan berangsur-angsur lebih encer. Saya gunakan dosis 1 ppm". ( Januari, 2010 ) NB : aktifkan dulu didalam bak dan campur air diamkan dulu selama 1 - 3 jam baru tebar ke kolam. ****************************************************************************************** Nama : Joni Lokasi : Tegal Kolam : Terpal dan Tembok Luas Kolam : 10 - 20 m2 ( 15 petak ) Pakan : Hi Pro Vit Budidaya : Pembibitan dan Pembesaran Lele dan Konsultan Budidaya Air Tawar ( Alumni IPB ) " Saya Joni, Tegal. Setelah saya mengunakan 2 kombinasi produk BOSTER GROTOP dan BOSTER PREMIX AQUAVITA pertumbuhan ikan menjadi lebih cepat". " Untuk pembibitan ukuran bibit ikan lele 3 - 5 cm menjadi 4 - 6 cm hanya diperlukan waktu 3 - 4 hari, padahal biasanya apabila tidak menggunakan kombinasiBOSTER GROTOP dan BOSTER PREMIX AQUAVITA butuh waktu 7 hari". " Dalam usaha pembesaran ikan lele dengan menggnakan kombinasi BOSTER GROTOP dan BOSTER PREMIX AQUAVITA juga dapat mempercepat masa panen, pada saat tebar lele ukuran 4 - 6 cm kepadatan 100 ekor / m2 hanya membutuhkan waktu 55 hari ukuran 1 kg isi 10 - 8 ekor, apabila tidak menggunakan BOSTER GROTOP dan BOSTER PREMIX AQUAVITA butuh waktu 2 bulan lebih. Pada saat tebar ukuran bibit 5 - 7 cm dapat panen ikan lele ukuran 1 kg isi 10 - 8 ekor membutuhkan waktu selama 45 hari biasanya butuh waktu 60 hari. Saya gunakanBOSTER GROTOP dan BOSTER PREMIX AQUAVITA dengan dosis 2 gr / kg pakan" ( desember, 2009) NB : Hal ini dilakukan selama 3 hari berturut-turut waktu pagi dan sore setelah itu 2 hari istirahat ( tanpa pemakaian ) ******************************************************************************************** Nama : Khilman Lokasi : Weleri, Kendal Kolam : Tanah Luas Kolam : 100 m2 ( 25 petak ) Padat Tebar : +/- 100 ekor / m2 Pakan : Hi Pro Vit Budidaya : Pembesaran Lele Produk : BOSTER MANSTAP " Saya Khilman , saya seorang pembudidaya ikan lele, saya sudah setahun lebih menggunakan produk dari indosco, berikut adalah pernyataan saya menggunakan BOSTER MANSTAP. Manstap adalah produk yang berguna untuk menyuburkan tanah ". " Sebelum saya menebar bibit lele terlebih dahulu melakukan pengangkatan lumpur dasar ( amoniak ) kemudian saya isi air dan saya tunggu sampai air siap ditebari bibit lele, namun membutuhkan waktu sekitar 7 harian untuk menumbuhkan plankton. Sekarang saya gunakan BOSTER MANSTAP untuk mempercepat pertumbuhan plankton dengan waktu 3 - 4 hari air dikolam saya sudah mulai berwarna kecoklatan dan pakan alami seperti cacinglor banyak terdapat di dasar kolam ( indikasikan kolam subur ) yang bermanfaat sekali untuk makanan alami bibit ikan lele. Saya menggunakan BOSTER MANSTAP dengan dosis 0,5 - 1 kg / 100 m2." ( februari, 2010 ) ********************************************************************************************** TAMBAK H. RHODI Nama : H. Rhodi Lokasi Tambak : Tambak Kampung Vannamei KM 74,2 Paciran LAMONGAN Luas Petak : +/- 5000 m2 dan 8000 m2 ( 4 petak ) Padat Tebar : +/- 100 ekor / m2 Benur : Udang Vannamei F1 dari CP Pakan : Irawan Sistem Budidaya : Open Sistem Produk Indosco : BOSTER PLANKTOP dan SEL FERMENTA " Kendala saya diawal budidaya adalah plankton lama tumbuh hal ini biasanya berlangsung sekitar 7 hari lebih air mulai terbentuk plankton. Namun sekarang setelah saya menggunakan BOSTER PLANKTOP produk dari INDOSCO, 3 hari setelah penebaran planktop air sudah mulai berwarna ( kecoklatan ) indikasi plankton mulai tumbuh, saya menggunakan BOSTERPLANKTOP dengan dosis 0,5 ppm yang dibarengkan dengan SEL FERMENTAdengan dosis 0,5 ppm " " Saya pernah melakukan penebaran benur dengan kondisi air yang masih belum jadi planktonnya ( air masih jernih / tembus cahaya ). Lalu saya menebarBOSTER PLANKTOP dan SEL FERMENTA karena kandungan bahannya tidak berpengaruh terhadap udang ( aman ) setelah 3 hari air tambak saya sudah mulai tumbuh planktonnya ( kecoklatan )" ( Januari, 2010 ) NB: Penggunaan BOSTER PLANKTOP akan lebih maksimal hasilnya apabila dibarengi dengan SEL FERMENTA yang terlebih dahulu diaktifkan bakterinya dalam ember selama 1 jam. ******************************************************************************************** TESTIMONI DARI FACEBOOK Baru 4 hari aplikasi kombinasi amino liquid, grotop, dan aquaenzym setiap kali kasih pakan. Hasilnya luar biasa, pertumbuhan pesat sekali. BarakaLLah. Dan teruji blm P Eko bwt nekan biaya pakan.brp % bisa cost pakannya sblm & sesudah makai produk tsb.thks Pengalaman rekan di jelupang cuma pakai satu jenis yaitu amino liquid campur pakan. Nafsu makan luar biasa, dari bibit 5-6 panen 2 bulan an. Pernah dibandingkan dgn yg gak pakai, pertumbuhannya jauh. Menurut dia, lebih ke mempersingkat masa... panen, utk pakan hanya berkurang sedikit. Saya coba kombinasikan 3 jenis, pakan jumlah biasa tapi pertumbuhan OK pak. Di parung katanya ada pak, cuma tepatnya sy gak tahu. Harganya saya tanya katanya 35 ribu per botol amino 1 liter. Sangkuriangnya gimana pak, ada yg nggantung gak? Makannya doyan gak? Kesaksian pengguna produk NAS untuk budidaya lele. Luas kolam 800m2 dengan jumlah ikan lele 35.000 ekor dengan ukuran 3-5 cm. Produk yang digunakan TON, POC NASA, HORMONIK dan VITERNA. Angka kematian bisa ditekan sampai 3% dan meningkatkan/mempercepat pertumbuhan lele. Dari ukuran 3-5 cm sampai dengan umur 51 hari bisa mencapai 11 ekor per kilo. Setelah memakai produk NASA sampai menjelang ukuran konsumsi per 1000 ekor baru menghabiskan pakan kurang dari 1 sak(30kg). Selisih pakan yang dihabiskan sekitar 17.5 kg sehingga terdapat selisih biaya pakan sebesar 17.5 x Rp.150.000,- = 2.625.000,- Kesaksian pemakai produk NASA untuk budidaya Gurameh dengan luas kolam 421 m2 dengan jumlah bibit 10.000 ekor ukuran 2-3 cm. Menambah nafsu makan ikan dan mempercepat pertumbuhan ikan. Hasil panen : -Ikan menjadi lebih gemuk. -daging padat dan tebal -sisik mengkilat. Produk yang digunakan HANYA POC NASA yang dicampurkan ke pakan dengan dosis 1 tutup botol per 5 kg pakan. I. Pendahuluan. Lele merupakan jenis ikan yang digemari masyarakat, dengan rasa yang lezat, daging empuk, duri teratur dan dapat disajikan dalam berbagai macam menu masakan. PT. NATURAL NUSANTARA dengan prinsip K-3 (Kuantitas, Kualitas dan Kesehatan) membantu petani lele dengan paket produk dan teknologi. II. Pembenihan Lele. Adalah budidaya lele untuk menghasilkan benih sampai berukuran tertentu dengan cara mengawinkan induk jantan dan betina pada kolam-kolam khusus pemijahan. Pembenihan lele mempunyai prospek yang bagus dengan tingginya konsumsi lele serta banyaknya usaha pembesaran lele. III. Sistem Budidaya. Terdapat 3 sistem pembenihan yang dikenal, yaitu : Sistem Massal. Dilakukan dengan menempatkan lele jantan dan betina dalam satu kolam dengan perbandingan tertentu. Pada sistem ini induk jantan secara leluasa mencari pasangannya untuk diajak kawin dalam sarang pemijahan, sehingga sangat tergantung pada keaktifan induk jantan mencari pasangannya. Sistem Pasangan. Dilakukan dengan menempatkan induk jantan dan betina pada satu kolam khusus. Keberhasilannya ditentukan oleh ketepatan menentukan pasangan yang cocok antara kedua induk. Pembenihan Sistem Suntik (Hyphofisasi). Dilakukan dengan merangsang lele untuk memijah atau terjadi ovulasi dengan suntikan ekstrak kelenjar Hyphofise, yang terdapat di sebelah bawah otak besar. Untuk keperluan ini harus ada ikan sebagai donor kelenjar Hyphofise yang juga harus dari jenis lele. IV. Tahap Proses Budidaya. A. Pembuatan Kolam. Ada dua macam/tipe kolam, yaitu bak dan kubangan (kolam galian). Pemilihan tipe kolam tersebut sebaiknya disesuaikan dengan lahan yang tersedia. Secara teknis baik pada tipe bak maupun tipe galian, pembenihan lele harus mempunyai : Kolam tandon. Mendapatkan masukan air langsung dari luar/sumber air. Berfungsi untuk pengendapan lumpur, persediaan air, dan penumbuhan plankton. Kolam tandon ini merupakan sumber air untuk kolam yang lain. Kolam pemeliharaan induk. Induk jantan dan bertina selama masa pematangan telur dipelihara pada kolam tersendiri yang sekaligus sebagai tempat pematangan sel telur dan sel sperma. Kolam Pemijahan. Tempat perkawinan induk jantan dan betina. Pada kolam ini harus tersedia sarang pemijahan dari ijuk, batu bata, bambu dan lain-lain sebagai tempat hubungan induk jantan dan betina. Kolam Pendederan. Berfungsi untuk membesarkan anakan yang telah menetas dan telah berumur 3-4 hari. Pemindahan dilakukan pada umur tersebut karena anakan mulai memerlukan pakan, yang sebelumnya masih menggunakan cadangan kuning telur induk dalam saluran pencernaannya. B. Pemilihan Induk Induk jantan mempunyai tanda : - tulang kepala berbentuk pipih - warna lebih gelap - gerakannya lebih lincah - perut ramping tidak terlihat lebih besar daripada punggung - alat kelaminnya berbentuk runcing. Induk betina bertanda : - tulang kepala berbentuk cembung - warna badan lebih cerah - gerakan lamban - perut mengembang lebih besar daripada punggung alat kelamin berbentuk bulat. C. Persiapan Lahan. Proses pengolahan lahan (pada kolam tanah) meliputi : Pengeringan. Untuk membersihkan kolam dan mematikan berbagai bibit penyakit. Pengapuran. Dilakukan dengan kapur Dolomit atau Zeolit dosis 60 gr/m2 untuk mengembalikan keasaman tanah dan mematikan bibit penyakit yang tidak mati oleh pengeringan. Perlakuan TON (Tambak Organik Nusantara). untuk menetralkan berbagai racun dan gas berbahaya hasil pembusukan bahan organik sisa budidaya sebelumnya dengan dosis 5 botol TON/ha atau 25 gr (2 sendok makan)/100m2. Penambahan pupuk kandang juga dapat dilakukan untuk menambah kesuburan lahan. Pemasukan Air. Dilakukan secara bertahap, mula-mula setinggi 30 cm dan dibiarkan selama 3-4 hari untuk menumbuhkan plankton sebagai pakan alami lele. Pada tipe kolam berupa bak, persiapan kolam yang dapat dilakukan adalah : Pembersihan bak dari kotoran/sisa pembenihan sebelumnya. Penjemuran bak agar kering dan bibit penyakit mati. Pemasukan air fapat langsung penuh dan segera diberi perlakuan TON dengan dosis sama D. Pemijahan. Pemijahan adalah proses pertemuan induk jantan dan betina untuk mengeluarkan sel telur dan sel sperma. Tanda induk jantan siap kawin yaitu alat kelamin berwarna merah. Induk betina tandanya sel telur berwarna kuning (jika belum matang berwarna hijau). Sel telur yang telah dibuahi menempel pada sarang dan dalam waktu 24 jam akan menetas menjadi anakan lele. E. Pemindahan. Cara pemindahan : Kurangi air di sarang pemijahan sampai tinggi air 10-20 cm. Siapkan tempat penampungan dengan baskom atau ember yang diisi dengan air di sarang. samakan suhu pada kedua kolam pindahkan benih dari sarang ke wadah penampungan dengan cawan atau piring. pindahkan benih dari penampungan ke kolam pendederan dengan hati-hati pada malam hari, karena masih rentan terhadap tingginya suhu air. F. Pendederan. Adalah pembesaran hingga berukuran siap jual, yaitu 5 - 7 cm, 7 - 9 cm dan 9 - 12 cm dengan harga berbeda. Kolam pendederan permukaannya diberi pelindung berupa enceng gondok atau penutup dari plastik untuk menghindari naiknya suhu air yang menyebabkan lele mudah stress. Pemberian pakan mulai dilakukan sejak anakan lele dipindahkan ke kolam pendederan ini. V. Manajemen Pakan. Pakan anakan lele berupa : pakan alami berupa plankton, jentik-jentik, kutu air dan cacing kecil (paling baik) dikonsumsi pada umur di bawah 3 - 4 hari. Pakan buatan untuk umur diatas 3 - 4 hari. Kandungan nutrisi harus tinggi, terutama kadar proteinnya. Untuk menambah nutrisi pakan, setiap pemberian pakan buatan dicampur dengan POC NASA dengan dosis 1 - 2 cc/kg pakan (dicampur air secukupnya), untuk meningkatkan pertumbuhan dan ketahanan tubuh karena mengandung berbagai unsur mineral penting, protein dan vitamin dalam jumlah yang optimal. VI. Manajemen Air. Ukuran kualitas air dapat dinilai secara fisik : air harus bersih berwarna hijau cerah kecerahan/transparansi sedang (30 - 40 cm). Ukuran kualitas air secara kimia : bebas senyawa beracun seperti amoniak mempunyai suhu optimal (22 - 26 0C). Untuk menjaga kualitas air agar selalu dalam keadaan yang optimal, pemberian pupuk TON sangat diperlukan. TON yang mengandung unsur-unsur mineral penting, lemak, protein, karbohidrat dan asam humat mampu menumbuhkan dan menyuburkan pakan alami yang berupa plankton dan jenis cacing-cacingan, menetralkan senyawa beracun dan menciptakan ekosistem kolam yang seimbang. Perlakuan TON dilakukan pada saat oleh lahan dengan cara dilarutkan dan di siramkan pada permukaan tanah kolam serta pada waktu pemasukan air baru atau sekurang-kurangnya setiap 10 hari sekali. Dosis pemakaian TON adalah 25 g/100m2. VI. Manajemen Kesehatan. Pada dasarnya, anakan lele yang dipelihara tidak akan sakit jika mempunyai ketahanan tubuh yang tinggi. Anakan lele menjadi sakit lebih banyak disebabkan oleh kondisi lingkungan (air) yang jelek. Kondisi air yang jelek sangat mendorong tumbuhnya berbagai bibit penyakit baik yang berupa protozoa, jamur, bakteri dan lain-lain. Maka dalam menejemen kesehatan pembenihan lele, yang lebih penting dilakukan adalah penjagaan kondisi air dan pemberian nutrisi yang tinggi. Dalam kedua hal itulah, peranan TON dan POC NASA sangat besar. Namun apabila anakan lele terlanjur terserang penyakit, dianjurkan untuk melakukan pengobatan yang sesuai. Penyakit-penyakit yang disebabkan oleh infeksi protozoa, bakteri dan jamur dapat diobati dengan formalin, larutan PK (Kalium Permanganat) atau garam dapur. Penggunaan obat tersebut haruslah hati-hati dan dosis yang digunakan juga harus sesuai. Cara Pembesaran Ikan Lele Dumbo Di Kolam Terpal Sunday, November 7, 2010 A. Pendahuluan Ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) merupakan jenis ikan yang termasuk dalam famili Claridae dan genus Clarias. Ikan lele dumbo ini merupakan ikan air tawar yang menyenangi air tenang. Spesies ini merupakan saudara dekat lele lokal (Clarias batrachus) yang selama ini dikenal, sehingga ciri-ciri marfologinya hampir sama. Ikan ini merupakan hasil perkawinan silang antara lele afrika dan lele Taiwan. (Khairuman dan Amri, 2002). Ikan lele dumbo memiliki kecepatan tumbuh yang relative cepat yaitu umur 3 bulan pemeliharaan sudah layak panen. Ikan lele dumbo memiliki prospek yang cukup baik, hal ini ditandai dengan semakin banyaknya penjaja pecel lele di pinggir jalan, di pasar-pasar lokal selalu terdapat penjual lele dumbo yang kapasitas penjualannya lebih banyak disbanding ikan-ikan lain (hasil pengamatan di pasar RS). B. Kolam Terpal Kolam terpal adalah kolam yang dasarnya maupun sisi-sisi dindingnya dibuat dari terpal. Kolam terpal dapat mengatasi resiko-resiko yang terjadi pada kolam gali maupun kolam semen. Kolam karpet pertama kali dicoba dan diciptakan oleh Bapak Mujarob, seorang petani di pedesaan wilayah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat pada tahun 1999. Karpet yang dibutuhkan untuk membuat kolam ini adalah jenis terpal yang dibuat oleh pabrik dimana setiap sambungan terpal dipres sehingga tidak terjadi kebocoran. Ukuran terpal yang di sediakan oleh pabrik bermacam ukuran sesuai dengan besar kolam yang kita inginkan. Pembuatan kolam terpal dapat dilakukan di pekarangan ataupun di halaman rumah. Lahan yang digunakan untuk kegiatan ini dapat berupa lahan yang belum dimanfaatkan atau lahan yang telah dimanfaatkan, tetapi kurang produktif. Keuntungan lain dari kolam terpal adalah : 1. Terhindar dari pemangsaan ikan liar 2. Dilengkapi pengatur volume air yang bermanfaat untuk memudahkan pergantian air maupun panen. Selain itu untuk mempermudah penyesuaian ketinggian air sesuai dengan usia ikan. 3. Dapat dijadikan peluang usaha skala mikro dan makro, 4. Lele yang dihasilkan lebih berkualitas, lele terlihat tampak bersih, dan seragam. C. Petunjuk Cara Awal Pengisian Air dan Bibit Untuk mendapatkan lele yang berkualitas dan hasil yang memuaskan maka kondisi kolam harus disesuaikan dengan habitat yang disukai lele. 1. Langkah Pertama Bagian dalam kolam terpal dicuci dengan kain atau sikat untuk menghilangkan bau lem atau zat kimia yang dapat mematikan bibit ikan. Setelah itu kolam dikeringkan selam satu hari, barulah kolam diisi dengan air setinggi 30 cm. Kedalaman tersebut sangat ideal bagi bibit yang sewaktu-waktu bergerak kepermukaan air. Air yang telah diisi dibiarkan selama seminggu. 2. Langkah kedua Selanjutnya disiapkan bibit sebanyak 2000 ekor ukuran 3 – 5 cm. Untuk ukuran kolam 3 m x 4 m x 1 m. Pemakaian bibit sebaiknya ukuran yang telah memakan pellet butiran (F 999). Hal ini untuk mempermudah dalam pemeliharaan dan pemberian makan, agar tidak terjadi banyak kematian. Bibit yang baru dibeli (baru tiba) jangan langsung dimasukkan kedalam kolam Bibit yang ada dalam bungkusan plastic dimsukkan ke dalam ember kemudian ditambahkan air kolam sedikit demi sedikit, penambahan air tersebut dilakukan hingga 3 kali. Agar bibit lele dapat beradaptasi dengan suhu air di dalam kolam. D. Perawatan Lele dumbo dalam Kolam Terpal Perawatan ikan lele di kolam terpal pada umumnya tidak berbeda dengan perawatan di kolam lainnya. Beberapa perawatan lele yang perlu diperhatikan dalam kolam terpal adalah sebagai berikut : 1. Penambahan air dan Pergantian air Bila air dalam kolam terpal berkurang karena proses penguapan maka tambahkan air hingga tinggi air kembali pada posisi normal. Penambahan air dilakukan dari tinggi air 30 cm hingga menjadi 80 cm. secara bertahap setiap bulannya (dalam sebulan air perlu ditambah 15 – 20 cm). Pergantian air dilakukan saat air mulai tampak kotor (hal ini ditandai dengan ikan mulai menggantung). Pegantian air sampai umur 2 bulan biasanya dilakukan 2 kali. Kemudian di bulan ketiga dilakukan 2 minggu sekali (hal ini dilakukan karena pada bulan ketiga pemberian makan semakin banyak dan populasi ikan semakin padat). Pergantian air dengan cara membuka saluran pengeluaran (paralon) hingga air tinggal sedikit (hamper kering). Pada saat pergantian air biasanya dilakukan penyortiran dengan memisahkan ikan yang pertumbuhan sangat cepat.. Bila setelah pergantian air dilakukan beberapa hari kemudian air kelihatan coklat dan berbau anyir maka perlu dilakukan penambahan dan pengurangan air (sirkulasi air masuk dan keluar). 2. Pemberian Pakan Pemberian pakan lele dumbo harus disesuaikan dengan besar mulut ikan. Pakan yang diberikan adalah pakan dari pabrik Untuk kegiatan pembesaran ikan maka pemberian pakan awal adalah f 999 sampai umur ikan 2 minggu, kemudian 781-2 sampai umur ikan 2 bulan dan 781 sampai umur ikan siap panen yaitu 3 bulan. Perbandingan hasil panen dengan pakan yang diberikan adalah 1 : 1 (konfersi pakan 1 kg menghasilkan 1 kg daging ikan). Bahkan ada petani yang konfersi pakannya 0,8 : 1 artinya 0,8 kg pakan menghasilkan 1 kg daging ikan. Penekanan biaya pakan yang diberikan dapat dilakukan dengan cara memberikan pakan tambahan berupa usus ayam dan keong mas saat ikan berusia 1 bulan samapai 3 bulan. Pemberian bangkai ayam atau usus ayam haruslah yang masih segar kemudian direbus lalu diberikan ikan . Sedangkan pemberian pakan keong mas dilakukan dengan cara merebus keong mas didinginkan dan kemudian dicungkil daging keong mas dengan lidi atau paku lalu diberikan pada ikan sesuai dengan kebutuhan. Untuk memenuhi kebutuhan pakan lele dalam usaha makro, sebaiknya pakan pellet tersebut harus dibuat sendiri . Akhirnya dari uraian tentang pakan lele perlu digaris bawahi upaya yang harus dilakukan yaitu menekan pengeluaran biaya pembelian pakan untuk memaksimalkan perolehan hasil usaha. E. Panen Panen ikan lele dikolam terpal dapat dilakukan dengan cara panen sortir atau dengan panen sekaligus (semua). Panen sortir adalah dengan memilih ikan yang sudah layak untuk dikonsumsi (dipasarkan) biasanya ukuran 5 samapai 10 ekor per kg. atau sesuai dengan keinginan pasar, kemudian ukuran yang kecil dipelihara kembali. Panen sekaligus biasanya dengan menambah umur ikan agar ikan dapat dipanen semua dengan ukuran yang sesuai keinginan pasar. Oleh Nur Haryono ini adalah wawancara peneliti dan praktisi probiotik organik RGB Gunawan dan pelaku probiotik organik Pratu S.Dwi A. dari Bataliyon Infanteri 405 Wangon, Jawa Tengah. Wawancara ini di pandu oleh JFD Boma. "Dengan perlakuan Probiotik Organik, Lele yang dihasilkan sehat, resiko mortalitas saat pembesaran sangat rendah (kurang dari 1%), keuntungan berlipat dibanding dengan pemberian pakan pellet atau anorganik." Informasi lebih lanjut, sila kunjungi www.probiotikorganik.blogspot.com Premix Oleh: Priyono, S.Pt Mahasiswa Magister Ilmu Ternak UNDIP 2008/2009 Premix merupakan campuran beberapa mineral dalam suatu bahan pembawa (carrier) yang digunakan sebagai bahan pakan untuk memenuhi kebutuhan mineral ternak. Premix adalah campuran bahan pakan yang diencerkan ( carrier), yang dalam pemakaiannya harus dicampurkan kedalam bahan pakan ternak. Premix juga merupakan kombinasi beberapa mikro-ingredient dengan bahan penyerta sehingga merupakan kombinasi yang siap dicampurkan dalam pakan ternak. Komposisi premix berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan relatif pada tiap jenis ternak. Premix disusun dengan mempertimbangkan faktor kebutuhan ternak dan faktor reaksi antar mineral saat dimetabolisme dalam tubuh ternak. Premix mengandung mineral dan pemberian sejumlah mineral bersifat esensial untuk kesehatan, pertumbuhan, dan produksi ternak yang optimal (Phillips, 2008). Pemberian kurang dari jumlah mineral yang optimum dapat menyebabkan meningkatnya insiden penyakit dan masalah reproduksi, produksi yang rendah, dan laju pertumbuhan yang menurun pada sapi dara. Defisiensi mineral utama yang kecil mampu mempengaruhi fungsi kekebalan sapi dan kemampuan naturalnya untuk melawan infeksi, seperti pada penyakit mastitis dan penyakit lainnya. Penurunan kekebalan dijumpai sebelum penurunan produksi atau beberapa kelainan akibat defisiensi, seperti perubahan warna bulu dan lesi kulit. Secara umum ada tiga jenis premix berdasarkan komposisinya. Ketiga premix tersebut adalah sebagai berikut: Premix Vitamin-Mineral yaitu feed suplement yang mengandung berbagai jenis vitamin dan mineral. Cara pemberiannya tergantung pada pabrik yang membuat. Premix Vitamin-Antibiotika yaitu feed suplement yang mengandung berbagai jenis vitamin dan antibiotik. Cara pemberiannya tergantung pada pabrik yang membuat. Premix Vitamin-Mineral-Antibiotik yaitu feed supplement yang mengandung berbagai jenis vitamin , mineral dan antibiotik. Cara pemberiannya tergantung pada pabrik yang membuat. Premix mempunyai khasiat untuk mempertinggi mutu pakan, mempercepat pertumbuhan anak ayam dan mencegah penyakit yang disebabkan kekurangan vitamin, mineral, asam amino essensial serta fertilitas dan produksi. Contoh produk premix yaitu: (1) Wonder Super Premix, premix ini mengandung vitamin, mineral, asam amino essensial yaitu feed suplement yang melalui makanan dapat diberikan terus menerus sesuai dengan dosis yang dianjurkan pada aturan pemakaiannya; (2) Wonder Super Premix mengandung 12 macam vitamin, mineral dan 2 macam asam amino essensial dalam kombinasi yang optimum untuk ayam dan dilengkapi dengan Canthaxanthin untuk memperbaiki warna kuning telur. Berdasarkan sumbernya, mineral dibedakan menjadi 2. Mineral Organik Mineral organik sering dikelompokkan sebagai chelat dan proteinat. Trace element tersebut berikatan dengan asam amino atau protein. Mineral organik diserap dalam usus dengan mekanisme yang beda yang mungkin meningkatkan bioavailabilitasnya dan membuatnya bermanfaat dalam situasi dimana mineral yang lain berkurang bioavailabilitas mineral utamanya. Sayadi dkk. (2005) menyatakan bahwa biovailabilitas mineral merupakan faktor penting. Mineral Anorganik Mineral anorganik umumnya ada dalam bentuk trace mineral sulfat, fosfat, klorida, karbonat, atau oksida. Penelitian menunjukkan bahwa beberapa sumber anorganik trace mineral lebih tersedia dibanding yang lain. MERAMU PAKAN UNTUK PEMBESARAN LELE Sejak krisis ekonomi tahun 1998, kebutuhan ikan lele meningkat dengan cukup pesat. Sebab konsumen daging sapi banyak yang baralih ke daging ayam, sementara konsumen daging ayam banyak yang pindah ke ikan. Dan ikan yang paling banyak diminta konsumen adalah lele. Sebab dibanding dengan ikan mas, nila dan patin, maka harga lele termasuk paling rendah. Lebih-lebih dengan gurami. Harga per kg. ikan mas saat ini Rp 15.000,- ditingkat konsumen. Sementara hargalele hanya Rp 9.000,- dan gurami mencapai Rp 25.000,- per kg. Produksi ikan lele, sebagimana halnya ikan mas, sudah merupakan agroindustri. Pola spesifikasi hulu tengah hilir sudah berjalan cukup baik. Pada bagian hulu ada industri pakan dan pembenihan. Di bagian tengah pembesaran ikan konsumsi dan pemeliharaan calon induk, serta di bagian hilir hanyalah sebatas distribusi dan perdagangan. Sebab daging ikan lele tidak lazim diolah dan diawetkan. Konsumsi ikan lele hanyalah sebatas segar (hidup) untuk digoreng (termasuk pecel lele) atau dimasak basah (mangut). Industri hulu pembenihan lele, dibagi menjadi tiga spesifikasi. Pertama produsen burayak, yakni anak ikan ukuran di bawah 1 cm. Pada bagian ini, peternak akan melakukan pemijahan induk secara buatan, menetaskan telur di akuarium, kemudian membesarkan anak ikan dalam bak-bak pembesaran sampai mencapai ukuran sekitar 1 cm. Burayak ini selanjutnya akan dibesarkan dalam bak-bak berukuran lebih besar sampai mencapai ukuran kebul, yakni benih ikan berukuran antara 1 sd. 3 cm. Selanjutnya kebul akan dibesarkan lagi dalam kolam atau bak yang berukuran lebih besar lagi, hingga mencapai ukuran antara 3 sd 5 cm. yang disebut sebagai putihan. Saat ini putihan lele banyak yang berukuran 7,5 sd. 10 cm. Hingga pembesaran lele konsumsi bisa dipersingkat antara 1 sd. 3 bulan saja. Yang dimaksud sebagai bak pembesaran, bukanlah bak permanen dari batu bata dan semen atau beton. Bak tersebut hanya berupa batu bata yang ditata membujur sebagai dinding setinggi 50 cm, hingga membentuk segi empat dengan ukuran sesuai volume benih yang akan dibesarkan. Kadang-kadang dinding bak tersebut hanya berupa papan yang diperkuat kaso. Sebagai dasar bak, dihamparkan pasir yang kemudian diratakan serta dipadatkan. Bak darurat itu lalu dilapis plastik. Air yang digunakan hanyalah air sumur biasa, air dari kali atau sumber air lainnya. Peralatan yang sangat penting adalah pompa sedot yang dihubungkan dengan filter. Air dalam bak darurat itu harus bersirkulasi dengan bantuan pompa, masuk ke dalam filter untuk menyaring kotoran lalu dikembalikan ke dalam bak. Teknologi ini sudah biasa dipergunakan oleh penangkar benih ikan dalam menangani air akuarium. Juga digunakan dalam kolam-kolam taman di perumahan. Praktis, investasi bak demikian sangat murah. Nilai paling tinggi hanyalah pada plastik dan pompa. Satu petak bak ukuran 3 X 5 m. misalnya, hanya akan menghabiskan biaya sekitar Rp 50.000,- apabila kita membangun minimal 5 petakan. Pompa berikut filternya sekitar Rp 250.000,- yang bisa digunakan untuk sirkulasi bagi 5 petak kolam tersebut. Hingga investasi tiap petaknya hanya sekitar Rp 100.000,- Komponen biaya paling tinggi dalam industri peternakan dan perikanan adalah pakan. Apabila peternak menggunakan pakan buatan dari toko, nilainya bisa mencapai 70% dari seluruh komponen biaya. Saat ini harga pakan buatan sudah sekitar Rp 2.500,- per kg. Karenanya, para peternak lele biasanya memilih menggunakan pakan ramuan sendiri hingga marjin yang diperoleh bisa lebih besar dibanding penggunaan pakan buatan pabrik. Biasanya, para peternak akan meramu pakan yang terdiri dari dedak halus (bekatul) 20%, ampas tahu 20%, menir atau jagung giling 20%, dan ayam broiller mati yang dibeli borongan di peternakan ayam atau ikan rucah yang dibeli di TempatPelelangan Ikan (TPI) sebanyak 35%, tepung tapioka 5% dan vitamin C serta B Complex. Ayam broiller atau ikan tadi dibersihkan dan hanya diambil dagingnya. Tulang, jeroan serta kulit dibuang. Selanjutnya bahan-bahan itu digiling menggunakan gilingan daging manual. Hasilnya berupa adonan yang liat. Adonan dibentuk lempengan seperti pempek Palembang lalu dikukus sampai benar-benar masak. Tanda kemasakan adalah,apabila ditusuk, sudah tidak ada bagian yang berwarna keputih-putihan. Pakan ramuan sendiri inilah yang dijadikan menu sehari-hari lele tersebut. Baik yang masih berupa burayak, kebul, putihan maupun lele konsumsi. Bedanya, pada pakan burayak, komposisi protein hewaninya diperbesar menjadi 50% dengan ditambah kuning telur. Telur-telur ini pun merupakan telur afkir yang kondisinya masih bagus, yang dibeli di pengusaha penetasan telur ayam maupun itik. Dedak halus, ampas tahu dan menir atau jagungnya dikurangi hingga masing-masing tinggal 15%. Pakan berupa "kue kukus" tersebut bisa tahan disimpan di kulkas sampai dengan 1 minggu. Hingga produksi pakan yang sangat merepotkan ini bisa dilakukan selang 1 minggu sekali, 3 hari sekali atau sesuai dengan kesempatan dan kebutuhan. Cara pemberian pakan cukup dengan ditaruh dalam tampah, nyiru atau nampan kayu dan dimasukkan ke dalam bak atau kolam. Tampah, nyiru atau kotak kayu ini dibuat tiga susun. Tampah paling bawah berukuran paling besar, yang ditengah tanggung dan yang di atas paling kecil. Tiga tampah ini diikat kawat dengan jarak sekitar 15 cm. dan diberi gantungan untuk mengikatkannya di tiang pancang, hingga tampah paling atas hanya masuk ke dalam air sebatas 10 sd. 20 cm. Pakan hanya ditaruh pada tampah bagian atas. Tetapi karena lele itu akan makan secara berebutan, maka pakan akan berhamburan dan jatuh pada tampah kedua. Di sini pun pakan diperebutkan dan kembali berhamburan. Tetapi karena pakan di tampah kedua hanya merupakan ceceran dari tampah diatasnya, maka yang jatuh ke tampah ketiga pun volumenya terbatas. Dengan cara tersebut, pakan yang jatuh dan masuk ke dalam kolam bisa diminimalkan. Burayak, kebul, putihan atau lele di kolam pembesaran itu akan langsung berebutan setiapkali pakan disajikan. Porsi pemberiannya harus pas. Cara untuk mengukur kebutuhan pakan adalah dengan menaruh pakan sedikit demi sedikit. Kalau pakan yang ditaruh habis, berarti perlu ditaruh sedikit lagi. Demikian seterusnya sampai anak lele atau lele konsumsi di kolam pembesaran itu tidak mau makan lagi. Setelah lele kenyang, maka tempat pakan itu diangkat agar pakan yang tersisa tidak mencemari kolam. Pemberian pakan harus dilakukan sesering mungkin. Dalam sehari, pemberian pakan bisa berlangsung empat sampai lima kali. Keterlambatan pemberian pakan, juga pemberian pakan dengan frekuansi hanya dua sampai tiga kali, akan mengakibatkan sebagian lele mengalami kelambatan pertumbuhan, sementara sebagian lain akan tumbuh dengan sangat pesat. Akibatnya akan terjadi kanibalisme. Lele yang kontet menjadi mangsa lele yang pertumbuhannya sangat pesat. Individu lele yang sering melakukan kanibal, akan tumbuh lebih pesat lagi hingga potensial untuk memangsa teman-temannya lebih banyak lagi. Harga dedak halus, saat ini Rp 800,- per kg. (kering). Harga ampas tahu sekitar Rp 150,- (basah). Harga ayam mati Rp 1.000,- per ekor bobot 1,5 kg. kotor atau 0,75 kg.daging. Menir atau jagung giling Rp 1.500,- per kg. Tepung tapioka Rp 2.000,- per kg. Vitamin-vitamin senilai Rp 50,- per kg. ramuan. Dengan komposisi dedak halus, ampas tahu dan menir 20%, ayam 35% dan tepung tapioka 5%, maka nilai pakan dengan bobot 10 kg adalah Rp 10.900,- atau per kg. basah Rp 1.140,- Biaya produksi (tenaga kerja + bahan bakar) sekitar Rp 200,- per kg. Hingga total nilai pakan Rp 1.340,- bobot basah atau bobot kering Rp 2 000,- Dengan asumsi harga pakan pabrik Rp 2.500,- per kg, maka harga pakan ramuan sendiri ini lebih murah Rp 500,- per kg. Harga lele di tingkat peternak, saat ini Rp 5.500,- dari harga tersebut, peternak mengambil marjin sekitar 20%, hingga harga pokoknya Rp 4.400,- Dari harga pokok tersebut, sekitar 70% atau Rp 3.080,- merupakan nilai pakan. Harga ini menggunakan patokan perhitungan pakan pabrik dengan bobot 1,232 kg. Apabila menggunakan pakan ramuan sendiri dengan nilai Rp 2.000,-per kg, maka nilai pakan itu hanya Rp 2.464,- Berarti, dari tiap kg. ikan lele yang diproduksi menggunakan pakan ramuan sendiri, peternak memperloleh tambahan marjin Rp 616,- Dengan volume pembesaran lele 10 ton dalam jangka waktu 3 bulan, maka marjin tambahan yang bisa diperoleh peternak dari penggunaan pakan tambahan adalah Rp 6.160.000,- Perhitungan ramuan pakan dengan konversinya pasti akan sangat bervariasi, tergantung lokasi peternakan dan kejelian peternak untuk memperolehbahan pakan yang berkualitas sama baik tetapi dengan harga yang jauh lebih murah. Kelebihan penggunaan pakan buatan sendiri adalah, peternak bisa mengatur komposisi protein hewani maupun nabatinya, sesuai dengan ketersediaan bahan yang ada. Peternak juga bisa mempertinggi prosentase protein hewaninya agar pertumbuhan lele bisa dipercepat, namun tanpa terlalu besar menambah beban biaya pakan akibat pembengkakan nilai protein hewani terebut. Ini semua memerlukan kejelian yang luarbiasa, hingga keong sawah atau darat, kepompong ulat sutera dan cacing tanah misalnya, akan mampu memperbesar marjin. Pemeliharaan cacing tanah, paling tinggi hanya boleh menghabiskan biaya produksi Rp 2.000 per kg. Ini dimungkinkan sebab komponen pakan cacing adalah limbah organik. Meskipun nilai gizi cacing tanah terlalu tinggi untuk dimanfaatkan bagi pembesaran lele. Cacing tanah lebih cocok untuk pakan pembesaran ikan yang nilai ekonomisnya juga lebih tinggi dari lele. Untuk pembelian produk Boster dan NASA Wilayah Medan-Sumatera Utara, hubungi Hendrik Jln. Cemara Gang Kebijaksanaan No. 21 Medan HP No :085262020304

Sistim Informasi Manajemen PERTANI

ERP - Retur Penjualan Tahun Lalu

Cara buat Custumer baru dalam ERP

Pembayaran atas Pembelian

Order Pembelian

ERP-Penerimaan Atas Penjualan

ERP Transaksi Penjualan

About This Blog

Mivo.tv

Ikan Sehat - Untung Belipat

Jenis Pakan Alternatif Lokal Untuk Pakan Unggas Dan Ternak

CARA MUDAH MENINGKATKAN MUTU DAN PRODUKSI TELUR AYAM

Konsistensi Hasil Telur dan Mengurangi Bau Kandang Ayam Petelur

Buku Pintar Beternak & Bisnis Ayam Kampung

Belajar Ternak ayam

cara mengobati berak kapur pada ayam kampung

Tumbuh-Tumbuhan Khasiat Untuk Ayam Kampung 2

Tumbuh-Tumbuhan Khasiat Untuk Ayam Kampung

Jerami Fermentasi

tips memelihara ayam DOC

Rumah agrobisnis dosis untuk Ternak

Beternak Ayam Buras

Budidaya Ayam Buras (Ayam Kampung) Intensif

Ternak Ayam Kampung

Adat Batak Saur Matua

Adat Batak Perkawinan

Adat Batak Mangongkal Holi

Diskusi Kematian Adat Batak - 2

Diskusi Kematian Adat Batak - 1

Diskusi Perkawinan Adat Batak

Adat Batak Silindung (Tarutung)

Bisnis Jamur Tiram

Ulasan Peternakan Babi

Group Diskusi Peternakan Babi - 3

Group diskusi peternakan babi-2

Group Diskusi Peternakan Babi-2

Group diskusi peternakan babi

Peternakan Babi

Membuat Em4 Sendiri Untuk Ternak

Kiat Beternak Babi

Kamus Batak Toba

Ternak Babi 2

Image and video hosting by TinyPic

ternak babi 1

Image and video hosting by TinyPic

Usaha ternak babi

TEKNIS BUDIDAYA AYAM PEDAGING

Pakan tambahan unggas dengan ramuan herbal

Group diskusi peternakan ayam - 1

DISKUSI PEMBERANTASAN PENYAKIT POTONG LEHER DAN WERENG PADA PADI

MENJAGA UNGGAS DARI SERANGAN FLU BURUNG

Video ternak babi

Pelatihan Menyusun Ransum Ternak Babi

Bisnis Beternak Bab

Kandang ternak babi

Beternak Babi-2

Beternak Babi 2

BETERNAK BABI 1

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP